Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI ABSTRACT. Keywords: Tidal range, harmonic analyze, Formzahl constant

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2009, hlm ISSN

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

Dinamika Pasang Surut dan Perubahan Iklim di Perairan Pantai Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat Provinsi Riau. Oleh

PEMETAAN BATIMETRI MENGGUNAKAN METODE AKUSTIK DI MUARA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

STUDY ON THE SUSPENDED SOLIDS IN THE WEST COASTAL WATERS OF BENGKALIS. Arif Teguh Satria 1, Rifardi 2, Elizal 2 ABSTRACT

PEMETAAN POLA DAN KECEPATAN ARUS PASANG SURUT DAN BATIMETRI PERAIRAN PULAU MUDA MUARA SUNGAI KAMPAR KECAMATAN TELUK MERANTI KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Bathimetri di perairan pantai depan Sungai Bahu, Kecamatan Malalayang, Manado

Pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu

VI. EVALUASI TINGKAT PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN SELAT RUPAT

Karakteristik Pasang Surut di Alur Pelayaran Sungai Musi Menggunakan Metode Admiralty

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di :

KARAKTERISTIK OSEANOGRAFI FISIKA PANTAI PANDAN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. By Sakkeus Harahap 1), Mubarak 2), Musrifin Galib 2) ABSTRACT

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

PADATAN TERSUSPENSI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI ROKAN, PROVINSI RIAU, INDONESIA

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Kondisi Oseanografi Fisika Perairan Utara Pulau Bengkalis Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

ANALISIS ARUS DAN GELOMBANG PERAIRAN BATU BELANDE GILI ASAHAN DESA BATU PUTIH KECAMATAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

STUDI TRANSPOR SEDIMEN LITHOGENEUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DUMAI PROVINSI RIAU. Oleh

PENGARUH PASANG SURUT PADA PERGERAKAN ARUS PERMUKAAN DI TELUK MANADO. Royke M. Rampengan (Diterima Tanggal 15 September 2009) ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman Online di :

HIBAH PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA JUDUL PENELITIAN STUDI ANALISIS PENDANGKALAN KOLAM DAN ALUR PELAYARAN PPN PENGAMBENGAN JEMBRANA

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL DI DAERAH PESISIR SUNGAI BUNGIN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

Pola Sebaran Salinitas dan Suhu Pada Saat Pasang dan Surut di Perairan Selat Bengkalis Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Oleh

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang langsung bertemu dengan laut, sedangkan estuari adalah bagian dari sungai

JURNAL STUDI POLA ARUS, PASANG SURUT DAN GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI PELAWAN DESA PANGKE KECAMATAN MERAL KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Dinamika salinitas daerah penangkapan ikan di sekitar muara Sungai Malalayang, Teluk Manado, pada saat spring tide

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

KAJIAN PASANG SURUT DAN ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN LAMONGAN

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : BDI 207. Bobot SKS : 3 (2:1) Tanggal Pertemuan : 04 September Tempat Pertemuan : Gedung C-1

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Pola Arus Pasang Surut dan Gelombang di Perairan Teluk Bayur Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Oleh

POLA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI GASTROPODA Terebralia sulcata DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PUTRI SEMBILAN KECAMATAN RUPAT UTARA

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN PERUNTUKKAN DAERAH PELABUHAN DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

STUDI PEMILIHAN LOKASI ALTERNATIF PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

OIL CONTENT ANALYSIS AT UPS AND DOWNS PORTS IN WATERS AROUND IN SIBOLGA HARBOUR NORTH SUMATERA ABSTRACT

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak

PENGARUH ARUS TERHADAP SEBARAN MATERIAL PADATAN TERSUSPENSI DI PANTAI SIGANDU, KABUPATEN BATANG

III. METODE PENELITIAN

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

TINJAUAN ASPEK GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN PULAU JEMUR KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU PADA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA - MALAYSIA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Online di :

STUDI KARAKTERISTIK FISIK MUARA SUNGAI BATANG NATAL KABUPATEN MANDAILING NATAL

POLA SEBARAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN SELAT DOMPAK KELURAHAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Variasi Temporal dari Penyebaran Suhu di Muara Sungai Sario

Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara Sungai Musi, Sumatera Selatan

pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan biogeokimia perairan laut terutama di areal sepanjang pantai. Bahkan sejalan dengan berbagai pemanfaatan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

Prosiding PIT VII ISOI 2010 ISBN : Halaman POLA SPASIAL KEDALAMAN PERAIRAN DI TELUK BUNGUS, KOTA PADANG

KONDISI BATIMETRI DAN SEDIMEN DASAR PERAIRAN DI KOLAM PELABUHAN CARGO PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN, JAWA BARAT

Rochmady Staf Pengajar STP - Wuna, Raha, ABSTRAK

SIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI. Dian Savitri *)

STUDI POLA ARUS DI PERAIRAN KHUSUS PERTAMINA PT. ARUN LHOKSEUMAWE - ACEH

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

Analisis Karakteristik Fisik Sedimen Pesisir Pantai Sebala Kabupaten Natuna Hendromi 1), Muhammad Ishak Jumarang* 1), Yoga Satria Putra 1)

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang

PEMETAAN BATIMETRI PERAIRAN PANTAI PEJEM PULAU BANGKA BATHYMETRY MAPPING IN THE COASTAL WATERS PEJEM OF BANGKA ISLAND

PENGANTAR OCEANOGRAFI. Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H

PERHITUNGAN PASANG SURUT SEBAGAI DATA PENDUKUNG DALAM PENATAAN KAWASAN DAERAH PESISIR TELUK BETUNG BANDAR LAMPUNG

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

III-11. Gambar III.13 Pengukuran arus transek pada kondisi menuju surut

KAPASITAS ASIMILASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI MUARA SUNGAI NERBIT BESAR KELURAHAN LUBUK GAUNG KECAMATAN SUNGAI SEMBILAN KOTA DUMAI PROVINSI RIAU

OPTIMALISASI DERMAGA PELABUHAN BAJOE KABUPATEN BONE

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

Distribusi Muatan Padatan Tersuspensi di Muara Sungai Bodri, Kabupaten Kendal

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN :

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU

ANALISIS SIRKULASI ARUS LAUT PERMUKAAN DAN SEBARAN SEDIMEN PANTAI JABON KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan yang pada

Transkripsi:

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm 44-50 ISSN 0126-6265 Vol 39 No.1 44

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm 44-50 ISSN 0126-6265 Vol 39 No.1 PEMETAAN KEDALAMAN DAN POLA ARUS PASANG SURUT MUARA SUNGAI MASJID DUMAI Musrifin 1) Diterima tanggal: 7 Januari 2011 /Disetujui tanggal: 20 Februari 2011 ABSTRACT Bathymetry and tidal pattern mapping have been conducted 2007. Observation intended to present a bathymetry and tidal pattern map. From the map it could be found the place where sedimentation happened. The result showed that sedimentation in the mouth of Sungai Masjid estuary increasing by 0.75 meter/year. Type of tidal was mixed tide predominantly semidiurnal. During the flood tide, direction of tidal current was from North to the South and then to South West. South West to North East and then to North during ebb tide. Keywords: map, bathymetry, and tidal pattern PENDAHULUAN 1 Muara Sungai Masjid merupakan bagian Selat Rupat yang langsung berhubungan dengan Selat Malaka. Perairan ini ramai dilayari oleh kapal-kapal, baik kapal barang maupun kapal nelayan. Bahkan Selat Rupat juga ramai dilayari oleh kapal-kapal tanker yang mempunyai tonage sampai ribuan metrik ton. Setiap hari kapal-kapal tanker tersebut mengangkut minyak bumi dan minyak kelapa sawit baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Semenjak awal tahun 1990 an, daerah muara Sungai Masjid yang mempertemukan bagian Barat Kelurahan Purnama dengan bagian Timur Desa Bangsal Aceh semakin ramai dilintasi oleh kapal-kapal. Hal ini disebabkan karena penduduk secara berangsur-angsur terkonsentrasi di daerah ini, terutama 1) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru sejak berdirinya Marine Station Universitas Riau di daerah tersebut. Banyak kapal yang hilir mudik mengangkut hasil bumi dan juga hasil dari laut. Faktor kedalaman perairan sangat menentukan lancar tidaknya kegiatan berlayar pada suatu perairan dan berlabuh pada pelabuhan. Sebab akan sangat berbahaya apabila berlayar pada saat surut rendah dimana kedalaman perairan lebih kecil sementara draft kapal lebih besar sehingga sewaktu-sewaktu kapal akan kandas dan kemudian tenggelam. Kedalaman perlu pula diperhatikan pada saat akan bersandar di pelabuhan karena kapal tidak akan pernah dapat bersandar di pelabuhan selama draft kapal lebih besar dibandingkan dengan kedalaman perairan. Begitu pula halnya dengan parameter arus pasang surut. Kedua parameter fisika perairan ini haruslah dapat dimengerti dan dipahami karena 44

secara langsung ataupun tidak langsung akan dapat pula mempengaruhi terjadinya perubahan ekologis muara sungai. Pola pasang surut juga perlu dipelajari karena akan dapat memperlihatkan kecepatan dan arah yang pada gilirannya dapat memberikan indikasi ke arah mana kecendrungan terjadi pendangkalan. Hal ini disebabkan karena proses pendangkalan berkaitan erat dengan kecepatan arus. Dimana pada perairan yang relatif tenang akan terjadi proses pengendapan (sedimentasi). Ketergantungan pada pasang surut dalam lalu lintas di muara Sungai Mesjid mengharuskan para pengguna prasarana dan sarana lalu lintas laut ini untuk memahami parameter pasang surut. Namun, bagaimana sebenarnya pola arus pasang surut di muara Sungai Masjid belumlah diketahui dengan jelas karena kajian mengenai hal tersebut belum ada dan belum dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka pemetaan kedalaman perairan dan pola pasang surut diperairan muara Sungai Mesjid perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk membuat peta kedalaman (bathymetri) perairan muara Sungai Mesjid berdasarkan pengukuran kedalaman, menentukan arah dan menghitung kecepatan arus pasang surut, membuat sketsa pola arus pasang surut muara Sungai Masjid, menentukan tipe pasang surut di perairain ini, dan mempelajari kecendrungan arah terjadinya proses pendangkalan. BAHAN DAN METODA Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS Map Sounder (global positioning system dan echosounder), piel schal/palem (pengukur tinggi pasang surut), current drogue (mengukur kecepatan arus) dan kompas. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pemetaan ini akan dilakukan di perairan muara Sungai Masjid dan sebagian Selat Rupat di sekitar muara Sungai Masjid. Pengukuran kecepatan dan arah arus pasang surut dilakukan di 5 stasiun dengan masing 5 substasiun. 1 stasiun membentang di mulut muara Sungai Masjid dan masing-masing 2 stasiun di sisi kiri dan kanan muara membentang ke arah pulau Rupat dan tegak lurus terhadap garis pantai. Pada masingmasing substasiun dilakukan juga pengukuran kedalaman perairan untuk menggambarkan kontur kedalaman perairan muara Sungai Masjid dengan pola zigzag. Data yang diperoleh dari survey ini ditabulasikan dan diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan peta. HASIL DAN PEMBAHASAN Kedalaman perairan di lokasi penelitian berkisar antara 0,5 23,3 meter. Kedalaman terendah ditemukan pada perairan pantai ke arah daratan dan disekitar muara sungai. Sedangkan yang tertinggi ditemukan pada bagian Utara sebelah kiri muara. Di depan muara relatif lebih dangkal sementara pada bagian kiri dan kanan agak ke arah laut lebih dalam. Perairan pada bagian pantai dangkal dan landai dimana kedalaman 1 2 meter masih temukan pada jarak 200 hingga 300 meter dari pantai. Pada bagian depan muara kedalaman 2 meter masih 45

ditemukan pada jarak 600 meter dari mulut muara. Sementara yang terdalam di depan muara sekitar 9 meter. Berbeda dengan dengan bagian kanan muara kedalaman 5 meter hanya pada jarak sekitar 200 meter kemudian beberapa meter ke arah laut kedalaman meningkat sangat tajam sampai 17 meter. Dari Gambar terlihat sangat curam. Kondisi ini juga ditemukan bagian Utara. Sementara pada bagian Selatan kedalaman tertinggi hanya 13 meter. Gambaran mengenai kedalaman perairan yang dalam dan dangkal dan yang landai dan dalam dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 1. Dari Gambar 2 terlihat dengan jelas kemiringan pantai dan dasar perairan. Kemiringan untuk pantai dengan kedalaman 1 5 meter sangat landai, kemudian terjadi peningkatan kedalaman perairan yang sangat tinggi sehingga menjadikan kemiringan dasar perairan sangat curam, terutama pada bagian Utara dan Timur muara Sungai Masjid. Sementara itu di depan muara agak landai yaitu untuk kedalaman perairan 6 9 meter. Di bagian kiri dan kanan depan muara ini terbentuk seperti palung dengan kedalaman perairan antara 17 sampai dengan 23 meter. Gambar 1. Bathymetri Muara Sungai Masjid 46

Gambar 2. Profil kedalaman 3d (tiga dimensi) Muara Sungai Masjid Dari hasil pengukuran yang dilakukan terlihat bahwa kecepatan arus di perairan muara Sungai Mesjid berkisar antara 0,12 0,44 meter/detik. Berdasarkan nilai-nilai kecepatan arus yang diperoleh dibuat kurva yang menggambarkan kecepatan arus di perairan muara Sungai Masjid seperti terlihat pada Gambar 4. Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa kecepatan arus tertinggi terjadi pada titik stasiun ke 2 yaitu sebesar 0,44 m/detik yang berada di mulut muara Sungai Mesjid. Sedangkan kecepatan arus terendah terjadi pada titik stasiun 15 yaitu 0,12 m/detik yang berada di perairan Selat Rupat, sebelah kanan muara Sungai Masjid. Untuk lebih jelasnya pola arus surut dapat dilihat pada Gambar 3. Dari Gambar 3 dapat dilihat arah arus surut dari Sungai Masjid adalah dari Barat Daya ke Timur Laut. Sementara pada bagian depan muara arus dari arah Selatan menuju ke Utara. Agak berbeda dengan arus di depan muara ini, arus yang berada dibagian Selatan lokasi penelitian terlihat dari arah Barat Daya menuju ke arah Timur Laut. Pada bagian yang lebih dalam arah arus dari Tenggara ke arah Barat Laut dengan kecepatan arus tertinggi mencapai 0,29 m/detik. Di bagian Utara kecepatan arus tertinggi mencapai 0 35 m/detik. Sedangkan pada bagian depan muara adalah kecepatan arus tertinggi adalah 0,41 m/detik 47

Gambar 3. Pola arus surut Kecepatan arus pasang di perairan muara Sungai Mesjid berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,5 m/detik. Fluktuasi kecepatan arus pada perairan muara Sungai Masjid dapat dilihat pada Gambar 6. Kecepatan arus tertinggi ditemukan pada stasiun 13 sedangkan yang terendah adalah pada stasiun 2. Gambar 4. Pola arus pasang 48

Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa arah arus pasang adalah dari arah Barat Laut menuju ke arah Tenggara di bagian Utara dan juga di sebelah kanan muara Sungai Masjid. Pada bagian Selatan kecepatan arus mencapai 0,50 m/detik (1 knot) dengan arah dari Barat ke Timur. Sementara pola arus pada bagain mulut muara agak sedikit berbeda dengan bagian Utara dan Selatan muara dimana pada bagian ini pola arus seperti tidak teratur. Ada arus dari hulu ke hilir dan ada juga arus dari arah hilir ke hulu akan tetapi kecepatan arus yang tertinggi pada daerah ini adalah 0,33 dari arah Barat Laut ke arah Tenggara. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian mengenai kedalaman perairan, dapat disimpulkan bahwa pada mulut muara Sungai Masjid telah terjadi pendangkalan yang cukup intesif yaitu rata-rata 0,75 meter/tahun. Di bagian sebelah kiri muara lebih dalam dibandingkan dengan di sebelah kanan. Jenis pasang surut adalah campuran condong ke harian ganda (semidiurnal). Arah pasang dari Utara ke Selatan dan sebagian masuk ke Sungai Masjid (Tenggara). Sedangkan surut dari arah Selatan dan Tenggara menuju Utara. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada Kegiatan Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang telah mendanai penelitian ini melaului Program Hibah Komptesi A2 Jurusan Ilmu Kelautan. Terimakasih juga penulis sammpai kepada Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Ketua Jurusan Ilmu Kelautan serta Kepala Laboratorium Oseanografi Fisika Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Juga terimakasih disampaikan kepada Teguh Aryadi, Vivin Saegita dan Yar Johan Mahasiswa Tingkat Akhir yang telah membantu dalam penelitian ini terutama dalam pengumpulan data dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. DAFTR PUSTAKA Bramawanto, R., (2000). Studi Karakteristik Gelombang dan Sedimen di Pelabuhan Stasiun Kelautan Universitas Riau dan Sekitarnya Kotamadya Dumai. Skripsi dalam Bidang Ilmu Kelauatan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru. 60 halaman (tidak diterbitkan). Brown, J., A. Colling, D. Park, J. Phillips, D. Rothery, and J. Wright, 1989. Waves, Tides and Shallow-water Processes. The Open University. Pergamon Press. 187 p. Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu, 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta. 305 halaman. 49

Erwin, Y., 1994. Studi Tentang Sifat dan Pola Arus Pasang Surut Harian Perairan Muara Sungai Kerendang Pluit Jakarta Utara. Skripsi Fakultas Perikanan Universitas Riau, Pekanbaru. 63 halaman (tidak diterbitkan). Galloway, W. E., 1975. Tides and Tidal Phenomena. In Asean- Australia Cooperative Program of Marine Science. p. 244-245 HanafiI, M., (1999). Pemetaan Kedalaman dan Jenis Sedimen Dasar Muara Sungai Mesjid Kotamadya Dumai. Skripsi dalam Bidang Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru. 68 halaman (tidak diterbitkan). Hutabarat, S. dan S. M. EvansS, 1986. Pengantar Oseanografi. UI Press, Jakarta. 159 halaman Indra, H., (1998). Pola dan Kecepatan Arus Pasang Surut Harian Muara Sungai Mesjid, Dumai. Skripsi dalam Bidang Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Univeritas Riau, Pekanbaru. 44 halaman (tidak diterbitkan). Kennish, M. J., 1986. Ecology of Estuaries. Physical and Chemical Aspects. Volume I. CRC Press, Florida. p. 243. Musrifin, M. Ahmad, Bustari dan Alfian, 2005. Riset Mengenai Front dan Arus Densitas. Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru. 68 halaman. Nontji, A., 1993. Laut Nusantara. Jambatan, Jakarta. 367 halaman. Pariwono, J. I., 1992. Proses-proses Fisika di Wilayah Pantai. Dalam Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu dan Holistik. Pusat Penelitian Lingkungan. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal. 26-30. 50