BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Wien Ika Permanasari, 2010: 1). Namun terkadang perusahaan tidak berhasil untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut dapat dikarenakan ketika pihak manajemen bukanlah 1
2 pemegang saham. Ketika pemegang saham mempercayakan pengelolaan kepada pihak lain, para pemilik mengharapkan pihak manajemen akan berjuang sekuat tenaga untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang akirnya akan meningkatkan nilai kemakmuran pemegang saham. Para pemegang saham membayar jasa profesional pihak manajemen untuk mengedepankan kepentingan pemegang saham. Yaitu kesejahteraan pemegang saham. Agency theory menyatakan berbeda, pihak manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya. Oleh karena itu terjadilah konflik antara pemegang saham dan pihak manajemen. Ketidak berhasilan tersebut juga dapat dikarenakan tidak cermatnya pihak manajemen mengaplikasikan faktor-faktor yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor internal maupun faktor eksternal dari perusahaan. Nilai perusahaan menjadi amat penting untuk diperhatikan karena merupakan tujuan dari sebuah perusahaan. Nilai perusahaan juga dapat mengalami naik dan turun. Naik turunnya nilai perusahaan dipengaruhi pula oleh struktur kepemilikan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan adalah: konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration), dankepemilikan perusahaan oleh manajemen (ownership management). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam kegiatan perusahaan sehari-hari. Good Corporate Governance merupakan salah satu faktor yang saat ini banyak dipertimbangkan oleh investor dalam menilai suatu perusahaan (Sari dan Riduwan, 2011). Pelaksanaan Good Corporate Governance yang baik dan sesuai
3 dengan peraturan yang berlaku akan membuat investor merespon secara positif terhadap kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai pasar perusahaan (Retno dan Priantinah, 2012). Setiap perusahaan umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu mampu meraih laba untuk terus tumbuh dan berkelanjutan (sustainability). Ditengah sulitnya perekonomian saat ini sebuah perusahaan mungkin akan mengesampingkan masalah keberlanjutan (sustainabilitity). Dengan semakin tingginya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan serta sulitnya memperoleh posisi di pasar, membuat perusahaan kurang memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat. Pada akhirnya terjadi dampak negatif yang timbul akibat aktivitas perusahaan tersebut, diantaranya kerusakan terhadap lingkungan seperti eksploitasi sumber daya alam, polusi dan bencana.. Hadirnya Good Corporate Governance dalam pemulihan krisis di Indonesia menjadi mutlak diperlukan, mengingat Good Corporate Governance mensyaratkan suatu pengelolaan yang baik dalam sebuah organisasi. GCG merupakan sistem yang mampu memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada stakeholders, termasuk di dalamnya adalah shareholders, lenders, employees, executives, government, customers, dan stakeholders yang lain. Praktek corporate governance dapat berjalan dengan baik apabila menerapkan prinsip-prinsip yang terdiri dari transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), kewajaran (fairness), dan responsibilitas (responsibility). Untuk memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang (tidak hanya nilai ekuitas, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang waran dan saham
4 preferen) manajer dituntut untuk membuat keputusan yang memperhitungkan kepentingan semua stakeholder, sehingga manajer akan dinilai kinerjanya berdasarkan kemampuannya mencapai tujuan atau mampu mengimplementasikan strategi untuk mencapai tujuan ini. Oleh karena itu perusahaan harus mengupayakan keseimbangan dengan memperhatikan tidak hanya kepentingan shareholder saja tetapi juga stakeholder untuk mempertahankan eksistensinya dan bermanfaat bagi seluruh entitas masyarakat. Selain good corporate governance yang dapaqt mempengaruhi nilai perusahaan juga terdapat sales growth dan cash holding. cash holding merupakan kas di tangan atau tersedia untuk diinvestasikan pada aset fisik dan untuk dibagikan kepada investor. Penentuan tingkat cash holding perusahaan merupakan salah satu keputusan keuangan penting yang harus dibuat oleh seorang manajer. Ketika terdapat aliran kas masuk, seorang manajer dapat memutuskan untuk membagikannya kepada para pemegang saham sebagai deviden atau melakukan pembelian kembali saham, menginvestasikannya, atau mungkin menyimpannya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di masa yang akan datang (Hanafi,2014). Pertumbuhan penjualan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik di masa depan sehingga perusahaan memiliki kemampuan dalam memberikan return saham yang tinggi kepada investor. Dimana hal ini akan direspon positif oleh investor dan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan.
5 Berikut ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh board of directors, audit commitee, audit quality, cash holding dan sales growth terhadap nilai perusahaan antara lain: Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Rizka Kharima Putri,2011dalam isshaq dkk,2009) menunjukkan hubungan positif signifikan antara variabel corporate governance yaitu ukuran dewan direksi dan pertemuan dewan, serta terdapat hubungan negatif antara dewan komisaris independen dengan nilai perusahaan. Sedangkan dalam penelitian (Hamonangan Siallagan,2006) menunjukkan bahwa variabel corporate governance yaitu dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh (Kin-Wae Lee dan Cheng Few Lee,2008) menemukan hubungan negatif antara mekanisme corporate governance yaitu ukuran dewan direksi dengan nilai perusahaan. Peneliti seperti Elim dan Yusfarita (2010) dalam Kusuma dkk (2013) mengemukakan bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) suatu perusahaan memiliki pengaruh terhadap stuktur modal. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan Penelitian mengenai pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh (Herawaty,2008) yang membuktikan bahwa kualitas audit memiliki hubungan yang signifikan dan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut (Dodik juliardi,2013) Kualitas audit tidak
6 berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang diaudit KAP 4 besar maupun KAP non besar. Ini diartikan bahwa semakin meningkat kualitas audit maka tidak mempengaruhi nilai pasar saham perusahaan manufaktur. Penelitian yang dilakukan (Isshaq dkk,2009) ditemukanhubungan positif dan tidak signifikan antara cash holdings dengan nilaiperusahaan. Penelitian (Siallagan dan Machfoez,2006) yang meneliti Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan, menemukan dewan komisaris dan komite audit secara positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Motivasi peneliti memilih sektor pertambangan ialah karena dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan pertambangan dapat menimbulkan kasus yang berdampak langsung terhadap suku bunga, likuiditas dan harga saham. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti menggunakan sector pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Seperti kasus yang terjadi di Indonesia sektor Pertambangan tahun 2013 menurut presepsi investor saham sektor pertambangan masih negatif, itu yang menyebabkan saham sektor pertambangan mengalami penurunan. Industri pertambangan adalah salah satu industri yang diatur secara ketat oleh berbagai regulasi (a heavily regulated industry), sehingga faktor risiko kebijakan (policy risk) merupakan salah satu faktor yang paling dominan bagiinvestor dalam mempertimbangkan keputusan berinvestasi di sektor yang merupakan salah satu sektor unggulan. Pengaturan regulasi di sektor pertambangan bukan hanya
7 dominasi dari Kementerian ESDM, namun juga sangat tergantung akan pengaturan yang diterbitkan oleh Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Keuangan dll. Selain itu, di era otonomi daerah, kebijakan-kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah, baik itu tingkat provinsi, kabupaten/kota, bahkan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha sektor pertambangan (www.ima-api.com, 2013). Tabel 1.1 Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batubara yang terdaftar di BEI periode 2012-2013 Kode Saham Perusahaan Tahun Likuiditas (%) Tingkat Suku Bunga (%) Harga Saham ARII Atlas Resources Tbk 2012 39 5.75 1370.00 2013 26 7.50 850.00 BSSR Baramulti Sukses 2012 167 5.75 1960.00 sarana Tbk 2013 49 7.50 1950.00 DEWA Darma Henwa Tbk 2012 92 5.75 840.00 2013 173 7.50 490.00 TOBA Toba Bara Sejahtera 2012 75 5.75 1270.00 Tbk 2013 89 7.50 740.00 BORN Borneo Lumbung 2012 46 5.75 540.00 Energy & Mental Tbk 2013 28 7.50 174.00 Sumber : Indonesia Stock Exchange, SBI dan Yahoo Finance (sudah diolah) Pada periode 2012-2013 perusahaan pertambangan rata-rata mengalami penurunan likuiditas, bahkan ada beberapa perusahaan yang likuiditasnya sangat rendah, dibawah likuiditas ideal 100%. Dari 12 perusahaan yang diteliti terdapat 5 perusahaan yang likuiditasnya sangat rendah seperti terlihat pada tabel 1.1 diatas. Selain itu investor berpindah ke pasar keuangan karena bunga yang ditawarkan mengalami kenaikan dampaknya transaksi saham pertambangan di pasar modal menurun sehingga harga saham periode 2012-2013 rata-rata mengalami penurunan.
8 Kasus tersebut menjadi bukti bahwa kurangnya kesadaran perusahaan akan pentingnya pihak lain (selain manajemen dan pemilik modal) sebagai kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan, perusahaan yang mempunyai posisi keuangan kuat adalah mampu memenuhi kewajiban keuangannya kepada pihak luar secara tepat waktu, mampu menjaga kondisi modal kerja yang cukup. Selain itu, peneliti juga termotivasi karena adanya penelitian-penelitian terdahulu yang menggunakan variabel serupa namun menghasilkan hasil penelitian yangberbeda-beda. maka penulis ingin menguji kembali pengaruh board of directors, audit committee, audit quality, cash holding dan sales growth. Dengan demikian penulis melakukan penelitian kembali dengan judul: PENGARUH BOARDOF DIRECTORS, AUDIT COMMITTEE, AUDIT QUALITY, CASH HOLDING DAN SALES GROWTH TERHADAP NILAI PERUSAHAAN B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah board of directors berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah audit committee berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah audit quality berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah cash holding berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 5.Apakah sales growth berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?
9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji pengaruh board of directors terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk mengkaji pengaruh audit committee terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk mengkaji pengaruh audit quality terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk mengkaji pengaruh cash holding terhadap nilai perusahaan. 5. Untuk mengkaji pengaruh sales growth terhadap nilai perusahaan. C. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Peneliti Peneliti dapat memperluas wawasan dan menambah referensi mengenai pengaruhnilai perusahaan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan kontribusi serta menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. 3. Bagi Investor Hasil penelitain ini diharapkan memberikan kontribusi kepada investor sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasinya di perusahaan.