BAB I PENDAHULUAN. istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berfokus pada tujuan komersil saja, melainkan juga harus

BAB I PENDAHULUAN. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility. berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage, likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) PADA PERBANKAN SYARIAH YANG TERDAFTAR DI OJK

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara sukarela.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang dengan baik pada suatu negara menunjukan bahwa negara

BAB I PENDAHULUAN. dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) mulai terasa

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan

BAB I PENDAHULUAN. tempat berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semakin

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan diharapkan peduli pada kepentingan stakeholder dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Salemba Empat, h BPS.go.id.diaksespada12/19/2016/11:39. 2 m.republika.co.id/diaksespada12/19/2016 pukul12:45

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial, yang lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan:

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kelola Perusahaan atau Corporate Governance. Banyak perusahaan yang saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan (Subramanyam & John J.Wild, 2010). Pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perindustrian (perusahaan), mengambil peran besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. basis sukarela (European Commisions, 2002). The ISO Strategic Advisory

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang atau jasa kepada pelanggan. Ditinjau dari aspek ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, banyak sekali perbincangan mengenai masalah

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, termasuk aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia bisnis yang semakin meluas dan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan perusahaan dibutuhkan untuk memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan adanya hubungan antara principal

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan akan komunitas lokal yang ada disekitarnya (stakeholder).

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya Wibisono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan. Perusahaan yang menjadi pelaksana dalam kegiatan ini seakan bersaing dalam kegiatan coorporate social responsibility ini untuk membuktikan bahwa perusahaan tersebut peduli terhadap kegiatan sosial utamanya pada kepedulian terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Di Indonesia sendiri perkembangan pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh perusahaan semakin meningkat, dan mempunyai bentuk pelaksanaan yang beragam, baik dalam bentuk kegiatan sosial maupun dalam bentuk pelestarian lingkungan. Program pertanggungjawaban sosial suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan tahunan perusahaan, bagi pihak-pihak diluar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan. Dimana informasi didapat dari suatu laporan keuangan perusahaan tergantung pada tingkat pengungkapan ( disclosure) dari laporan keuangan yang bersangkutan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, 1

2 dan pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah. (Almilia dan Retrinasari, 2007) Menurut Friedman (1982) dalam Widiawati (2012:2) mengemukakan bahwa keberlanjutan perusahaan bukan hanya bergantung pada laba perusahaan (profit) melainkan juga bergantung pada tindakan nyata terhadap karyawan di dalam perusahaan dan masyarakat di luar perusahaan ( people) serta lingkungan (planet). Perusahaan dianggap tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan hukum kepada pemegang saham ( shareholder), tetapi juga memiliki kewajiban sosial kepada para pemangku kepentingan ( stakeholder). Jangkauan tanggung jawab sosial kepada para pemangku kepentingan dinilai lebih luas dibandingkan tanggung jawab ekonomi dan hukum kepada pemegang saham. Tanggung jawab sosial perusahaan kepada pemangku kepentingan melibatkan beberapa pihak yaitu pelanggan, karyawan, investor, pemasok, kreditor, masyarakat, pemerintah, dan kompetitor. Menurut Erwanda (2013), pada dasarnya tanggung jawab memiliki tujuan yang sama yakni ingin menjalankan bisnis dengan lebih bermartabat, dengan konsekuensi akan mengurangi profit. Pengusaha seharusnya menjalankan bisnis tidak semata untuk profitability melainkan lebih dari itu, yakni sustainability. Merujuk pada UU No.40/2007 menyebutkan, tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya. UU No 40/2007 juga menyebutkan

3 perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Aktivitas tersebut merupakan kewajiban yang dianggarkan dan diperhitungkan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Dalam penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011, Indonesia menduduki urutan keempat negara yang memiliki potensi dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran, Malaysia dan Saudi Arabia. Dengan melihat beberapa aspek dalam penghitungan indeks, seperti jumlah bank syariah, jumlah lembaga keuangan non-bank syariah, maupun ukuran asset keuangan syariah yang memiliki bobot terbesar, maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat pertama dalam beberapa tahun ke depan. Optimisme ini sejalan dengan laju ekspansi kelembagaan dan akselerasi pertumbuhan aset perbankan syariah yang sangat tinggi, ditambah dengan volume penerbitan sukuk yang terus meningkat. (Halim, 2014 ) Dalam Islam konsep tanggung jawab sosial bukanlah sesuatu yang baru, jauh sebelum itu dalam Al-Qur an telah dijelaskan ayat-ayat mengenai tanggung jawab sosial seperti dalam QS. Ar-Rum : 41-42 dan QS. Al-A raf: 56-58, ayat tersebut menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi diakibatkan oleh tangan manusia sendiri, dan pada QS. Al-Ma idah: 02 dijelaskan adanya anjuran untuk melaksanakan hubungan atau interaksi sosial antar manusia, dari kedua ayat tersebut dapat kita lihat dengan keadaan saat ini dimana kegiatan operasi perusahaan sedikit banyak menyebabkan kerusakan lingkungan berupa polusi, untuk itu perusahaan diharuskan untuk ikut andil dalam proses

4 memperbaiki lingkungan, tidak hanya itu perusahaan juga diharuskan untuk menjaga hubungan sosial yang baik terutama pada masyarakat sekitar lingkungan perusahaan beroperasi dan para stakeholder lainnya yang sama-sama memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Kegiatan pengungkapan ISR perusahaan seharusnya mempertimbangkan konsep bisnis syariah yaitu bersikap transparan, yang berarti dalam melakukan pengungkapan (disclosure) pihak manajemen tidak melakukan manipulasi atau bersifat terbuka (jujur) dalam pengungkapan seluruh informasi perusahaannya sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman para stakeholder untuk mengambil sebuah keputusan. Konsep ISR dalam ajaran Islam mengajarkan untuk setiap lembaga yang menjalankan bisnisnya berdasarkan syariah pada hakekatnya mendasarkan pada filosofi dasar Alquran dan Assunnah, sehingga menjadikan dasar bagi pelakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Oleh karenanya ikatan hubungan antara institusi dengan lingkungannya dalam konsep syariah akan lebih kuat ketimbang dalam konsep konvensional. Hal ini didasarkan pada lembaga bisnis syariah didasarkan pada dasar-dasar religius. (Rusydiana:2013) Menurut Ahzar dan Rina (2013) Islamic Social Reporting (ISR) merupakan bentuk tanggung jawab sosial suatu perusahaan yang berkaitan dengan azas Islam. Terkait dengan adanya kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial di perbankan syariah, saat ini, marak diperbincangkan mengenai Islamic Social Reporting Index (selanjutnya disebut indeks ISR). Indeks ISR berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) yang kemudian

5 dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas islam. Indeks ISR diyakini dapat menjadi pijakan awal dalam hal standar pengungkapan CSR yang sesuai dengan perspektif Islam. Penelitian mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial menunjukkan hasil yang beragam, karakteristik yang biasanya digunakan dapat berupa ukuran perusahaan, dimana perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar mempunyai aktivitas yang besar pula, dan akan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap lingkungan sekitar akibat aktivitas tersebut, sehingga perusahaan besar cenderung untuk memberikan pengungkapan yang lebih luas. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Raditya (2012 ) ukuran perusahaan, berpengaruh positif terhadap pengungakapan islamic social reporting perusahaan syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES). Penelitian juga dilakukan oleh Putri (2014) mengenai ukuran perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan ISR pada perusahaan yang terdaftar di ISSI. Karakteristik lain yang dapat digunakan adalah, profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan memberikan pengungkapan yang lebih banyak untuk meyakinkan pihak eksternal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik, penelitian mengenai profitabilitas pernah dilakukan oleh Widiawati (2012 ) dan Raditya (2012 ), hasil penelitan menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap ISR.

6 Menurut Scott (2000) menyampaikan pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa depan. Perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi akan lebih sedikit mengungkapkan CSR supaya dapat melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi. Firmansyah (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh leverage terhadap pengungkapan ISR, dan menunjukkan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perbankan syariah. Dewan komisaris dan dewan pengawas syariah mempunyai fungsi penting dalam perbankan syariah, keduanya akan memberi pengawasan dan perhatian secara bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan perusahaan, dewan pengawas syariah mempunyai fungsi untuk mengawasi operasional perbankan sesuai dengan ketentuan syariat islam. Hubungan ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan pengawas syariah dengan islamic social resporting yaitu semakin besar ukuran dewaan komisaris, akan semakin luas pula pengungkapan CSR (Veroni ca dan Sumin 2009 dalam Wardani (2013:5). Penelitian terdahulu mengenai ukuran dewan pengawas syariah dilakukan oleh Charles (2012) yang menunjukkan adanya pengaruh dan Khoirudin (2013) menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting perbankan syariah di Indonesia. Penelitian tentang ukuran dewan komisaris dilakukan oleh Lestari (2013) yang menunjukkan tidak

7 adanya pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penguungkapan Islamic Social Reporting, dengan judul: Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perbankan Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapn Islamic Social Reporting (ISR) pada perbankan syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari judul penelitian tersebut diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris dan kuran dewan pengawas syariah berpengaruh secara parsial dan secara simultan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada perbankkan syariah yang terdaftar di OJK? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian mengenai Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada perbankkan syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

8 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan pengawas syariah baik secara parsial maupun secara simultan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada perbankkan syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 1.3 Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai sarana mengimplementasikan teori-teori yang telah ditempuh selama studi di Perguruan Tinggi dengan kejadian nyata dan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi dunia akademis khususnya dibidang akuntansi b. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur ataupun bahan acuan bagi penelitian selanjutnya dalam bidang akuntansi, terutama bagi yang ingin mengadakan penelitian lanjutan tentang pengungkapan Islamic social reporting 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi dan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan, penentuan

9 kebijakan baru dan pengambilan keputusan perusahaan terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan