KERANGKA ACUAN SKRINING ANTENATAL UNTUK DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO IBU HAMIL BERBASIS MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 5 PEMBAHASAN. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Letak Lintang Usia Kehamilan 38 minggu di

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (fertilisasi) sampai lahirnya janin.

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. hamil sehingga dapat membahayakan ibu dan janin jika mengalami

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

PERANAN DOKTER KELUARGA DALAM KESEHATAN MATERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi.proses tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. setiap perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan, persalinan dan nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kematian ibu adalah kematian

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN SKRINING ANTENATAL UNTUK DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO IBU HAMIL BERBASIS MASYARAKAT A. Pendahuluan Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil dan bersalin masih merupakan masalah besar di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara miskin, sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Tahun 1996 WHO memperkirakan tiap tahun lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin. Menjadi perhatian utama karena lebih dari 50 % kematian ibu di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada dan biaya yang relatif murah. Tahun 1999 WHO meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer ( MPS ). Pada dasarnya MPS meminta perhatian dari pemerintah dan masyarakat di setiap Negara untuk : 1. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan internasional 2. Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 3. Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun 4. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, keluarga berencana, aborsi legal baik publik dan swasta 5. Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya 6. Memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2000 mendapatkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 347/100.000 Kelahiran Hidup dan di Jawa Timur 168,2/100.000 Kelahiran Hidup.

AKI di Jawa Timur dari tahun 1998-2004 cenderung menurun bermakna berturut-turut: 106,5; 92,8; 98,3; 72,0; 75,0 dan 69,0/100.000 Kelahiran Hidup. Survei Demografi Kesehatan Indonesia mendapatkan AKI 307/100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2003. Setiap ibu hamil mempunyai Potensi Risiko mengalami komplikasi persalinan dengan dampak kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuasan pada ibu dan atau bayi baru lahir. (Rochjati, Pudji ). B. Latar Belakang Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan sampai dekat persalinan, diteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif) sebagai pertolongan persalinan yang memadai sesuia dengan tingkat risikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi atau pemberian ASI dan Keluarga Berencana. Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi mengenai kondisi ibu hamil. Menurut George Adriaanz dari USAID Rasio kematian maternal di Indonesia mengalami penurunan dari 450 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 tetapi perubahan fundamental dari sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan status kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak ternyata tidak sebanding dengan pencapaian tersebut. Hal ini lebih disebabkan oleh kurangnya dukungan data atau informasi yang akurat dalam mendeskripsikan konsistensi hasil pencapaian dengan kondisi nyata di lapangan. Sebagai contoh, terjadi kesenjangan antara laporan hasil pelayanan K1, K4, deteksi Risiko Tinggi, jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan dan kualitas pelayanan yang

diberikan. Adanya kerancuan tentang batasan dari tenaga kesehatan (health provider) dan penolong terampil (skilled birth attendant) untuk menatalaksana, pendamping atau merujuk persalinan. Banyaknya proporsi persalinan di rumah daripada di Pondok Bersalin Desa atau institusi kesehatan tidak mencerminkan perubahan perilaku petugas dan masyarakat terhadap persalinan dan risikonya serta jaminan kualitas pelayanan. Dalam obstetric modern terdapat pengertian Potensi Risiko, dimana suatu kehamilan dan persalinan selalu dapat menyebabkan kemungkinan adanya risiko rendah maupun risiko tinggi akan terjadinya kematian. Pendekatan risiko dimulai dengan gagasan bahwa ukuran risiko adalah gambaran adanya kebutuhan pelayanan yang lebih intensif, dimana kebutuhan ini sebetulnya sudah ada sebelum kejadian yang diramalkan itu terjadi. Pada tahun 1978 oleh WHO dikembangkan konsep Risk Approach Strategy For Maternal Child Health Care, dengan slogan : something for all but more for those in need in proportion to that need. Artinya sesuatu untuk semuanya, tetapi lebih untuk yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhannya. Pendekatan Risiko pada ibu Hamil merupakan strategi operasional dalam upaya pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau kematian melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi dengan memberikan pelayanan yang lebih intensif kepada Risiko Ibu Hamil dengan cepat serta tepat, agar keadaan gawat ibu maupun bayi dapat dicegah. Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak diinginkan dikemudian hari, misalnya terjadinya kematian, kesakitan atau kecacatan pada ibu dan bayinya. Faktor risiko adalah karasteristik atau kondisi pada seseorang atau sekelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan terjadinya kesakitan atau kematian pada ibu dan atau bayinya. Untuk itu dibutuhkan sekali

kegiatan skrining adanya faktor risiko pada semua ibu hamil sebagai komponen penting dalam perawatan kehamilan. Kehamilan Risiko Tinggi adalah kehamilan dimana ibu hamil maupun janin yang dikandungnya berada dalam risiko kematian ataupun kesakitan selama kehamilannya, persalinannya maupun setelah kelahirannya ( post partum ) Angka kejadian kehamilan risiko tinggi kurang lebih 20 % dari semua kehamilan. Ibu Hamil Risiko Tinggi Yaitu ibu hamil dengan satu atau lebih faktor risiko baik dari pihak ibu maupun janinnya yang dapat memberikan dampak kurang menguntungkan bagi ibu maupun janinnya. Faktor risiko dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Faktor Risiko dari Ibu, meliputi : a. Usia Ibu : Usia ibu kurang dari 16 tahun. Usia ibu 35 tahun atau lebih. b. Fertilitas : Ibu baru hamil setelah 4 tahun menikah Ibu hami lagi dimana anak terkecil dilahirkan 10 tahun yang lalu. c. Grande Multipara : Jumlah anak lebih dari 4 ( mempunyai 5 anak atau lebih. d. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm. e. Kebiasaan ( Habits ) : Perokok berat, pecandu narkoba, peminum alcohol f. Riwayat Persalinan / Obstetrik yang jelek :Abortus, Riwayat persalinan prematur, Riwayat persalinan lama, Riwayat Operasi Cesar, Riwayat persalinan dengan bantuan Forceps atau Vakum g. Riwayat Penyakit yang diderita : Hipertensi, Diabetes, Penyakit jantung, Penyakit ginjal, Penyakit Paru-paru, Gangguan Koagulasi, Anemia, Infeksi berat seperi AIDS. h. Riwayat Operasi dan Trauma sebelumya : Trauma Pelvis, Miomektomi.

2. Faktor Risiko dari Janin, meliputi : a. Malpresentasi dan malposisi b. Bayi Kembar c. Perdarahan antepartum d. Kelainan congenital e. Hamil lebih bulan ( post date ) f. Poli dan atau Oligohidramnion g. Makrosomia h. Intrauterine Growth Restriction i. Janin mati dalam kandungan Bahaya yang dapat timbul sebagai akibat ibu hamil dengan risiko tinggi antara lain : 1. Keguguran ( Abortus ) 2. Bayi lahir prematur ( belum cukup bulan ) 3. Berat badan bayi lahir rendah ( kurang dari 2500 g ) 4. Bayi mati dalam kandungan 5. Bayi dengan cacat bawaan 6. Ibu mengalami perdarahan yang dapat berakibat ibu meninggal dunia 7. Ibu mengalami keracunan kehamilan ( Toksemia Gravidarum ) 8. Penyakit ibu menjadi lebih berat ( Payah jantung s.d Gagal Jantung, Asma Berat, Diabetes mellitus dll ) 9. Persalinan lama dan atau macet 10. Kegawatan sehingga bayi harus dilahirkan dengan operasi Caesar. Pengenalan adanya Risiko Tinggi Ibu Hamil dilakukan melalui skrining atau deteksi dini adanya faktor risiko secara proaktif pada semua ibu hamil, sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau non kesehatan yang terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader Karang Taruna, ibu hamil sendiri, suami atau keluarga. Kegiatan skrining antenatal, melalui kunjungan rumah merupakan langkah awal dari pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan termasuk salah satu upaya antisipasi untuk mencegah terjadinya

kematian ibu. Skrining pertama dilakukan untuk memisahkan kelompok ibu hamil tanpa risiko dari kelompok dengan faktor risiko. Risiko Tinggi Ibu hamil dengan faktor risikonya dapat diamati dan ditemukan sedini mungkin pada awal kehamilan pada ibu hamil yang masih sehat dan merasa sehat. Kemudian pada setiap kontak dilakukan skrining berulang, secara periodik berulang 6 kali selama kehamilan sampai hamil genap enam bulan. C. TUJUAN KEGIATAN 1. Tujuan Umum : Melakukan deteksi dini Risiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor risikonya.. 2. Tujuan khusus : 1. Melakukan pengenalan dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor resikonya. 2. Melakukan pengendalian / pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi persalinan. 3. Melakukan persiapan / perencanaan tempat / penolong persalinan sesuai kondisi ibu / janin. 4. Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya resiko kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya. 5. Memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dan keluarga, agar tahu, peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan transportasi dalam pengambilan

keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong munuju persalinan aman 6. Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu hamil,sehingga dapat menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya. 7. Menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya. D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Kegiatan pokok kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan sweeping Ibu Hamil oleh bidan desa 2. Meningkatkan kegiatan kelas ibu hamil 3. Bersama lintas sector untuk menggalakkan ANC di wilayah kerja ( Dengan Promosi kesehatan) 4. Memberdayakan Kader, ibu PKK, Dukun bayi untuk ikut melakukan skrining factor resiko pada ibu hamil 5. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga untuk melakukan skrining faktor resiko pada ibu hamil dan perencanaan persalinan Batasan pengisian skrining antenatal deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dengan menggunakan kartu skor Poedji Rochjati berupa kartu skor yang digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, untuk selanjutnya dilakukan perencanaan persalinan guna menghindari dan mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pada saat persalinan dengan program P4K.

Rincian Kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Sweeping Ibu hamil oelh bidan desa bersama kader setiap minggu pertama. 2. Rapat triwulan untuk koordinasi kegiatan deteksi dini factor resiko dan P4K oleh Bidan Desa, Kader Posyandu dan Ibu PKK. 3. Melakukan kegiatan Kelas Ibu Hamil satu kali dalam sebulan 4. Pemantauan Ibu hamil resti yang di temukan oleh kader. 5. Melakukan rujukan dini pada ibu hamil resti yang ditemui. 6. Menganjurkan ibu hamil resti untuk menikuti program jaminan kesehatan pada trimester I. 7. Membuat jadwal Ambulance Desa yang akan digunakan oleh ibu hamil 8. Membuat kelompok Donor sebagai persediaan untuk ibu hamil resti. E. Cara Melaksanakan Kegiatan F. Sasaran Ibu hamil Bidan Desa Kader Ibu PKK Dukun Bayi G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dn Pelaporan

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Deteksi Dini Faktor Resiko Ibu Hamil