BAB I PENDAHULUAN. American Public Health Association mendefinisikan anak cacat sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kajian,

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga kesehatan gigi mempunyai manfaat yang besar dalam menunjang. kesehatan dan penampilan, namun masih banyak orang yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa jenis antara lain; tunanetra, tunarungu/tunawicara, tunagrahita,

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan

BAB I PENDAHULUAN. American Health Association mendefinisikan bahwa anak-anak. kerja, atau melakukan hal-hal yang anak-anak lain diusia yang sama bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan anak (Permeneg PP&PA Nomor 10 Tahun 2011).

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Penelitian untuk mengetahui perbedaan status kebersihan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

KONDISI KEBERSIHAN MULUT DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

Maria Victa Agusta R.*, Ade Ismail AK**, Muhammad Dian Firdausy*** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam terjadinya berbagai penyakit gigi. Kebersihan gigi dan mulut di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan

GAMBARAN STATUS KARIES PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB YPAC MANADO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkebutuhan khusus di Indonesia sekitar 7% dari total jumlah anak usia 0-18 tahun.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlalunya waktu dan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit degeneratif

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Trend kesehatan global dewasa ini tidak lagi berfokus pada upaya kuratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyangga gigi dan karies gigi (Anonim, 2004). Salah satu penyebab terjadinya penyakit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia mencapai jiwa (0,7%) dari jumlah penduduk sebesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

GAMBARAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK PENDERITA DOWN SYNDROME DI SLB YPAC MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Asri Atyanta*, Farichah Hanum**,Musri Amurwaningsih***

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERSIHAN RONGGA MULUT ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB-C YAYASAN TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

ل ق د خ ل ق ن ا ال إ ن س ان ف ي أ ح س ن ت ق و يم

BAB VIII PERENCANAAN PROGRAM PENCEGAHAN

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. trisomi kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki gangguan

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :..

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang yang mengusahakan kesehatan atau membersihkan diri akan

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk memenuhi keinginan dalam konteks sosial dan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. salah satu aspek dalam status kesehatan umum dan kesejahteraan hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal Godegan.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

HUBUNGAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES DAN INDEKS ORAL HIGIENE PADA MURID SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

Pengaruh nilai intelligence quotient (IQ) terhadap status karies gigi siswa di SMA Binsus Manado

HASIL ANALISIS DATA. Kelompok Usia Responden. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tahun 33 64,7 64,7 64,7

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi

GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK TUNAGRAHITA USIA TAHUN DI SLB NEGERI WIDIASIH KECAMATAN PARI KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di samping penyakit gigi dan mulut lainnya. Hasil survei penyakit

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang American Public Health Association mendefinisikan anak cacat sebagai anak yang terbatas untuk bermain, bekerja atau melakukan hal-hal yang anakanak lain seusianya bisa melakukan : ini adalah anak yang tidak dapat mencapai potensi penuh pada fisik, mental dan potensi-potensi sosialnya (American Psychiatric Association, 1994 cit Stefanovska et al., 2009). American Assosiation of Mental Deficiency (AAMD) mendefinisikan retardasi mental sebagai kekurangan pada kecerdasan teoritis yang bersifat kongenital atau didapat di awal kehidupan. AAMD mengklasifikasikan retardasi dalam empat kategori menurut Intelligence Quotient (IQ)-nya, yaitu retardasi ringan, sedang, dan berat atau parah (Jain et al., 2009). Anak dikatakan mengalami retardasi mental jika IQ-nya dibawah normal yaitu dibawah 70. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingatnya yang lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya pun sangat lemah (Soetjiningsih, 1995). Karies gigi adalah penyakit paling umum di kalangan seluruh penjuru dunia pada anak-anak cacat mental dan perawatan gigi adalah kebutuhan 1

2 kesehatan terbesar tanpa pengawasan dari orang cacat. Beberapa alasan yang paling penting mungkin tidak memadai mengingat sistem praktek yang sulit. selama sesi pengobatan atau perawatan, status sosial ekonomi, meremehkan kebutuhan perawatan atau rasa sakit, masalah komunikasi dan kerjasama yang buruk. Banyak penelitian yang diterbitkan telah melaporkan kebersihan mulut yang relatif buruk dan tingginya tingkat penyakit periodontal pada anak-anak cacat mental (Jain et al., 2009). Dalam buku D.I. Yogyakarta Dalam Angka 2011 menyatakan bahwa pada tahun 2010 terdapat 9.251 penderita cacat mental dan jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Semakin banyak penderita cacat mental, maka semakin besar pula risiko meningkatnya prevalensi karies dan penyakit periodontal pada anak retardasi mental di suatu daerah. Oleh karena itu, kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang universal untuk semua kelompok budaya. Kesehatan umum tidak dapat dicapai atau dipertahankan tanpa kebersihan mulut. Mulut dianggap sebagai cermin dari tubuh dan pintu gerbang untuk kesehatan yang baik (Grewal dan Kaur, 2007). Berdasarkan sudut pandang kedokteran gigi, anak retardasi mental mempunyai banyak hambatan karena kurangnya kemampuan dan kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, sehingga anak-anak ini perlu dilakukannya bimbinggan atau pelatihan tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar serta menanamkan kesadaran pada anak tersebut akan perlunya menyikat gigi guna mencegah terjadinya penyakit karies dan periodontal, sehingga

3 menyikat gigi sebagai salah satu kebiasaan yang perlu disosialisasikan dalam upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut anak dan dilakukan sejak usia dini. Peran serta orang tua diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas agar anak dapat memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, lamanya menyikat gigi serta frekuensi dan waktu menyikat gigi yang tepat (Hermina dan Vera, 2010). Akhir-akhir ini, berbagai jenis pemeliharaan kesehatan mulut telah digunakan dan tak terhitung banyaknya program informasi kesehatan gigi yang telah digunakan di sekolah dan pengaturan lainnya. Namun, upaya ini tidak akan berhasil dalam mempengaruhi perilaku sampai orang-orang belum menyadari akan pentingnya kesehatan mulut. Jadi, pencapaian kesehatan mulut yang baik didasarkan pada kesadaran akan kebiasaan mengkonsusmsi makanan yang baik dan juga praktik kebersihan gigi dam mulut (Grewal dan Kaur, 2007). Pentingnya melakukan penelitian ini dikarenakan anak retardasi mental cenderung mempunyai banyak hambatan dan kurangnya kemampuan serta kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dibandingkan dengan anak normal. Sehingga, diharapkan dari kegiatan penelitian ini subyek dapat mengetahui cara menyikat gigi yang baik dan benar, serta meningkatkan kesadaran subyek untuk rajin menyikat gigi sebagai upaya dari menjaga kesehatan gigi dan mulut, untuk mencegah terjadinya penyakit karies dan periodontal.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diajukan rumusan masalah : Apakah terdapat pengaruh pelatihan menyikat gigi terhadap peningkatan kesadaran menyikat gigi pada anak retardasi mental di SLB-C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta? C. Keaslian Penelitian 1. Penelitian oleh Grewal and Kaur (2007) yang berjudul Status of oral health awareness in Indian as compared to Westren children. Tujuan : untuk mengevaluasi tingkat kesadaran kebersihan mulut atau oral hygiene pada anak-anak india dan pada anak-anak di bagian barat yang berada di kota Amritsar Punja. Metode : anak-anak dievaluasi berdasarkan kuesioner yang dikembangkan oleh WHO, untuk mengetahui kesadaran kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak. Hasil : hasil penelitian ini menunjukkan berbedaan tingkat kesadaran pada kedua kelompok dan aplikasi praktis dari pengetahuan mereka tentang kesehatan gigi dan mulut pada kehidupan sehari-hari. Yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada subyek penelitian dan evaluasi setelah intervensi seperti pengisian kuesioner yang dikembangkan oleh WHO, untuk mengetahui tingkat kesadaran dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Subyek penelitian adalah anak retardasi mental di SLB Dharma Rena Ring Putra II sedangkan variabel penelitiannya adalah pelatihan menyikat gigi dan kesadaran menyikat gigi.

5 2. Penelitian dalam jurnal Jain, et al., (2009) yang berjudul Oral health status of mentally disabled subjects in India. Tujuan : untuk menentukan status kesehatan mulut dan mengkaji asosiasi status kesehatan mulut dengan berbagai usia, sosio-demografis (jenis kelamin, pendidikan orang tua, pendapatan) dan variabel klinis (etiologi cacat mental dan tingkat IQ) pada subyek cacat mental. Metode : sampel penelitian terdiri 225 subyek cacat mental dengan usia 12-30 tahun yang ada di sekolah khusus di Udaipur, India. Status karies, status kesehatan gigi dan status periodontal dinilai dengan Indeks DMF-T, indeks kebersihan mulut sederhana (OHI-S) dari Greene and Vermillion dan Community Periodontal Index, masing-masing. Tes Chi-square, salah satu cara analisis varians (ANOVA), beberapa analisis regresi linear bertahap, dan analisis regresi logistik ganda digunakan untuk analisis statistik. Hasil : ada perbedaan yang signifikan secara statistik (P=0,001) antara semua kelompok usia di semua variabel indeks kebersihan mulut dan indeks DMF-T. Usia tertua kelompok memiliki skor tertinggi untuk semua indeks yang diukur. Memiliki Down Syndrome pada orang tua dengan status pendidikan yang lebih rendah dan pada IQ rendah down Syndrome adalah prediktor yang paling penting untuk status kesehatan mulut yang buruk. Penelitian ini menyoroti bahwa status kesehatan mulut dari populasi retardasi mental adalah buruk dan dipengaruhi oleh etiologi dari IQ, tingkat kecacatan, dan tingkat pendidikan orang tua. Yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada subyek penelitian dan evaluasi setelah intervensi seperti pengukuran indeks DMF-T dan indeks OHI-S. Subyek penelitian adalah anak retardasi mental di SLB Dharma

6 Rena Ring Putra II sedangkan variabel penelitiannya adalah pelatihan menyikat gigi dan kesadaran menyikat gigi. 3. Penelitian dalam jurnal Stefanovska, et al., (2010) yang berjudul Toothbrushing intervention progamme among children with mental hendicap Tujuan : merealisasikan program menyikat gigi yang dilakukan di antara 100 anak-anak sekolah pada usia 9-12 dan 13-16 tahun dengan cacat mental ringan dan sedang di Skopje. Metode : untuk mengevaluasi hasil program intervensi selama enam bulan, berkonsentrasi pada dorongan dari keterampilan manual sendiri, tingkat OHI terdeteksi oleh Green-Vermellion dan tingkat indeks CPITN untuk mengkarakterisasi kesehatan gingiva dan periodontal. Hasil : untuk perbandingan analisis data dasar tingkat OHI dan setelah enam bulan program intervensi, mendeteksi bahwa data rata-rata indeks OHI dasar tingkat untuk anak-anak cacat mental adalah 2,46 dan pada akhir program (setelah enam bulan) itu adalah 0,73. Tingkat indeks CPITN di awal dan setelah enam bulan intervensi pada usia 9-12 dan 13-16 yang diprogram untuk anak-anak cacat mental pada kedua kelompok usia, juga menegaskan signifikansi r statistik untuk parameter ini diperiksa, dengan pengurangan nyata dari CPITN berarti tingkat 2,11-0,95. Korelasi antara data OHI tingkat dasar dan tingkat pada akhir program intervensi berarti korelasi positif yang tinggi antara tingkat indeks. Yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada subyek penelitian dan evaluasi setelah intervensi seperti pengukuran OHI atau CPITN. Subyek penelitian adalah anak retardasi mental di SLB Dharma Rena Ring

7 Putra II sedangkan variabel penelitiannya adalah pelatihan menyikat gigi dan kesadaran menyikat gigi. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Untuk mengkaji pengaruh pelatihan menyikat gigi terhadap peningkatan kesadaran menyikat gigi pada anak retardasi mental di SLB-C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. 2. Tujuan khusus : a. Untuk memberikan pelatihan menyikat gigi yang baik dan benar pada anak retardasi mental di SLB-C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. b. Untuk mengetahui tingkat kesadaran menyikat gigi pada anak retardasi mental di SLB-C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta, sebelum dan sesudah dilakukannya pelatihan menyikat gigi. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Dapat mempraktekkan ilmu di bidang kedokteran gigi yang diperoleh selama mengikuti kuliah dengan keadaan sesungguhnya di lapangan, terutama pada anak retardasi mental di SLB-C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta.

8 2. Manfaat bagi institusi a. Bagi siswa : Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta menumbuhkan kesadaran pada anak retardasi mental di SLB-C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta, untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya serta diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan pada gigi dan mulut mereka. b. Bagi sekolah : Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu usaha sekolah dalam meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut anak serta membantu meringankan beban guru dalam menangani siswanya terutama dalam hal kesadaran menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak retardasi mental di SLB-C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. 3. Manfaat dalam bidang kedokteran gigi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam promosi dan edukasi kesehatan gigi dan mulut anak, terutama untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut anak retardasi mental. 4. Manfaat bagi ilmu pengetahuan Diharapakan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian di bidang kedokteran gigi.