BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang sangat kompleks, yang ditandai dengan sindrom heterogen seperti pikiran kacau dan aneh, delusi, halusinasi, afek yang tidak tepat, dan kerusakan fungsi psikososial. Kemungkinan penyebab terjadinya skizofrenia dipengaruhi multifaktor, diantaranya berbagai kelainan patofisiologi mungkin berperan dalam perkembangan skizofrenia yang dapat terjadi di satu atau lebih sistem neurotransmiter yang berbeda (Crismon dan Buckley, 2005). Di Amerika Serikat, sekitar 1% dari populasi menderita skizofrenia selama hidup. Pada umumnya, skizofrenia terjadi di usia dewasa atau setelah usia 40 tahun. Prevalensi terjadinya skizofrenia sama antara pria dan wanita, tetapi onset terjadinya penyakit itu cenderung lebih cepat pada pria. Seringnya, episode pertama terjadinya skizofrenia pada pria di awal usia 20 tahun, sedangkan pada wanita biasanya terjadi di akhir usia 20 sampai awal 30 tahun (Crismon dan Buckley, 2005). Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, prevalensi terjadinya skizofrenia sekitar 1,7 per 1000 penduduk. Sedangkan di Jawa Tengah prevalensinya sekitar 2,3 per 1000 penduduk (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Perawatan pasien di bangsal rawat inap merupakan kontributor terbesar biaya langsung pengobatan skizofrenia. Pasien yang menunjukkan gejala psikotik 1
akut untuk pertama kalinya membutuhkan rawat inap di rumah sakit, sedangkan pasien dengan kekambuhan juga sebagian masih mendominasi perawatan di rumah sakit di seluruh dunia (Knapp dkk., 2004). Dari total biaya langsung pengobatan skizofrenia, biaya obat hanya sebesar 3,7% (McCombs dkk., 2000). Meskipun biaya obat hanya mewakili sebagian kecil dari total biaya penatalaksanaan skizofrenia, adanya antipsikotik atipikal beserta manfaatnya patut dipertimbangkan sebagai penyebab tingginya biaya tersebut. Penggunaan antipsikotik atipikal dapat 100 kali lebih mahal daripada antipsikotik tipikal. Banyak penelitian farmakoekonomi dengan antipsikotik atipikal menunjukkan bahwa obat golongan tersebut menguntungkan dari segi biaya dibandingkan dengan golongan konvensional bila biaya total kesehatan jiwa dipertimbangkan. Berdasarkan penelitian individual, tingginya biaya terkait penggunaan antipsikotik atipikal diimbangi oleh turunnya jumlah penerimaan rawat inap, lama perawatan, dan jumlah kunjungan rawat jalan. Oleh karena itu, harga obat sebaiknya tidak dijadikan pertimbangan pemilihan antipsikotik. Pemilihan obat sebaiknya berdasarkan kondisi pasien dan beberapa faktor seperti efikasi, efek samping, penerimaan pasien dan total biaya pelayanan kesehatan (Endow-Eyer dkk., 2009). Dibandingkan dengan antipsikotik tipikal, penggunaan antipsikotik atipikal lebih meningkatkan kontribusi biaya obat dalam biaya total, karena tingginya harga dan dapat menurunkan length of stay (LOS), sehingga dapat menurunkan biaya total (Sartorius dkk., 2002). Length of stay (LOS) merupakan salah satu indikator efisiensi pada pasien rawat inap, karena merupakan sumber utama biaya rumah sakit dan juga karena 2
dianggap sebagai indikator kualitas (Jiménez dkk., 2004). Berdasarkan penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi LOS pada pasien skizofrenia adalah diagnosis primer skizofrenia, banyaknya rawat inap sebelumnya, adanya diagnosis primer gangguan mood, umur, dan adanya diagnosis sekunder gangguan terkait alkohol atau obat-obatan (Huntley dkk., 1998). Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peiró dkk (2004), LOS pasien skizofrenia dipengaruhi oleh faktor sosial dan demografi pasien, status pendidikan atau ekonomi pasien, perbedaan pengobatan, diagnosis dan penyakit penyerta. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta merupakan rumah sakit khusus tipe A milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang juga sebagai rumah sakit pendidikan melayani pasien gangguan jiwa dari wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya, sebagian wilayah Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur, sehingga cukup representatif untuk dijadikan tempat penelitian. Jumlah pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terus meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu, perkembangan jenis antipsikotik atipikal yang digunakan juga terus bertambah. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis biaya dan pengaruh terapi antipsikotik atipikal pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. B. Rumusan Masalah 1. Berapakah rata-rata biaya total terapi pasien skizofrenia rawat inap yang menggunakan antipsikotik atipikal di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta? 3
2. Bagaimana konsekuensi penggunaan antipsikotik atipikal pada biaya dan LOS pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta periode Oktber Desember 2014? 3. Faktor apakah yang mempengaruhi perbedaan total biaya terapi pasien dan LOS pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta? C. Manfaat Penelitian 1. Bagi rumah sakit dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan kualitas pelayanan pasien rawat inap di RSJD Surakarta. 2. Bagi Instalasi Farmasi dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan pengadaan obat di RSJD Surakarta. 3. Bagi peneliti dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui biaya total perawatan pasien skizofrenia yang menggunakan antipsikotik atipikal di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 2. Untuk mengetahui macam antipsikotik atipikal dan konsekuensi biaya dan LOS pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan biaya total terapi dan LOS pada pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 4
E. Keaslian Penelitian Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh beberapa orang peneliti yang berkaitan dengan analisis biaya. Penelitian tersebut antara lain : 1. Analisis Biaya Terapi Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Tahun 2010 (Dyah, 2013). 2. Profil Penggunaan Obat dan Analisis Biaya Terapi Pada Pasien Diare Anak Yang Menjalani Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2004 (Endarti, 2004). Tabel 1. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya No Hal yang membedakan Dyah (2013) Endarti (2008) Penelitian yang dilakukan 1 Kasus Diabetes Melitus Diare Skizofrenia 2 Lokasi Penelitian RSUD Dr. RS PKU RSJD Surakarta Moewardi Surakarta Muhammadiyah 3 Metode penelitian Deskriptif, non eksperimental Yogyakarta Deskriptif Analitik 4 Hal yang dianalisis Rata-rata Rata-rata Rata-rata biaya biaya biaya terapi, total perawatan, pengobatan komponen LOS, dan faktor total dan biaya, dan yang komponen faktor yang mempengaruhi biaya. mempengaruhi biaya. biaya. Crismon, M.L. dan Buckley, P.F., 2005. Schizophrenia, dalam: DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M. (Eds.), Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach. McGraw-Hill, United State of America, hal. 1209 1230. Dyah, R.I., 2013. 'Analisis Biaya Terapi Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Tahun 2010'. Gadjah Mada, Yogyakarta. Endarti, D., 2004. 'Profil Penggunaan Obat dan Analisis Biaya Terapi Pada Pasien Diare Anak Yang Menjalani Rawat Inap di RS PKU MuhammadiyahYogyakarta Tahun 2004'. Gadja Mada, Yogyakarta. 5
Endow-Eyer, R.A., Mitchell, M.M., dan Lacro, J.P., 2009. Schizophrenia, dalam: Koda-Kimble, M.A., Young, L.Y., Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Guglielmo, B.J., Kradjan, W.A., dkk. (Eds.), Applied Therapeutics : The Clinical Use Of Drugs. Lippincot Williams & Wilkins, United State of America. Huntley, D.A., Cho, D.W., Christman, J., dan Csernansky, J.G., 1998. Predicting length of stay in an acute psychiatric hospital. Psychiatric Services (Washington, D.C.), 49: 1049 1053. Jiménez, R.E., Lam, R.M., Marot, M., dan Delgado, A., 2004. Observed-predicted length of stay for an acute psychiatric department, as an indicator of inpatient care inefficiencies. Retrospective case-series study. BMC Health Services Research, 4: 4. Knapp, M., Mangalore, R., dan Simon, J., 2004. The Global Costs of Schizophrenia. Schizophrenia Bulletin, 30: 279 293. McCombs, J.S., Nichol, M.B., Johnstone, B.M., Stimmel, G.L., Shi, J., dan Smith, R., 2000. Antipsychotic Drug Use Patterns and the Cost of Treating Schizophrenia. Psychiatric Services, 51: 525 527. 'Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)', 2013. URL: http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/bloksensus.htm (diakses tanggal 12/9/2014). Sartorius, N., Fleischhacker, W., Gjerris, A., Kern, U., Knapp, M., Leonhard, B.E., dkk., 2002. The usefulness and use of second-generation antipsychotic medications/an update. Curr Opin Psychiatry, 15: S1Á. 6