PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH MODEL WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN 36 PONTIANAK KOTA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL KARTU ARISAN DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH TEKNIK SURVEY, QUESTION, READING, RECITE, REVIEW, TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

METODE PERMAINAN SMACK DOWN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SDN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Hal 15-25, Februari 2017

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA

PENGARUH PENGGUNAAN KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENGARUH TEORI BELAJAR VAN HIELE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 42 PONTIANAK KOTA

PENGARUH PENDEKATAN TERJEMAHAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN 16 PONTIANAK SELATAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI LUAR KELAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH M. NASIR AZAMI NIM F

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PKN PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: SUMIGIYATI NIM F

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ICE BREAKER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE

PENGARUH MODEL INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS III

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PEMEROLEHAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH SUSILAWATI F

PENGARUH TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PKn KELAS III SDN SE-PONTIANAK KOTA

PENGARUH PENGGUNAAN TIPE BAMBOO DANCING DENGAN HASIL PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V

KOMPARASI METODE SIMULASI DENGAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD PONTIANAK UTARA

Indonesian Journal of History Education

PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK KELAS V

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTUN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PESERTA DIDIK KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DENGAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN IPA SD

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LAERNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN 04 RASAU JAYA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SDN 30 PONTIANAK SELATAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

PENGARUH METODE PERKALIAN RUMAH LEBAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SDN 35 PONTIANAK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD

EFEKTIVITAS RESPONSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

PENGARUH PENERAPAN MODEL ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE CARD SORT TERHADAP PEMEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SD ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TEKNIK NHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SDN 29 PONTIANAK KOTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH STADTERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS V SDN 28 PONTIANAK KOTA

EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA

PENGARUH PENDEKATAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

PERBANDINGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS SISWA

PENGARUH METODE PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KIT OPTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRABUMULIH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN BRAIN MANAGEMENT (MANAJEMEN OTAK) PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV Melvika Fitrianti, Mastar Asran, Nurhadi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : mel.vika51@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk quasy experimental design. Berdasarkan perhitungan statistik dari rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen sebesar 80,52 dan kelas kontrol sebesar 76,64 diperoleh thitung sebesar 2,03 dan ttabel (α = 5% dengan dk = 55) sebesar 2,01. Hal ini berarti thitung > ttabel (2,03 > 2,01), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat pangaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar Abstract: This study aimed to obtain information about the effects of problembased learning model to the learning outcomes of students in the learning of Social Sciences at the State Primary School fourth grade 37 Southeast Pontianak. The method used was experimental method to form quasy experimental design. Based on statistical calculations of the average value of the post-test experimental class students of 80.52 and 76.64 for the control class obtained t of 2.03 and ttabel (α = 5% by dk = 55) of 2.01. This means thitung> ttable (2.03> 2.01), so that Ha Ho accepted and rejected. This means there pangaruh problem based learning model to the learning outcomes of students in the learning of Social Sciences at the State Primary School fourth grade 37 Southeast Pontianak. Keywords: Problem based learning, Learning outcomes P ada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya setiap individu tidak akan pernah terlepas dari peranan individu lain, sehingga menyebabkan terjadinya interaksi sosial. Selama proses interaksi sosial berlangsung, tentunya terdapat berbagai permasalahan yang terjadi. Permasalahan-permasalahan yang terjadi perlu diselesaikan melalui suatu proses pemikiran yang matang. Oleh karena itu, keterampilan berpikir kritis, terbuka, dan kreativitas yang tinggi sangat diperlukan. Keterampilan berpikir tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan, baik pendidikan formal, informal, maupun non formal. Proses pembelajaran yang dilakukan pada pendidikan formal bukanlah sekedar proses transfer pengetahuan dari guru kepada siswa dengan cara 1

menghafal sejumlah konsep yang terlepas dari kondisi yang terjadi di lingkungan siswa. Pembelajaran sebaiknya tidak hanya difokuskan pada penyampaian informasi yang bersifat teoritis saja, melainkan bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dapat terkait dengan permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi di lingkungan sekitar siswa. Pendidikan dasar di sekolah dapat berpengaruh dalam penanaman konsep hidup bermasyarakat yang baik pada siswa. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang baik dan bermakna diharapkan dapat menciptakan generasi penerus yang mandiri dan mampu menghadapi berbagai situasi, serta membentuk jati diri seorang individu yang memahami dan menjalankan perannya dengan baik dalam lingkungan sosial. Peranan guru merupakan hal yang penting untuk diperhatikan agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Seorang guru diharapkan memiliki kemampuan dalam merancang dan menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Guru dapat menerapkan pendekatan, model, metode, dan media yang tepat serta sesuai dengan karakteristik siswa terutama pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar, dimana materi yang diajarkan berkaitan dengan kehidupan sosial. Menurut Silvester Petrus Taneo, dkk., (2009: 1-14), IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Berdasarkan definisi Ilmu Pengetahuan Sosial menurut ahli di atas, maka diharapkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dilaksanakan di sekolah dapat memberikan manfaat yang aplikatif, yaitu manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan siswa. Dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial, maka diharapkan dapat membangkitkan kesadaran bahwa siswa akan berhadapan dengan kehidupan di masyarakat. Dengan kata lain, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mendorong kepekaan siswa terhadap kehidupan sosial. Hal ini tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 575), yaitu Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebaiknya dirancang dengan baik dan menarik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan memberikan dampak positif bagi perkembangan pola pikir siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dan menemukan informasi yang dibutuhkan. Agar pembelajaran lebih menarik dan lebih mudah untuk dipahami oleh siswa, maka sebaiknya materi yang diajarkan sesuai dengan kehidupan nyata siswa di lingkungan masyarakat dan permasalahan-permasalahan di sekitar siswa. Hal ini tentunya akan lebih memudahkan siswa dalam menyerap materi pembelajaran. Namun, kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah belum dapat diterapkan secara optimal. Selama mengajar, guru tidak selalu menggunakan media. Guru hanya menggunakan media yang mudah untuk diperoleh ataupun dibuat, seperti media gambar. Kendala yang sering dihadapi oleh guru adalah siswa yang kurang fokus selama belajar dan lebih memilih untuk mengobrol dengan temannya. Hal ini 2

mengakibatkan siswa menjadi kurang memahami materi yang diajarkan, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka diperlukan suatu solusi untuk memecahkan persoalan yang terjadi di SD Negeri 37 Pontianak Tenggara yang berhubungan dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV. Peran siswa dalam proses pembelajaran hendaknya lebih dominan dibandingkan dengan peran guru. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk terampil dalam merencanakan pembelajaran sehingga lebih berpusat kepada siswa. Guru harus memiliki pengetahuan mengenai model-model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran. Hal ini dapat berdampak terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga pada akhirnya akan berdampak terhadap hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah yang berorientasi terhadap permasalahanpermasalahan faktual yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan pemecahannya. Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menurut Yatim Riyanto (2010: 285), Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik memecahkan masalah. Keterampilan siswa dalam memecahkan masalah tidak akan berkembang jika tidak diasah dan dikembangkan dengan baik. Oleh karena itu, model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat membiasakan siswa untuk berpikir kritis dan cermat dalam memecahkan permasalahan yang diajukan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa melalui sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SD Negeri 37 Pontianak Tenggara. Masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SD Negeri 37 Pontianak Tenggara?. Masalah umum tersebut dapat dijabarkan menjadi masalah khusus sebagai berikut: (1) Seberapa besar hasil belajar siswa di kelas kontrol, yaitu kelas yang tidak menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara? (2) Seberapa besar hasil belajar siswa di kelas eksperimen, yaitu kelas yang menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara? (3) Apakah terdapat pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara? Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar 3

siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang: (1) Hasil belajar siswa di kelas kontrol, yaitu kelas yang tidak menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. (2) Hasil belajar siswa di kelas eksperimen, yaitu kelas yang menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. (3) Pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara dan Hipotesis nol (H0) yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Hadari Nawawi (2012: 88), Metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimental design. Menurut Sugiyono (2012: 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hadari Nawawi (2012: 150), Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwaperistiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Cara menentukan populasi dalam penelitian ini adalah dengan jenis populasi yang bersifat homogen. Menurut Hadari Nawawi (2012: 152), Populasi yang bersifat homogen, yakni sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifatsifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara yang berjumlah 57 siswa dengan rincian kelas IV A sebanyak 29 siswa dan kelas IV B sebanyak 28 siswa. Menurut Sugiyono (2012: 81), Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Hadari Nawawi (2012: 153) mendefinisikan sampel sebagai sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Non probability sampling. Menurut Sugiyono (2012: 84), Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis sampel nonprobabilitas yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2012: 4

85), Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadi, sampel pada penelitian ini merupakan keseluruhan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara, yang terdiri dua kelas, yaitu kelas IV A yang berjumlah 29 siswa dan kelas IV B yang berjumlah 28 siswa. Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dan teknik pengukuran. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes. Untuk menjawab sub masalah pada nomor 1 dan 2, analisis data dilakukan dengan cara menghitung rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut: 1. Menskor hasil belajar siswa dari setiap jawaban pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai dengan kriteria penskoran. 2. Menghitung rata-rata X hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. f i X i X f i Keterangan: X : nilai rata-rata fi : frekuensi Xi : titik tengah f : banyaknya sampel i (Sugiyono, 2010: 54) 3. Menghitung Standar Deviasi (SD) hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. f i X i X SD n 1 Keterangan: SD : standar deviasi X : nilai rata-rata Xi : titik tengah : frekuensi fi 2 n : jumlah sampel (Sugiyono: 2010: 58) Untuk menjawab submasalah penelitian pada nomor 3, maka dapat menggunakan teknik analisis data sebagai berikut: 1. Melakukan uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut: X 2 = (O₁ E₁)² E₁ + (O₂ E₂)² E₂ + + (On En)² En (Burhan Nurgiyantoro, dkk., 2009: 111) 5

2. Jika ternyata kedua data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas variansinya, dengan rumus sebagai berikut: F = s²b s²k Keterangan : s 2 b : varians yang lebih besar s 2 k : varians yang lebih kecil (Burhan Nurgiyantoro, dkk., 2009: 216) Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi 5% a. Nilai Fhitung < Ftabel, maka kedua kelompok sampel variansinya tidak berbeda secara signifikan (homogen). b. Nilai Fhitung > Ftabel, maka kedua kelompok sampel variansinya berbeda secara signifikan (tidak homogen). 3. Jika kedua kelas variansinya homogen, maka dilanjutkan dengan uji t, dengan rumus sebagai berikut: x 1 x 2 t = (n 1 1)s1 2 + (n2 1)s2 2 [ 1 n1 + n2 2 n1 + 1 n2 ] Keterangan : s 1 2 : varians kelas eksperimen s 2 2 : varians kelas kontrol x 1 : nilai rata-rata kelas eksperimen x 2 : nilai rata-rata kelas kontrol n 1 : jumlah sampel kelas ekperimen n 2 : jumlah sampel kelas kontrol (Sugiyono, 2010: 138-139) Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi 5% a. Nilai thitung < ttabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima b. Nilai thitung > ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh populasi yang berjumlah 57 orang. Oleh karena itu, kelas IV A dipilih sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang dan kelas IV B sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. Berdasarkan sampel tersebut, diperoleh data berupa hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang meliputi: 1. Hasil belajar siswa (pre-test dan post-test) pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 2. Hasil belajar siswa (pre-test dan post-test) pada kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 6

Data perhitungan hasil pre-test pada kelas yang diajar tanpa menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Pre-test Kelas Kontrol No. Kelas Fi Xi fi.xi 1 28 33 4 30,5 122 2 34 39 3 36,5 109,5 3 40 45 5 42,5 212,5 4 46 51 8 48,5 388 5 52 57 6 54,5 327 6 58 63 2 60,5 121 Jumlah 28 273 1280 Rata-rata 45,71 Standar Deviasi 9,02 Data perhitungan hasil pre-test pada kelas yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Pre-test Kelas Eksperimen No. Kelas Fi Xi fi.xi 1 32-37 3 34,5 103,5 2 38-43 5 40,5 202,5 3 44-49 9 46,5 418,5 4 50-55 5 52,5 262,5 5 56-61 3 58,5 175,5 6 62-67 4 64,5 258 Jumlah 29 297 1420,5 Rata-rata 48,98 Standar Deviasi 9,14 Adapun hasil pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Hasil Pengolahan Nilai Pre-test Keterangan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Rata-rata (X ) 45,71 48,98 Standar Deviasi (SD) 9,02 9,14 Uji Normalitas (x 2 ) 3,9559 4,1785 Uji Homogenitas (F) 1,03 Uji Hipotesis (t) 1,357 7

Data perhitungan hasil post-test pada kelas yang diajar tanpa menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Post-test Kelas Kontrol No. Kelas fi Xi fi.xi 1 60 65 2 62,5 125 2 66 71 2 68,5 137 3 72 77 13 74,5 968,5 4 78 83 7 80,5 563,5 5 84 89 3 86,5 259,5 6 90 95 1 92,5 92,5 Jumlah 28 465 2146 Rata-rata 76,64 Standar Deviasi 6,77 Data perhitungan hasil pre-test pada kelas yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Post-test Kelas Eksperimen No. Kelas fi Xi fi.xi 1 68 72 5 70 350 2 73 77 7 75 525 3 78 82 4 80 320 4 83 87 8 85 680 5 88 92 3 90 270 6 93 97 2 95 190 Jumlah 29 495 2335 Rata-rata 80,52 Standar Deviasi 7,6 Adapun hasil post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6 Hasil Pengolahan Nilai Post-test Keterangan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Rata-rata (X ) 76,64 80,52 Standar Deviasi (SD) 6,77 7,60 Uji Normalitas (x 2 ) 4,1262 4,1581 Uji Homogenitas (F) 1,26 Uji Hipotesis (t) 2,03 8

Pembahasan Perhitungan data pre-test kelas kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Data Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data pre-test kelas kontrol dan eksperimen, maka diperoleh harga Chi kuadrat (χ²) yaitu: 1) Harga Chi kuadrat (χ²) kelas kontrol χ² = (Oi Ei)2 Ei χ² = 3,9559 Dari nilai χ²hitung = 3,9559 dibandingkan dengan χ²tabel (Lihat lampiran D-3) pada taraf signifikansi (α) = 5% dan dk = 3 diperoleh χ²tabel = 7,815. Hal ini menunjukkan bahwa χ²hitung < χ²tabel atau 3,9559 < 7,815 sehingga dapat dikatakan bahwa data pre-test pada kelas kontrol berdistribusi normal. 2) Harga Chi kuadrat (χ²) kelas eksperimen χ² = (Oi Ei)2 Ei χ² = 4,1785 Dari nilai χ²hitung = 4,1785 dibandingkan dengan χ²tabel (Lihat lampiran D-3) pada taraf signifikansi (α) = 5% dan dk = 3 diperoleh χ²tabel = 7,815. Hal ini menunjukkan bahwa χ²hitung < χ²tabel atau 4,1785 < 7,815 sehingga dapat dikatakan bahwa data pre-test pada kelas eksperimen berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians Berdasarkan perhitungan varians data pre-test pada kelas kontrol, diperoleh: S 2 = 2194,71 28 1 = 2194,71 27 = 81,29 Berdasarkan perhitungan varians data pre-test pada kelas eksperimen, diperoleh: S 2 = 2341,24 29 1 = 2341,24 28 = 83,62 Perhitungan uji homogenitas pre-test kelas kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut: F= 83,62 81,29 = 1,03 Harga Fhitung = 1,03 dan jika dibandingkan dengan Ftabel (Lihat lampiran D-2) dengan dk pembilang = (29 1) = 28 dan dk penyebut = (28-1) = 27 pada taraf signifikansi (α) = 5%, maka diperoleh Ftabel = 1,905. Ternyata harga Fhitung < Ftabel atau 1,03 < 1,905. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa data pre-test kelas kontrol dan eksperimen adalah homogen. 9

c. T-test Setelah diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan varians homogen, maka dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan rumus t-test, yaitu: x 1 x 2 t = (n 1 1) s 2 1 + ((n 2 1) s 2 2 [ 1 n1+n2 2 n1 + 1 n2 ] Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh Harga thitung = 1,357 dan jika dibandingkan dengan ttabel (Lihat lampiran D-4) dengan dk = 29 + 28-2 = 55 pada taraf signifikansi (α) = 5%, maka diperoleh ttabel = 2,01. Ternyata harga thitung < ttabel atau 1,357 < 2,01 yang berarti tidak signifikan. Maka ini berarti Ha ditolak, sebaliknya Ho diterima atau disetujui. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Perhitungan data post-test kelas kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Data Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data post-test kelas kontrol dan eksperimen, maka diperoleh harga Chi kuadrat (χ²) yaitu: 1) Harga Chi kuadrat (χ²) kelas kontrol χ² = (Oi Ei)2 Ei χ² = 4,1262 Dari nilai χ²hitung = 4,1262 dibandingkan dengan χ²tabel (Lihat lampiran D-3) pada taraf signifikansi (α) = 5% dan dk = 3 diperoleh χ²tabel = 7,815. Hal ini menunjukkan bahwa χ²hitung < χ²tabel atau 4,1262 < 7,815 sehingga dapat dikatakan bahwa data post-test pada kelas kontrol berdistribusi normal. 2) Harga Chi kuadrat (χ²) kelas eksperimen χ² = (Oi Ei)2 Ei χ² = 4,1581 Dari nilai χ²hitung = 4,1581 dibandingkan dengan χ²tabel (Lihat lampiran D-3) pada taraf signifikansi (α) = 5% dan dk = 3 diperoleh χ²tabel = 7,815. Hal ini menunjukkan bahwa χ²hitung < χ²tabel atau 4,1581 < 7,815 sehingga dapat dikatakan bahwa data post-test pada kelas eksperimen berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians Berdasarkan perhitungan varians data post-test pada kelas kontrol, diperoleh: S 2 = 1239,43 28 1 = 1239,43 27 = 45,90 10

Berdasarkan perhitungan varians data post-test pada kelas eksperimen, diperoleh: S 2 = 1617,24 29 1 = 1617,24 28 = 57,76 Perhitungan uji homogenitas post-test kelas kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut: F= 57,76 45,90 = 1,26 Harga Fhitung = 1,26 dan jika dibandingkan dengan Ftabel (Lihat lampiran D-2) dengan dk pembilang = (29 1) = 28 dan dk penyebut = (28-1) = 27 pada taraf signifikansi (α) = 5%, maka diperoleh Ftabel = 1,905. Ternyata harga Fhitung < Ftabel atau 1,26 < 1,905. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa data post-test kelas kontrol dan eksperimen adalah homogen. c. T-test Setelah diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan varians homogen, maka dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan rumus t-test, yaitu: x 1 x 2 t = (n 1 1) s 2 1 + ((n 2 1) s 2 2 [ 1 n1+n2 2 n1 + 1 n2 ] Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh Harga thitung = 2,03 dan jika dibandingkan dengan ttabel (Lihat lampiran D-4) dengan dk = 29 + 28-2 = 55 pada taraf signifikansi (α) = 5%, maka diperoleh ttabel = 2,01. Ternyata harga thitung > ttabel atau 2,03 > 2,01 yang berarti signifikan. Maka ini berarti Ha diterima, sebaliknya Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen terdiri dari tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas eksperimen dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Perangkat perencanaan pembelajaran yang disiapkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran yang berupa media gambar dan lembar kerja siswa. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. 1. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, alokasi waktu yang diberikan adalah 10 menit. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh guru disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya, yakni salam, doa, absensi, pengkondisian kelas, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. 11

2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, alokasi waktu yang diberikan adalah 45 menit yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dengan memanfaatkan media pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada kegiatan eksplorasi, siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai kegiatan yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Hal ini dilakukan untuk menggali kemampuan awal siswa. Pada kegiatan elaborasi, siswa melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Setelah itu, siswa melakukan kegiatan diskusi untuk menjawab permasalahan yang diberikan pada masing-masing kelompok. Pada kegiatan diskusi ini, siswa dibimbing untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas. Setelah kegiatan diskusi, siswa menuliskan laporan hasil diskusi pada lembar yang telah disediakan oleh guru. Setelah selesai, masing-masing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas dan ditanggapi oleh siswa dari kelompok lain. Pada kegiatan konfirmasi, guru meluruskan jawaban dari siswa dan memberikan penguatan kepada siswa. 3. Kegiatan Akhir Alokasi waktu untuk kegiatan akhir adalah selama 15 menit. Kegiatan ini dimulai dengan merangkum hasil pembelajaran bersama-sama antara siswa dan guru. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan refleksi, tindak lanjut berupa penyampaian motivasi agar dapat lebih optimal dalam belajar. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. Perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas kontrol dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Perangkat perencanaan pembelajaran yang disiapkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran yang berupa media gambar dan lembar kerja siswa. Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. 1. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, alokasi waktu yang diberikan adalah 10 menit. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh guru disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya, yakni salam, doa, absensi, pengkondisian kelas, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, alokasi waktu yang diberikan adalah selama 45 menit, yang terdiri dari kegiata eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dimana pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Pada kegiatan eksplorasi, siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai sesuatu yang berhubungan dengan materi pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan awal siswa. Pada kegiatan elaborasi, siswa melaksanakan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang. Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi penting. 12

Hanya beberapa siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan konfirmasi, guru meluruskan jawaban dari siswa dan memberikan penguatan kepada siswa. 3. Kegiatan Akhir Alokasi waktu untuk kegiatan akhir adalah selama 15 menit. Kegiatan ini dimulai dengan merangkum hasil pembelajaran bersama-sama antara siswa dan guru. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan refleksi, tindak lanjut berupa penyampaian motivasi agar dapat lebih optimal dalam belajar. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara dan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, maka yang menjadi simpulan umum adalah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Simpulan umum tersebut dapat ditarik dari simpulan sub masalah sebagai berikut: (1) Rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol, yaitu kelas yang tidak menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara adalah sebesar 76,64 dan standar deviasi sebesar 6,77. (2) Rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen, yaitu kelas yang menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara adalah sebesar 80,52 dan standar deviasi sebesar 7,6. (3) Berdasarkan analisis data post-test hasil belajar siswa kelas IV pada kelas kontrol dan eksperimen, diperoleh harga thitung sebesar 2,03. Harga thitung dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 29 + 28 2 = 55 dan taraf signifikansi (α) = 5% diperoleh harga ttabel = 2,01, ternyata thitung > ttabel atau 2,03 > 2,01 yang berarti signifikan. Maka ini berarti Ha diterima, sebaliknya Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara. Saran Ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagai berikut: (1) Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah membawa pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu, disarankan kepada guru Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV untuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas. (2) Diharapkan bagi guru yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dapat memahami langkahlangkah yang telah ditentukan, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan memberikan motivasi bagi siswa untuk belajar. 13

DAFTAR RUJUKAN BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Burhan Nurgiyantoro, dkk. (2009). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmuilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Pontianak: Gadjah Mada University Press. Silvester Petrus Taneo, dkk. (2009). Kajian IPS SD 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. (2010). Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yatim Riyanto. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. 14