I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

NANOKRISTALISASI SUPERKONDUKTOR (Bi,Pb) 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU KALSINASI DAN SINTER

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sifat superkonduktivitas bahan ditemukan pertama kali oleh Heike Kammerlingh

Efek Atmosfer Udara dan Oksigen Terhadap Struktur Kristal dan Kristalografi Material Superkonduktor (Bi0,40Pb0,45)Sr2(Ca0,40Y0,70)Cu2Oz

II. TINJAUAN PUSTAKA. walaupun tanpa adanya sumber tegangan (Rusdi, 2010). Suatu superkonduktor

Bab III Metodologi Penelitian

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metoda Lelehan

SUPERKONDUKTOR 1. Sejarah Superkonduktor 2. Teori Superkonduktor 2.1. Pengertian Superkonduktor

Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

OPTIMASI KOMPOSISI MOLAR AWAL OFF-STOIKHIOMETRI PADA SINTESIS SUPERKONDUKTOR SISTEM Bi-2223

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ (ECCO) UNTUK UNDER-DOPED

The Effect of Sintering Time on Surface Morfology of Pb-Doped Bi-2223 Oxides Superconductors Prepared by the Solid State Reaction Methods at 840 o C

PROSES PEMBUATAN MATERIAL SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN METODA PADATAN

PENGARUH DOPAN Pb TERHADAP FRAKSI VOLUME KRISTAL SUPERKONDUKTOR B(P)SCCO-2212

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

The DC Electrical Resistivity Curves of Bismuth-2212 Ceramic Superconductors: Evaluation of the Hole-Carrier Concentrations per-cu Ion

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

ABSTRAK. Kata Kunci: Superkonduktor Bi2Sr2(Ca1,5Nd0,25Gd0,25)Cu3Oz, wet-mixing, nanopartikel, sintering, ferromagnetik, XRD, TEM, VSM.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

THE EFFECT OF Pb DOPANT ON THE VOLUME FRACTION OF BSCCO-2212 SUPERCONDUCTING CRYSTAL

PENGARUH VARIASI PERLAKUAN DOPING Pb PADA Bi DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO TERHADAP EFEK MEISSNER DAN SUHU KRITIS

I. PENDAHULUAN. kebudayaan manusia. Menurut sejarah, keramik sudah dikenal oleh orang-orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun Sebelumnya, pada

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. hingga suhu 4 K atau -269ºC. Kemudian Onnes pada tahun 1911 mulai

SINTESIS BAHAN ND 1 (Fe) x Ba 2-x Cu 3 O y DENGAN METODE REAKSI PADATAN (SOLID STATE REACTION)

XRD ANALYSIS OF Bi-2212 SUPERCONDUCTORS: PREPARED BY THE SELF-FLUX METHOD

Pengaruh Temperatur Leleh Terhadap Rapat Arus Kritis Pada Kristal Superkonduktor Bi-2223 Dengan Menggunakan Metode Self-Fluks SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ ELECTRON-DOPED

PENGARUH KONSENTRASI DOPING CE TERHADAP SIFAT LISTIK MATERIAL EU 2-X CE X CUO 4+Α-Δ PADA DAERAH UNDER-DOPED

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

I. PENDAHULUAN. dan banyak digunakan dalam aplikasi elektronik, keramik, adsorben semen,

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

NANOKRISTALISASI SUPERKONDUKTOR (Bi,Pb) 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN

4 Hasil dan pembahasan

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PENGGUNAAN DOPAN Pb, Ba DALAM SINTESIS BAHAN SUPERKONDUKTOR Bi-Sr-Ca-Cu-O FASA 1223 MELALUI METODE PENCAMPURAN BASAH

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

METALURGI Available online at

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite

VARIASI DOPING Pb TERHADAP PERTUMBUHAN FASE BAHAN SUPERKONDUKTOR Bi-2212 PADA KADAR Ca 1,10 DAN SUHU SINTERING 830. (Skripsi) Oleh Riandini Pratiwi

STRUKTUR BAHAN Y 1-X Pr X Ba 2 Cu 3 O 7-δ KERAMIK SUPERKONDUKTOR HASIL SINTESIS DENGAN REAKSI PADATAN SKRIPSI

3 Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

Bahan Listrik. Bahan Superkonduktor

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

12/03/2015. Nurun Nayiroh, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI

Jurnal ILMU DASAR, Vol. 8 No. 1, 2007 : xnd x )Cu 3 O 10+δ ) M. Sumadiyasa Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Udayana Bali

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan penelitian di bidang sains dan teknologi saat ini semakin berkembang.

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS. Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama :

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

PENGARUH DOPAN Pb DAN Sb TERHADAP ENERGI AKTIVASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2212

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB IX SUPERKONDUKTOR

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Superkonduktor merupakan material yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa adanya hambatan atau resistansi (ρ = 0), sehingga dapat menghantarkan arus listrik tanpa kehilangan daya sedikitpun. Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999). Temperatur terjadinya peristiwa superkonduktivitas disebut dengan temperatur transisi atau temperatur kritis (Tc), dimana suatu bahan berada dalam fase transisi yaitu dari kondisi yang memiliki hambatan listrik normal ke kondisi superkonduksi (Windartun, 2010). Pada awalnya sifat superkonduktivitas bahan hanya terjadi pada suhu yang amat rendah, jauh dibawah 0 o C. Dengan demikian niat penghematan pemakaian daya listrik masih harus bersaing dengan biaya pendinginan yang harus dilakukan. Hal tersebut menjadi permasalahan utama dalam pemanfaatan superkonduktor. Oleh karena itu hingga sekarang para peneliti terus berusaha menemukan superkonduktor yang dapat beroperasi pada suhu tinggi. Pada saat ini sudah ditemukan bahan superkonduktor suhu kritis tinggi (SKST) yang umumnya berupa senyawa komponen jamak dan mempunyai fase struktur yang jamak pula.

2 Namun demikian sifat anisotropis yang berkaitan dengan struktur yang berlapis dan efek fluktuasi thermal yang berkaitan dengan suhu kritis tinggi telah memperumit penelaahan bahan ini. Oleh karena itu sintesis dan penumbuhan kristal tunggal dari senyawa SKST telah dilakukan secara intensif di berbagai laboratorium negara maju sejak tahun 1987 (Darminto dkk, 1999). Salah satu bahan superkonduktor suhu kritis tinggi yang penting adalah sistem Bi- Sr-Ca-Cu-O (BSCCO), karena suhu kritisnya yang relatif tinggi (Suprihatin, 2008). Superkonduktor BSCCO memiliki 3 fase yaitu fase 2201, fase 2212, dan fase 2223. Suhu kritis dari fase 2201, fase 2212, dan fase 2223 secara berturutturut adalah 10 K, 80 K, dan 110 K (Maeda et al., 1988). Fase Bi-2212 relatif lebih banyak dikaji karena mudah membentuk fase dalam padatan polikristal dan tersedia metode yang tepat dalam menumbuhkan kristal tunggal. Oleh karena itu, senyawa Bi-2212 banyak dijadikan model studi untuk superkonduktor berbasis Bismuth. Senyawa superkonduktor berbasis Bi (BSCCO), umumnya disintesis dari bahan awal berupa oksida Bi, Sr, Ca dan Cu (Darminto, 2002). Hasil reaksi yang homogen diperoleh dengan pengontrolan suhu, waktu dan ukuran partikel serbuk (Ningrum, 2006). Dopan sangat berperan penting pada pembentukan superkonduktor Tc tinggi. Dopan dapat berupa substitusi, artinya mengganti atom asli di dalam superkonduktor dengan atom dopan yang ukurannya tidak jauh berbeda dengan ukuran atom aslinya. Selain itu dopan dapat berupa penambahan, yaitu menambahkan atom-atom dopan ke dalam atom-atom asli superkonduktor. Kelompok superkonduktor Tc tinggi dapat diekstensifikasi melalui substitusi

3 khusus dari elemen-elemen tunggal. Selain dopan oksigen, telah pula dilakukan penelitian-penelitian yang menggunakan dopan Pb. Dari hasil yang dilaporkan, penggunaan dopan Pb dalam sintesis polikristal sistem Bi selain memudahkan pembentukan senyawa bersangkutan, juga mempengaruhi sifat-sifat senyawa yang dihasilkannya. Karena kemiripan ukuran ion dan persyaratan valensi dari atom Pb maka telah diyakini bahwa penambahan Pb sebagai dopan menghasilkan substitusi atom Bi oleh atom Pb pada lapisan ganda Bi-O (Nurmalita, 2011). Sintesis superkonduktor Bi-2212 tanpa doping Pb dihasilkan melalui proses kalsinasi dan sintering yang terpisah (Harnova, 2005). Penambahan doping Pb pada Bi-2212 akan meningkatkan derajat orientasi kristal yang terbentuk (Nurmalita, 2002). Dalam sistem BSCCO unsur Ca merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan fase. Bahan yang biasanya digunakan sebagai sumber Ca dalam sintesis BSCCO dengan metode padatan yaitu CaCO3. Pemilihan perlakuan variasi Ca dalam penelitian ini karena penambahan kadar Ca sangat menentukan fase yang akan terbentuk (Ginley et al., 2002). Hal ini dipilih berdasarkan diagram fase pada gambar 4 dimana kadar Ca merupakan parameter penentu fase yang akan terbentuk (Strobel et al., 1992). Pada penelitian pengaruh kadar CaCO3 dalam sintesis superkonduktor BSCCO- 2212 tanpa doping Pb dihasilkan fraksi volume sebesar 78,34% dan derajat orientasi sebesar 25,62% yang relatif tinggi pada kadar CaCO3 1,05 (Larasati dkk, 2012).

4 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode reaksi padatan (solid state reaction method). Metode ini memiliki keuntungan antara lain mudah dilakukan, sederhana serta tidak mahal. Sedangkan untuk kalsinasi dan sinteringnya dilakukan pada suhu 800 C dan 820 C. Pemilihan ini berdasarkan penelitian sebelumnya serta berdasarkan diagram fase sistem BSCCO yang ada (Strobel et al., 1992; Ningrum, 2006). Dan untuk doping Pb yang digunakan dipilih pada fraksi 0,4 karena fraksi tersebut menghasilkan orientasi kristal yang tertinggi (Nurmalita, 2011). Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka pada penelitian ini akan dilakukan variasi kadar CaCO3 dalam sintesis superkonduktor BSCCO-2212 dengan doping Pb. Hasil yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui tingkat kemurnian fase yang terbentuk dan Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk mengetahui struktur mikro dari sampel. B. Rumusan Masalah Komposisi awal merupakan faktor yang penting dalam sintesis superkonduktor Bi 2212. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang variasi kadar CaCO3 dalam sintesis superkonduktor Bi-2212 dengan penambahan doping Pb (BPSCCO- 2212), sehingga diperoleh informasi kadar CaCO3 yang relatif paling baik dalam pembentukan fase Bi-2212 (ditandai dengan fraksi volume tinggi, derajat orientasi tinggi, dan impuritas rendah).

5 C. Batasan Masalah Pada penelitian ini variasi kadar CaCO3 yang dilakukan adalah 0,95; 1,00; 1,05; dan 1,10 pada penambahan doping Pb sebesar 0,4. Sampel dikalsinasi pada suhu 800 o C selama 10 jam dan disintering pada suhu 820 o C selama 20 jam. Hasil yang diperoleh kemudian dikarakterisasi menggunakan X Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kadar CaCO3 yang relatif paling baik pada pertumbuhan fase bahan superkonduktor sistem Bi-2212 dengan penambahan doping Pb. 2. Mengetahui tingkat kemurnian fase bahan superkonduktor sistem Bi-2212 yang terbentuk dengan menganalisis data XRD (menghitung nilai fraksi volume, derajat orientasi, dan impuritas). E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi kadar CaCO3 yang relatif paling baik pada sintesis superkonduktor Bi-2212 dengan doping Pb (BPSCCO-2212). 2. Sebagai bahan acuan untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, terutama untuk bahan superkonduktor BSCCO-2212.