BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

dokumen-dokumen yang mirip
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Desa memiliki arti penting. Desa bisa dianggap sebagai kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laki-laki, perempuan dan menciptakan serta membesarkan anak-anak. Jadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenyam pendidikan. Negara harus adil dalam mendistribusikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai peran pengajaran yang cukup penting, hal tersebut sering tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan dalam diri setiap peserta didik agar mempunyai bekal dalam menjalani hidup di masa depan. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang pernah dialami dalam lingkungan sepanjang hidup. Membangun dan mengembangkan karakter yang baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16), pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:7), pendidikan adalah proses interaksi yang mempunyai tujuan. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan dapat memahami tentang perilaku individu dan dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Menurut Kertajaya (2010:3) sebagaimana dikutip oleh Hidayatullah (2010:15), karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Hidayatullah (2010:16) menyatakan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental, moral, akhlak, dan budi pekerti individu merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong, penggerak, serta membedakan dengan 1

2 individu yang lain. Pendidikan karakter mempunyai makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan mengajarkan yang benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang sikap yang baik sehingga siswa dapat memahami dan berperilaku sesuai dengan aturan. Menurut Kemendiknas sebagaimna dikutip oleh Suyadi (2013:9), peduli sosial adalah sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan. Menurut Mustari (2014:129), santun adalah sikap yang halus dan baik dari sundut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. Pendidikan karakter peduli sosial dan santun merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada peserta didik agar mereka mempunyai rasa peka terhadap hal disekitarnya dan bisa saling menghormati satu sama lain. Melihat pentingnya penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun kepada peserta didik tersebut, maka diperlukan cara yang tepat dalam penanamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi melalui sarana pendidikan, salah satunya melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan budaya sekolah. Mata pelajaran PPKn memiliki visi sebagai sarana pembinaan watak bangsa dan pemberdayaan warga negara, sedangkan misinya yaitu membentuk warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bernegara, dilandasi kesadaran politik, kesadaran hukum, dan kesadaran moral. Tujuan utama PPKn adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, memiliki sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa pancasila. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia,

3 mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Darmadi, 2013). Dengan demikian PPKn dimaksudkan untuk memfasilitasi lahirnya generasi bangsa yang diharapkan. Generasi penerus tersebut diharapkan mampu mengantisipasi masa depan bangsa yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional (Darmadi, 2013). Mereka dituntut dapat mempunyai karakter yang baik dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Salah satunya adalah karakter peduli sosial dan santun. Menurut Gunawan (2012:200), pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana, proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi, kelompok yang baik sebagai warga negara. Sehingga budaya sekolah sangat penting dalam menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik. Good sebagaimana dikutip Kurnia dan Qomaruzzaman (2012:24) menyatakan budaya sekolah merupakan jaringan kompleks dari berbagai interaksi aktor dalam sekolah yang dimanifestasikan dalam tradisi dan ritual yang dibangun diantara guru, murid, orang tua, administrator untuk menghadapi berbagai tantangan, dan dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Ownes sebagaimana dikutip Kurnia dan Qomaruzzaman (2012:24) menyatakan budaya sekolah bisa dimaknai dengan harapan bagaimana seseorang berperilaku berdasarkan nilai-nilai yang telah ada yang juga mencerminkan tujuan dari sekolah itu sendiri.

4 Penelitian ini sangat relevan bagi penulis sebagai mahasiswa PPKn FKIP UMS, selain menambah pengetahuan tentang penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun dalam mata kuliah psikologi sosial, penelitian ini juga bermanfaat ketika nanti sudah lulus kuliah. Sebagaimana visi dari program studi PPKn yaitu menjadi pusat pengembangan pendidikan dan pembelajaran bidang PPKn serta ketatanegaraan, untuk membentuk bangsa yang berkarakter kuat dan memiliki kesadaran berkonstitusi menuju masyarakat madani. Sedangkan misinya adalah menyelenggarakan pendidikan guru bidang studi PPKn serta ketatanegaraan, serta memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta meningkatkan sumber daya manusia yang berkarakter kuat, sehingga mampu memecahkan permasalahan bangsa dan memberikan pelayanan pendidikan menuju masyarakat madani, dan juga sebagai penyelenggara pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui program pendidikan kepramukaan. Implementasi dari visi dan misi tersebut salah satunya melalui mata kuliah Psikologi Sosial, sehingga kajian mengenai penananman pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik relevan bagi penulis. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, hal ini akan menjadi modal dasar peserta didik menjadi manusia yang berkarakter. Alasan memilih SMK Negeri 8 Surakarta sebagai tempat penelitian ini karena berdasarkan informasi belum ada yang melakukan kajian mengenai pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik melalui budaya sekolah di institusi ini dan dirasa sekolahan tersebut sangat kental budayanya dibandingkan sekolah yang lain serta mempunyai cara unik dalam upaya penanaman pendidikan karakter kepada peserta

5 didiknya. Melihat latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut, cukup beralasan dilakukan penelitian mengenai Penanaman Pendidikan Karakter Peduli Sosial dan Santun Peserta Didik melalui Budaya Sekolah di SMK Negeri 8 Surakarta. B. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian Perumusan masalah digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitan, serta agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik melalui budaya sekolah di SMK Negeri 8 Surakarta? 2. Apa kendala dalam penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik melalui budaya sekolah di SMK Negeri 8 Surakarta? 3. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dialami dalam penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik melalui budaya sekolah di SMK Negeri 8 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan salah satu arah dari kegiatan penelitian, maka tujuan harus ditentukan terkait dengan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menggambarkan bentuk penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik di SMK Negeri 8 Surakarta.

6 2. Mendiskripsikan kendala dalam penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik melalui budaya sekolah di SMK Negeri 8 Surakarta. 3. Mendiskripsikan solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik melalui budaya sekolah di SMK Negeri 8 Surakarta. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun peserta didik melalui budaya sekolah di SMK Negeri 8 Surakarta. b. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyebarluaskan informasi mengenai penanaman pendidikan karakter peduli sosial dan santun melalui budaya sekolah kepada mahasiswa maupun masyarakat. b. Sebagai calon pendidik, pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan selama mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya.

7 E. Daftar Istilah 1. Menurut Sugono dkk. (2008:1651), penanaman adalah proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan. 2. Pendidikan karakter. Menurut Gunawan (2012:28), pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 3. Peduli sosial. Menurut Kemendiknas sebagaimna dikutip oleh Suyadi (2013:9), peduli sosial adalah sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan. 4. Santun. Menurut Mustari (2014:129), santun adalah sikap yang halus dan baik dari sundut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. 5. Peserta didik. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan inforrmal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. 6. Budaya sekolah. Menurut Good sebagaimana dikutip Kurnia dan Qomaruzzaman (2012:24), budaya sekolah merupakan jaringan kompleks dari berbagai interaksi aktor dalam sekolah yang dimanifestasikan dalam tradisi dan ritual yang dibangun

8 diantara guru, murid, orang tua, administrator untuk menghadapi berbagai tantangan dan dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan.