Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 2, Desember 2016 KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS. Oleh.

dokumen-dokumen yang mirip
Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA. Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijelaskan metode penelitian, teknik serta instrumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada. suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

20. Mata Pelajaran Bahasa Jerman Untuk Paket C Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

SKRIPSI PERILAKU BERBAHASA AHOK: KAJIAN TINDAK TUTUR TITYN ASMITASARI SIREGAR

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

Pelaksanaan Tindak Ujaran. Dwiyanti Nandang ( ) Meita Winda Lestari ( ) Pamela Yunita Sari ( ) Riza Indah Rosnita ( )

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

Transkripsi:

KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS Oleh Aida Sumardi 1 Abstrak Bahasa guru memberi peran besar dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk tuturan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini dikumpulkan dengan observasi (pengamatan) dan wawancara dengan beberapa orang siswa. Hasil penelitian ini adalah bentuk komunikasi guru dan siswa cenderung memakai jenis tindak tutur basa-basi kesantunan positif dan basa-basi dengan kesantuanan negatif, serta kesantunan samar-samar. Di antara strategi tersebut salah satunya adalah dengan mencari kesepakatan, bergurau, memberikan alasan, kesamaan pengetahuan, meminta maaf dan meminta. Kata Kunci: kesantunan, tuturan, pemeblajaran 1. Pendahuluan Menyikapi kehidupan di era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menuntut dunia pendidikan harus banting stir dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Salah satunya adalah proses pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagai salah satu mata pelajaran wajib di sekolah pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus berorientasi pada peningkatan kualitas siswa dalam berkomunikasi dan kemampuan menghargai manusia serta nilai-nilai kemanusiaan. Disamping itu, kompetensi guru juga menjadi hal yang sangat signifikan dalam mewujudkan tujuan pembelajaran bahasa dan satra Indonesia. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia meliputi keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Keterampilan ini berperan penting bagi pengembangan diri peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian. Selain itu dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional. Tidak kalah pentingnya adalah mampu bersaing dengan situasi dan kondisi apa pun. 1 Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta 39

Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu konsep pengajaran bahasa secara santun untuk membina cara berbahasa siswa yang beretika dan santun serta mampu bersinergi dengan kondisi saat ini. Hal ini diharapkan mampu menciptakan kondisi kehidupan nyata dalam pembelajaran bahasa di kelas. Sehingga peserta didik dapat merasakan manfaat langsung dari proses yang mereka alami. Apa bentuk kesantunan berbahasa dan teknik pembelajaran lain akan dijabarkan secara rinci pada scenario pembelajaran pada bab II. 2. Kajian Teori Belajar Mengajar Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan mentransfer ilmu dan mendidik manusia menjadi tahu dan mengalami perubahan tingkah laku. Dalam hal ini hasil dari belajar mengajar adalah nilai pendidikan atau nilai tingkah laku pada anak didik. Hal ini rekevan dengan pedapat Jamarah dan Zain (2010: 1) belajar mengajar adalah suatu kegiatan interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum belajar mengajar dilakukan. Menurut penjelasan tersebut dapat disimpulkan belajar mengajar merupakan interaksi guru dan murid untuk mencapai tujuan tertentu yaitu perubahan tingkah laku anak didik. Dalam hal interaksi guru dengan murid dapat dilihat pada sikap dan kesantunan berbahasa guru dan murid ketika belajar mengajar sedang berlangsung. Kesantunan berbahasa guru dan murid ini terlihat pada tuturan, sikap, mimik dan gerak. Berbicara kesantunan berbahasa dalam pembelajaran maka yang pertama harus santun berbahasa adalah guru. Bagaimana guru berbahasa maka akan ditiru oleh siswa. Kesantunan berbahasa Kesantunan berbahasa merupakan kemampuan memahami bahasa dan menggunakan bahasa dengan sikap dan perilaku sesuai konteks. Tujuan utama kesantunan berbahasa adalah memperlancar komunikasi. Hal ini relevan dengan pendapat Pranowo dalam Chaer (2010:62) yang menyatakan bahwa tuturan akan terasa santun apabila memperhatikan enam hal yaitu (1) Menjaga suasana perasaan lawan tutur sehingga dia berkenan bertutur dengan kita. (2)Mempertemukan perasaan kita dengan lawan tutur sehingga isi tuturan samasama dikehendaki karena sama-sama diinginkan. (3) Menjaga agar tuturan dapat diterima oleh lawan tutur karena dia sedang berkenan di hati. (4) Menjaga agar dalam tuturan terlihat ketidakmampuan penutur di hadapan lawan tutur. (5) Menjaga agar dalam tuturan selalu terlihat posisi lawan tutur selalu berada pada 40

posisi yang lebih tinggi. (6) Menjaga agar dalam tuturan selalu terlihat bahwa apa yang dikatakan kepada lawan tutur juga dirasakan oleh penutur. Menurut Agustina dan Chaer (2004: 172) tatacara berbahasa sangat penting diperhatikan para peserta komunikasi (komunikator dan komunikan) demi kelancaran komunikasi. Oleh karena itu, masalah tatacara berbahasa ini harus mendapatkan perhatian, terutama dalam proses belajar mengajar bahasa. Dengan mengetahui tatacara berbahasa diharapkan orang lebih bisa memahami pesan yang disampaikan dalam komunikasi karena tatacara berbahasa bertujuan mengatur serangkaian hal berikut. (1) Apa yang sebaiknya dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu. (2) Ragam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam situasi tertentu. (3) Kapan dan bagaimana giliran berbicara dan pembicaraan sela diterapkan. (4) Bagaimana mengatur kenyaringan suara ketika berbicara. (5) Bagaimana sikap dan gerak-gerik keika berbicara. (6) Kapan harus diam dan mengakhiri pembicaraan. Agustina dan Chaer (2004: 173) juga menjelaskan tatacara berbahasa seseorang dipengaruhi norma-norma budaya suku bangsa atau kelompok masyarakat tertentu. Tatacara berbahasa orang Inggris berbeda dengan tatacara berbahasa orang Amerika meskipun mereka sama-sama berbahasa Inggris. Begitu juga, tatacara berbahasa orang Jawa berbeda dengan tatacara berbahasa orang Batak meskipun mereka sama-sama berbahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan yang sudah mendarah daging pada diri seseorang berpengaruh pada pola berbahasanya. Itulah sebabnya kita perlu mempelajari atau memahami norma-norma budaya sebelum atau di samping mempelajari bahasa. Sebab, tatacara berbahasa yang mengikuti norma-norma budaya akan menghasilkan kesantunan berbahasa. Selain budaya, faktor- faktor sosial seperti status sosial, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan juga mempengaruhi pembentukan kesantunan berbahasa Tindak Tutur Menurut Austin (dalam Syahrul, 2008:32) tindak tutur dibagi dalam tiga kategori. (1) Tindak tutur lokusi adalah melakukan tindakan untuk melakukan sesuatu (makna referensi). Contoh: Saya lapar, seseorang mengartikan Saya sebagai orang pertama tunggal (si penutur), dan lapar mengacu pada perut kosong dan perlu diisi, tanpa bermaksud untuk meminta makanan. (2) Tindak tutur ilokusi adalah melakukan tindakan mengatakan sesuatu yang menimbulkan perintah, pujian, ejekkan, keluhan, janji, dan sebagainya.contoh: Contoh lain: Sudah hampir pukul tujuh. Kalimat di atas bila dituturkan oleh 41

seorang suami kepada istrinya di pagi hari, selain memberi informasi tentang waktu, juga berisi tindakan yaitu mengingatkan si istri bahwa si suami harus segera berangkat ke kantor, jadi minta disediakan sarapan. Oleh karena itu, si istri akan menjawab mungkin seperti kalimat berikut, Ya Pak! Sebentar lagi sarapan siap. (3) Tindak tutur perlokusi adalah melakukan tindakan mengatakan sesuatu yang memberi efek atau hasil dari ujaran terhadap pendengar. Contoh: Contoh: Saya lapar, yang dituturkan oleh si penutur menimbulkan efek kepada pendengar, yaitu dengan reaksi memberikan atau menawarkan makanan kepada penutur. Selanjutnya, Searle (dalam Syahrul, 2008:32) menggolongkan tindak tutur ilokusi itu ke dalam lima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatif. Kelima macam bentuk tuturan yang menunjukkan fungsi itu dapat dirangkum sebagai berikut: (1) Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk menyatakan permintaan agar mitra tutur melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. (2) Tindak tutur asertif merupakan tindak tutur yang berfungsi menyatakan sesuatu agar dapat dinilai baik atau tidaknya. (3) Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang berfungsi menyatakan sesuatu menunjukkan bahwa penutur sedikit banyak terikat pada suatu tindakan di masa depan. (4) Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang berfungsi menyatakan sesuatu yang mencerminkan sikap psikologi penutur terhadap keadaan (5) Tindak tutur deklarasi merupakan tindak tutur yang berfungsi menyatakan sesuatu yang menunjukkan kekecewaan, tidak suka, dan rasa senang. Modalitas Bahasa Indonesia Modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yakni mengenai perbuatan, keadaan, peristiwa, atau sikap terhadap lawan bicaranya. Sikap ini dapat berupa pernyataan, kemungkinan, kinginan, atau keizinan. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan secara leksikal (Chaer, 1994: 262). 3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bahasa yang mengungkapkan fenomenafenomena kebahasaan, terutama bentuk tuturan guru di kelas. Penelitian ini tergolong pada penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif ini bermaksud untuk menggambarkan sejelas-jelasnya tentang objek yang diteliti, serta menggambarkan data secara keseluruhan, sistematis, dan akurat. 42

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Proses belajar mengajar merupakan faktor penentu pembelajaran untuk mewujudkan manusia yang cerdas dan berakhlak. Guru dan siswa sebagai komponen yang berinteraksi dalam pembelajaran harus mampu berkomunikasi dengan baik. Guru sebagai fasilitator pembelajaran harus bisa mengarahkan siswa sehingga siswa dapat memahami pembelajaran yang diikutinya. Hal ini dapat terwujud dengan bahasa yang sopan dan pengelolaan kelas yang bagus. Bagaimana guru berbicara, bagaimana guru mendidik siswa santun berbicara dan bagaimana etika berbaicara yang sopan dan santun akan terlihata pada skenario pembelajaran berikut. SKENARIO PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : Memberikan Kritikan terhadap informasi dari media cetak atau elektronik Kelas/ Semester : X/ 2 Standar Kompetensi : mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagi sumber Indikator : a. Mendata informasi dari sebuah artikel dengan mencantumkan Sumbernya. b. Mengidentifikasi pokok permasalahan yang terdapat dalam artikel c. memberikan kritikan dengan alasan yang tepat dan logis. Kegiatan Awal Pembelajaran Urutan Isi Pembicaraan berbicara Guru Assalamualaikum! Siswa Waalaikumsalam. Kemudian ketua kelas berdiri menyiapkan teman-temannyadan memberi laporan kepada guru. Seluruh siswa! Siap gerak. Lapor! Kelas X-1, jumlah 25 orang, hadir lengkap, siap mengikuti pembelajaran. Laporan selesai! Guru Laksanakan! Siswa Ketua kelas menjawab melanjutkan tugasnya. Sebelum ket 43

belajar marilah kita berdoa, berdoa mulai! Kepada ibu guru, ucapkan salam! Istirahat gerak! Guru Apa kabar hari ini? Semua sehat? Siswa Baik Buk. Alhamdulilah sehat. Dengan semangat semua siswa berbicara menjawab sapaan guru. Guru Alhamdulilah ya, semua baik dan sehat. Semoga kebaikan dan kesehatan senantiasa menemani kita pada hari ini dan berikutnya. Baik. Pertemuan kemarin kamu telah membaca artikel dan menidentifikasi pokok-pokok permasalahan dalam artikel. Sudah selesai semua identifikasi pokok-pokok masalah terserbut? Siswa Sudah Buk! Guru Bagus, semua mengerti ya. Baik sekarang kita lanjutkan materi berikutnya yaitu memberikan kritikan terhadap isi artikel. Apa yang dimaksud dengan kritikan? Siswa 1 Saya Buk! Menurut saya kritik merupakan menyampaikan komentar kepada orang. Guru Bagus. Bagaimana yang lain? Siswa 2 Saya Buk. Menanggapi sesuatu. Guru Ya,boleh. Ada yang bisa melengkapi? Siswa 3 Saya Buk. Mengkritik adalah memberikan masukan atau tanggapan terhadap suatu hal dengan alasan yang jelas dan bahasa yang tidak menyinggung objek yang kita kritik. Guru Ya, tepat sekali jawabanmu. Jadi, kata mengkritik adalah memberikan tanggapan dan pertimbangan baik buruknya suatu hal dengan alasan yang tepat. Tadi, temanmu S3 mengatakan bahasa yang digunakan tidak menyinggung. Apa maksudnya? Siswa 2 Saya Buk. Guru S2, kamu tadi sudah berbicara. Sekarang kita beri kesempatan kepada teman yang lain ya! Baik, siapa ingin menjelaskan?(6) Siswa 4 Saya Buk. Mengkritik itu kita berbicara, jadi, pada saat kita berbicara maka kita harus menggunakan diksi dan bahasa yang sopan sehingga kritikan yang kita berikan tidak menyebabkan orang sakit hati. Guru Ya,benar. Jadi, dalam menyampaikan kritikan ada 44

beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, memberikan kritik dengan alasan yang logis dan solusi yang tepat. Kedua, menyampaikan kritikan dengan bahasa yang sopan. Baik, ada pertanyaan?(7) Siswa 5 Iya buk. Apa contoh bahasa kritik yang sopan Buk? Gurui Ya, pertanyaan yang bagus. Baik, ini contoh mengkriktik yang sopan. Tiba-tiba siswa menyela pembicaraan! Siswa 6 Maaf Buk, saya mau memberi contoh mengkritik yang sopan? Guru Ya, bagus S6. Silahkan! Siswa 6 Menurut saya gelang Rafi bagus. Akan tetapi Rafi seharusnya tidak memakai gelang itu ke sekolah karena sebagai siswa harus berpenampilan Rapi. Guru Bagus S6. Ya, kalimat yang disampaikan temanmu tadi menjelaskan kritikan terhadap Rafi yang memakai gelang yang tidak cocok dipakai ke sekolah. Pada kalimat tersebut terlihat kata kunci bagus, seharusnya, dan rapi yang menunjukkan bahasa yang sopan dan berterima. Baik. Masih ada pertanyaan? Siswa Tidak Buk. Guru Bisa dipahami ya. Baik, sekarang kerjakan tugas memberikan kritikan terhadap isi artikel. Siswa Baik Buk. Kegiatan Inti Pembelajaran Urutan Isi Pembicaraan berbicara Guru Baik. Siapa yang ingin memberikan kritikan pertama? Siswa 8 Saya Buk. Menurut saya artikelnya bagus, Gusdur memang pantas diberi gelar pahlawan nasional karena jasa beliau sangat besar untuk Negara. Baik dalam bidang agama maupun kesatuan daerah se-nusantara. Guru Bagus kritikannya. Berarti menurut S8 Gusdur berhak mendapat gelar pahlawan nasional karena jasajasanya. Bagaimana dengan yang lain? Siswa 9 Saya Buk. Menurut saya artikel tersebut belum menjelaskan dengan rinci alasan pemberian gelar ket 45

Guru Siswa Guru Siswa Siswa Guru Siswa 22 pahlawan nasional. Menurut saya, perlu pertimbangan lebih lanjut untuk memberi gelar pahlawan nasional kepada Gusdur, karena alasan pemberian gelar tersebut tidak jelas. Bicaramengenai jasa terhadap bangsa, itu sudah tugas beliau sebagai kepala negara untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, dan lain sebagainya. Ya, bagus argumennya. Ada pandangan yang berbeda? Bertepuk tangan dan suasana aga riuh mendengar kritikan S9. Halo, bisa dilanjutkan. Baik, siapa lagi yang akan menyampaikan kritikannnya? Silahkan S16! Sesuai dengan definisi kata pahlawan yang bermakna berani dan rela berkorban demi kebenaran. Maka menurut hemat saya apa yang disampaikan dalam artikel tersebut saya setuju bahwasanya Gusdur diberi gelar pahlawan nasional. Karena, Gusdur memang seorang pemberani dan rela berkorban demi kebenaran. Kita bisa melihat bagaimana sabarnya beliau dituduh pindah agama, bagaimana mampunya menciptakan kerukunan antar umat beragama. Selain itu, Gusdur tipe negarawan yang terbuka dan merakyat. Ini juga didukung dengan slogan Gusdur Itu aja kok repot. Bertepuk tangan dan suasana kembali riuh mendengar kritikan S16. Ya, kritikan yang bagus dan terarah dengan merujuk pada makna kata. Perkembangan yang bagus. Sekarang giliran S22, dari tadi kita belum mendengar suaranya. Silahkan! Baik Buk. Saya sudah membaca artikel dan mendengar kritikan teman-teman dengan baik. Jadi, pada kesempatan ini saya punya pandangan lain Buk. Apalah arti sebuah nama/ gelar buk. Apakah gelar itu memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan bangsa ke depan. Jika ya 1000 gelar pun silahkan diberikan. Tetapi, jika tidak sudahlah. Pemerintah ya konsentrasi pada pembangunan bangsa. Jika ada pejabat yang meninggal kalaupun akan diberi gelar. Ya gelar tanda jasa 46

Siswa Guru pengabdian saja. Sejatinya, pahlawan nasional tidak akan pernah tergantikan dengan pahlawan yang telah mengantar Indonesia pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Bertepuk tangan dan suasana riuh terdengar heboh di kelas. Sudah sudah Bagus ya argumen S22. Ya, S22 mengambil jalan tengah untuk kepentingan bersama boleh lah. Baik, tidak terasa beragam kritikan telah kamu sampaikan dan sudah mengikuti ketentuan yang ada. Walaupun tidak semua menyampaikan kritikan, penampilan teman-temanmu tadi sudah bisa mewakilkan kalau kamu sudah bisa memahami memberikan kritikan terhadap isi artikel. Kegiatan Akhir Pembelajaran Urutan Isi Pembicaraan berbicara Guru Baik. Firman, sebutkan kesimpulan pelajaran kita hari ini!(8) Siswa Ya, Buk. simpulan pelajaran hari ini diantaranya, mengkritik adalah memberikan tanggapan dan baik buruknya suatu hal dengan alasan yang tepat. Pada saat memberikan kritikan kita harus menggunakan bahasa yang sopan dengan diksi yang tepat. Sudah buk. Guru Ya, benar demikian simpulan pelajaran kita hari ini. Nah, hal-hal yang disampaikan Firman tadi tidak hanya kita laksanakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tetapi dimana saja kita berada. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus menggunakan bahasa yang sopan, sesuaikan konteks dimana kamu berada dan dengan siapa berbicara. Jika ada suatu hal yang tidak kamu suka atau sesuatu yang ingin disampaikan ungkapkan dengan jelas dan alasan yang tepat serta bahasa yang sopan. Baik, sampai di sini pembelajaran kita hari ini. Pertemuan berikut baca KD 9 tentang membaca tabel. Silahkan ketua disiapkan. (9) Siswa Seluruh siswa! Siap gerak. Lapor! Pembelajaran telah dilaksanaknakan. Laporan selesai! Guru Bubarkan! ket 47

Siswa Guru Setelah belajar ucapkan hamdalah. Kepada ibu guru ucapkan salam. Setelah diistirahatkan, dari bangku paling kanan berturut-turut menyalami ibu guru. Istirahat gerak. Kerjakan! Siswa bergiliran menyalami guru, setelah bersalaman guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam. Waalaikumsalam, wr. wb Berdasarkan temuan penelitian di atas terlihat bahwa kelancaran guru dalam berbahasa dan berinteraksi dengan siswa memberikan respon baik terhadap siswa. Merujuk pada skenario awal kegiatan pembelajaran di atas, guru berusaha untuk berada dalam suatu konteks komunikasi dengan siswa. Pada tuturan (1) Assalamualaikum! guru menggunakan tindak tutur ilokusi sebagaimana wajarnya guru masuk ruangan kelas dan siswa pun menajwab salam guru. Guru memulainya dengan mengucapkan salam dan bertindak sebagi mitra yang penuh perhatian terhadap kondisi siswanya. Tindak tutur ini akan menghadirkan suasana awal yang nyaman dan menyenangkan saat pelajaran akan di mulai. Hal ini juga dikuatkan pada tuturan (2) Laksanakan!, (3) Apa kabar hari ini? Semua sehat? dan (4) Alhamdulilah ya, semua baik dan sehat. Semoga kebaikan dan kesehatan senantiasa menemani kita pada hari ini dan berikutnya. Baik. Pertemuan kemarin kamu telah membaca artikel dan menidentifikasi pokok-pokok permasalahan dalam artikel. Sudah selesai semua identifikasi pokok-pokok masalah terserbut? Hal ini akan membuat siswa lebih termotivasi dan semangat dalam belajar. Pada tuturan (5) Baik sekarang kita masuk materi berikutnya yaitu memberikan kritikan terhadap isi artikel. Apa yang dimaksud dengan kritikan? Guru menggunakan kata ganti kita, untuk menunjukkan kesamaan konvensi dan kesamaan pengetahuan dengan para siswanya. Hal ini akan membuat jarak sosial antara guru dan siswa akan semakin menurun dan menjadi kuat. Perlokusinya adalah siswa akan merasa diperlakukan sebagai mitra, sehingga rasa cemas dan rasa takut terhadap guru yang pada dasarnya memiliki power akan berkurang. Hal ini membuat mereka tidak memiliki rasa canggung dan berkemungkinan untuk tidak malu-malu dalam mengeluarkan pendapat karena merasa berada dalam identitas kelompok yang sama. Pada tuturan (6) S2, kamu tadi sudah berbicara. Sekarang kita beri kesempatan kepada teman yang lain ya! Baik, siapa ingin menjelaskan? Guru menggunakan strategi kesantuanan. Pada tuturan ini guru memperlihatkan powernya sebagai seorang guru dan punya wewenang. Dengan begitu, tuturan tersebut memberikan efek penguatan daya ilokusi sehingga tuturan terasa santun. Pada tuturan (7) Baik, ada pertanyaan? Guru mengizinkan siswa mengajukan 48

pertanyaan sesuai materi yang dibahas. Guru mempersilahkan siswa mempertanyakan materi yang belum dipahami. Tindakan guru ini dinamakan tindakan direktif yang berfungsi pengizinan terhadap lawan tutur. Modalitas bagus, tepat sekali jawabanmu, dan ya boleh menunjukan penggunaan tindak direktif oleh guru. Hal itu terkait dengan respon guru terhadap jawaban siswa. Penggunaan modalitas bagus, tepat sekali jawabanmu, dan ya boleh merupakan ekspresi kesantunan tindak tutur ekspresif memuji. Dengan demikian tuturan yang muncul dalam situasi tutur tersebut memberikan efek pelunakan daya ilokusi sehingga terasa santun. Tindak tutur ekspresif memuji tersebut juga mengurangi tingkat kekuasaan guru serta mendekatkan jara sosial guru dan siswa. Skenario pada inti pembelajaran lebih banyak memunculkan tindak tutur ekspresif yang merupakan ekspresi kesantunan memuji. Modalitas yang digunakan adalah bagus kritikannya, bagus argumennya, boleh lah. Dengan demikian tuturan yang muncul dalam situasi tutur tersebut memberikan efek pelunakan daya ilokusi sehingga terasa santun. Tindak tutur ekpresif memuji tersebut juga mnegurangi tingkat kekuasaan guru serta memperdekat jara sosial guru-siswa. Pada kata halo bisa dilanjutkan, dan sudah-sudah menunjukan guru memperlihatkan powernya sebagai seorang mitra tutur yang lebih tua atau lebih tau. Strategi bertutur ini merupakan strategi bertutur tidak langsung tanpa basabasi dengan maksud menggunakan ironi sekaligus memberitahu bahwa kelas tersebut tidak dalam keadaan tertib. Dengan adanya strategi ini diharapkan siswa dapat melakukan perlokusi sebagai efek dari tuturan tersebut. Skenario pada akhir pembelajaran pada tuturan (8) Baik. Firman, sebutkan kesimpulan pelajaran kita hari ini! Guru meminta siswa menyimpulkan pelajaran. Modalitas yang digunakana adalah sebutkan yang memberi efek pelunakan daya ilokusi sehingga tuturan terasa santun. Pada kalimat (9) Ya, benar demikian simpulan pelajaran kita hari ini. Nah, hal-hal yang disampaikan Firman tadi tidak hanya kita laksanakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tetapi dimana saja kita berada. Dalam kehidupan sehari-hari kamu harus menggunakan bahasa yang sopan, sesuaikan konteks dimana kamu berada dan dengan siapa berbicara. Jika ada suatu hal yang tidak kamu suka atau sesuatu yang ingin disampaikan ungkapkan dengan jelas dan alasan yang tepat serta bahasa yang sopan. Baik, sampai di sini pembelajaran kita hari ini. Pertemuan berikut baca KD 9 tentang membaca tabel. Guru memberikan nasihat pada siswa. Walaupun itu merupakan refleksi dan aplikasi dari pembelajaran untuk siswa namun itu merupakan tindak kesantunan menasihati. Dalam hal ini kesantunan menasihati dengan bahasa yang santun akan memberi efek pendidikan dan moral pada siswa melalui materi pembelajaran. Penggunaan kata kita dalam refleksi pembelajaran memberikan efek pelunakan daya ilokusi sehingga tuturan terasa 49

santun dan siswa dapat memahami bahwa berbahasa sopan dan santun itu merupakan suatu sikap dimana saja berada.. 5. Simpulan Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan penting dalam kesuksesan pencapain tujuan pembelajaran. Salah satu langkahnya adalah kelancaran guru dalam berbahasa dan berinteraksi dengan siswa sehingga siswa memberikan respon baik terhadap guru. Selain itu, kepiawaian guru dalam mengolah kata juga membuat senang dan memotivasi siswa untuk semangat dalam belajar Meskipun percakapan di dalam kelas secara umum dikatakan formal dan transaksional, di dalam interaksi pembelajaran percakapan guru dan siswa juga bersifat interaksiaonal. Artinya tidak selamanya pembelajaran di dalam kelas berwujud transaksional. Konteks pembelajaran memberikan dampak tersendiri di dalam pemilihan kesantunan berbahasa. Suara guru yang tenang, penuh wibawa, guru yang suka humor, intonasi suara yang kadang meninggi dan merendah dan karakter siswa dalam menerima pembelajaran merupakan faktor penentu dalam pemilihan kesantunan berbahasa. Berdasarkan analisis skenario pembelajaran ditemukan bahwa dalam komunikasi kelas guru dan siswa cenderung memakai jenis tindak tutur basa-basi kesantunan positif dan basa-basi dengan kesantuanan negatif, serta kesantunan samar-samar. Di antara strategi tersebut salah satunya adalah dengan mencari kesepakatan, bergurau, memberikan alasan, kesamaan pengetahuan, meminta maaf dan meminta. 6. Daftar Pustaka R, Sharul. 2008. Pragmatik Kesantunan Berbahasa: Menyibak Fenomena Berbahasa Indonesia Guru dan Siswa. Padang: UNP Press. Wijana, Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta; ANDI. Chaer, Abdul. Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. 50