7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hayati, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari 2012 sampai April 2012. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah parasitoid Brachymeria lasus, pupa penggulung daun Erionota thrax, madu 40% dan air destilata. Alat yang digunakan antara lain, wadah plastik berbentuk tabung berdiameter 13cm, dengan tinggi 30cm untuk pemeliharaan E. thrax yang terparasit dari lapangan dan pemeliharaan B. lasus (Gambar 2a), kain kasa, tabung reaksi ukuran panjang 20cm dan diameter 3cm (Gambar 2b), kurungan berbentuk kotak yang terbuat dari kayu berdinding kain kasa dengan ukuran 50cm x 50cm x 50cm (Gambar 2c). Alat yang digunakan untuk pengamatan yaitu, mikroskop stereo (Gambar 2d), alat untuk pembedahan seperti; cawan petri diameter 9cm, pinset halus, jarum bedah (Gambar 2e), mikroskop berkamera (Gambar 2f), kamera digital, stiker label, gelas obyek.
8 a b c d e f Gambar 2 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian (a, wadah berbentuk tabung; b, tabung reaksi; c, kotak kayu berdinding kasa; d, mikroskop stereo; e, alat bedah; f, mikroskop berkamera) Persiapan Penelitian Pengambilan Inang Inang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupa E. thrax. Pupa disiapkan dengan cara mengambil larva instar terakhir dari lapangan, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk dibawa ke laboratorium dan dipelihara dalam kotak kasa di Laboratorium Pengendalian Hayati, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Inang tersebut diperoleh dari daerah sekitar Desa Sawah Baru dan Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemeliharaan dilakukan dengan menggunakan kurungan yang terbuat dari kayu berdinding kain kasa dengan ukuran panjang 50cm, lebar 50cm, dan tinggi 50cm yang telah diberikan daun pisang segar. Daun pisang tersebut diganti sesuai dengan kebutuhan.
9 Pemeliharaan dan Pengembangbiakan Brachymeria lasus Parasitoid B. lasus diperoleh dari lapangan dengan mengumpulkan pupa penggulung daun pisang yang terparasit pada tanaman inang. Hama penggulung daun yang terparasit dicirikan oleh pupa yang berwarna hitam, mati dan keras. Pupa penggulung daun pisang tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk dibawa dan dipelihara di laboratorium. E. thrax yang terparasit dipelihara dalam wadah plastik yang berukuran tinggi 30cm, diameter 13cm yang ditutup dengan kain kasa. Wadah plastik tersebut disimpan di laboratorium sampai imago parasitoid muncul. Imago parasitoid yang muncul diidentifikasi untuk diketahui jenis kelaminnya, kemudian dipelihara secara berpasangan di dalam wadah plastik yang lain yang ditutup dengan kain kasa dan diberi madu sebagai makanannya. Madu tersebut sebelumnya dilarutkan dengan air hingga 40%. Larutan madu diberikan dengan menggunakan jarum. Larutan madu ditambahkan atau diganti setiap hari sesuai kebutuhan. Pengembangbiakan parasitoid dilakukan dengan cara memasukkan parasitoid betina yang telah kawin ke dalam tabung reaksi berukuran panjang 20cm dan diameter 3cm yang telah berisi pupa sehat E. thrax berumur 1 hari, kemudian ditutup dengan tisu dan diikat menggunakan karet gelang. Parasitoid dan inangnya dibiarkan selama kurang lebih 24 jam agar parasitoid meletakkan telur. Setelah 24 jam, pupa inang yang terparasit diambil dan diganti dengan inang yang sehat. Pupa E. thrax yang terparasit kemudian dipelihara sampai imago parasitoid muncul. Metode Penelitian Morfologi Morfologi B. lasus diamati dengan cara melakukan pembedahan pada pupa E. thrax yang terparasit dengan jarum halus bertangkai di bawah mikroskop stereo. Ciri-ciri morfologi telur, larva, pupa dan imago parasitoid diamati serta diduga lama stadia masing-masing tingkat perkembangannya. Pembedahan E. thrax yang terparasit dilakukan secara berseri. Pembedahan dilakukan pada hari ke-2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 setelah peletakan telur, untuk pengamatan telur, larva dan pupa parasitoid. Pembedahan dilakukan terhadap 5 pupa terparasit.
10 Parasitoid yang ditemukan diamati ciri-ciri morfologi dari masing-masing tingkat perkembangan parasitoid, dan kemudian diukur. Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu stadia parasitoid yang ditemukan saat pembedahan didokumentasikan menggunakan mikroskop berkamera dengan perbesaran yang sama, untuk mempermudah pengukuran. Pengukuran menggunakan program TPS DIG. Program ini digunakan untuk mengukur serangga menggunakan skala pada gambar yang kemudian dihitung menggunakan Microsoft Excel, untuk telur diukur panjang dan lebarnya dengan perbesaran 11x10, larva dan pupa diukur panjang tubuh dan lebar kepalanya dengan perbesaran 2x,10 dan untuk imago diukur panjang tubuh, dan lebar kepalanya dengan perbesaran 1,8x10. Gejala Inang Gejala yang timbul pada inang terparasit diamati setiap hari dengan memperhatikan perubahan warna tubuh inang, perbedaan struktur tubuh inang yang mulai mengeras setiap harinya, dan gejala lain yang ditimbulkan parasitoid terhadap inang dari hari pertama terparasit hingga imago parasitoid muncul. Siklus Hidup Parasitoid Siklus hidup adalah periode sejak peletakan telur sampai keluarnya imago dan kembali meletakkan telur. Pengamatan siklus hidup B. lasus dilakukan dengan cara mengamati imago yang memarasit inang E. thrax, kemudian inang yang terparasit diamati setiap harinya hingga imago B. lasus muncul agar diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan parasitoid pada inangnya. Setelah parasitoid muncul dipelihara lebih lanjut untuk diparasitkan kembali pada inang sehat yang telah disediakan. Pemeliharan parasitoid dilakukan di dalam wadah plastik berukuran tinggi 30cm, diameter 13cm yang ditutup dengan kain kasa dan diberi madu 40% sebagai makanannya. Perilaku Parasitoid Perilaku parasitoid yang diamati meliputi cara memarasit, kemunculan parasitoid, dan kopulasi. Pengamatan dilakukan setiap harinya dengan mengamati cara B. lasus memarasit inangnya dan waktu yang dibutuhkan untuk memarasit inang. Perilaku kemunculan imago dilakukan ketika imago parasitoid muncul dari
11 inang. Perilaku kopulasi B. lasus diamati dengan memelihara sepasang imago parasitoid yang belum kawin dalam tabung reaksi dan diamati perilaku, waktu dan lamanya parasitoid berkopulasi.