No. 2/ 20 /DLN Jakarta, 9 Oktober 2000 SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

No. 13/ 1 /DInt Jakarta, 20 Januari 2011 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

No. 16/10/DSta Jakarta, 26 Mei 2014 SURAT EDARAN. Kepada: SEMUA DEBITUR DEVISA UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 22 /PBI/2000 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 22 /PBI/2011 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.4/5/DSM Jakarta, 28 Maret 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 1/ 9 /DSM Jakarta, 28 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.2/ 20 /DLN tanggal 9 Oktober 2000 Lampiran 1

No.5/24/DSM Jakarta, 3 Oktober 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA. Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Oleh Lembaga Keuangan Non Bank

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 2/ 23 /DSM Jakarta, 10 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

No.18/ 5 /DSta Jakarta, 6 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA DEBITUR UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

No. 10/ 3 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

No. 15/10 /DPNP Jakarta, 28 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 2 /28/ DSM Jakarta, 21 Desember 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Oleh Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 20 /PBI/2011 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/ 4 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

Diubah dengan PBI No. 3/14/PBI/2001 tanggal 20 September 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/12/PBI/2000

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

No. 3 / 13 / DSM Jakarta, 13 Juni 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 18/38/DKMP Jakarta, 28 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

No. 17/ 3 /DSta Jakarta, 6 Maret 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 1/5/DPNP Jakarta, 10 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

No.9/1/DInt Jakarta, 15 Februari 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Bank

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/25/PBI/2012 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

No.11/21/DKBU Jakarta, 10 Agustus 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/2/PBI/2002 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN

No. 15/17 /DInt Jakarta, 29 April 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

No. 14/ 18 /DPM Jakarta, 8 Juni 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No.13/33/DSM Jakarta, 30 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 21 /PBI/2012 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 3/23/DPNP Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 21 /PBI/2000 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N

PETUNJUK PENGISIAN DATA POKOK UTANG LUAR NEGERI Profil Utang Luar Negeri Atas Dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) ( Formulir PK01.

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 20 /PBI/2011 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/11/PBI/2012

No. 18/31/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.5/ 28 /DPM Jakarta, 17 November 2003 S U R A T E D A R A N. Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Pusat Informasi Pasar Uang

SURAT EDARAN. Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas Uang yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang Palsu oleh Bank

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Nega

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/4/DSta Jakarta, 6 Maret 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA YANG MELAKUKAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

Box 2 : Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah melalui Arus masuk Devisa (Peraturan Bank Indonesia No 13/20/PBI/2011 ttg Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 15 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA LEMBAGA BUKAN BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 26 /PBI/2003 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 40 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/ 8 /DPM Jakarta, 20 Mei 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/ 10 /PBI/2005 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 9/20/DPNP Jakarta, 24 September 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/11/PBI/1999

No. 16/1/DKSP Jakarta, 10 Januari 2014 SURAT EDARAN

No. 15/5/DSM Jakarta, 7 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 5/30/BKr Jakarta, 18 November 2003 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

No. 17/26/DSta Jakarta, 15 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA BUKAN BANK DI INDONESIA

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.15/3/DPM Jakarta, 28 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/10/PBI/2014 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

No. 9/34/DSM Jakarta, 18 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

No. 14/31/DPNP Jakarta, 31 Oktober 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

Transkripsi:

No. 2/ 20 /DLN Jakarta, 9 Oktober 2000 SURAT EDARAN Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA Perihal: Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.2/22/PBI/2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 172; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4007) tentang Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri, perlu ditetapkan ketentuan pelaksanaan mengenai pelaporan Utang Luar Negeri (ULN) sebagai berikut : I. UMUM A. Tujuan Pelaporan ULN dimaksudkan untuk penyusunan statistik ULN, statistik neraca pembayaran, pengelolaan cadangan devisa dan perumusan kebijakan moneter. B. Pelapor Pelapor adalah seluruh kantor pusat bank umum yang berbadan hukum Indonesia, dan kantor cabang bank asing yang berkedudukan di Indonesia, kantor pusat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha

2 Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Swasta serta Perorangan, yang memiliki ULN. II. RUANG LINGKUP DAN JENIS LAPORAN A. Ruang Lingkup Laporan 1. ULN yang wajib dilaporkan adalah utang penduduk kepada bukan penduduk, dalam valuta asing dan atau rupiah, berdasarkan perjanjian kredit (loan agreement), surat berharga, atau berdasarkan perjanjian lainnya seperti utang dagang, kecuali kewajiban bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka milik bukan penduduk. 2. Surat berharga yang wajib dilaporkan adalah surat berharga yang diterbitkan di pasar uang dan atau pasar modal di luar negeri, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing, antara lain Obligasi, Commercial Papers, Promissory Notes, Medium Term Notes (MTN), dan Floating Rate Notes (FRN). 3. Utang dagang yang wajib dilaporkan adalah utang luar negeri yang timbul dalam rangka perdagangan internasional baik dengan L/C maupun tanpa L/C yang berjangka waktu di atas 6 bulan. Bagi bank, utang dagang yang wajib dilaporkan adalah utang dagang dengan L/C maupun tanpa L/C yang telah menjadi kewajiban bank seperti wesel ekspor yang telah diakseptasi oleh bank. Bagi swasta non bank, utang dagang yang wajib dilaporkan adalah utang dagang tanpa L/C di luar yang menjadi kewajiban bank. 4. ULN bank yang wajib dilaporkan adalah ULN yang diterima oleh: a. kantor pusat maupun kantor cabang bank umum yang berbadan hukum Indonesia; b. kantor

3 b. kantor cabang bank di luar negeri dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan di Indonesia, baik yang disalurkan maupun tidak disalurkan ke Indonesia; c. kantor cabang bank asing yang berkedudukan di Indonesia. 5. Jumlah ULN yang wajib dilaporkan: a. ULN atas dasar perjanjian kredit (loan agreement) adalah minimum USD. 500,000.00 (lima ratus ribu US Dollar) atau equivalen dalam mata uang lain dengan kurs yang berlaku pada saat perjanjian kredit ditanda tangani. b. ULN atas dasar Surat Berharga dan atas dasar perjanjian lainnya seperti utang dagang wajib dilaporkan seluruhnya tanpa batasan minimum. B. Jenis Laporan Laporan ULN terdiri dari data pokok ULN dan data realisasi. 1. Data Pokok ULN, terdiri dari : a. Data penerima ULN dan atau perubahannya, mencakup informasi mengenai: nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimili, status, grup perusahaan, nama grup, kepemilikan asing, dan nama yang dapat dihubungi. a.1. ULN atas dasar perjanjian kredit menggunakan formulir F-01.1 butir A sebagaimana dilampirkan dalam Surat Edaran ini (Lampiran 1). a.2. ULN atas dasar surat berharga menggunakan formulir F- 02.1 butir A sebagaimana dilampirkan dalam Surat Edaran ini (Lampiran 2). a.3. ULN atas dasar utang dagang menggunakan formulir F- 03 butir A sebagaimana dilampirkan dalam Surat Edaran ini (Lampiran 5). b. Data

4 b. Data ULN dan atau perubahannya terdiri dari : b.1. Data ULN atas dasar perjanjian kredit mencakup informasi mengenai: status, tanggal penandatanganan, valuta dan nominal, jangka waktu, masa tenggang dan tanggal jatuh waktu, tingkat bunga dan biaya, jadwal penarikan, jadwal pelunasan, penggunaan, bentuk ikatan pinjaman, sektor ekonomi, lokasi proyek, nama pemberi pinjaman, negara pemberi pinjaman, jenis usaha dan status pemberi pinjaman, sebagaimana tercantum dalam formulir F-01.1 butir B (Lampiran 1). b.2. Data ULN atas dasar surat berharga mencakup informasi mengenai: jenis surat berharga, tanggal penerbitan, valuta dan jumlah, jangka waktu dan tanggal jatuh waktu, bunga/diskonto/kupon dan biaya, rencana pembayaran, penggunaan, sektor ekonomi, lokasi proyek dan negara diterbitkannya surat berharga, sebagaimana tercantum dalam formulir F-02.1 butir B (Lampiran 2). 2. Data Realisasi ULN, terdiri dari: a. Data realisasi ULN atas dasar perjanjian kredit mencakup informasi mengenai: periode laporan, kode dan nama penerima, nomor referensi, penarikan, pembayaran, tunggakan dan posisi utang pada bulan laporan sebagaimana tercantum dalam formulir F-01.2 (Lampiran 3). b. Data realisasi ULN atas dasar surat berharga mencakup informasi mengenai: periode laporan, kode dan nama penerbit, nomor referensi, pembayaran, jumlah yang tidak bisa dibayar dan posisi surat berharga pada bulan laporan sebagaimana tercantum dalam formulir F-02.2 (Lampiran 4). c. Data

5 c. Data realisasi ULN dalam bentuk utang dagang mencakup informasi mengenai: nomor referensi, tanggal jatuh waktu, valuta, pembayaran, posisi kewajiban, dan pemberi pinjaman, sebagaimana tercantum dalam formulir F-03 butir B (lampiran5). III. BATAS WAKTU DAN PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN A. Periode dan masa penyampaian Laporan 1. Laporan data pokok ULN atas dasar perjanjian kredit, wajib disampaikan kepada Bank Indonesia setiap melakukan penandatanganan perjanjian ULN dan atau perubahannya, dan disampaikan paling lambat 15 hari kerja setelah penandatanganan perjanjian ULN dan atau perubahannya. 2. Laporan data pokok ULN atas dasar surat berharga, wajib disampaikan kepada Bank Indonesia setiap melakukan penerbitan surat berharga, dan disampaikan paling lambat 15 hari kerja setelah tanggal penerbitan surat berharga. 3. Laporan data realisasi ULN atas dasar perjanjian kredit dan laporan data realisasi ULN atas dasar surat berharga wajib disampaikan kepada Bank Indonesia setiap bulan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. 4. Laporan data penerima dan realisasi ULN atas dasar utang dagang, wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. 5. Apabila batas waktu penyampaian laporan tersebut jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, laporan dimaksud disampaikan pada hari kerja sebelumnya. Yang dimaksud dengan hari kerja adalah hari kerja Bank Indonesia. 6. Pelapor

6 6. Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan laporan data pokok dan realisasi ULN, apabila laporan disampaikan melewati batas akhir masa penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada butir 1 s./d. 4. 7. Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan laporan data pokok ULN dan atau perubahannya setelah Bank Indonesia memperoleh informasi dari pihak ketiga. 8. Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan laporan data realisasi ULN apabila pelapor terlambat menyampaikan laporan dimaksud melampaui 6 (enam) bulan secara berturut-turut terhitung sejak batas akhir penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada butir 3 dan 4. 9. Pelaporan ULN dinyatakan tidak lengkap apabila laporan yang disampaikan tidak memenuhi cakupan laporan sebagaimana ditetapkan pada angka II butir B. 10. Pelapor dinyatakan menyampaikan laporan tidak benar apabila laporan yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi. B. Prosedur Penyampaian Laporan 1. Laporan data pokok ULN sebagaimana dimaksud pada angka II huruf B butir 1 disampaikan kepada Bank Indonesia : a. untuk butir a.1. dengan menggunakan formulir F-01.1 terlampir; b. untuk butir a.2. dengan menggunakan formulir F-02.1 terlampir; c. untuk butir a.3. dengan menggunakan formulir F-03 terlampir. 2. Laporan data pokok ULN sebagaimana dimaksud pada angka II huruf B butir 2 disampaikan kepada Bank Indonesia : a. untuk butir b.1. menggunakan formulir F-01.1 terlampir; b. untuk butir b.2. menggunakan formulir F-02.1 terlampir. 3. Laporan

7 3. Laporan data realisasi ULN sebagaimana dimaksud pada angka II huruf B. butir 2.a. disampaikan kepada Bank Indonesia dengan menggunakan formulir F-01.2 terlampir. 4. Laporan data realisasi ULN sebagaimana dimaksud pada angka II huruf B. butir 2.b. disampaikan kepada Bank Indonesia dengan menggunakan formulir F-02.2 terlampir. 5. Laporan data realisasi ULN sebagaimana dimaksud pada angka II huruf B. butir 2.c. disampaikan kepada Bank Indonesia dengan menggunakan formulir F-03 terlampir. 6. Laporan data realisasi ULN kantor pusat bank dan kantor cabang di luar negeri dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan di Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir II.A.4.a dan b disampaikan secara terpisah. 7. Laporan disampaikan kepada Bank Indonesia berupa hard copy dan atau disket melalui kurir atau jasa ekspedisi. Prosedur penyampaian laporan dengan menggunakan disket akan diatur lebih lanjut. 8. Tanggal penerimaan laporan oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka III butir A.1 s./d. 5 adalah sesuai dengan tanggal penerimaan di Bank Indonesia. 9. Laporan disampaikan kepada Bank Indonesia dengan alamat: Bagian Administrasi dan Analisis Pinjaman Luar Negeri, Bank Indonesia Gedung B Lt.5 Jalan M.H. Thamrin No.2 Jakarta. C. Pelaporan dengan menggunakan format laporan sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran ini untuk data bulan September 2000 disampaikan selambat-lambatnya tanggal 31 Oktober 2000. Untuk selanjutnya laporan disampaikan sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran ini. IV. SANKSI

8 IV. SANKSI A. Sanksi bagi pelapor yang terlambat menyampaikan, tidak menyampaikan, menyampaikan laporan secara tidak lengkap dan tidak benar. 1. Sanksi bagi Pelapor yang terlambat menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada butir III. A.1 s./d. 5 adalah sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk setiap 1 (satu) hari keterlambatan. Jumlah hari keterlambatan dihitung mulai satu hari setelah berakhirnya masa penyampaian laporan sampai dengan tanggal diterimanya laporan oleh Bank Indonesia. 2. Sanksi bagi pelapor yang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada butir III A.7 dan 8 adalah sanksi administratif berupa denda sebesar 1 0/00 (satu per mil) dari komitmen/jumlah setiap ULN atas dasar perjanjian kredit yang diterima atau surat berharga yang diterbitkan, dan dari posisi kewajiban untuk setiap ULN atas dasar utang dagang, ditambah dengan denda keterlambatan sebagaimana dimaksud pada butir 1. 3. Sanksi bagi pelapor yang menyampaikan laporan tidak lengkap dan atau tidak benar sebagaimana dimaksud pada butir III A.9 dan 10 adalah sanksi administratif berupa denda masing-masing sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah). 4. Pelapor dapat menyampaikan koreksi selama batas waktu penyampaian laporan. Koreksi disampaikan dengan formulir yang sama dengan membubuhkan kata KOREKSI pada setiap lembar formulir laporan. Penyampaian koreksi yang melampaui batas waktu penyampaian laporan dikenai sanksi administratif sebagaimana tercantum pada butir IV A.1. B. Pembebanan

9 B. Pembebanan sanksi denda. 1. Pembayaran sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud pada butir IV.A. disetorkan ke Rekening Kas Negara yang ada di Bank Indonesia Nomor 501.000.000. 2. Pelaksanaan kewajiban membayar sebagaimana dimaksud pada butir B.1. di atas dilakukan setelah adanya surat pemberitahuan secara tertulis dari Bank Indonesia yang antara lain berisi tentang penetapan besarnya kewajiban yang harus dibayar, perhitungan lamanya keterlambatan pelaporan dan tata cara penyetoran, dengan tembusan kepada Kantor Kas Negara. Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA NANA SUPRIANA DIREKTUR DLN