BAB I PENDAHULUAN. adalah terjadi perubahan mendasar terhadap tatanan pemerintahan. Yaitu dengan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya)

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BAB II LANDASAN TEORI. salah satu cabang ilmu yang memiliki karateristik tersendiri.hal ini di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. open dumping atau penimbunan terbuka, incenerator atau di bakar, sanitary landfill

BAB I PENDAHULUAN I- 1

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POLEMIK PENGELOLAAN SAMPAH, KESENJANGAN ANTARA PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat dan aktifitas penduduk di suatu daerah membawa perubahan yang

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan di segala bidang, maka konsekuensinya Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. masih dioperasikan secara open dumping, yaitu sampah yang datang hanya dibuang

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH

A. KEBERSIHAN. Tempat Penampungan Sementara (TPS) saat ini yang ada berupa Container sebanyak 48. Depo/ Landasan Container sebanyak 11 unit; Profile

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan Dan Sasaran 1.3. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

S K R I P S I. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : RIZATUL FAZRIYAH NPM :

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab di bidang kebersihan, keindahan tata pertamanan kota. Salah

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

dan bertambah kembali menjadi 204,78 juta jiwa pada tahun Jika tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I Permasalahan Umum Persampahan

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, terutama

PENGOLAHAN SAMPAH DI TPA SUKOSARI JUMANTONO TUGAS AKHIR

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dan kemegahan zaman

STUDI PENANGANAN SAMPAH DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR JATIBARANG BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan situasi kondisi pemerintahan Indonesia dewasa ini tidak terlepas dari pengaruh dan maraknya tuntutan profesi.salah satu dampaknya adalah terjadi perubahan mendasar terhadap tatanan pemerintahan. Yaitu dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. wewenang untuk daerah dalam dalam peningkatan pembangunan. Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana tertuang dalam pasal 20 ayat 3 tentang asas penyelenggaraan daerah Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Selanjutnya pasal 151 ayat 2 Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang perencanaan pembangunan daerah menyebutkan bahwa rencana kerja satuan perangkat daerah yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Tuntutan akan pembangunan yang membawa ke situasi ysng lebih baik, merupakan konsekuensi logis dari dinamika kehidupan masyarakat yang selalui di tandai dengan adanya perubahan. Perubahan sosial merefleksi proses transformasi, ada perubahan sosial yang meliputi institusi tertentu termasuk juga hubungan diantara institusi tersebut.

Pemerintah Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dalam pembangunan Kabupaten Pelalawan di laksanakan oleh beberapa Dinas-dinas yang ada di wilayah di Kabupaten Pelalawan.dalam pasal 2 peraturan Bupati Pelalawan No 91 Tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi Dinas Kabupaten Pelalawan. di antaranya adalah Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan. Berdasarkan peraturan Bupati Pelalawan No 91 Tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan adalah Dinas yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas ekonomi dan tugas pembantuan. 1. Merumuskan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan. 2. Menyelenggarakan urusan kebersihan dan pertamanan. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas. 4. Pengelolaan ketata usahaan. 5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk mengukur seberapa besar kemampuan pegawai dinas tata kota pertamanan dan kebersihan dalam meningkatan kebersihan dapat di pandang dari jenjang pendidikan, karena latar belakang ini memiliki dampak yang sangat penting karena dalam kurikulum pendidikan sudah di ajarkan tentang teknologi informasi. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, bagwa pada dasarnya pendidikan dan pelatihan proses yang berlanjut bukan proses sesaat. Peran pendidikan dan pelatihan sangat besar peranannya untuk

membekali pegawai agar lebih kreatif dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Adapun tingkat pendidikan pegawai Dinas Tata Kota Pertamanan dan Kebersihan Kabupaten Pelalawan dapat dilihat dari tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1.1 Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan Kabupaten Pelalawan. No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%) 1 S2 1 2,5% 2 S1 8 20% 3 SMA 23 57,5% 4 SMP 8 20% Jumlah 40 100% Sumber data: Dinas Tata Kota Pertamanan dan Kebersihan Kabupaten Pelalawan Dari tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah pegawai 40 orang dan dapat di ketahui bahwa tingkat pendidikan pegawai Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan bervariasi. Tingkat pendidikan SMP berjumlah 8 orang atau 20%, kemudian SMA berjumlah 23 orang atau 57,5%, lalu S1 berjumlah 8 orang atau 20%, serta pegawai yang tingkat pendidikan S2 berjumlah 1 orang atau 2,5%. Dari tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan pegawai Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan Kabupaten Pelalawan masih rendah. Peran institusi penanggulan sampah dalam hal ini Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan adalah sangat penting dalam mengatasi berbagai permasalahan mengenai pengelolaan kebersihan. Apalagi dengan di berlakukannya Otonomi Daerah, maka dalam pelaksanaan prinsip otonomi yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab dititik beratkan pada pemerintah kota atau kabupaten sebagai titik sentral dalam penyelenggaraan sistem Desantralisasi.

Sebagai konsekuensi, maka urusan-urusan pemerintahan akan lebih banyak di serahkan kepada pemerintah kota atau kabupaten. Pemerintah Kabupaten Pelalawan Dinas Tata Kota Pertamanan dan Kebersihan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pengelolaan sampah yaitu: 1. Keterkaitan a. Badan Pendapatan Daerah (Bappeda) b. Dinas Kesehatan c. Badan Lingkungan Hidup (BLH) d. Dinas Pendidikan e. Dinas Pekerjaan Umum 2. Peringatan a. Pengelolaan sampah tidak hanya oleh pemerntah, tetapi juga peran masyarakat dunia usaha dan stake holder lainnya. b. Sistem pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) dengan metode Open Dumping sudah di larang sejak 6 mei 2013 sesuai amanat UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. 3. Peralatan/Perlengkapan a. Pewadahan (Plastik Sampah, Tong Sampah, Bin Container, TPS, dll) b. Alat Angkut (Gerobak Sampah, Pick Up, Truck, Amroll, dll)

c. Alat Pengolahan Sampah (Sarana pembuatan kompos, mesin pencacah dll) d. Pemrosesan Akhir Sampah (Alat berat, Tanah Urug, Landfill, Sarana pengumpulan gas, pengolahan lindi atau leachate, dll) e. Prasarana dan Sarana Kebersihan (Sapu, Mobil sapu jalan, Vacum jalan, dll) f. Alat Penndataan (Jembatan Timbang, dll) 4. Pencatatan dan Pendataan a. Pengelolaan sampah secara inovatif, efektif dan efisisen sangat di perlukan mengingat biaya pengelolaan sampah sangat besar. b. Pendataan sampah sangat di perlukan dalam perencanaan pengelolaan sampah dan besar dalam menghasilkan atau meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Untuk mewujudkan suatu lingkungan yang bersih, maka tidak akan terlepas kaitannya dengan masalah sampah yang dari hari kehari semakin menumpuk. Makin menumpuknya volume sampah tersebut karena adanya pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan di sertai dengan adanya aktivitas manusia yang semakin berkembang dan pembangunan yang di lakukan juga terus meningkat. Sehingga sisa atau bekas makanan dan sisa barang industri yang biasa kita kenal sebagai sampah akan bertambah pula. Sampah merupakan konsekuensi dari aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia pasti akan menghasilkan buangan sampah. Semakin bertambahnya

penduduk Pangkalan Kerinci otomatis banyak menimbulkan sampah yang di hasilkan dari aktivitas-aktivitas penduduk Pangkalan Kerinci. Tabel 1.2 jumlah penduduk dan jumlah sampah yang ada di Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. No Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Sampah (Ton) 1 2009 32.708.850 34.690.650 2 2010 35.780.770 32.177.730 3 2011 36.877.632 32.380.297 4 2012 38.976.534 38.626.390 Sumber data: Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan Kabupaten Pelalawan 2013 Berdasarkan tabel 1.2 dapat kita ketahui bahwa Kecamatan Pangkalan Kerinci pada tahun 2009 sampai 2010 terjadi penurunan sampah. Pada tahun 2010 sampai 2012 jumlah sampah di Kecamatan Pangkalan Kerinci mengalami peningkatan dengan di iringi jumlah jumlah penduduk. Berdasarkan survey yang di lakukan di Dinas Tata Kota Pertamanan dan Kebersihan Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dalam meningkatkan kebersihan. Adapun permasalahan yang terjadi: 1. Pengelolaan sampah belum di kelola secara maksimal 2. Tempat pembuangan sementara (TPS) belum ada 3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat Kecamatan Pangkalan Kerinci dalam memelihara lingkungan yang sehat Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang digunakan sehari-hari.pengelolaan sampah di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan saat ini belum dikelola secara maksimal,

pengelolaan yang ada pada saat ini hanya terbatas pada pengelolaan sampah secara konvensional di karenakan kurangnya sarana dan prasarana kebersihan. Tempat pembuangan sementara (TPS) belum di sediakan oleh pemerintah sehingga masyarakat sulit untuk menemukan tempat pembuangan sampah, masyarakat terpaksa membuang sampah di pekarangan yang tidak di tunggu oleh pemiliknya. Hal ini terjadi karena tidak pekanya pemerintah daerah dalam hal kebersihan di wilayah yang ada di Kecamatan Pangkalan Kerinci. Masih rendahnya kesadaran masayarakat Kecamatan Pangkalan Kerinci dalam memelihara lingkungan yang sehat misalnya dalam pembuangan sampah yang mana masih banyak terdapat sampah rumah tangga di sekitar got yang di buang masyarakatdan tempat-tempat umum lainya sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Kabupaten Pelalawan yang ingin meraih Adipura seharusnya bisa meningkatkan kebersihan namun kebersihan di Pelalawan khususnya di Kecamatan Pangkalan Kerinci masih jauh dari kata baik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka kesempatan ini penulis tertarik untuk membahasnya dan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul PERANAN DINAS TATA KOTA PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN DALAMMENINGKATKAN KEBERSIHAN DI KECAMATAN PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN 1.2.Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas yang telah di uraikan maka penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan sebagai berikut

1. Bagaimanakah Peran Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan Dalam Meningkatkan Kebersihan Di Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. 2. Hambatan apa sajakah yang di hadapi Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan Dalam Meningkatkan kebersihan di Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan 1.3.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui Peranan Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan Dalam Meningkatkan Kebersihan Di Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. 2. Untuk mengetahui hambatan yang di hadapi Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan Dalam Meningkatkan Kebersihan di Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. 1.4.Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dalam hal Meningkatkan Kebersihan di Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. 2. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dengan permasalahan yang sama.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial khususnya perkembangan ilmu pemerintahan. 1.5.Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan ini akan di paparkan dalam enam pokok pembahasan (BAB) dari masing -,asing bab ini di bagi dalam beberapa sub-sub sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Pada Bab ini penulis akan mengemukakan teori-teori yang relevan dengan judul penelitian sebagai landasan dalam pembahasan skripsi. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam Bab ini berisikan uraian mengenai metode penelitian, yaitu mengenai lokasi penelitian, jenis, dan sumber data dan metode pengumpulan data serta analisis data

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Dalam Bab ini diuraikan mengenai sejarah geografi Dinas Tata Kota Pertamanan Dan Kebersihan Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini merupakan hasil dari penelitian mencakup kepemimpinan dalam meningkatkan kebersihan sehingga akan dapat di bahas secara ilmiah pembahasan yang di kaji dalam penelitian ini. BAB VI : PENUTUP Merupakan Bab penutup, yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang diperlukan sebagai solusi terhadap masalah yang di hadapi oleh Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.