BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kinerja bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB III GAMBARAN UMUM BANK UMUM SYARIAH DEVISA. Penelitian ini akan mengkaji mengenai jumlah Dana Pihak Ketiga, Non

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB V PENUTUP. Devisa periode dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free-banking. dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Hadir dengan cita-cita membangun Negeri nilai-nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Outlook Perbankan Syariah 2011

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis finansial dunia yang terjadi saat ini perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PERSPEKTIF RASIO CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. syariah Indonesia adalah tercapainya market share sebesar 5%. Namun hingga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah departement

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Manfaat Penulisan Kerangka Penulisan...

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting dari sebuah lembaga keuangan seperti peran perbankan sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia bisa disebut dengan small open economy imbas dari

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas ekonomi. Bank untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. secara praktik operasionalnya. Dalam beberapa penelitian dan kajian, ekonomi islam

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

I. PENDAHULUAN. kepermukaan. Sebagai suatu alternatif kini mulai di terapkan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8).

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Bank Syariah Mandiri Tim Pengembangan Perbankan Syariah melakukan konversi PT Bank Susila Bakti (BSB) dari bank konvensional menjadi bank syariah. Kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. 1.1.2 PT Bank Mega Syariah Pada tahun 2001, Para Group (sekarang berganti nama menjadi CT Corporat), kelompok usaha yang juga menaungi PT Bank Mega, Tbk., TransTV, dan beberapa perusahaan lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada tanggal 25 Agustus 2004 PT Bank Umum Tugu resmi beroperasi secara syariah dengan nama PT Bank Syariah Mega Indonesia. Dan terhitung tanggal 23 September 2010 nama badan hukum Bank ini secara resmi telah berubah menjadi PT. Bank Mega Syariah. 1

1.1.3 PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabiul Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. 1.1.4 PT Bank BRI Syariah Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara 2

konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. 1.1.5 PT Bank Bukopin Syariah Perjalanan PT Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah bank umum, PT Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh PT Bank Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia.Komitmen penuh dari PT Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan terbaik. Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah-nya kedalam PT Bank Syariah Bukopin. 3

1.2 Latar Belakang Berdasarkan data statistik perbankan syariah (Januari 2012) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa industri perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan positif terutama Bank Umum Syariah (BUS) pada tahun 2009 jumlah BUS di indonesia berjumlah 6 bank dan menjadi 11 bank pada tahun 2010 dan 2011. Outlook Perbankan Syariah 2012 mencatat bahwa pertumbuhan industri perbankan Syariah di Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat semakin pesat, dan pada akhir September 2011 pertumbuhan aset mencapai 47.80% atau Rp123.40 trilliun. Grafik 1.1 Total Dana Pihak Ketiga Gabungan Nasional 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 Series1 Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2012 Grafik 1.1 menunjukkan perkembangan dana pihak ketiga Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), perkembangan dana pihak ketiga tersebut menunjukkan tren yang positif dari tahun 2009 4

sampai januari 2012. Pada tahun 2011 dana pihak ketiga pada BUS dan UUS naik sebesar 51,70 % atau menjadi Rp 115.415 miliar. Hal di atas merupakan pencapaian prestasi yang membanggakan bagi perbankan syariah di Indonesia, karena dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama perbankan syariah mampu berkembang sangat pesat. Bank syariah dengan umur yang masih muda namun memiliki prestasi yang sangat bagus, bahkan Islamic Bank Indonesia mencatat kinerja pertumbuhan Perbankan Syariah mencapai rata-rata 46,32% dalam lima tahun terakhir dan diperkirakan akan terus meningkat di tahun yang akan datang. Pemulihan ekonomi global yang semakin menguat di akhir tahun 2009 memberikan optimisme perkembangan ekonomi di tahun 2010 meskipun sempat diwarnai oleh krisis Yunani yang terjadi awal 2010 namun krisis tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi perbankan syariah nasional. Kondisi perbankan syariah nasional yang masih dalam perkembangan awal dan belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global serta tidak signifikannya eksposur valas yang dimiliki perbankan syariah nasional, berdampak pada terhindarnya bank syariah dari pengaruh langsung krisis tersebut. Menurut Professor of Banking and Financial Regulation Loughborough University, Maximilian JB Hall mayoritas kegiatan perbankan syariah tidak terkait mekanisme pasar dan tanpa spekulasi. pada 2010 pertumbuhan aset perbankan syariah global mencapai 8,90 persen dengan total aset sebesar 900 miliar dolar AS. Jumlah tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dari angka pertumbuhan pada 2006. (http://www.muamalatbank.com/home/news/industri_syariah/1404) 5

Statistik Perbankan Syariah mencatat pembiayaan yang dimiliki perbankan syariah terus meningkat hingga 2011 total pembiayaan perbankan syariah mencapai Rp 102.655 miliar dengan pembiyaan lancar mencapai Rp 100.067 miliar meningkatkan hampir dua kali lipat jika dibandingkan pembiayaan total pada tahun 2010 sebesar Rp 68.121 miliar. Laporan Moody s Investor Service menunjukkan bahwa bank-bank islam telah ikut membantu memulihkan keruntuhan ekonomi global yang terjadi pada saat ini (Sjahdeini,2010: 50). Salah satu faktor perkembangan perbankan syariah adalah krisis ekonomi global, bahkan Islamic Bank of Britain menyatakan telah terjadi peningkatan yang signifikan atas nasabah non-muslim setelah krisis keuangan melanda Britania. Pencapaian prestasi ini tentu saja menyebabkan ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional, hal ini tentu saja membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Infobanknews.com dalam informasinya mengatakan perbankan syariah yang saat ini bersaing ketat dalam meningkatkan loyalitas para nasabahnya, sehingga bank syariah berusaha mencari cara untuk mengambil simpati dan loyalitas dari para nasabahnya. Sampai saat ini terdapat 11 Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdiri dari 4(empat ) bank devisa dan 7 (tujuh) Bank Umum Syariah Non- Devisa. Bank Indonesia (BI) juga semakin memperketat dalam pengaturan dan pengawasan perbankan nasional. Hal ini dilakukan untuk menghindari krisis seperti yang terjadi di Amerika Serikat serta sejarah buruk krisis 1997 di dalam negeri dimana banyak bank yang dilikuidasi. Salah satu penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kinerja keuangan dengan mengetahui tingkat kesehatan bank. Kinerja keuangan bank menggambarkan kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu 6

yang mencakup aspek penghimpunan dana, penyaluran dana, teknologi dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Kinerja menunjukkan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan kelemahan harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan dalam menentukan keputusan di masa yang akan datang. Kinerja keuangan dapat dilihat dari tingkat kesehatan suatu perusahaan. Tingkat kesehatan perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Laporan keuangan Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Dalam mengukur tingkat kinerja perbankan Bank Indonesia menerbitkan peraturan baru yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 1 /PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, dimana bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara self assesment berlaku sejak 1 Januari 2012 yang meliputi aspek Risiko, GCG, Rentabilitas(Earning), dan Capital (RGEC). Perkembangan positif pada perbankan syariah merupakan sejarah besar bagi industri perbankan dimana di tengah tengah krisis global sistem syariah menunjukkan eksistensinya. Setelah krisis 2008 perbankan syariah mengalami perkembangan yang sangat pesat, statistik perbankan syariah mencatat total dana pihak ketiga sampai januari 2012 mencapai 145.467 miliar rupiah meningkat hampir 200% dari tahun 2008 dengan total dana pihak ketiga 49.555 miliar rupiah. Hal ini menunjukkan gairah yang besar terhadap industri perbankan syariah. Perkembangan positif perbankan 7

syariah menjadi perhatian peneliti dalam melakukan penelitian dengan memperhatikan kinerja keuangan berdasarkan tingkat kesehatan perbankan melalui peraturan Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 1 /PBI/2011 menitikberatkan pada RGEC sebagai pengganti penilaian kinerja perusahaan sebelumnya dimana risiko menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan hal ini dikarenakan penting bagi perusahaan untuk mencegah risiko tersebut terjadi sehingga dibutuhkan manajemen yang baik dalam penanganan risiko tersebut. Pada penelitian ini faktor yang akan diteliti adalah risiko kredit, risiko likuiditas yang mewakili faktor risiko, Capital dan Rentabilitas (RGEC). Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja perbankan sedangkan untuk GCG (G) merupakan aspek dengan penilaian kualitatif sehingga aspek ini tidak diteliti. Perbankan syariah dipilih peneliti karena perkembangannya yang sangat pesat, sedangkan metode RGEC dipilih karena merupakan peraturan baru dalam industri perbankan Indonesia walaupun demikian metode ini merupakan penyempurnaan dari peraturan Bank Indonesia yang telah dikeluarkan sebelum peraturan ini. Pada penelitian ini faktor RGEC diwakili oleh risiko, earning dan capital. Faktor GCG tidak dihitung mengingat penelitian ini membandingkan kinerja keuangan sehingga menggunakan analisis rasio keuangan di dalam metode RGEC. Faktor risiko akan diukur berdasarkan risiko kredit yang diukur dengan NPF (Non Performing Financing), risiko likuiditas akan diukur dengan LDR (Loan to Deposit Ratio), faktor Earning diukur dengan ROA (Return on Asset) dan Capital diukur berdasarkan CAR (Capital Adequecy Ratio). 8

Dengan adanya peraturan baru di atas maka bank-bank di Indonesia mulai melakukan perbaikan kinerja tidak terkecuali Bank Umum Syariah. Bank Umum Syariah sendiri sampai saat ini berjumlah 11 bank dimana terdapat 4 BankUmum Syariah Devisa dan 7 Bank Syariah non Devisa yang memiliki ruang lingkup aktivitas dan transaksi yang berbeda. Bank devisa yang yang memiliki izin melakukan transaksi keluar negeri memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan devisa negara yang belum stabil serta aktivitasnya sangat di pengaruhi keadaan perekonomian internasional, hal ini menyebabkan kinerja bank tersebut akan mudah berubah-ubah sedangkan bank non devisa yang hanya bisa melakukan aktivitas dan transaksi dalam ruang lingkup nasional hanya mengandalkan kegiatan dalam negeri dan ruang lingkup yang terbatas tentu kinerjanya akan sulit berubah, namun bukan berarti kinerja bank non devisa lebih buruk daripada bank devisa. Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan analisis perbandingan kinerja antara bank syariah devisa dan bank syariah non devisa. Pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan metode CAMEL Rehana Kouser dan Irum Saba (2012) melakukan perbandingan kinerja keuangan antara bank konvensional, bank campuran antara konvensional dan syariah serta bank murni syariah yang ada di Pakistan. Hasil penelitian ini menunjukkan bank syariah mempunyai kompetensi manajemen yang lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional. Pada penelitian Fitria Utaminingsih (2008) yang juga melakukan analisis perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan metode CAMEL antara bank umum syariah devisa dan non devisa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan bank Muamallat dan bank Mega syariah terjadi perbedaan yang signifikan pada rasio CAR (Capital Adequecy Ratio) dan NPF (Non-Performing FInancing), sedangkan pada rasio lainnya tidak 9

terjadi perbedaan yang signifikan. Pada penelitian ini bank devisa diwakili oleh Bank Muamallat sedangkan bank non devisa diwakili oleh Bank Mega Syariah. Pada penelitian Fitria Utaminingsih Bank Mega Syariah masih terdaftar sebagai bank syariah non-devisa sedangkan pada saat ini Bank Mega Syariah sudah terdaftar sebagai bank syariah devisa. Pada penelitian ini bank syariah masih berjumlah 3 (tiga) bank saja sedangkan pada saat ini bank syariah di Indonesia berjumlah 11 bank. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk menganalisis kinerja keuangan berdasarkan RGEC pada perbankan syariah di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memutuskan melakukan penelitian yang diberi judul Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Devisa dan Non-Devisa di Indonesia. 1.3 Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan (NPF) antara Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa? 2. Apakah terdapat perbedaan loan to deposit ratio (FDR) antara Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa? 3. Apakah ada terdapat perbedaan return on asset (ROA) antara Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa? 4. Apakah terdapat perbedaan capital adequacy ratio (CAR) antara Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk menguji dan menganalisis perbedaan capital adequacy ratio (CAR) antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa. 10

2. Untuk menguji dan menganalisis perbedaan return on asset (ROA) antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa. 3. Untuk menguji dan menganalisis perbedaan return on equity (ROE) antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa. 4. Untuk menguji dan menganalisis perbedaan loan to deposit ratio (LDR) antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa. 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Penulis, untuk menambah dan mengembangkan wawasan berfikir secara ilmiah yang berkaitan dengan kinerja perbankan. 2. Perbankan, dapat menjadi sumbangan penulisan berupa saran dan masukan untuk dasar pertimbangan atas kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam kinerja bank devisa dan Non devisa. Dengan mengetahui kekuatan bank, maka bank dapat melakukan pengembangan usahanya, sedangkan kelemahannnya dapat dijadikan dasar untuk perbaikan dimasa depannnya dalam menghimpun dana dan menyalurkannnya kembali kepada masyarakat. 3. Investor, untuk dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam menilai kinerja bank sehingga dapat menjadi acuan dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi. 4. Akademisi, dapat menjadi rujukan dengan kajian yang sama untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. 11

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penyusunan skripsi yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis yang dikemukakan penulis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan serta saran mengenai hasil penelitian. 12