BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dua jenis, laki-laki dan perempuan. Untuk mengikat kedua jenis. dan seluruh keluarga kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

I. PENDAHULUAN. dan undang-undang yang berlaku. Meskipun menganut sistem hukum positif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah. satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G PELARANGAN PERJUDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Barat yang masuk melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keluarga pria dan perempuan mempunyai peranannya juga masing-masing. adalah keluarga (Ollenburger dan Moore, 1996 : 1).

Daftar Pustaka. Glosarium

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara yang berlandaskan atas dasar hukum ( Recht Staat ), maka

Ringkasan Putusan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

Dinamika Pelanggaran Hukum

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana perjudian merupakan suatu tindak pidana biasa yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang besar dan pulau yang kecil. Sebagai

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB II. ASAS- ASAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT dan MASYARAKAT ADAT

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. antara anggota masyarakat terkadang menimbulkan gesekan-gesekan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan hukum pidana merupakan sebagian dari penegakan hukum di

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN TENTANG PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

KUMPULAN SOAL-SOAL UTS HUKUM ADAT

BAB I PENDAHULUAN. dan semuanya dapat tercapai apabila berpedoman pada peraturan-peraturan yang

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :


RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

Jenis Kelamin. Umur : tahun

BAB XII PERILAKU MENYIMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB IV ANALISIS DATA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENAHULUHAN. norma dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap perbutan

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia tahun, korban berusia 6 12 tahun sebanyak 757 kasus (26 %)

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam hidupnya

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

2 Kebiasaan (Folksway) Norma yang menunjukan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1. perundang-undangan lain yang mengatur ketentuan pidana di luar KUHP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan generasi penerus bangsa indonesia, mempunyai

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

BAB III PENUTUP. dalam penulisan skripsi ini, mencoba mengambil beberapa kesimpulan yakni :

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu adalah salah satu kabupaten yang terlatak di Provinsi Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan penghasil mangga dengan kualitas baik. Di Muara Angke merupakan salah satu tempat dimana para orang-orang asli Indramayu yang merantau ke Jakarta yang megadu nasib sebagai nelayan disana. Masyarakat Indramayu yang masih melaksanakan acara adat di kotanya untuk mempertahankan eksistensi adat didaerah perantauan. Dikalangan masyarakat Indramayu, didaerah-daerah transmigrasi, seperti Jakarta, Dapat dikatakan tidak pernah membentuk masyarakat desa tersendiri. Masyarakat Indramayu yang bersifat ketetanggan itu membaur dengan penduduk setempat sama halnya dengan masyarakat lainnya. Disamping itu Indramayu juga memiliki adat yang disebut dengan lek-lekan. Lek-lekan berasal dari kata melek atau begadang. Lek-lekan adalah suatu tradisi adat yang dilaksanakan sebelum diadakannya pesta pernikahan atau khitanan. Biasanya para warga Indramayu melek atau begadang dengan melakukan berbagai aktifitas. Mulai dari main kartu dengan menggunakan uang sebagai taruhan, main catur, karambol, mendengarkan musik, menonton film, dan ada juga yang hanya mengobrol-ngobrol saja, yang di dominasi oleh kaum pria mulai dari remaja sampai yang sudah dewasa. Tradisi adat lek-lekan 1

biasa dimulai tiga sampai tujuh hari berturut-turut sebelum diadakannya pesta pernikahan atau khitanan dan dimulai pukul 21.00 sampai pukul 03.00 dini hari. Jika kaum pria sibuk dengan berbagai aktifitasnya, beda halnya dengan kaum wanita yang didominasi oleh ibu-ibu. Mereka sibuk mempersiapkan hidangan di dapur untuk tradisi lek-lekan dan untuk acara pesta pernikahan atau khitanan nantinya. Kajian budaya hukum lek-lekan menjadi penting setidaknya di sebabkan dua hal, pertama, bahwa budaya lek-lekan atau begadang semalam suntuk yang dilakukan oleh komunitas nelayan indramayu mengandung unsur perjudian yang dapat merugikan masyarakat. Kedua, bahwa perjudian dalam budaya lek-lekan tersebut dapat menimbulkan konflik antar warga sekitar yang menolak adanya perjudian. Pada sisi lain terjadi penyetaraan prilaku judi terhadap masyarakat muara angke. Pada awalnya tradisi adat lek-lekan ini hanya untuk melawan rasa ngantuk pada saat begadang di malam sebelum acara pernikahan atau khitanan namun seiring perkembangan zaman terjadilah penyimpangan di masyarakat yang semula bermain kartu hanya untuk mengusir rasa ngantuk namun saat ini sudah menggunakan uang untuk dijadikan taruhan permainan ini sama artinya dengan perjudian 1. Tradisi adat lek-lekan bisanya dilakukan pada saat menjelang pernikahan atau khitanan dan para tetanggang disekitar datang tanpa di undang dan itu terjadi pada masyarakat Indramayu yang bermukim di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta 1 Kartini Kartono, Patologi Sosial, Raja Grafindo Persada, 2014.hlm 58 2

Utara. Namun dalam hal ini banyak yang bukan warga Indramayu ikut bermain permainan lek-lekan secara tidak langsung berdampak negatif untuk lingkungan sekitar. Dalam UU No.7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian pasal 1mengatakan bahwa : Semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Bahwa hakekatnya perjudian bertentangan dengan Agama, Kesusilaan, dan Moral Pancasila serta membahayakan penghidupan dan kehidupan Masyarakat, Bangsa, dan Negara. Namun dalam Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945 mengatakan bahwa : Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan masyarakat hukum adat berserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu diatur dalam undang-undang Lek-lekan adalah suatu tradisi adat di Indramayu dan ini merupakan hukum adat. Hukum adat merupakan serangkaian hukum yang lahir dan hidup dalam masyarakat adat itu sendiri karena sebenarnya hukum tersebut sudah menjadi dinamika masyarakat dan tidak dapat dipisahkan. Perbedaan yang dapat di lihat secara sederhana antara hukum adat memiliki sanksi-sanksi adat tertentu bagi pelanggarnya sedangkan adat istiadat tidak memiliki sanksi. Hukum adat merupakan hukum yang asalnya dari adat istiadat yaitu kaidah sosial yang di buat oleh seseorang yang berwibawa dan seseorang yang dapat dikatakan sebagai penguasa dan berlaku 3

dalam mengatur hubungan hukum tiap-tiap individu 2.. Poin-poin dalam hukum adat sendiri dapat dikatakan lisan atau abstrak karena tidak semua hukum adat tertulis dan tersirat, akan tetapi selalu tersirat dalam bentuk suatu kebiasaan tertentu. Peristiwa penyelesaian sengketa di luar pengadilan oleh masyarakat dibenarkan dan dijamin oleh konstitusi sepanjang penyelesaian tersebut sesuai dengan undang-undang yang berlaku serta norma-norma adat yang berlaku di masyarakat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tradisi adat lek-lekan komunitas warga Indramayu di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara? 2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa dalam tradisi adat lek-lekan komunitas warga Indramayu di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan yang telah di jelaskan di atas maka tujuan dari penulisan ini adalah : 2 Hilman Hadikusuma, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2003, Hlm.1 4

1. Memberikan gambaran umum budaya hukum tradisi lek-lekan dalam lingkungan masyarakat Indramayu yang bertempat tinggal di kampung nelayan Muara Angke Jakarta Utara. 2. Untuk mengetahui cara penyelesaian sengketa yang terjadi dalam tradisi adat lek-lekan dalam lingkungan masyarakat Indramayu yang bertempat tinggal di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara. D. Kerangka Teori Kerangka teori adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara teori-teori khususnya yang akan di teliti. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan teori budaya hukum Lawrence M. Friedman. Teori kultur hukum menurut Friedman adalah suasana pemikiran sosial dan ketakutan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, di hindari atau disalah gunakan. Berbicara hukum, bukan hanya bicara tentang undang-undang saja, melainkan juga tradisi/kebudayaan di masyarakat. Karena hukum lahir karena adanya masyarakat. Cicero, seorang ahli hukum Yunani dengan tepat mengatakan ubi societas ibi ius 3. Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat, bahwa hukum itu 3 Dominikus,penghantar hukum adat, Yogyakarta 2009, hlm. 4 5

mencerminkan nilai-nilai atau norma-norma yang hidup di dalam masyarakat 4. Budaya adalah berarti akal atau budi, jika budaya hukum ialah pemikiran manusia terhadap hukum dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau disalah gunakan Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta budaya hukum yang baik terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum. Budaya hukum juga lebih mengarah pada sikap masyarakat, kepercayaan masyarakat dan ide-ide atau pengharapan mereka terhadap hukum dan sistem hukum yaitu kebiasaan, pandangan, cara bertindak dan berfikir dalam masyarakat umum yang dapat mempengaruhi kekuatan-kekuatan sosial menurut arah perkembangan tertentu. Dalam hal ini budaya hukum merupakan gambaran dari sikap dan prilaku terhadap hukum, serta keseluruhan faktor-faktor yang menentukan bagaimana sistem hukum yang diperoleh tempat budaya masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat, maka akan tercipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat selama ini. Secara sederhana tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum, merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum. Budaya hukum modern sebagai sekuler dan pragtis, beriorentasi pada kepentingan dan merupakan suatu usaha yang dikelola secara sadar oleh 4 Agus Santoso, hukum, moral, & keadilan, Kencana.Jakarta 20014, hlm. 64 6

manusia, bersifat terbuka dan mengandung unsur perubahan yang dilakukan dengan sengaja. Kultur hukum menyangkut budaya hukum yang merupakan sikap manusia (termasuk budaya hukum aparat penegak hukumnya) terhadap hukum sistem hukum. Sebaik apapun penataan struktur hukum untuk menjalankan aturan hukum yang ditetapkan dan sebaik apapun kualitas subtansi hukum yang dibuat tanpa di dukung budaya oleh orang-orang yang terlibat dalam sistem dan masyarakat maka penegak hukum tidak akan berjalan efektif 5. E. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Empiris Penelitian hukum empiris akan mencoba untuk melihat latar belakang budaya, masyarakat yang ditelitinya, mengungkap masyarakat memaknai konflik. 2. Metode Analisis data Penelitian Data Penelitian i. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dalam kehidupan masyarakat dengan cara wawancara, interview dam sebagainya. 5 Lawrence M.Friedman, legal system, Nusa Media, Jakarta, 2013, hlm.254 7

ii. Data Sekunder adalah bahan-bahan yang erat hubungannya dengan hukum primer yaitu, UU No. 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian. 3. Teknik Analisa Data Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah dilapangan. Namun, dalam penelitian kualitatif, analisa data lebih dilakukan selama proses dilapangan bersama dengan pengumpulan data. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dapat di uji kebenarannya dan sesuai dengan masalah yang diteliti secara lengkap maka digunakan teknik sebagai berikut. a. Teknik Observasi Peneliti melakukan penelitian ini di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara, peneliti ditemani salah satu teman yang bertempat tinggal disana setelah itu, peneliti bertemu dengan anggota komunitas nelayan Muara Angke dan berbagai masyarat disana. Masyarakat disana sangat ramah untuk menerima orang-orang baru. 8

b. Teknik Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT, anggota komunitas nelayan Muara Angke dan beberapa warga disana. Para warga disana sangat menerima peneliti dengan baik. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai apa yang menjadi landasan pemikiran yang di tuangkan dalam latar belakang masalah, pokok permasalahan, pembahasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TRADISI LEK-LEKAN INDRAMAYU JAWA BARAT Pada bab ini yang merupakan tinjauan pusaka, penulis menyajikan teori yaitu tinjauan umum tentang asal mula tradisi adat lek-lekan Indramayu di Kanpung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara. BAB III TRADISI ADAT LEK-LEKAN INDRAMAYU DI KAMPUNG NELAYAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA 9

Dalam bab ini, penulis akan membahas tentang bagaimana tradisi adat lek-lekan Indramayu di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA TRADISI LEK- LEKAN INDRAMAYU DI KAMPUNG NELAYAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA Dalam bab ini, penulisan akan menjelskan bagaimana proses penyelesaian sengketa yang terjadi pada tradisi adat lek-lekan Indramayu di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan pada Bab I dan saran. 10