1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Indonesia. Kebutuhan tenaga listrik meningkat setiap tahun. Berdasarkan dokumen RUPTL PT. PLN (Persero) 2015-2024, penjualan tenaga listrik PT. PLN (Persero) tahun 2009-2014 meningkat dari 133,1 TWh sampai 197,3 TWh atau tumbuh rata-rata sebesar 7,8% per tahun dan berdasarkan proyeksi prakiraan kebutuhan tenaga listrik periode 2015-2024, kebutuhan akan meningkat dari 219,1 TWh sampai 464,2 TWh atau tumbuh rata-rata sebesar 8,7% per tahun. PT. PLN (Persero) menanggapi peningkatan kebutuhan listrik dengan merencanakan beberapa proyek pembangkit yang telah committed akan dilaksanakan oleh PLN dan beberapa proyek yang telah committed akan dilaksanakan oleh swasta sebagai IPP. Kebutuhan tambahan kapasitas yang belum committed akan disebut sebagai tambahan kapasitas yang belum dialokasikan sebagai proyek PLN atau IPP dan disebut sebagai proyek unallocated. Dengan demikian, kesempatan bagi pihak ketiga non-ipp untuk membangun dan menyediakan listrik untuk pihak swasta yang lain dimana PLN tidak menjadi offtaker sepenuhnya dapat dilakukan melalui skema power wheeling. Mengingat kebutuhan akan tenaga listrik menjadi suatu hal yang vital dan tarif listrik yang tinggi bagi sektor industri, mekanisme power wheeling atau pemanfaatan jaringan transmisi bersama menjadi solusi yang menguntungkan bagi
2 pihak sektor industri untuk dapat mendirikan pembangkit sendiri (captive power) dan menyuplai beban sendiri serta memanfaatkan jaringan transmisi PT. PLN (Persero) dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pada proses implementasi power wheeling perlu diperhatikan aspek teknis dan aspek ekonomi sehingga aplikasi mekanisme tersebut dapat berjalan baik dan efisien. Berdasarkan aspek ekonomi implementasi power wheeling pada jaringan transmisi akan dibebankan biaya penggunaan jaringan transmisi. Biaya yang dibebankan harus dapat memenuhi biaya operasi sistem dan tidak boleh mengurangi besar pendapatan pihak penyedia jaringan transmisi. Metode penentuan dan perhitungan biaya sewa jaringan transmisi sudah banyak diteliti dan diusulkan untuk menjadi acuan dalam menentukan biaya sewa jaringan transmisi melalui skema power wheeling. Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai penentuan biaya power wheeling yaitu metode tracing. Metode tracing merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui besar alokasi aliran daya yang mengalir pada suatu saluran berdasarkan kontribusi suatu pembangkit dan beban. Pada dasarnya metode ini bukan merupakan metode perhitungan biaya jaringan transmisi sehingga penggunaan metode ini sebagai penentuan biaya power wheeling diaplikasikan sebagai variabel untuk perhitungan biaya sewa jaringan transmisi dan harus dikombinasikan menggunakan metode perhitungan biaya jaringan transmisi lain yang berbasis penggunaan aktual jaringan transmisi. Pada penulisan tugas akhir ini akan membahas mengenai implementasi metode penentuan biaya sewa jaringan transmisi berdasarkan saluran transmisi
3 yang terpengaruh oleh pembangkit wheeling yang ditambahkan pada sistem transmisi PT. PLN (Persero) 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali. Metode tracing yang akan diimplementasikan adalah Bialek tracing method. Setelah itu untuk perhitungan besar biaya sewa jaringan transmisi menggunakan pendekatan metode MW-km. Perhitungan besar biaya sewa jaringan transmisi menggunakan metode Postage stamp juga dilakukan sebagai acuan komparasi perhitungan biaya sewa jaringan transmisi yang dipakai saat ini. Implementasi dan simulasi dijalankan dengan beberapa skenario skema power wheeling yang telah dibuat oleh peneliti. 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui aliran daya pada saluran transmisi yang terpengaruh akibat pemasangan pembangkit wheeling dengan menggunakan metode tracing Bialek pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali. 2. Besar biaya sewa jaringan transmisi yang ditentukan berdasarkan pengaruh pembangkit wheeling terhadap saluran transmisi dengan metode tracing Bialek pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali. 3. Perbedaan besar biaya sewa jaringan transmisi yang dihasilkan dengan menggunakan metode tracing Bialek dan metode Postage stamp pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali.
4 1.3. Batasan Masalah Batasan yang akan dipakai dalam pembahasan penelitian ini yaitu : 1. Sistem transmisi yang menjadi objek penelitian merupakan sistem transmisi pada level tegangan 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali, 2. Data pembebanan IBT 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali pada kondisi beban puncak pada tanggal 9 Juni 2014 pukul 19:00 WIB, 3. Penelitian ini difokuskan pada penentuan biaya penggunaan jaringan transmisi menggunakan Bialek tracing method dengan perhitungan biaya sewa untuk pengguna jaringan menggunakan MW-km, 4. Penelitian ini tidak mencakup perhitungan biaya penambahan peralatan, biaya congestion saluran, dan biaya denda akibat losses, 5. Studi aliran beban menggunakan optimal power flow yang dijalankan pada program bantu Matpower dan Matlab. 6. Simulasi metode tracing Bialek dibuat dan dijalankan pada program bantu Matlab dan Microsoft Excel. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui pengaruh penambahan pembangkit wheeling terhadap saluran transmisi dengan menggunakan metode tracing Bialek pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali.
5 2. Menentukan besar biaya sewa jaringan transmisi berdasarkan penempatan dan besar daya pembangkit wheeling setelah implementasi dengan metode tracing Bialek yang dihitung menggunakan metode MWkm pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali. 3. Membandingkan biaya sewa jaringan transmisi yang dihasilkan dengan metode tracing Bialek dan metode Postage stamp pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali. 1.4.2. Manfaat Manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui skenario peletakan pembangkit wheeling yang lebih banyak mempengaruhi saluran transmisi dengan menggunakan metode tracing Bialek pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali. 2. Mengetahui skenario peletakan pembangkit wheeling yang menghasilkan biaya sewa lebih besar dengan metode tracing Bialek pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali. 3. Mengetahui pengaruh antara satu transaksi wheeling dan dua transaksi wheeling terhadap biaya sewa jaringan yang dihasilkan dengan metode tracing Bialek pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali. 4. Mengetahui metode penentuan biaya sewa jaringan transmisi yang lebih cocok dan fair digunakan antara metode tracing Bialek dan metode Postage stamp pada sistem transmisi 150 kv dan 500 kv Jawa-Bali.
6 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam menyusun penulisan tugas akhir ini yaitu: 1. Bab I Pendahuluan Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori Berisi tinjauan pustaka atas penelitian yang sudah ada sebelumnya dan teori-teori yang mendukung penelitian seperti Optimal power flow, Power wheeling,transmission pricing method, metode Bialek tracing, metode MW-km, dan metode Postage stamp. 3. Bab III Metode Penelitian Berisi diagram alir penelitian, sumber data, program bantu analisis, dan konfigurasi skenario yang digunakan pada penelitian ini. 4. Bab IV Hasil dan Pembahasan Berisi hasil perhitungan biaya power wheeling dan simulasi implementasi metode penentuan biaya sewa jaringan yang mengacu pada beberapa skenario PBJT dengan metode tracing Bialek, metode MW-km, dan metode Postage stamp. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan serta saran-saran yang berhubungan dengan hasil tersebut dan kaitannya dengan pengembangan aplikasi power wheeling lebih lanjut.