Kharisma DwiArrum Amarillah 1, Ardi Pramono 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. lainnya. Pendekatan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB III METODOLOGI. semu atau quasi experiment. Quasi experiment merupakan penelitian yang

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan

Relationship Anxiety of Preoperative Patients and Increasing of Blood Pressure In Pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari.

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PROSEDUR BEDAH DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN BEDAH USIA DEWASA DI RUANG BEDAH RSUD CIDERES PERIODE MEI-JUNI TAHUN 2015

Siti Fadlilah INTISARI

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN.

BAB III METODE PENELITIAN

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

The Relation Between Internet Addicition with Anxiety in Adolescent at SMP Negeri 5 Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil

HUBUNGAN STATUS GIZI PRE OPERATIF DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

BAB 3 METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Pada studi cross sectional, pemilihan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

Maria Dagobercia Uskenat *)., Ns. Sri Puguh K, M.Kep.,Sp.MB **), Achmad Solechan, S.Kom.,M.Si ***)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG INTENSIF RSUD KABUPATEN BULELENG

PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PENGGUNAAN DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM SEBAGAI PREMEDIKASI ANESTESI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PEDAGANG PASAR KLEWER PASCA KEBAKARAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENCABUTAN GIGI YANG BERUMUR 6-12 TAHUN DI PUSKESMAS NARAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah. dijl. Osamaliki No. 19 Salatiga. RSUD Kota Salatiga ini memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

Transkripsi:

The Relation between type of Major surgery and minor surgery on pre operative anxiety of patient with regiona anesthesia in RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hubungan jenis operasi besar dan operasi kecil terhadap tingkat kecemasan pasien pra operasi dengan anastesi regional di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Kharisma DwiArrum Amarillah 1, Ardi Pramono 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2 Bagian Anatesi FK UMY ABSTRACT A patient who will undergo a surgery will tend to have a bad feeling, fear, doubt, and anxiety. This anxiety can be considered to a psychological disorder or functional impairment of patients and that may affect the process of the operation and effect of preoperative surgical anesthetic This research is an observational analytic design with cross-sectional approach. The samples in this study patient of RS PKU Muhammadiyah Gamping and were taken using consecutive sampling technique with 35 respondents. Bullies is measured using Hamilton Ratting Scale for Anxiety (HRS-A) questionnaire validated. Data were analyzed using Spearman correlation test. From this research, the significance value or the p-value is 0.266 or p >0.05 which means that both variables didn t have a significant relation. Correlation coefficient (r) of this research is -0.193.. There is a no significant relation between the type of operation and the level of preoperative anxiety. The strength of the correlation between the two variables is very weak and has a negative relation. Keywords: anxiety, surgery, anesthesia.

INTISARI Seorang pasien yang akan menjalani suatu tindak operasi bedah akan cenderung memiliki perasaan yang tidak enak, ketakutan, keraguan, dan kecemasan. Kecemasan ini dapat dianggap sebagai gangguan psikologis atau gangguan fungsional dari pasien yang dapat mempengaruhi jalannya operasi dan kerja dari anastesi pra operasi bedah. Penelitian ini berjenis analisis observasional dengan rancangan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan anastesi regional yang akan menjalani operasi dan diambil menggunakan teknik consecutive sampling dan didapatkan responden sejumlah 35 orang. Kecemasan pasien diukur menggunakan kuesioner Hamilton Ratting Scale for Anxiety (HRS-A) yang sudah divalidasi. Kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Dari penelitian ini didapatkan nilai signifikansi atau nilai p yaitu 0.266 atau p>0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang bermakna di antara dua variabel yang diuji. Nilai koefisien korelasi (r) dari penelitian ini sebesar -0,193. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis operasi besar dan operasi kecil terhadap tingkat kecemasan pasien pra operasi. Kekuatan korelasi dari kedua variabel dinilai sangat lemah dan memiliki hubungan yang berlawanan arah Kata Kunci: kecemasan, jenis operasi, anastesi

Pendahuluan Operasi adalah suatu bentuk tindakan invasif yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga profesional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan klien dan keluarganya (1). Pembukaan tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan dilakukan tindakan perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (2). sehingga meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, frekuensi napas, pada wanita dapat mempengaruhi menstruasinya lebih banyak, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada pasien, sehingga pada akhirnya dapat merugikan pasien itu sendiri (4). Hal ini karena adanya amigdala, yang berperan dalam system otonom simpatis, amigdala akan berespon dengan mengaktifkan Faktor-faktor yang hormone epinefrin, norepinefrin dan mempengaruhi respon fisiologis dan psikologis sepanjang pengalaman pembedahan antara lain adalah usia, status fisik, mental, tingkat keparahan penyakit, besar kecilnya operasi serta ketidaksiapan fisik dan psikologi dari pasien yang akan menjalankan operasi (3). Kecemasan dapat menimbulkan perubahan baik secara fisik maupun psikologis yang akhirnya mengaktifkan saraf otonom simpatis, dopamin. Hormon-hormon ini bertanggung jawab terhadap respon yang dikeluarkan berupa peningkatan denyut jantung, napas yang cepat, peningkatan nadi, penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi, bahkan akan meyebabkan penundaan atau pembatalan proses operasi (5). Metode Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif tidak

berpasangan dengan metode analisis observasional, yaitu penelitian yang dilakukan guna melihat hubungan antara jenis operasi terhadap tingkat kecemasan pasien pra operasi di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Sampel pada penelitian ini didapatkan 35 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan pendekatan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya dalam satu kali pada satu saat (6). Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini adalah pasien usia dewasa diatas 18 tahun yang akan melakukan tindakan operasi. Dalam penelitian ini, tindakan operasi besar menggunakan sampel operasi Secsio Caesaria dan Oris Femur sedangkan tindakan operasi kecil menggunakan sampel operasi Abses yang keduanya menggunakan indikasi pemberian anastesi regional dan dan belum pernah menjalani operasi sebelumnya untuk kriteria inklusinya. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah pasien yang mempunyai pengalaman dalam tindakan operasi. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pasien operasi besar dan operasi kecil. Sedangkan variabel tergantungnya yaitu tingkat kecemasan pasien yang diukur menggunakan kuesioner HRS-A. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, yakni sejak 18 oktober hingga 18 desember 2016 di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Prosedur penelitian ini adalah pasien yang sudah terjadwal akan

melakukan operasi dengan meggunakan anastesi regional dan telah mengisi inform consent untuk menjadi responden pada penelitian ini. Kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping pada akhir bulan Oktober Desember 2016. Berdasarkan pengambilan data menggunakan metode consecutive sampling didapatkan responden sebanyak 35 pasien. Kuesioner Hamilton Ratting Scale for Anxiety (HRS-A) ini dibagikan kepada seluruh respoden a. Usia Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Variabel Jumlah Usia (tahun) 18-25 26-35 36-55 >55 12 (34.3%) 7 (20.0%) 8 (22.9%) 8 (22.9%) Jumlah 35 (100%) Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa usia responden terbanyak adalah 18-25 tahun sejumlah 12 orang (34,3%) dan usia paling sedikit 26-35 tahun (20%) b. Jenis Kelamin Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yang bertujuan untuk melihat Variabel Jumlah (n) tingkat kecemasan pasien pra operasi dengan operasi besar dan Jenis Kelamin Laki Laki Perempuan 9 (25%) 26 (74,3%) operasi kecil. Data-data karakteristik subjek penelitian Jumlah 35 (100%) Sumber : Data Primer meliputi usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sejumlah 26 orang (74,3%). b. Jenis Operasi Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan Jenis Operasi Panik 0 (0,00%) Jumlah 35 (!00%) Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui tingkat kecemasan responden terbanyak di tingkat tidak cemas yakni 12 orang (34,3%) dan paling sedikit yang Variabel Jenis Operasi Kecil Besar Jumlah (n) 11 (31,4%) 24 (68,6%) mengalami kecemasan berat 5 orang (14,3%). Di dalam penelitian ini tidak dipatkan responden dengan tingkat kecemasan panik. Jumlah 35 (100%) Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jenis operasi terbanyak adalah d. Hubungan jenis operasi terhadap tingkat kecemasan Hasil Uji Korelasi Spearman operasi besar sejumlah 24 orang (74,3 %). c. Kecemasan Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan tingkat kecemasan Jenis Operasi Spearman correlation Jenis Operasi Kecemasan 1.000 -.193 Sig. (2-.266 tailed) N 35 35 Variabel Kecemasan Tidak Cemas Jumlah (n) 12 (34,3%) Kecemasan Spearman correlation -.193 1.000 Ringan Sedang Berat 9 (25,7%) 9 (25,7%) 5 (!4,3%) Sig. (2-.266 tailed) N 35 35

Dari hasil uji korelasi spearman didapatkan nilai signifikansi atau nilai p yaitu 0.266 atau p>0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang bermakna di antara dua variabel yang diuji. Sedangkan kekuatan korelasi dapat dilihat pada nilai spearman correlation dimana didapatkan hasil sebesar 0.193 yang artinya dua variabel dinilai memiliki hubungan yang sangat lemah. Terdapat tanda negatif pada hasil spearman correlation menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang berlawanan arah. Berdasarkan pengolahan data yang sudah dijelaskan di atas, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis operasi dengan kecemasan pasien pra operasi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kekuatan korelasi sangat lemah dan arah korelasi berbanding terbalik atau negatif, yang mana artinya jenis operasi tidak memiliki hubungan dengan tingkat kecemasan. Pembahasan Penelitian dengan judul Hubungan Jenis Operasi Besar dan Operasi Kecil terhadap tingkat kecemasan pasien dengan anastesi regional di RS PKU Muhammadiyah Gamping, dilakukan pada pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi selama kurang lebih 2 bulan menggunakan teknik Consecuttive Sampling. Peneliti ini menggunakan instrumen skala ukur tingkat kecemasan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang sudah dikembangkan oleh kelompok Psikiatri Biologi Jakarta (KPBJ) dalam bentuk Anxiety Analog Scale (7). Skala HRS-A yang terdiri atas 14 komponen telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0.93 dan 0.97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HRS-A akan diperoleh hasil yang valid

dan reliable (8). Cara penilaian HRS-A dengan sistem skoring nol sampai empat pada tiap komponen, bila jumlah skor pada 14 komponen kurang dari 14 sama dengan tidak ada kecemasan, skor 14 sampai 20 sama dengan kecemasan ringan, skor 21 sampai 27 sama dengankecemasan sedang, skor 28 sampai 41 sama dengan kecemasan berat, dan bila skor 42 sampai 56 sama dengan panik (9). Berdasarkan hasil analisa yang peneliti lakukan menggunakan SPSS, didapatkan hasil tidak ada korelasi yang bermakna pada jenis operasi dengan kecemasan pasien pra operasi. Sedangkan hubungan antar variable sangat lemah. Dalam kategori usia yang terbanyak mengalami kecemasan adalah usia 18-25 tahun. Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering pada usia usia berpengaruh terhadap seseorang dalam menyikapi situasi/penyakitnya terhadap kecemasan yang dialaminya (11). Tolerasi terhadap nyeri meningkat sesuai dengan pertambahan umur, misalnya semakin bertambah usia seseorang maka semakin bertambah pula pemahaman terhadap nyeri dan usaha mengatasinya (12). Karakteristik berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah perempuan dengan 26 responden, sedangkan laki laki hanya 9 responden. Laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan tingkat kecemasan, dimana perempuan lebih mudah tersinggung, sangat peka dan menonjolkan perasaannya. Sedangkan laki-laki memiliki karakteristik maskulin yang cenderung dominan, aktif, lebih rasional dan tidak menonjolkan perasaannya (13). Hasil ini sesuai dengan dewasa muda karena banyak masalah penelitian Mingir T (2012) yang yang dihadapinya (10). Kematangan mengemukakan, kecemasan pasien

dapat dipengaruhi usia dan jenis kelamin wanita. Kecemasan pasien pra operasi dengan anastesi regional dapat disebabkan juga karena ketakutan pasien akan tidak adekuatnya anastesi yang diberikan (14). Tingkat kecemasan pada pasien pra operasi yang paling besar presentasinya adalah tidak cemas, yaitu 34,3%. Tingginya angka penderita yang mengalami tidak cemas, cemas ringan, sedang, berat atau panik dapat dikaitkan dengan faktor resiko yang dapat menimbulkan kecemasan. Hal ini disebabkan karena pasien merasa takut karena akan dilakukan operasi, takut jika sakitnya tidak sembuh, takut terhadap peralatan operasi dan kematian saat di meja operasi (12). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan pasien pra operasi adalah takut terhadap nyeri, kematian, takut tentang ketidaktahuan, takut tentang deformitas dan ancaman lain terhadap citra tubuh. Selain itu pasien juga sering mengalami kecemasan lain seperti masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan prognosa yang buruk dan ancaman ketidakmampuan permanen, akan memperberat ketegangan emosional yang sangat hebat yang diciptakan oleh proses pembedahan (15). Pasien pra operasi mengalami perasaan cemas dan ketegangan yang ditandai dengan rasa cemas, takut, tegang, lesu, tidak dapat istirahat dengan tenang. Gejala kecemasan ini dialami oleh pasien pria maupun wanita, karena merupakan pengalaman pertama mereka menghadapi tindakan pembedahan. Bagi hampir semua pasien pembedahan merupakan sebuah tindakan medis yang sangat berat karena harus berhadaoan dengan meja dan pisau operasi. Pasien tidak mempunyai pengalaman terhadap halhal yang akan dihadapi saat

pembedahan, seperti anestesi, nyeri, perubahan bentuk dan ketidakmapuan mobilisasi post operasi (16). Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan tingkat kecemasan pasien pra operasi pada pasien operasi besar dan operasi kecil di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, didapatkan hasil tidak ada korelasi yang bermakna pada jenis operasi dengan kecemasan pasien pra operasi. Sedangkan hubungan antar variable sangat lemah. Saran a. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan bervariasi, supaya hasilnya dapat mewakili kelompok populasi yang lebih luas. b. Perlu dilakukan penelitian secara objektif untuk mendapatkan hasil yang lebih valid. c. Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan penelitian mengenai pengaruh usia, jenis kelamin dan anastesi terhadap kecemasan pasien pra operasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Tamsuri. Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta : EGC, 2006. 2. Syamsuhidajad R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. Jakarta : EGC, 2010. 3. Smeltzer, Suzzanne. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC, 2001. 4. Rothrock, JC. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta : EGC, 1999. 5. H.A.S, Ibrahim. Panik Neurosis Gangguan Cemas. Jakarta : Dua AS-AS, 2007. 6. Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis, Edisi 3. Jakarta : EGC, 2008. 7. Y., Iskandar. Stres, Anxietas dan Penampilan, Edisi I. Jakarta : Yayasan Dharma Graha, 1984. 8. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika, 2008.

9. D., Hawari. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Edisi 2. Jakarta : FK UI, 2013. 10. Lutfa, U., Maliya, A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien dalam tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. 2008. 11. Tingkat kecemasan pasien pra operasi appendiktomi di ruang bima RSUD Sanjiwani. Kusumarjathi, Ketut Ni. 2009. 12. Gambaran Kecemasan Pada Paisen Pre Operasi Fraktur Femur di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Y., Widiastuti. s.l. : PROFESI, 2015, Vols. Volume 12, Nomor 2. 13. Videbeck, S. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC, 2008. 14. Spinal Anaesthesia and Perioperative Anxiety. Mingir T, Ervatan Z. Turgut N. Istanbul : s.n., 2014. 15. Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba Medica, 2011. 16. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Apendiks di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Hartoto. s.l. : Jurma Unimus, 2013, Vols. Volume 1, No 1.