SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI SURAKARTA 2009

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI TIPE A3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

I. PENDAHULUAN. standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sistem penjualan, sistem pembelian, sistem persediaan bahan baku, sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. mereka, mengingat kinerja karyawan yang tinggi dan disiplin kerjalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI DENGAN PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI BINAWARGA KECAMATAN GONDANG KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PEMBAGIAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TIPE 3A SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

PERAN ANGGARAN DALAM PENGUKURAN DAN PENILAIAN KINERJA PRESTASI MANAJER Studi Kasus Pada CV. ISTANA JAYA ALUMINIUM SALATIGA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB II BAHAN RUJUKAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. peran karyawan yang sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

PENGARUH UPAH, MASA KERJA, DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. WIDYA SAPTA COLAS BONTANG KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. maka dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari karyawan atas hasil pekerjaanya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. sasaran seseorang, organisasi dan masyarakat (Flippo, 1995). mengandung banyak unsur dan memiliki dampak yang cukup panjang bagi

TEGUH SETYA NUGROHO B

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI I BATANG

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan prasyarat bagi suksesnya perusahaan. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DAN PROMOSI JABATAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA PT. HANIL INDONESIA BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

PENGARUH EKSISTENSI DIRI, KETERKAITAN SOSIAL, PERTUMBUHAN INDIVIDU DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL TERHADAP PRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. optimalkan sesuai dengan fungsi masing. Hal ini akan dapat di lakukan apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu mengelola Sumber Daya Manusia sebaik mungkin. Sebab kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. menukarkan jasa tenaga dan pikirannya dengan uang (imbalan moneter) yang. makanan, pakaian, perumahan, dan keperluan lainnya.

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam organisasi

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KOMPENSASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASIA MARKO DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. mencapainya, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai suatu proses yang secara terus menerus akan membawa peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, permasalahan yang dihadapi bukan hanya terdapat pada alat-alat kerja,

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Silvi Nurlaely, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan nasional. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, utama berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KEMAMPUAN KARYAWAN DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WANGSA JATRA LESTARI

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. ALFA RETAILINDO KARTASURA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi menjadi lebih berkembang. Oleh karena itu, setiap organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, tidak hanya berkecimpung dalam pekerjaan teknis keadministratifan atau

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, sumber daya manusia yang andal dan berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang diinginkan, yaitu menuju arah kinerja yang lebih baik. pembenahan sistem penyelenggaraan negara, agar kinerja Pegawai

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA SUMBERDAYA MANUSIA DI IAIIG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jalan dan drainase, sesuai dengan visi dari SKPD (Surat Keputusan. Bina Marga dan Pengairan yang tertuang dalam SKPD :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada. Salah satu unsur yang terpenting dalam organisasi adalah pengaruh dari

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategi organisasi yaitu pada saat membuat perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut kadang-kadang disebut majikan atau pemberi kerja 1.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DENGAN PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 SURAKARTA SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A 210 050 132 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi kerja pegawai yang tinggi dari setiap pegawai merupakan hal yang sangat diinginkan untuk perusahaan. Karyawan semakin banyak yang berprestasi kerja tinggi, maka kinerja atau produktifitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat dan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan bisnisnya. Pembentukan prestasi kerja karyawan pada perusahaan tidak terlepas dari proses karyawan masuk menjadi anggota perusahaan. Karyawan mempunyai harapan untuk mencapai kepuasan terhadap kebutuhannya, saat mereka memasuki organisasi kerja. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak hanya untuk mengejar upah yang tinggi tetapi juga kebutuhan untuk aktualisasi diri. Salah satu wujud untuk menunjukan aktualisasi diri seseorang adalah pengembangan karir. Keberadaan pegawai sangat dibutuhkan dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. Pegawai perlu dilakukan pembinaan yang sistematis melalui berbagai kebijaksanaan dan instrument pembinaannya. Salah satu instrumen untuk dapat mengarahkan pegawai pada tingkat kompetensi yang diinginkan adalah penerapan sistem penilaian kinerja (prestasi kerja), yang secara formal tertuang pada PP No.10 tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanakan Pekerjaan PNS, atau lebih dikenal dengan DP3. 1

2 Tujuan diadakan penilaian prestasi kerja, ialah untuk mengenali kekuatan dan kelemahan pegawai, sehingga proses umpan balik sebagai motivator dapat berjalan dengan baik untuk memperbaiki kesalahan pegawai dalam bekerja dan penentuan alokasi rewards yang tepat sesuai dengan prestasi kerja masingmasing pegawai. Umpan balik bagi pegawai merupakan informasi untuk mendapatkan bimbingan dan pembinaan agar terbentuk tingkat kemampuan kerja dan usaha kerja karyawan (Milkovich cs, 1991: 91). Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif terlihat paling sedikit memiliki dua kepentingan (manfaat) baik bagi pegawai itu sendiri maupun bagi organisasi dimana dia bekerja. Bagi pegawai, Penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Hasil dari penilaian tersebut yang memberikan hasil nilai yang positif, maka diharapkan bisa memberikan motivasi untuk dapat bekerja, mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya dengan lebih baik, dimasa yang akan datang. Hasil penilaian yang negatif, diharapkan pegawai yang bersangkutan bisa mengetahui kelemahan dan kekurangannya sehingga diharapkan pegawai tersebut bisa memperbaiki baik kinerja maupun perilakunya dimasa mendatang. Bagi organisasi, hasil penilaian yang positif, akan membantu pimpinan dalam mengambil keputusan untuk kemungkinan melakukan program

3 pengembangan yang tepat bagi pegawai bersangkutan sesuai dengan bakat dan kemampuannya, selain itu pula berguna untuk memberikan kompensasi, kenaikan pangkat, dan promosi jabatan. Hasil penilaian yang negatif akan berguna bagi pimpinan untuk identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, konseling, desain pekerjaan, penempatan, dan emosi (Siagia, 1995: 223). Berdasarkan pada UU No. 8/1974 terakhir dengan UU No.43/1999 pasal 20, tentang Pokok-pokok Kepegawaian, yang berbunyi Untuk lebih menjamin obyektifitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja. Operasionalnya pemerintah mengeluarkan PP No.10/1979 serta sebagai petunjuk teknis pelaksanakannya diatur dalam SE BAKN No.02/SE/1980. Berlakunya UU No.43/1999 yang paradigma pembinaan karyawan mulai bergeser kearah prestasi kerja pegawai, maka dalam menentukan tujuan yang dicapai oleh masing-masing instansi pemerintah, pegawai yang menjadi obyek penilaian harus dilibatkan dalam membuat atau menentukan target-target yang akan dicapainya, sehingga mereka merasa ikut bertanggungjawab dalam pencapaian target tersebut. Pada pergeseran paradigma pola pembinaan pegawai kearah prestasi kerja, maka DP3 yang sudah dilaksanakan secara tepat dan akurat (obyektif) tersebut, maka untuk itu masa yang akan datang bisa dipikirkan untuk mulai merubah sistm penggajian yang ada menjadi sistem penggajian yang bertumpu pada prestasi kerja pegawai, tidak lagi semata mata bertumpu pada golongan dan masa kerja. Konsekuensinya, seorang pegawai yang memberikan prestasi kerja

4 yang tinggi mendapatkan kompensasi yang tinggi pula, dan sebaliknya. Tujuan yang dimaksudkan yaitu agar pegawai merasa termotivasi dan dihargai untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Rivai (2005: 78) Tuntutan akan prestasi pegawai yang tinggi memang sudah menjadi bagian dari semua perusahaan. Faktanya yang ada sekarang memperlihatkan bahwa belum semua pegawai memiliki prestasi kerja yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan. Masih banyk terdapat pegawai yang memiliki prestasi kerja rendah. Aktifitas kerja pegawai menunjukan hasil yang berbedabeda antara pegawai satu dengan pegawai yang lainnya, meskipun mereka bekerja pada bidang dan tempat yang sama. Hal ini membuktikan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Tujuan organisasi tidak akan tercapai tanpa adanya peran serta yang aktif dari pegawai itu sendiri. Pegawai merupakan salah satu asset yang berharga bagi industri dan organisasi, tanpa pegawai, tempat dan modal tidak akan berarti apa-apa jika hanya dibiarkan begitu saja. Ditangan pegawailah semua itu akan dapat berkembang, oleh karena itu tuntutan akan kualitas tenaga kerja yang baik sangatlah diperlukan. Kesadaran akan pentingnya pegawai sebagai sumber daya dan pelaksana kerja mengakibatkan besarnya perhatian terhadap pengembangan system kerja yang baik yang memungkinkan mendukung tercapainya prestasi kerja yang baik pula. Faktor penentu tercapainya tujuan organisasi perusahaan adalah prestasi kerja, sehingga dengan prestasi kerja pegawai yang tinggi diharapkan perusahaan

5 akan mampu mencapai tujuan secara lebih efektif. Dukungan terhadap prestasi kerja yang baik dari perusahaan akan berdampak positf bagi tujuan dan keberhasilan suatu perusahaan. Prestasi kerja yang tinggi akan cenderung lebih berusaha untuk meraih sukses dari orang yang mempunyai prestasi kerja yang rendah. Kesimpulannya bahwa prestasi kerja yang tinggi cenderung membuat seseorang lebih giat untuk meraih sukses dibandingkan dengan yang berprestasi kerja rendah. Pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta, dimana setiap tahunnya mereka melakukan penilaian terhadap pegawainya, kemudian dari hasil penelitian inilah divisi menganalisis dan menentukan pegawai berprestasi. Selanjutnya, dibuatlah rencana pengembangan karir dan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan pegawai agar prestasi dan kontribusinya kepada perusahaan terus meningkat (SWA, 2002). Berdasarkan contoh kasus tersebut bahwa perusahaan perlu mengadakan penilaian terhadap pegawainya untuk mengetahui prestasi kerja pegawainya agar dapat mencapai prestasi yang sebaik-baiknya untuk kemajuan perusahaan. Suatu sistem penilaian prestasi kerja yang baik harus bisa menampunga berbagai tantangan eksternal yang dihadapi oleh para pegawai, terutama yang mempunyai dampak kuat terhadap pelaksanakan tugasnya. Tidak dapat disangkal bahwa berbagai situasi yang dihadapi oleh seseorang di luar pekerjaanya, seperti masalah keluarga, keadaan keuangan, tanggung jawab sosial dan berbagai masalah pribadi lainnya pasti berpengaruh terhadap prestasi kerja seseorang.

6 Sistem penilaian tersebut harus memungkinkan para pegawai untuk mengemukakan berbagai masalah yang dihadapinya itu. Organisasi seyogyanya memberikan bantuan kepada para anggotanya untuk mengatasi masalahnya itu. Penelitian ini mencoba mengkaji prestasi kerja berdasarkan faktor yang ada pada diri pegawai yaitu motivasi berprestasi dan komunikasi dalam organisasi. Motivasi berprestasi dipilih dengan pertimbangan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor ini, seperti telah dikemukakan bahwa prestasi kerja berperan meningkatkan optimalisasi kinerja pegawai. Tanpa adanya prestasi kerja yang tinggi, mengakibatkan tugas-tugas pekerjaan yang diselesaikan kurang baik, kurang baiknya pelaksanakan tugas yang dikerjakan oleh pegawai menunjukan rendahnya prestasi kerja pegawai yang akan menggangu proses pencapaian tujuan perusahaan. Peningkatan prestasi kerja pegawai perlu memperhatikan hal-hal yang dapat memotivasi pegawai untuk menjalankan tugas-tugasnya antara lain dengan pemenuhan kebutuhankebutuhannya yang meliputi kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan makan dan minum, kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan perwujudan diri. Pada dasarnya motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat kerja dan dorongan untuk bekerja lebih baik dalam melaksanakan tujuan perusahaan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana. Salah satu faktor yang dianggap penting bagi peningkatan prestasi kerja pegawai yaitu motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan kebutuhan

7 untuk melakukan perkerjaan yang lebih baik dari sebelumnya, selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi. Karyawan diharapkan menyukai tantangan dan mampu memecahkan permasalahan dalam pekerjaannya dengan lebih baik yang pada akhirnya dapat mendukung tercapainya prestasi kerja secara memuaskan perlu didukung motivasi berprestasi. Pemimpin dalam hal ini perlu memberi kesempatan kepada bawahan agar mereka dapat mengaktualisasikan diri secara baik dan wajar di perusahaan. Motivasi berprestasi merupakan suatu kebutuhan untuk memberikan prestasi yang mengungguli standar. Individu dengan motif berprestasi yang tinggi akan mengerjakan sesuatu secara optimal karena mengharapkan hasil yang lebih baik dari standar yang ada. Individu yang memiliki motif berprestasi akan memperlihatkan orientasi terhadap tugas yang tinggi dalam bekerja dengan konsekuensi sulit bekerja dalam tim yang tidak sejalan dengan orientasinya. Perusahaan juga harus memperhatikan komunikasi timbal balik antara pemimpin dan bawahannya, maupun yang sederajat secara baik dan harmonis. Pengaruh komunikasi yang baik ini akan memperlancar jalannya pekerjaan serta meningkatkan prestasi kerja pegawai. Pada organisasi, komunikasi digunakan sebagai sarana untuk memudahkan melaksanakan dan melancarkan jalannya organisasi dengan cara menyampaikan informasi dan pengetahuan, mendorong dan mengarahkan, membentuk sikap dan menanamkan kepercayaan serta membantu memperkenalkan anggota organisasi dengan lingkungan fisik dan sosial. Bentuk-

8 bentuk komunikasi dalam organisasi dapat berbagai macam seperti misalnya dengan komunikasi tatap muka baik yang bersifat kelompok maupun interpersonal, baik yang berupa pertemuan langsung ataupun dengan menggunakan media seperti interphonbe, surat tugas dan memo instruksi perintah kerja (Prastyorini, 2004). Berkerjasama khususnya di lingkungan perusahaan, motivasi berprestasi dan komunikasi sangat diperlukan untuk menghasilkan tim yang kuat, tangguh dan mampu menghadapi permasalahan dan menuntaskan tugas yang diemban. Hal tersebut akan semakin baik jika ditunjang dengan prestasi kerja tiap pegawai terhadap motivasi berprestasi dan komunikasi secara individu mempunyai hubungan erat dengan prestasi kerja. Peneliti juga ingin membuktikan apakah memang benar pegawai memiliki prestasi kerja tinggi terhadap perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DENGAN PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 SURAKARTA. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangat diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman. Oleh karena itu, untuk mendukung hasil yang lebih baik perlu dibatasi ruang lingkup masalah. Adapun pembatasan ini adalah :

9 1. Variabel motivasi berprestasi dibatasi pada kebutuhan untuk melakukan perkerjaan yang lebih baik dari sebelumnya. 2. Variabel komunikasi berorganisasi dibatasi pada proses komunikasi, proses pengambilan keputusan, proses evaluasi, proses sosialisasi dan proses akhir. 3. Variabel prestasi kerja dimaksudkan prestasi kerja dalam pencapaian tujuan dan keberhasilan suatu perusahaan. C. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi kerja pegawai kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta? 2. Adakah hubungan antara komunikasi dalam organisasi dengan prestasi kerja pegawai kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta? 3. Adakah hubungan antara motivasi berprestasi dan komunikasi dalam organisasi dengan prestasi kerja pegawai kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi kerja pegawai kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta.

10 2. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi dalam organisasi dengan prestasi kerja pegawai kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta. 3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dan komunikasi dalam organisasi dengan prestasi kerja pegawai kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah : 1. Bagi peneliti Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi mahasiswa mengenai tata kerja yang dilaksanakan oleh kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta terutama dalam peningkatan prestasi kerja pegawainya. 2. Bagi kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta. Sebagai bahan evaluasi dan tolak ukur bagi perusahaan dalam mengambil setiap kebijakan untuk meningkatkan prestasi kerja pegawainya. F. Sistematika Skripsi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dimuat tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, sistematika skripsi.

11 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini diuraikan tentang pengertian pretasi kerja, penilaian pretasi kerja, tujuan prestasi kerja, aspek-aspek pretasi kerja, indikator pretasi kerja, pengertian motivasi berprestasi, aspek-aspek motivasi berprestasi, karakteristik motivasi berprestasi, indikator motivasi berprestasi, pengertian komunikasi organisasi, hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi, usaha-usaha untuk mengurangi hambatan dalam komunikasi organisasi, indikator keberhasilan dalam komunikasi organisasi, kerangka berfikir dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang jenis dan strategi penelitian, obyek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penyajian data, dan teknik analisis data. BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA Dalam bab ini memuat tentang gambaran umum obyek penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.