BAB I PENDAHULUAN. keturunan ibu (perempuan) yang disebut dengan istilah Matrilineal (Edison, 2014:292). Garis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keamanan, dan kesejahteraan hidupnya. Manusia telah melakukan komunikasi ribuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan ide-ide ataupun gagasannya kepada orang lain. Samsuri (1987:4)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. yang sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Wirotho Agung, sebelah Selatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. beberapa aspek yang perlu untuk diperhatikan baik itu oleh masyarakat sendiri

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2012

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata (Subroto, 2007:5). Hal ini sejalan dengan pendapat Frankel (1998:

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dapat berupa tanda dan lambang, seperti rambu-rambu lalu lintas,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian kualitatif yang peneliti gunakan dalam proposal penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

PENGGUNAAN DIKSI PADA BAHASA ANAK USIA 4 TAHUN DI LINGKUNGAN KELUARGA MELALUI KEGIATAN BERNYANYI. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB III PELAKSANAAN PENGANGAKATAN ANAK TERHADAP BAPAK KASUN YANG TERJADI DI DESA BLURI KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

HASIL WAWANCARA. Konteks Tatap Muka dalam Komunikasi Antarpribadi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain. 1. Pertalian darah menurut garis bapak (Patrilineal)

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut

SISTEM KEKERABATAN DALAM BAHASA BATAK KARO JAHE DI DESA BANGUN PURBA KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa

Jurusan Sastra Daerah. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Padang, 2016

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

Tujuan Umum Pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan menerapkan prinsip budaya setempat (Minangkabau)

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI

PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD

BAB I PENDAHULUAN. alam, benda, tempat, dan makna nama orang hebat atau pintar. Nama juga diberikan pada kafe. Kafe menurut KBBI (2014) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan. dan Warren, masyarakat pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

Volume 1 (1) Desember 2013 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-7

REPRESENTASI KEHIDUPAN SOSIAL ANAK USIA 9-12 TAHUN BERWUJUD BAHASA: KAJIAN LEKSIKON PEMEROLEHAN BAHASA ANAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan satuan sosialnya yaitu keluarga. Menurut Khairudin (1997 : 43) keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

BAB V KESIMPULAN. pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. keturunan, seperti penarikan garis keturunan secara patrilineal artinya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:130) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. individu tersebut. DEPKES RI (1988) Keluarga merupakan unit terkecil dari

BAB I PENDAHULUAN. Gorga Sopo Godang merupakan sebuah tempat atau rumah yang hanya memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Wahyuni, 2014 Analisis kemampuan berbahasa anak tunarungu ditinjau dari peran orang tua

UKDW BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua;

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat adat Minangkabau terikat dalam garis keturunan yang ditarik menurut garis keturunan ibu (perempuan) yang disebut dengan istilah Matrilineal (Edison, 2014:292). Garis keturunan yang digunakan masih tetap dipakai dan dipedomani sampai sekarang yaitu berdasarkan garis keturunan ibu. Begitu juga dengan suku, masih tetap berdasarkan suku ibu (Edison, 2014:293). Dalam sistem kekeluargaan di Minangkabau dikenal dengan istilah keluarga komunal (extended family). Menurut Naim (2013:23), perkawinan oleh karena itu, tidaklah menciptakan keluarga inti (nuclear family) yang baru. Oleh sebab itu, suami atau istri masing-masingnya tetap menjadi anggota dari garis keturunan ibu mereka masing-masing. Masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal menuntut mereka untuk masih menjadi bagian dari keluarga ibu masing-masing walaupun mereka sudah memiliki keluarga baru. Oleh sebab itu, Naim (2013:23)memaparkan bahwa pengertian tentang keluarga inti yang terdiri dari ibu, ayah, dan anak-anak sebagai suatu unit tersendiri tidak terdapat dalam struktur sosial Minangkabau. Oleh karena itu, keluarga selalu ternaung oleh sistem garis keturunan ibu yang lebih kuat. Sebagai akibatnya, anak-anak dihitung sebagai anggota garis keturunan ibu dan selalu lebih banyak mendekatkan diri kepada sang ibu serta anggota-anggota lainnya dalam garis keturunan itu. Menurut Sjarifuedin (2011:92-93), anak perempuan yang berkeluarga atau kawin tinggal pada bilik - bilik (kamar - kamar) rumah gadang bersama suami mereka, sedangkan anak perempuan yang belum dewasa tidur bersama saudara perempuan lain di ruang tengah. Semakin

banyak anak perempuan, maka semakin banyaklah penghuni rumah setelah mereka berkeluarga nanti karena adanya penambahan anggota keluarga baru yaitu suami, anak, minantu / ipa dari anggota keluarga lain. Dahulunya, kebiasaan dan adat-istiadat sangat melekat dengan masyarakat Minangkabau. Seiring dengan perkembangan zaman, sebagian adat istiadat tersebut mulai ditinggalkan, namun bukan berarti hilang secara keseluruhan. Sebagai contoh, masyarakat Minangkabau menganut sistem extended family yang dahulunya tinggal di rumah gadang, sekarang mulai begeser. Pergeseran tradisi tersebut dapat dijumpai saat anak telah menikah. Mereka masih tinggal di satu rumah, namun saat saudara perempuan lainnya menikah pula, kemudian memiliki anak, maka anggota keluarga dalam satu rumah akan ramai. Ramainya anggota keluarga yang tinggal di satu atap akan membuat masalah rentan muncul. Jalan yang banyak ditempuh oleh kebanyakan masyarakat Minangkabau sekarang, yaitu dengan membuat rumah baru walaupun masih sangat berdekatan tetapi sudah berbeda atap. Dilihat dari objek yang ingin penulis teliti, kebudayaan Minangkabau seperti ini memiliki keunggulan tersendiri. Seorang anak yang normal yang terlahir dari ibu yang merupakan seorang tunarungu bernama Rafi Pauria Rahman yang lahir 20 Januari 2013. Ibu Rafi yang bernama Romita mengidap tunarugu semenjak ia kecil. Ayah Rafi yang bernama Dariusman, normal dan tidak memiliki gangguan bicara. Rafi dan keluarga dulunya tinggal bersama orang tua dari Romita. Kakak Romita bernama Ruzi yang tinggal berseberangan dengan rumah yang ditinggali Romita bersama keluarga dan kedua orang tuanya. Saat ini Rafi dan keluarga sudah menetap di rumah sendiri, namun masih berdekatan dengan rumah nenek dari Rafi. Rafi memang terlahir dari seorang ibu tunarugu, tetapi Rafi terlahir normal tanpa gangguan bicara. Rafi memperoleh bahasa verbal dari anggota keluarga selain ibunya. Sistem

keluarga komunal tentunya memiliki andil besar dalam pemerolehan bahasa Rafi. Kondisi ibu Rafi yang tunarungu tidak mampu mengajarkannya Rafi untuk berbicara secara verbal, Rafi kemudian diajarkan oleh orang terdekat lain di lingkungannya, seperti ayah, nenek, etek (bibi), pak etek (paman). Pemerolehan bahasa anak dari lingkungannya tersebut sejalan dengan pendapat Tarigan (1988:30), walaupun sering tidak disadari, perkembangan bahasa sang anak juga turut dipegaruhi oleh insan yang menjaga atau pengsuhnya sehari-hari. Pengasuh yang dimaksudkan di sini mungkin saja ibu, ayah, nenek, bibi, atau pembantu. Bahasa ibu yang diperoleh Rafi adalah bahasa Minangkabau yang digunakan di Halaban, tempat lingkungan Rafi dibesarkan. Selain bahasa Minangkabau, Rafi juga mampu berkomunikasi dengan ibunya yang tunarungu menggunakan bahasa isyarat/bahasa sinyal. Rafi paham bagaimana ia harus berkomunikasi dengan orang selain ibunya dengan bahasa verbal. Saat Rafi berkunjung ke rumah peneliti, ia mencolek ibunya kemudian meliuk-liukkan tangan sembari menunjuk ke arah kolam ikan. Tidak hanya komunikasi satu arah, Rafi juga paham apa yang dimaksud oleh ibunya dalam bahasa isyarat. Kasus tersebut peneliti jumpai saat mereka ingin pulang dari rumah peneliti, Romi mencolek dan mengibaskan tangan ke arah rumahnya, tak lama Rafi mengatakan pulang lu Bu, yang berarti Ibu Rafi menyuruhnya untuk berpamitan. Di sini dapat kita lihat bahwa Rafi paham dan mengerti bagaimana ia harus berkomunikasi dengan ibunya menggunakan bahasa isyarat dan ia sangat paham apa yang dimaksud oleh ibunya dengan menggunakan bahasa isyarat. Menurut Chaer (2003:154), kanak-kanak yang lahir dengan alat artikulasi dan audiotori yang normal akan dapat mendengar kata-kata dengan telinganya dengan baik dan juga akan dapat menirukan kata-kata itu. Pada mulanya ucapan tiruan itu hanya mirip, tapi lambat laun akan menjadi tegas dan jelas. Proses memproduksi kata-kata itu berlangsung terus sejalan

dengan proses pengembangan pengenalan dan pengertian. Jika dilihat dari penggunaan bahasa verbal, Rafi tidak memiliki gangguan berbicara, seperti tunawicara, gagap, latah, cadel. Rafi sudah mampu menirukan apa yang diucapkan oleh orang sekelilingnya. Penelitian yang diangkat saat ini merupakan hal-hal yang terjadi di lingkungan peneliti. Objek penelitian yang diteliti adalah anak dari orang yang pernah bekerja sama dengan ibu peneliti. Rafi mampu berkomunikasi dengan dua cara yaitu verbal dan nonverbal. Hal menarik inilah yang peneliti bahas dalam penelitian nantinya. Seorang anak mampu berkomunikasi dengan lingkungannya yang menggunakan bahasa verbal dan bagaimana ia berkomunikasi dengan seorang ibu yang tunarungu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, masalah yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk dan makna bahasa verbal Rafi Pauria Raman? 2. Bagaimana bentuk dan makna bahasa bahasa tanda Rafi Pauria Rahman? 1.3 Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 2. Bagaimana bentuk dan makna bahasa verbal Rafi Pauria Raman? 3. Bagaimana bentuk dan makna bahasa tanda Rafi Pauria Rahman? 3.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang pemerolehan bahasa merupakan penelitian yang banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dari tinjauan pustaka yang penulis lakukan dilingkungan penulis, ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan pemerolehan bahasa anak. Berikut adalah penelitian

yang berhubungan dengan psikolinguistik tentang pemerolehan bahasa anak, bahasa tanda, antara lain. Yanti (2016) dalam skripsinya yang berjudul Tanda-Tanda Bahasa tanda pada Anak Epilepsi: Studi Kasus pada Khaila. Dalam skripsinya, Lesi menjelaskan bahasa sinyal yang digunakan oleh Khaila, seorang anak yang menderita epilepsi. Di dalam skripsi tersebut juga dipaparkan foto-foto bentuk bahasa tanda yang dilakukan oleh Khaila dalam berkomunikasi. Susanti (2015) dalam skripsinya yang berjudul Gangguan Fonologi Bahasa Anak : Studi Kasus pada Alvin. Maria menjelaskan tentang kesalahan yang muncul terhadap pengucapan bahasa yang dituturkan oleh Alvin. Kesalahan tersebut berupa fonem dan suku kata yang hilang, pengubahan fonem, penambahan fonem dan kegagapan yang dialami oleh Alvin. Novriza (2014) dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama dengan Keterampilan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun (Studi Deskriptif Korelasional di PAUD Haqiqi Kota Bengkulu). Dalam skripsinya ini, Sari Novriza memaparkan bagaimana pengaruh bahasa pertama yang diperoleh oleh anak, pada keterampilan mereka berbicara di luar lingkungan tempat ia memperoleh bahasa pertamanya. Perbedaan bahasa pertama anak atau bahasa ibu yang mereka peroleh dengan bahasa yang digunakan oleh guru di sekolah membuat kemampuan anak di PAUD Haqiqi Kota Bengkulu menjadi rendah, bahasa yang mereka kuasai ternyata tidak sama dengan bahasa yang digunakan oleh guru di sekolah. Jayani (2013) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Seminatik Bahasa Minangkabau Anak Usia 2;2 tahun (Studi Kasus terhadap Lady Ana Klarisa). Dalam skripsinya, Deni mengkasifikasikan kelas kata yang dominan yang dikuasai oleh anak umur 2;2 tahun dan kelas kata tersebut ialah kelas kata nomina. Jumlah kelas kata nomina yang dikuasai oleh anak

umur 2;2 tahun tersebut ialah 124 dari 202 kata. Hal yang juga ingin diungkap oleh Deni dalam skripsinya yaitu jenis makna yang dikuasai oleh anak umur 2;2 tahun tersebut. Amalia (2009) dalam skripsinya yang berjudul Kemampuan Bahasa tanda Penderita Tunagrahita Yayasan Bina Grahita Kalumbuk Padang. Dalam penelitiannya, Sri Amalia menjelaskan tentang bagaimana seorang anak tunagrahita berkomunikasi dengan bahasa tanda. Apa saja tanda yang digunakan oleh anak tunagrahita untuk berkomunikai secara nonverbal, serta fungsi dari bahasa tanda yang digunakan oleh anak tunagrahita. Almos (2004) dalam skripsinya yang berjudul Kinesik dalam Komunikasi antara Remaja di Jalan Permindo Padang Tinjauan Sosiolinguistik. Rona Almos menjelaskan bagaimana remaja Permindo Padang menggunakan kinesik dalam berkomunikasi sesama remaja. Dalam skripsi tersebut juga dilampirkan foto-foto bentuk kinesik yang digunakan oleh remaja Permindo Padang. Rona Almos dalam skripsinya juga menyertakan gambar dan menjelaskan makna dari bahasa tanda yang digunakan oleh remaja Permindo Padang. 3.2 Metode dan Teknik Penelitian Metode dan teknik yang digunakan disini ialah teknik yang dikemukakan oleh Sudaryanto. Sudaryanto mengemukakan ada 3 tahapan kerja yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. 1.5.1 Tahap Penyediaan Data Menurut Sudaryanto (1993:128), penyediaan data yang benar-benar data, penyediaan data yang terjamin sepenuhnya akan kesahihannya. Peneliti pun memanfaatkan metode penyediaan data yang benar-benar terpercaya dan diakui keabsahannya. Dalam tahapan penyediaan data, peneliti menggunakan metode simak. Disebut metode simak atau penyimakan karena

memang berupa penyimakan : dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Teknik dasar yang digunakan ialah teknik sadap, teknik sadap merupakan pelaksanaan metode simak dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Penggunaan bahasa yang disadap dapat berbentuk lisan dan tulisan (Kesuma, 2007:43). Peneliti disini menyadap data yang diucapkan dan diisyaratkan oleh narasumber. Teknik lanjutan yang dignakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Teknik Simak Libat Cakap Pada teknik lanjutan ini, peneliti menyimak semua yang disampaikan oleh narasumber. Selain menyimak komunikasi yang dilakukan oleh narasumber, Peneliti pun ikut terlibat dalam percakapan tersebut. 2. Teknik Rekam dan Teknik Catat Sembari menyimak percakapan narasumber, peneliti kemudian merekeman dengan menggunakan alat rekam. Perekaman tersebut dilakukan secara audio visual karena data yang akan penulis ambil yaitu bahasa verbal dan bahasa tanda Rafi. Perekaman tersebut dilakukan dengan menggunakan kamera pocket. Seiring dengan teknik perekaman, peneliti juga melakukan teknik catat agar nantinya data yang dianggap perlu bisa cepat ditemukan tanpa mengulang perekaman. 1.5.2 Tahap Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data ialah metode padan pragmatis dengan alatnya penentunya mitra wicara (Sudaryanto,1993:13). Metode ini digunakan karena pada dasarnya bahasa yang memiliki hubungan dengan hal yang berada di luar bahasa. Jika seorang anak berkomunikasi dengan ibunya yang tunarungu dengan mencolek bahu ibunya, maka isyarat itu menimbulkan reaksi dari seorang ibu, yaitu dengan melihat kepada anaknya. Metode analisis selanjutnya yang penulis gunakan ialah metode padan translasional. Menurut Kesuma (2007:49), metode padan translasional merupakan metode padan yang alat penentunya bahasa lain. Yang dimaksud adalah bahasa di luar bahasa yang diteliti. Objek penelitian peneliti ialah anak yang bernama Rafi, dalam komunikasi verbal, Rafi menggunakan bahasa Minangkabau. Lalu, peneliti akan menarjemahkan bentuk bahasa Minangkabau Rafi ke dalam bahasa Indonesia. Teknik lanjutannya yaitu teknik hubung banding membedakan (HBB) yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang perbedaan antara komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan oleh anak dalam berkomunikasi. 1.5.3 Tahap Penyediaan Hasil Analisis Data Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data ialah metode penyajian informal dan formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, sedangkan metode penyajian formal yaitu memaparkan hasil analisis dalam bentuk tabel dan grafik berdasarkan teori statistik dengan tujuan memperjelas rumusan anlisis (Sudaryanto, 1993:145). 1.5.4 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh komunikasi yang dipakai oleh Rafi Pauria Raman. Sampelnya adalah bahasa verbal dan bahasa tanda yang digunakan oleh Rafi Pauria Raman. Pengumpulan data dilakukan mulai dari tanggal 06 Januari 2017 28 Juli 2017.