Optimisme Cakupan Vaksin MR Menuju Generasi Sehat Berkualitas

dokumen-dokumen yang mirip
Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS CIANJUR KOTA LAMPIRAN NOMOR : TENTANG KERANGKA ACUAN KEGIATAN KAMPANYE VAKSIN MEALSES- RUBELLA (MR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

BAB 1 : PENDAHULUAN. tanda-tanda awal berupa salesma disertai konjungtivitis, sedangkan tanda khas

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s) merupakan

IMUNISASI SWIM 2017 FK UII Sabtu, 14 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK TEKNIS KAMPANYE DAN INTRODUKSI IMUNISASI MEASLES RUBELLA (MR)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (droplet infection) dan masih banyak dijumpai di kalangan anak-anak pada

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

PENDEKATAN KESEHATAN MASYARAKAT PASCA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI KABUPATEN ASMAT PAPUA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya 50% angk kematian di Indonesia bisa dicegah dengan imunisasi dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

TIM PENYUSUN. Pengarah dr. Untung Suseno Sutardjo, M.Kes (Sekretaris Jenderal Kemenkes RI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan

W A S P A D A 2,9 JUTA LEBIH PENDUDUK INDONESIA MENGIDAP HEPATITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes RI,

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ISPA khususnya pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

ASPEK MEDIS DAN KEAMANAN VAKSIN KOMBINASI PENTABIO. Dominicus Husada

PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007

BAB I. Pendahuluan. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan penyakit. jantung yang dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

Transkripsi:

Optimisme Cakupan Vaksin MR Menuju Generasi Sehat Berkualitas PENYAKIT campak di dunia ini bersifat endemik. Di semua negara di dunia ini, tahun 2013 terjadi 145.700 kematian yang disebabkan oleh campak. Artinya setiap hari terdapat 400 kematian, atau 16 kematian setiap jam pada sebagian besar anak dibawah usia 5 tahun (balita). Berdasarkan laporan Dirjen PP&PL Kemenkes RI tahun 2014, masih banyak kasus campak di Indonesia dengan jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 12.222 kejadian. Frekuensi KLB (kasus luar biasa) terdapat 173 kejadian dengan 2.104 kasus. Sebagian besar kasus campak itu menyerang anak-anak usia pra-sekolah dan usia SD. Selama periode empat tahun, kasus campak lebih banyak terjadi pada kelompok umur 5-9 tahun (3591 kasus) dan pada kelompok umur 1-4 tahun (3383 kasus). Di Indonesia, Rubella merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit CRS di Indonesia, tahun 2013 diperkirakan terdapat 2.767 kasus CRS, dan 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun, lalu menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun. Selain itu, seorang dari 10 bayi yang menderita penyakit campak akan mendapatkan komplikasi infeksi telinga tengah (Otitis Media). Penyebab gangguan pendengaran atau tuli bawaan dan menetap. Satu orang dari 20 bayi yang menderita penyakit campak akan mendapatkan komplikasi pneumonia (radang paru paru), sebagai satu penyebab utama kematian bayi yang baru

lahir. Kemudian satu orang dari 1000 bayi yang menderita penyakit campak akan mendapatkan komplikasi infeksi otak atau ensefalitis (terjadi kejang, cacat pendengaran dan keterbelakangan mental). Kemudian satu atau dua bayi akan meninggal dari 1000 bayi yang menderita penyakit campak di negara berkembang, dimana malnutrisi dan kekurangan vitamain A kerap terjadi, maka penyakit campak berperan menyebabkan kematian satu dari empat anak yang menderita penyakit campak. Selain itu campak juga menjadi penyakit utama penyebab kebutaan permanen pada anak anak di negara-negara berkembang. Dampak secara ekonomi pun sangat besar akibat infeksi campak dan rubella. Di AS misalnya, pada 12 (saja) kasus campak yang dilaporkan tahun 2008 di negara bagian Kalifornia, biaya kesehatan yang harus ditanggung masyarakat mencapai 125.000 USD. Pada tahun yang sama di negara bagian Arizona, 14 kasus yang dilaporkan memakan biaya 800.000 USD. Sedangkan di Indonesia, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes tahun 2015 memperkirakan kerugian makro-ekonomi sebesar 1,09 triliun akibat sindrom rubella kongenital. Berdasarkan pengkajian biaya disability-adjusted life year (DALY), yaitu estimasi kerugian berupa kehilangan hari-hari potensial untuk bekerja dalam hitungan tahun akibat penyakit campak dan rubella, antara yang mendapatkan imunisasi MR dengan yang tidak mendapatkan imunisasi adalah sebesar Rp 26.598.238/orang. Anak dengan sindrom rubella kongenital mengalami katarak sejak lahir yang harus dioperasi, dengan jantung (celah/katup jantung yang masih terbuka), sedangkan biayanya mencapai hitungan huruf M. VAKSIN RUBELLA Pada tahun 2011, WHO merekomendasikan agar semua negara yang belum mengintroduksikan vaksin rubella dan telah menggunakan 2

(dua) dosis vaksin campak dalam program imunisasi rutin untuk memasukkan vaksin rubella dalam program imunisasi rutin. Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) sudah mengeluarkan rekomendasi pada 11 Januari 2016 mengenai introduksi, agar mengintegrasikan vaksin Measles Rubella ke dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kejadian penyakit rubella dan Congenital Rubella Syndrome. Pemerintah telah mencanangkan Program Vaksin MR, pelaksanaan kampanye vaksin MR pada anak usia 9 15 tahun secara bertahap dalam dua fase sbb: Fase pertama, bulan Agustus-September 2017 di seluruh Pulau Jawa. Fase kedua, bulan Agustus-September 2018 di seluruh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dengan cakupan 95% terdapat 66.859.112 anak di seluruh Indonesia. Imunisasi MR ini diberikan tanpa melihat status imunisasi maupun riwayat penyakit campak dan rubella sebelumnya. Vaksin rubella tersedia dalam bentuk monovalent maupun kombinasi dengan vaksin virus yang lain, misalnya dengan campak (Measles Rubella/MR) atau dengan campak dan parotitis (Measles Mumps Rubella/MMR). Semua vaksin rubella dapat menimbulkan serokonversi sebesar 95% atau lebih setelah pemberian satu dosis vaksin dan efikasi vaksin diperkirakan sekitar 90% 100%. Satu orang tenaga kesehatan diperkirakan mampu memberikan pelayanan suntikan imunisasi MR pada maksimal 100-125 sasaran/hari. Vaksin yang sudah dilarutkan pun hanya boleh digunakan dalam waktu enam jam. Karena itu, hanya boleh melarutkan satu vial vaksin dan baru boleh melarutkan vaksin lagi bila vaksin pada vial sebelumnya sudah habis, serta masih ada sasaran. Tenaga kesehatan juga harus mencatat jam pelarutan vaksin pada label vaksin dan memperhatikan prosedur aseptik. Pelaporan kejadian ikutan pasca vaksinasi dilaksanakan secara bertahap dan bertingkat, dengan jangka waktu 24 jam.

Terkait hal itu, GAVI memberi hibah 27 juta dollar AS guna kampanye vaksin MR. Sementara biaya operasional imunisasi 3,9 juta dollar AS dengan APBN. Efektivitas vaksin rubela ini 90%. Efek samping vaksin MR yakni bercak merah dan demam, tetapi jarang terjadi. Berdasarkan laporan dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr H.M. Subuh, MPPM optimis mencapai angka 95% dari seluruh anak-anak di Pulau Jawa pada hari ke-30. Sampai akhir bulan Agustus lalu di Jawa Tengah terdapat 3,007 juta anak (sekitar 39,26%) dari total sasaran yang harus diimunisasi. Kemudian menyusul Jawa Barat sebanyak 4.38 juta (sekitar 35,57%), Yogyakarta 35,67%, dan Jawa Timur 37,47%. Sedangkan cakupan terendah ada di DKI Jakarta sebanyak 700.000 anak dengan persentase 28.61%. Kepala Biro Komunikasi dan Humas Kementerian Kesehatan RI, Oscar Primadi, menjelaskan, jumlah cakupan anak tervaksin MR di Pulau Jawa mencapai 20 juta atau secara rinci 20.503.180 (58,6%) sampai awal September dan sejauh ini dilaporkan hanya ada 17 anak sakit setelah imunisasi, dari 17.133.271 vaksin yang sudah diberikan. Itupun semua hasilnya menyatakan koinsiden, atau sakit yang terjadi hanya kebetulan setelah imunisasi, sedangkan penyebab asli penyakit yang diderita telah ditemukan. Hasil pertemuan rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan Prof. Nila F. Moeloek memberikan komitmen untuk memperjuangkan dan mensukseskan program imunisasi MR. Pihaknya juga sedang berusaha mensertifikasi halal vaksin MR, sehingga tidak terjadi polemik di masyarakat yang mayoritas muslim. Semangat terus dan jaga optimisme pejuang vaksin MR untuk generasi penerus bangsa menuju sehat dan berkualitas. (*) Editor: Bambang Bes *) Penulis, Dr. M. Yusuf Alamudi, S.Si., M.Trop.Med adalah peneliti pada Institute of Tropical Deseases (ITD) Universitas

Airlangga, serta Ketua Alumni Program Pascasarjana Magister Ilmu Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.