STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP BESARNYA DEBIT(Q) PADA SUATU KAWASAN (STUDI KASUS PASAR FLAMBOYAN)

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, 26 Februari Penulis

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

RANCANGAN SUMUR RESAPAN SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN ALIRAN LIMPASAN DI PERUMAHAN GRIYA TAMAN ASRI KABUPATEN SLEMAN

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN SUMUR RESAPAN UNTUK MEMINIMALISIR GENANGAN DI SEKITAR JALAN CAK DOKO

BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

STUDI SISTEM DRAINASE RESAPAN UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR DI LINGKUNGAN III, PASAR III, PADANG BULAN, MEDAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HIDROLOGI

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

Dosen Pembimbing : Dr. Techn. Umboro Lasminto, ST, MSc Yang Ratri Savitri, ST, MT. Agil Hijriansyah

ANALISIS RESAPAN LIMPASAN PERMUKAAN DENGAN PEMBUATAN SUMUR RESAPAN DI FAKULTAS TEKNIK UNS

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013,

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

BAB III METODE ANALISIS

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

ANALISA SISTEM DRAINASE SALURAN KUPANG JAYA AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN PUNCAK BUKIT GOLF DI KOTA SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE HOTEL SWISSBEL BINTORO SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tentang genangan atau banjir sudah sangat umum terjadi di kawasan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

EVALUASI PERBAIKAN SALURAN DRAINASE KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2012 RIZKI YOWA KINARA

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut

Surface Runoff Flow Kuliah -3

PENERAPAN SUMUR RESAPAN PADA PERENCANAAN DRAINASE WILAYAH DI KECAMATAN TARUTUNG (STUDI KASUS: KAWASAN PERMUKIMAN KELURAHAN HUTATORUAN VII) TUGAS AKHIR

RANCANGAN DIMENSI SUMUR RESAPAN DI KELURAHAN MINOMARTANI, KECAMATAN NGAGLIK, KABUPATEN SLEMAN. Nur Wiryanti Sih Antomo

KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

Perencanaan Penerapan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan (Eko-Drainase) Menggunakan Sumur Resapan di Kawasan Rungkut

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang hidup bersama sama dalam suatu ruang yang terbatas agar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di perumahan Villa Pinang Jaya Residence yang

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN Sugeng Sutikno 1, Mutia Sophiani 2 1 Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Subang 2 Alumni Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Subang ABSTRAK Perkembangan kota dan pesatnya pemukiman yang terjadi di wilayah kota mengakibatkan perubahan tutupan lahan pada daerah aliran sungai yang semula dapat menyerapkan air hujan berubah menjadikan aliran permukaan. Dengan tidak tertampungnya aliran permukaan yang semakin besar ini mengakibatkan banjir. Banjir dapat ditanggulangi atau dikurangi dengan cara mengurangi aliran permukaan dengan cara meresapkan ke dalam tanah. Sistem resapan selain dapat mengatasi banjir juga sangat bermanfaat bagi usaha konservasi air tanah. Konsep sumur resapan pada hakekatnya adalah memberikan kesempatan pada air hujan yan jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah dengan jalan menampung air tersebut pada suatu system resapan. Berdasarkan hal tersebut maka dilaksanakan Studi Penerapan Sumur Resapan Dangkal Pada Sistem Tata Air Di Komplek Perumahan. Lokasi studi adalah pada perumahan Premier Cipondoh terletak disebelah timur Jalan H. Maulana Hasanudin, Tangerang, tepatnya berada di sebelah utara Komplek Garuda Cipondoh Permai. Analisa yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi, analisa hidrologi, analisa dimensi sumur resapan dan analisa debit aliran permukaan. Data digunakan data curah hujan harian maksimum tahunan yang diperoleh dari stasiun pencatatan hujan BMKG Kota Tangerang tahun 2001 hingga tahun 2010. Dari hasil analisa diperoleh dimensi sumur resapan dengan diameter lubang sumur 1 meter dan kedalaman sumur 3,8 meter. Adanya sumur resapan pada setiap kavling rumah di perumahan Premier Cipondoh dapat mengurangi debit aliran permukaan sebesar 0,365 m 3 /detik atau berkurang 66,36%. Kata kunci : aliran permukaan, debit, sumur resapan J e n d e l a I n f o r m a s i I l m u T e k n i k Halaman 18

1. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan kota dan pesatnya pemukiman yang terjadi di wilayah kota pada akhir-akhir ini mengakibatkan pesatnya perubahan tutupan lahan pada daerah aliran sungai yang semula dapat menyerapkan air hujan (infiltrasi) berubah menjadikan aliran permukaan (excess runoff). Dengan tidak tertampungnya excess runoff yang semakin besar ini mengakibatkan banjir dan menggenangi beberapa lokasi tertentu. Perubahan tersebut ditengarai akibat berubahnya fungsi lahan yang semula untuk resapan air berubah menjadi areal permukiman, jasa dan perdagangan, kawasan industri, dan sebagainya. Adanya pembangunan kawasan perumahan ini akan mempengaruhi sistem tata air yang sudah ada. Keadaan tersebut juga menyebabkan adanya perubahan koefisien limpasan yang berakibat menambah volume aliran permukaan. Studi Penerapan Sumur Resapan Dangkal Pada Sistem Tata Air Di Komplek Perumahan bertujuan mencari solusi yang tepat untuk meminimalisir limpasan air yang terjadi akibat pelaksanaan/pembangunan perumahan tersebut tanpa mengganggu sistem tata air yang ada. Dalam pelaksanaan pengembangan suatu kawasan, pihak pengembang diisyaratkan untuk mengembangkan kawasannya minimal tanpa mempengaruhi/mengganggu sistem tata air. Hal ini sesuai kebijakan yang dibuat oleh Departemen PU yaitu ΔQ = 0 atau zero delta Q policy (Lee,2002; Kemur,2004; Hadimuljono,2005). Sehingga melalui studi ini diharapkan dapat menemukan tindakan teknis yang diperlukan dalam pembangunan Perumahan Premier Cipondoh tanpa mengganggu sistem tata air yang ada. 2. TINJAUAN PUSTAKA Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu dialirkan atau dibuang agar tidak terjadi genangan atau banjir. Suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan sehingga fungsi kawasan tidak terganggu disebut drainase. Pembuangan air hujan dilakukan dengan cara pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang mengalir di permukaan tanah tersebut, kemudian dialirkan ke sistem yang lebih besar. Permasalahan drainase yang sangat popular di Indonesia yaitu banjir pada musim hujan karena hampir seluruh kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Banjir terjadi berulang setiap tahun, namun sampai saat ini belum terselesaikan, bahkan cenderung meningkat, baik frekuensi, luasannya, kedalamannya maupun durasinya. Permasalahn banjir berawal dari pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, tetapi tidak diimbangi penyediaan sarana dan prasarana yang memadai menyebabkan pemanfaatan lahan yang tidak tertib. Hal tersebut menyebabkan persoalan drainase menjadi sangat kompleks. Banjir dapat ditanggulangi atau dikurangi dengan cara mengurangi aliran permukaan dengan cara meresapkan ke dalam tanah. Cara resapan dapat dilakukan langsung terhadap genangan air di permukaan tanah langsung ke dalam tanah atau melalui resapan buatan yang dikenal dengan sumur resapan. Sistem resapan selain dapat mengatasi banjir juga sangat bermanfaat bagi usaha konservasi air tanah. Konsep sumur resapan pada hakekatnya adalah memberikan kesempatan dan jalan pada air hujan yan jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah dengan jalan menampung air tersebut pada suatu system resapan. Sumur resapan merupakan sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum air meresap ke dalam tanah. Dimensi sumur resapan yang diperlukan untuk suatu lahan tergantung dari beberapa factor sebagai berikut : 1. Luas permukaan penutupan 2. Karakteristik hujan 3. Koefisien permeabilitas tanah 4. Tinggi muka air tanah J e n d e l a I n f o r m a s i I l m u T e k n i k Halaman 19

Faktor geometrik tergantung pada berbagai keadaan dan secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan : Gambar 1. Sumur resapan dangkal Beberapa metode telah dikembangkan untuk mendimensi sumur resapan sebagai berikut : Kedalaman efektif sumur resapan dihitung dari tinggi muka air tanah apabila dasar sumur berada dibawah muka air tanah tersebut, dan diukur dari dasar sumur bila muka air tanah berada di bawah dasar sumur. Sebaiknya dasar sumur berada pada lapisan tanah dengan permeabilitas tinggi. 3. LOKASI STUDI Lokasi studi pada penelitian ini adalah perumahan Premier Cipondoh yang terletak disebelah timur Jalan H. Maulana Hasanudin, Tangerang, tepatnya berada di sebelah utara Komplek Garuda Cipondoh Permai. 4. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 2. Debit resapan pada sumur dalam berbagai kondisi (Baulliot, 1976, Sunjoto, 1988, dalam Suripin,2004) Seacara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah (Sunjoto, 1988 dalam Suripin, 2004) dan dapat dituliskan sebagai berikut : Penelitian dilakukan dengan metode seperti tergambar pada bagan alur sebagai berikut : Dimana : H = tinggi muka air dalam sumur (m) F = adalah faktor geometrik (m) Q = debit air masuk (m 3 /detik) T = waktu pengaliran (detik) K = koefisien permeabilitas tanah (m/detik) R = jari-jari sumur (m) Gambar 3. Bagan alur metodologi penelitian J e n d e l a I n f o r m a s i I l m u T e k n i k Halaman 20

intensitas (mm/jam) Curah Hujan (mm) MESA JURNAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG 5. ANALISA HIDROLOGI Analisa hidrologi menggunakan data curah hujan harian maksimum tahunan yang diperoleh dari stasiun pencatatan hujan BMKG Kota Tangerang tahun 2001 hingga tahun 2010 sebagai berikut: Curah Hujan Maksimum Harian Data hasil analisa frekuensi dari beberapa metode yang dipakai kemudian dilakukan uji kecocokan dengan metode Smirnov- Kolmogorov. Hasil uji kecocokan seperti pada table 2 di bawah ini : Tabel 2. Resume Uji Hasil Kecocokan Smirnov - Kolmogorov 160 140 No. Normal Selisih Untuk Nilai Kritis 5 % Log Normal 2 Log Normal 3 Gumbel Pearson III Log Pearson III Paramater Paramater 120 100 80 60 40 20 Sumber data : BMKG Kota Tangerang 0 Gambar 4. Curah Hujan Maksimum Harian 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun Pengamatan Sumber data : BMKG Kota Tangerang Gambar 4. Curah Hujan Maksimum Harian Untuk memperkirakan curah hujan dengan periode ulang tertentu data hujan harian maksimun dilakukan analasisa frekuensi probabilitas dengan menggunakan yaitu: 1. Metode distribusi normal 2. Metode distribusi log normal 2 parameter 3. Metode distribusi normal 3 parameter 4. Metode distribusi gumbell 5. Metode distribusi pearson III 6. Metode distribusi log pearson type III Periode ulang yang dihitung pada masing-masing metode adalah periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. Berikut ini disajikan tabel hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan dengan mempergunakan 6 metode analisa frekuensi. 1 0.030 0.012 0.017 0.017 0.030 0.022 2 0.085 0.072 0.078 0.081 0.080 0.076 3 0.116 0.114 0.121 0.130 0.128 0.127 4 0.136 0.093 0.089 0.066 0.094 0.062 5 0.057 0.014 0.010 0.014 0.023 0.011 6 0.002 0.041 0.045 0.066 0.038 0.043 7 0.089 0.069 0.072 0.069 0.069 0.070 8 0.024 0.012 0.012 0.016 0.148 0.147 9 0.008 0.008 0.013 0.027 0.201 0.191 10 0.020 0.046 0.049 0.067 0.190 0.123 Selisih Maks 0.136 0.114 0.121 0.130 0.201 0.191 Uji Kecocokan 0.41 Korelasi Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Dari hasil uji kecocokan dengan metode Smirnov- Kolmogorov diperoleh kesimpulan bahwa analisa yang memenuhi perhitungan uji frekuensi adalah hasil metoda Log Normal 2 Parameter, karena selisihnya paling kecil. Sehingga untuk analisa selanjutnya dipilih data hasil analisa frekuensi dari metode Log Normal 2 Parameter. Data hujan harian maksimum periode ulang selanjutnya dirubah menjadi data intensitas hujan dengan menggunakan metode Mononobe karena hanya ada data hujan harian. Dengan rumus sebagai berikut : Hasil perhitungan intensitas hujan dalam bentuk kurva intensitas durasi frekuensi (IDF) sebagai berikut : 300.00 250.00 Kurva IDF Tabel 3. Hasil Analisa Frekuensi Curah Hujan Periode Ulang Periode Ulang Normal Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana (mm) Log Normal 2 Paramater Log Normal 3 Paramater Gumbel Pearson III Log Pearson III 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 waktu (jam) periode ulang 2 tahun periode ulang 5 tahun periode ulang 10 tahun periode ulang 25 tahun periode ulang 50 tahun periode ulang 100 tahun 2 98.64 95.81 97.37 95.37 97.35 96.30 5 118.94 117.41 119.11 124.21 118.51 118.30 10 129.57 130.56 106.08 143.31 130.32 131.51 25 138.27 144.97 142.41 167.43 143.49 147.05 50 148.18 157.24 152.36 185.33 152.34 157.93 100 154.95 167.98 160.62 203.10 160.50 168.29 Gambar 5 Kurva Intensitas Durasi Frekuensi Hujan Cipondoh J e n d e l a I n f o r m a s i I l m u T e k n i k Halaman 21

6. ANALISA DIMENSI SUMUR RESAPAN Dengan berubahnya lahan kosong menjadi area perumahan akan menyebabkan peningkatan aliran permukaan yang masuk ke saluran. Guna mengurangi aliran limpasan dari area perumahan, maka direncanakan drainase resapan dengan membuat sumur resapan pada setiap kavling rumah untuk menampung air yang jatuh pada atap rumah. Data kondisi lahan perumahan Premier Cipondoh adalah sebagai berikut : 1. Jenis tanah di lokasi kajian termasuk lanau lepas yang memiliki koefisien permeabilitas 10-6, jenis tanah lanau lepas ini mempunyai kemampuan meresapkan air kedalam tanah dengan cukup baik. 2. Letak muka air tanah cukup dalam ±7 meter yang masih jauh dibawah dasar sumur resapan yang akan direncanakan. 3. Geografi permukaan tanah cukup datar. Perhitungan perencanaan sumur sumur resapan dangkal adalah sebagai berikut : Luas lokasi perumahan Premier Cipondoh dengan luas lahan : 0,04368 km 2 = 43680 m 2 = 4,368 ha Luas tanah yang terbangun 70% x 43680 m 2 = 30567 m 2 Luas kavling satu rumah rata-rata 100 m 2 30567/100 = 305 rumah Komposisi peruntukan kavling rumah: - Luas atap rumah 75 m 2 C=0,95 - Luas Taman 15 m 2 C=0,10 - Luas carport paving blok 10 m 2 C=0,50 Di asumsikan air dari atap masuk ke sumur resapan Durasi hujan diperhitungkan Td = 1 jam maka didapat intensitas hujan I = 40,70 mm/jam (dari kurva IDF dengan periode ulan 5 tahunan) Debit air hujan (Q) yang jatuh kea tap rumah : Qmaks dari atap = Qmaks dari atap = 0,002778 x 0,95 x 40,70 x 75 x 10-4 Qmaks dari atap = 0,000805 m 3 /detik Dipakai diameter lubang sumur 1 meter, jari-jari 0,5 meter. Dimana : H = tinggi muka air dalam sumur (m) F = adalah faktor geometrik (m) Q = debit air masuk (m 3 /detik) T = waktu pengaliran (detik) K = koefisien permeabilitas tanah (m/detik) R = jari-jari sumur (m) F =5,5R (untuk kondisi sumur resapan seperti pada gambar 2f) K = 10-6 m/detik Jadi sumur yang diperlukan untuk menampung air hujan yang jatuh di setiap atap rumah adalah dengan ukuran diameter lubang sumur 1 meter dengan kedalaman sumur resapan 3,8 meter. 7. ANALISA DEBIT AIR YANG TERBUANG KE SALURAN DRAINASE Analisa debit air yang terbuang ke saluran draianse apabila lahan perumahan tidak menggunakan sumur resapan Koefisien limpasan ( C ) : J e n d e l a I n f o r m a s i I l m u T e k n i k Halaman 22

C gabungan = 0,55 m 3 /detik 0,184 m 3 /detik = 0,365 m 3 /detik atau berkurang 66,36% Waktu konsentrasi (tc) : tc = tc = tc = 0,58 jam Intensitas hujan ( I ) : Maka diperoleh debit air : = 58,52 mm/jam Debit air permukaan di lahan perumahan yang terbuang ke saluran drainase apabila tidak ada sumur resapan adalah 0,55 m 3 /detik. Analisa debit air yang terbuang ke saluran draianse apabila lahan perumahan menggunakan sumur resapan Koefisien limpasan ( C ) : C gabungan = = 0,26 Waktu konsentrasi (tc) : tc = 0,58 jam Intensitas hujan ( I ) : I = 58,52 mm/jam Maka diperoleh debit air : 8. KESIMPULAN Dimensi sumur resapan yang dapat menampung air hujan yang jatuh di atap rumah pada perumahan Premier Cipondoh dengan luas bangunan 75 m 2 dan intensitas hujan 58,52 mm/jam adalah diameter lubang sumur 1 meter dan kedalaman sumur 3,8 meter. Debit air permukaan di lahan perumahan yang terbuang ke saluran drainase apabila tidak ada sumur resapan adalah 0,55 m 3 /detik. Debit air permukaan di lahan perumahan yang terbuang ke saluran drainase apabila ada sumur resapan adalah 0,184 m 3 /detik. Terjadi pengurangan debit air permukaan yang terbuang ke saluran drainase akibat adanya sumur resapan di setiap kavling rumah sebesar 0,365 m 3 /detik atau berkurang 66,36%. DAFTAR PUSTAKA 1. Soemarto CD, 1987, Hidrologi Teknik, Penerbit Usaha Nasional Surabaya. 2. Kodoatie, Robert J., Roestam Sjarief, 2010, Tata Ruang Air, Penerbit Andi Yogyakarta. 3. Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Penerbit Andi Yogyakarta. 4. Wesli, 2008, Drainase Perkotaan, Penerbit Graha Ilmu Debit air permukaan di lahan perumahan yang terbuang ke saluran drainase apabila ada sumur resapan adalah 0,184 m 3 /detik. Terjadi pengurangan debit air permukaan yang terbuang ke saluran drainase akibat adanya sumur resapan di setiap kavling rumah sebesar : J e n d e l a I n f o r m a s i I l m u T e k n i k Halaman 23