BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Dalam bab ini, penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang akan dilakukan penulis terhadap data sekunder yaitu berupa komponen komponen laporan keuangan yang diperoleh dari perusahaan perusahaan manufaktur tahun 2009,2010, dan 2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penjelasan mengenai hasil penelitian ini didasarkan pada teori dan metode analisis yang telah dilakukan, mengenai hasil pengumpulan data, statistik deskriptif, data penelitian, uji data normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test, uji asumsi klasik, uji signifikan parameter individual (uji t statistik), uji statistik F (ANOVA) dan uji regresi linier berganda dan implikasi hasil. B. Statistik Deskriptif Analisis Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskriptifkan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Deskriptif suatu data dapat 43
44 dilihat dari nilai rata rata (Mean), standar deviasi, maksimum, minimm. Berikut adalah hasil yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 120.66 10.68 2.7342 2.04658 DER 120.12 9.60 2.2959 2.06690 FATO 120.17 21.75 3.1016 2.69161 Perubahan_Laba 120 -.97 7.69.5366 1.51051 Valid N (listwise) 120 Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa jumlah data yang dianalisis adalah sebanyak 120. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa : 1. Variabel Current Ratio dalam tabel menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2009-2011 sebanyak 120, dengan nilai minimumnya 0,66 dan nilai maximumnya 10,68, nilai rata rata sebesar 2,7342 dan nilai standar deviasi 2,04658.
45 2. Variabel Debt to Equity Ratio dalam tabel menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2009-2011 sebanyak 120, dengan nilai minimumnya 0,12 dan nilai maximumnya 9,60, nilai rata rata sebesar 2,2959 dan nilai standar deviasi 2,06690. 3. Variabel Fixed Assets Turnover dalam tabel menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2009-2011 sebanyak 120, dengan nilai minimumnya 0,17 dan nilai maximumnya 21,75, nilai rata rata sebesar 3,1016 dan nilai standar deviasi 2,69161. 4. Variabel Perubahan Laba dalam tabel menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2009-2011 sebanyak 120, dengan nilai minimumnya 0,97 dan nilai maximumnya 7,69, nilai rata rata sebesar 0,5366 dan nilai standar deviasi 1,51051. C. Uji Asumsi Klasik a. Uji Data Normalitas Untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
46 Dasar dalam pengambilan keputusan untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak sebagai berikut : a. Nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal b. Nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian yaitu data yang mempunyai distribusi normal. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 73 Normal Parameters a Mean.0000000 Std. Deviation 1.25444288 Most Extreme Differences Absolute.069 Positive.057 Negative -.069 Kolmogorov-Smirnov Z.594 Asymp. Sig. (2-tailed).873 a. Test distribution is Normal.
47 Sumber : Hasil Penelitian, dengan program SPSS 17.0, diolah 2012 Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi (Sig) dari unstandardized residual tersebut > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penilaian ini berdistribudi normal. Hal ini menunjukkan Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal. b. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas dapat dideteksi pada model regresi apabila pada variabel terdapat pasangan variabel bebas yang saling berkolerasi atau sama lain. Variabel yang menyebutkan tidak adanya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari pengujian data dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : Unstandardized Coefficients Tabel 4.3 Hasil Uji Mutikolonieritas Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -.680.287-2.369.021 LN_CR.304.403.130.754.453.395 2.533 LN_DER.802.253.530 3.165.002.417 2.397 LN_FATO.010.190.006.052.959.888 1.127 a.dependent Variable: LN_PERUBAHAN_LABA
48 Sumber : Hasil Penelitian, dengan program SPSS 17.0, diolah 2012 Berdasarkan tabel 4.3 diatas, angka yang terdapat dalam kolom Tolerance untuk variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Fixed Assets Turnover berturut turut adalah 0.395, 0.417, dan 0.888 sedangkan VIF untuk variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Fixed Assets Turnover berturut turut adalah 2.533, 2.397, dan 1.127. Dan dapat diketahui bahwa ketiga variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 atau nilai Tolerance lebih dari 0.10. Sehingga Ho diterima, artinya seluruh variabel Independen yang digunakan pada model persamaan regresi tidak menunjukkan gejala collinearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel Independen). Dengan demikian asumsi atas Multikolonieritas pada model persamaan regresi terpenuhi.
49 c. Uji Autokorelasi Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.438 a.192.157 1.28142 1.862 a. Predictors: (Constant), LN_FATO, LN_DER, LN_CR b. Dependent Variable: LN_PERUBAHAN_LABA Sumber : Hasil Penelitian, dengan program SPSS 17.0, diolah 2012 Pada tabel 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa model regresi liniear berganda terbebas dari gejala autokorelasi, karena angka yang dihasilkan dalam kolom Durbin-Watson yang tingkat signitifikansi 0,05. Jika angka DW diantara -2 sampai +2 maka tidak terjadi autokorelasi. Dalam penelitian ini pengamatan (N) sebanyak 120, dan nilai DW pada tabel diatas sebesar 1,862 yang merupakan pertengahan dari -2 sampai +2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
50 d. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot : Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedasitas Dependen Variabel : Perubahan Laba Berdasarkan gambar scatterplot diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat permasalahan heteroskedastisitas karena tidak terdapat pola yang jelas pada gambar tersebut dan titik titik menyebar secara acak baik diatas
51 angka nol pada sumbu Y. maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas. D. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) berguna untuk mengukur seberapa besar peranan variabel (CR,DER dan FATO) secara bersama sama menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen (Perubahan Laba). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.438 a.192.157 1.28142 a. Predictors: (Constant), LN_FATO, LN_DER, LN_CR b. Dependent Variable: LN_PERUBAHAN_LABA Sumber : Hasil Penelitian, dengan program SPSS 17.0, diolah 2012
52 Dari tabel diatas diketahui bahwa koefisien determinasi ( R Square) sebesar 0,192 atau sebesar 19,2%. Hal ini berarti 19,2% dari variabel perubahan laba di pengaruhi oleh variabel current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan fixed assets turnover (FATO). Sedangkan sisanya sebesar 80,8% dipengaruhi oleh variabel variabel (faktor faktor atau rasio keuangan) yang lain atau di luar variabel yang diteliti. E. Uji Hipotesis a. Uji Simultan dengan F-Test Uji menguji apakah pengaruh dari variabel independen signifikan atau tidak dapat dilakukan dengan uji signifikansi. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan F-Test ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 26.917 3 8.972 5.464.002 a Residual 113.301 69 1.642 Total 140.219 72 a. Predictors: (Constant), LN_FATO, LN_DER, LN_CR b. Dependent Variable: LN_PERUBAHAN_LABA Sumber : Hasil Penelitian, dengan program SPSS 17.0, diolah 2012
53 Dari Uji ANOVA atau uji F test menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 5.464 sedangkan F tabel sebesar 1.40 dengan df pembilang = 3, df penyebut = 69 dan taraf signifikan α = 0.05 sehingga F hitung > F tabel yaitu 5.464 > 1.40 dengan demikian maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan fixed assets turnover (FATO) secara simultan atau bersama sama berpengaruh terhadap perubahan laba sebagai variabel dependen. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf yang ditentukan α = 0,05 mengidikasikan bahwa CR, DER dan FATO secara bersama sama berpengaruh signifikansi terhadap perubahan laba. b. Uji Parsial dengan T-Test T-test bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing masing variabel independen secara individual dengan menerangkan variabel dependen.
54 Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial T-Test Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.680.287-2.369.021 LN_CR.304.403.130.754.453 LN_DER.802.253.530 3.165.002 LN_FATO.010.190.006.052.959 a. Dependent Variable: LN_PERUBAHAN_LABA Sumber : Hasil Penelitian, dengan program SPSS 17.0, diolah 2012 Dari tabel diatas diketahui bahwa current ratio (CR) memiliki thitung sebesar 0,754 sedangkan ttabel sebesar 1,994 sehingga thitung < ttabel dengan profitabilitas signifikansi untuk variabel CR sebesar 0,453 lebih besar dari pada taraf signifikansi 0,05. Maka Ho diterima H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial CR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
55 Nilai thitung untuk debt to equity ratio (DER) adalah sebesar 3.165 sedangkan ttabel sebesar 1,994 sehingga thitung < ttabel dengan profitabilitas signifikansi untuk variabel DER sebesar 0,002 lebih kecil dari pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial DER berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Dan menandakan Ho ditolak H3 diterima. Nilai thitung untuk fixed assets turnover (FATO) adalah sebesar 0.52 sedangkan ttabel sebesar 1,994 sehingga thitung < ttabel dengan profitabilitas signifikansi untuk variabel FATO sebesar 0,959 lebih besar dari pada taraf signifikansi 0,05. Maka Ho diterima H4 ditolak Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial FATO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. F. Analisis Regresi Linier Berganda Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda pada program SPSS (Statistic Product & service Solution) di peroleh persamaan regresi untuk mengetahui perubahan laba dengan variabel independen current ratio, debt to equity dan fixed assets turnover yaitu sebagai berikut : Dari tabel uji parsial T-test diatas maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :
56 Y = -0.680 + 0.304 X1 + 0.802 X2 + 0.010 X3 Dimana : Y = Perubahan Laba X1 = Current Ratio X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Fixed Assets Turn Over Keterangan Koefisien Regresi : 1. Konstanta sebesar -0.680 menyatakan bahwa jika tidak ada ratio Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Fixed Assets Turn Over maka nilai perubahan laba -0.680. 2. Koefisien Regresi 0.304 menyatakan bahwa setiap penambahan Current Ratio (CR) akan meningkatkan perubahan laba sebesar 0.304%. 3. Koefisien Regresi 0.802 menyatakan bahwa setiap penambahan Debt to Equity Ratio (DER) akan meningkatkan perubahan laba sebesar 0.802%. 4. Koefisien Regresi 0.010 menyatakan bahwa setiap penambahan Fixed Assets Turn Over (FATO) akan meningkatkan perubahan laba sebesar 0.010%.
57 G. Pembahasan Dalam penelitian ini yaitu pengaruh perubahan laba dengan menggunakan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) sebagai variabel bebas. Dari pengujian statistik diperoleh hasil bahwa Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) sebagai variabel independen secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Dengan nilai koefisien determinasi ( R square) sebesar 0.192 yang berarti bahwa 19,2% perubahan laba dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen. Dari persentase yang tergolong rendah tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat pengaruh dari faktor lain atau faktor diluar variabel yang diteliti. Secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 5.464 sedangkan F tabel sebesar 1.40 dengan taraf signifikan α = 0.05 sehingga F hitung > F tabel yaitu 5.464 > 1.40 dengan demikian maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) secara silmutan atau bersama sama terhadap perubahan laba. Terlihat pula tingkat signifikansi sebesar 0.002 lebih kecil dari taraf yang ditentukan α = 0.05 mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) secara bersama sama terhadap perubahan laba.
58 Secara parsial dengan uji t variabel Current Ratio (CR) terhadap perubahan laba diperoleh suatu gambaran bahwa CR memiliki thitung sebesar 0,754 sedangkan ttabel sebesar 1,994 sehingga thitung < ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,453 lebih besar dari pada taraf signifikansi 0,05. Dengan kata lain current ratio tidak berpengaruh signifikansi terhadap perubahan laba. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh meriewaty dan Setyani (2005) yang menyatakan CR berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Ketidaksesuaian hasil ini di pengaruhi oleh faktor antara lain seperti adanya persediaan bahan baku dan barang dalam proses yang tidak siap untuk dijual yang terdapat dalam current assets, sehingga besarnya komponen ini akan meningkatkan CR tetapi tidak menghasilkan laba karena perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memproses persediaan tersebut menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Hal yang lainnya adalah penjualan, laba dan perubahan perubahan kondisi operasi perusahaan tidak dipertimbangkan sehingga kurang mencerminkan laba yang direalisasikan di masa yang akan datang. Pengaruh current ratio (CR) adalah negatif. Dimana CR tinggi cenderung mengalami penurunan perubahan laba dan CR rendah cenderung mengalami peningkatan perubahan laba. Secara parsial dengan uji t variabel debt to equity ratio (DER) terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa nilai thitung untuk debt to equity ratio
59 (DER) adalah sebesar 3.165 sedangkan ttabel sebesar 1,994 sehingga thitung < ttabel dengan profitabilitas signifikansi untuk variabel DER sebesar 0,002 lebih kecil dari pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial DER berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Perusahaan dengan DER yang tinggi akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tambahan dana dari luar. Kewajiban bukan sesuatu yang jelek jika dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya dan dimanfaatkan dengan efektif serta laba yang didapat cukup untuk membayar biaya bunga secara periodik. Dengan DER yang tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. DER yang tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005). Hal ini didukung penelitian sebelumnya oleh Wibowo (2006) yang menyimpulkan bahwa DER mempengaruhi perubahan laba. Secara parsial dengan uji t variabel fixed assets turnover (FATO) terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa nilai thitung untuk fixed assets turnover (FATO) adalah sebesar 0.52 sedangkan ttabel sebesar 1,994 sehingga thitung < ttabel dengan profitabilitas signifikansi untuk variabel FATO sebesar 0,959 lebih besar dari pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial FATO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Semakin tinggi perputaran aktiva tetap (Fixed Assets
60 Turnover) berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. Penyebab fixed asset turn over tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba adalah karena FATO hanya dapat mengukur seberapa efektifkah perusahaan mempergunakan pabrik atau peralatannya dalam memperlancar proses produksi dan untuk membantu meningkatkan penjualan dari pada menambah laba.