UNIVERSITAS PADJAJARAN Jln. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Jawa Barat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

KUALIFIKASI PROFESI PUBLIK RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dari manajemen rumah sakit. Secara interen keberhasilan. kompleksitas manajemen rumah sakit, secara eksteren kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang keunikkan dan keanekaragaman budaya dan suku yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kelompok etnik tradisional di Indonesia mempunyai ciri-ciri dan jati diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah sakit suatu lembaga bergerak dibidang kesehatan terus

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

Produksi Media PR AVI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling

Gambar 3.1 (1) jalan setapak menuju kampung Cibeo, (2) kondisi rumahrumah di kampung Kadujangkung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB IV ANALISIS DATA. Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa. Kabupaten Mojokerto guna terjun langsung ke desa-desa untuk

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang Public Relations menjadi sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang dilancarkan oleh Public Relations mempunyai ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH


BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan batubara. Dimana hampir setiap sudut kota adalah surga bisnis bagi para

Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola sekolah harus mengadakan hubungan baik secara terus-menerus dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

Etika Profesi Public Relations

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab

BAB I PENDAHULUAN. organisasi maupun perusahaan. Public Relation merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu publik eksternal public relations adalah media. Media memiliki

BAB I PENDAHULUAN. militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah pun memerlukan Public

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. lain biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi

Produksi Media PR Cetak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. 1 Setiap hari

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab III telah dibahas mengenai metedologi penelitian yang dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, komunikasi yang terjadi juga bisa mempengaruhi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Setiap kota di Indonesia memiliki keanekaragaman dan keunikkan yang berbeda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TRADISI SEBA PADA MASYARAKAT KANEKES DI DESA KANEKES KECAMATAN LEUWIDAMAR KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN (Suatu Kajian Geografi Budaya)

BAB IV ANALISIS DATA. wisatawan pasca konflik ini pihak Dinas Pariwisata telah melakukan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

Transkripsi:

KAJIAN PUBLIC RELATIONS BUDAYA DALAM KEGIATAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT BADUY (Studi Etnografi Komunikasi tentang aktivitas Internal dan External Relations oleh Jaro Pamarentah pada masyarakat Kanekes Luar, di Kabupaten Lebak Provinsi Banten, Jawa Barat) Feliza Zubair 1, Dede Mariana 2, Diah Fatma Sjoraida 3, Yudhistira.K.Garna 4 UNIVERSITAS PADJAJARAN Jln. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Jawa Barat. 1 felizaherison@yahoo.co.id ABSTRAK Masyarakat Baduy dikenal dengan keteguhan menjaga adat istiadat warisan leluhur sehingga sampai saat ini kehidupan mereka tidak banyak dipengaruhi budaya luar, terutama bagi penduduk Baduy Dalam. Kata tabu membuat mereka berhasil memelihara tradisi buhun dengan sepenuh hati, komitmen yang luar biasa dalam menjunjung tinggi kearifan lokal. Penelitian ini merupakan kajian Public Relations Budaya yaitu bagian dari konteks budaya yang berlangsung di masyarakat, khususnya di masyarakat adat misalnya peran dan fungsi PR yang dijlankan oleh sistem kelompok masyarakat adat untuk mendapatkan dukungan pihak internal maupun external. Istilah PR Budaya antara lain dilakukan oleh Greig Leicthy dalam bahasannya tentang The Culturual Tribes of Public Relations. Salah satunya adalah peran Jaro Pamarentah pada Suku Baduy.. Jaro Pamarentah secara adat bertugas sebagai penghubung antara masyarakat adat Kanekes dengan pemerintah nasional, yang dalam tugasnya dibantu oleh pangiwa, carik, dan kokolot lembur atau tetua kampong.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Internal Relations Jaro Pamarentah pada masyarakat Kanekes Luar di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Jawa Barat; Untuk mengetahui kegiatan Eksternal Relations Jaro Pamarentah pada masyarakat Kanekes Luar di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Jawa Barat; Untuk mengetahui proses PR Budaya dalam kegiatan Jaro Pamarentah pada masyarakat Kanekes Luar di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode etnografi, menurut Suwardi Endaswara (2006) adalah untuk mendeskripsikan kebudayaan sebagaimana adanya. Artinya, dalam penelitan ini peneliti mendeskripsikan bagaimana kegiatan internal dan eksternal PR serta proses PR Budaya yang dilaksanakan oleh Jaro Pamarentah.Tehnik kajian berupa observasi dan studi pustaka. Hasil kajian menunjukan bahwa peran Jaro Pamarentah sebagai PR masyarakat Baduy adalah lebih dominan pada kegiatan eksternal, karena urusan internal dilaksanakan oleh Puun. Adapun Jaro Pamarentah secara adat berperan sebagai penghubung antara masyarakat adat Kanekes dengan pemerintah nasional, yang dalam tugasnya dibantu oleh pangiwa, carik, dan kokolot lembur atau tetua kampong. Kata Kunci: PR Budaya, Jaro Pamarentah, Internal Relations,Eksternal Relations. PENDAHULUAN Masyarakat Baduy atau Urang Kanekes merupakan salah satu suku yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar kabupaten Lebak Propinsi Banten. Masyarakat Baduy

dikenal dengan keteguhan menjaga adat istiadat warisan leluhur sehingga sampai saat ini kehidupan mereka tidak banyak dipengaruhi budaya luar. Suku Baduy atau urang Kanekes terbagi dalam tiga posisi tempat, pertama kampung tangtu; kedua, kampung panamping; dan ketiga Dangka. Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing.kelompok masyarakat kedua yang disebut panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Kanekes Luar (Baduy Luar), yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Kanekes Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam.adapun Kanekes Dangka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Masyarakat Baduy dikenal dengan keteguhan menjaga adat istiadat warisan leluhur mereka. Bagi penduduk Baduy kata tabu membuat mereka berhasil memelihara tradisi buhun dengan sepenuh hati, komitmen yang luar biasa dalam menjunjung tinggi kearifan lokal. Urang Kanekes menutup diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara hidup mereka yang tradisional khususnya Baduy Dalam atau kampung Tangtu. Dalam sistem pemerintahan masyarakat Baduy dikenal istilah Pu un dan Jaro dalam dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti aturan negara Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan. Secara nasional, penduduk Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Kanekes yang tertinggi, yaitu "Pu'un". Dalam menjalankan pemerintahan adat sehari-hari dilaksanakan oleh wakil pimpinan adat yang disebut Jaro. Jaro terbagi menjadi empat jabatan, yaitu: Jaro Tangtu, Jaro Dangka, Jaro Tanggungan dan Jaro Pamerentah.Jaro Tangtu bertanggung jawab pada pelaksanaan hukum adat warga tangtu dan berbagai macam urusan lainnya.jaro Dangka bertugas menjaga, mengurus dan memelihara tanah titipan leluhur baik yang ada di dalam dan di luar Kanekes. Jaro Dangka berjumlah 9 orang, yang apabila ditambah dengan 3 orang jaro tangtu disebut sebagai Jaro Dua belas. Pimpinan dari jaro dua belas ini disebut sebagai Jaro Tanggungan. Adapun Jaro Pamarentah secara adat bertugas sebagai penghubung antara masyarakat adat Kanekes dengan pemerintah nasional, yang dalam tugasnya dibantu oleh pangiwa, carik, dan kokolot lembur atau tetua kampung. Jaro Pamarentah adalah seseorang yang bertugas membina dan menjaga hubungan baik antara pihak internal (Masyarakat Baduy) dengan pihak eksternal (pihak luar dan pemerintah). Peran yang dilakukan seorang Jaro Pamarentah adalah sama dengan peran seorang Public Relations Officer (PRO) dalam PR modern. Dalam adat masyarakat Baduy Jaro Pamarentah menjalankan fungsi seorang PR budaya seperti menciptakan pemahaman tentang adat istiadat suku Baduy, membangun hubungan yang harmonis dengan semua pihak

yang terlibat dalam sistem pemerintahan, membangun kerjasama dengan pemerintah dan pihak luar masyarakat Baduy demi kebaikan suku Baduy itu sendiri. Permasalah muncul ketika dalam menjalankan tugasnya Jaro Pamarentah sering isumsikan lebih berpihak kepada pemerintah daripada membela kepentingan masyarakat Baduy, salah satunya dalam memperjuangkan hak orang Baduy untuk mendapatkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang mencantumkan agama mereka yaitu Sunda Wiwitan. Kenyataan ini menggambarkan bahwa Jaro Pamarentah belum dapat menjalankan peranannya sebagai PRO secara leluasa.kajian ini adalah untuk mengetahui fungsi Jaro Pamarentah sebagai PR suku Baduy dalam menjalankan kegiatan internal, dan fungsi Jaro Pamarentah sebagai PR suku Baduy dalam menjalankan kegiatan eksternalnya. Tulisan ini merupakan kajian yang dalam penuturannya merujuk pada metode etnografi. Metode Etnografi menurut Suwardi Endaswara (2006) merupakan penelitian untuk mendeskripsikan kebudayaan sebagaimana adanya. Artinya, dalam kajian ini peran penulis hanya sebagai pencatat dan atau pengamat dari sebuah peristiwa yang berlangsung tanpa campur tangan penulis untuk mengarahkan peristiwa tersebut. Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif, Deddy Mulyana (2001) menjelaskan istilah Etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan graphy (menguraikan). Etnografi yang akarnya adalah ilmu antropologi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Menurut pemikiran yang dirangkum oleh Deddy Mulyana ini, etnografi bertujuan menguraikan suatau budaya secara menyeluruh, yakni semua aspek budaya baik yang bersifat material, seperti artefak budaya dan yang bersifat abstrak, seperti pengalaman, kepervcayaan norma, dan system nilai kelompok yang diteliti. Sedang Frey et al., (1992: 7 dalam Mulyana, 2001: 161) mengatakan bahwa etnografi berguna untuk meneliti perilaku manusia dalam lingkungan spesifik alamiah. Uraian tebal (thick description) berdasarkan pengamatan yang terlibat (Observatory participant) merupakan ciri utama etnografi (ibid: 161-162). Maka dalam kajian ini penulis menguraikan dan mendeskripsikan pendekatan budaya Baduy dalam perspektif Public Relations, yaitu berkaitan dengan peran Jaro Pamarentah dalam masyarakat Baduy. PEMBAHASAN Kajian Public relations Budaya adalah merupakan kajian terbaru yang menjelaskan bahwa Public Relations tidak hanya berkontribusi utuk wacana budaya perusahaan saja, Public relations juga merupakan bagian dari konteks budaya yang berlangsung di masyarakat, khususnya di masyarakat adat. Peran dan fungsi PR dijalankan oleh sistem kelompok masyarakat adat untuk mendapatkan dukungan pihak internal maupun external. Melalui penelitian ini peneliti ingin memberikan penyadaran akan pentingnya peran PR Budaya dalam masyarakat adat sebagai upaya mempelajari ragam kultur masyarakat adat. Penggunaan istilah PR Budaya dalam kajian ini dikutip dari kajian terdahulu, yaitu penelitian dari Greig Leicthy tentang The Cultural Tribes of Public Relations (Dasrun, 2016) dimana hasilnya menunjukkan bahwa : 1. PR tidak hanya berkontribusi pada organisasi, perusahaan bisnis dan formal

2. PR juga menjadi kontes pada budaya kelompok masyarakat tertentu sehingga memberikan kontribusi terhadap peran dan fungsi PR di dalam masyarakat tersebut 3. PR berkontribusi aktif di dalam kelompok masyarakat sehingga PR dapat disebut sebagai PR budaya yaitu, pendekatan cara kerja PR tentang objek budaya pada kelompok masyarakat tentang kontribusi peran dan fungsi PR yang dijalankan oleh anggota masyarakat. Dalam kajian ini Jaro Pamarentah berperan sebagai PR Budaya masyarakat Baduy, dimana Jaro Pamarentah berkontribusi aktif dalam kelompok masyarakat Baduy yaitu dalam menjalankan peran dan fungsi PR pada masyarakat Baduy atau Kanekes. Peran dan fungsi yang dijalankan oleh Jaro Pamarentah menyangkut aktifitas internal PR dan External PR, yaitu pihak masyarakat Baduy yang beliau wakili disebut publik internal dan pihak luar Baduy yang disebut publik eksternal. Eksternal Publik meliputi pihak pemerintahdan semua pihak yang berkepentingan akan keberadaan masyarakat Baduy baik masyarakat umum, akademisi, aktivis filantrophy yang peduli akan budaya dan kehidupan masyarakat Baduy. Adapun Fungsi Public Relations yang dijalankan Jaro Pamarentah adalah: 1. Mengabdi kepada kepentingan suku Baduy dan juga Pemerintah Nasional. 2. Memelihara komunikasi yang baik dengan semua pihak baik pihak masyarakat Baduy maupun pihak Pemerintah nasional dan juga semua pihak yang berkentingan akan keberadaan masyarakat Baduy. 3. Menjaga dan menjunjung tinggi keluhuran budaya dan adat suku adat Baduy, menjaga moral serta tingkah laku yang baik sesuai adat idtiadat yang diyakini masyarakat Baduy. Hal ini sesuai dengan tiga fungsi PR yang dijelaskan oleh Bertrand.R.Canfield (Effendy,1982) yaitu mengabdi kepada kepentingan umum, memelihara komunikasi yang baik dan menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik. Jaro Pamarentah menempatkan dirinya pada pisis di tengah, agar tercapai sikap adil. Secara struktural penugasan Jaro dalam masyarakat Adat Baduy adalah merupakan pelaksana harian urusan pemerintahan kapuunan. Tugas-tugas Jaro sebagai wakil pimpinan adat dalam menjalankan pemerintahan adat dibagi dalam empat jabatan :Jaro Tangtu pelaksana hukum adat Warga Tangtu, Jaro Dangka menjaga, mengurus dan memelihara tanah titipan leluhur baik yang di dalam maupun di luar Kanekes, Jaro Tanggungan memimpin semua Jaro yang terdiri dari 9 Jaro Dangka ditambah 3 Jaro Tangtu disebut Jaro Dua Belas. Jaro Pamarentah bertugas sebagai penghubung antara masyarakat adat Kanekes (Baduy) dengan Pemerintah Nasional, beliau diangkat oleh pemerintah daerah. Sebagai kepala Desa, Jaro pamarentah, pengangkatannya disetujui oleh dua belah pihak yaitu para puun dan pemerintah daerah. Acuan ke atas juga dua yaitu puun dan camat. Karena itu seorang jaro pamarentah merupakan pengimbang di antara kedua kategori pemimpin itu, yang dengan penuh bijaksana harus mampu melaksanakan semuanya. Masa kerja seorang jaro pamarentah tergantung dari lamanya dan sejauh mana ia mampu melaksanakan kebijaksanaan pengimbang dimaksud. Dalam adat masyarakat Baduy Jaro Pamarentah menjalankan fungsi seorang PR budaya seperti menciptakan pemahaman tentang adat istiadat suku Baduy, membangun hubungan yang harmonis dengan semua pihak yang terlibat dalam sistem pemerintahan,

membangun kerjasama dengan pemerintah dan pihak luar masyarakat Baduy demi kebaikan suku Baduy itu sendiri. Kegiatan eksternal PR yang dilakukan oleh Jaro Pamarentah adalah tidak hanya pada posisinya sebagai wakil masyarakat adat Baduy, tetapi juga berkaitan dengan perannya sebagai bagian dari Pemerintah Nasional.Salah satu tugas Jaro pamarentah sebagai PR adalah sebagai sumber penerangan dan saluran penerangan, dalam hal ini Jaro Pamarentah bertugas melayani semua pihak yang membutuhkan informasi berkaitan dengan masyarakat Adat Baduy. Jaro Pamarentah sekarang ini di jabat oleh Jaro Dainah yang dikenal ramah kepada setiap orang yang membutuhkan informasi mengenai masyarakat Baduy. Beliau selalu memberikan penjelasan dengan detai dan tampak bahwa beliau sebagai narasumber yang kredibel dalam arti menguasai semua persoalan yang bersangkutan dengan budaya dan adat istiadat masyarakat Baduy. Jaro Pamarentah berusaha memberikan kepuasan kepada setiap stake holder yang mencari dan membutuhkan informasi yang akurat dan terpercaya.menurut Bertrand.R.Canfield yang dilakukan Jaro Pamarentah Baduy sesuai dengan salah satu fungsi PR yaitu stress good morals and manners (Effendi,1982:138) Kegiatan eksternal Jaro Pamarentah tidak hanya bersifat satu arah yaitu memberikan berbagai informasi kepada setiap publik eksternal yang membutuhkan informasi tentang masyarakat Baduy saja, tetapi juga bersifat dua arah atau timbal balik. Dalam menjalankan tugasnya Jaro Pamarentah senantiasa mencari informasi dari luar untuk disampaikan kepada pimpinan masyarakat Baduy dan Pemerintah yang diwakilinya. Misalnya masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan keamanan bagi masyarakat Baduy. Seorang PR atau humas dalam suatu pemerintahan diharapkan dapat membuka diri terhadap berbagai masukan dan saran, berdiskusi untuk mencapai pemahaman yang optimal terhadap suatu permasalahan. Menurut para ahli maka peran PR atau Humas sekarang ini bukan hanya sebagai juru penerang saja namun lebih merupakan penghubung ide dan kebijakan demi membawa perubahan yang lebih baik bagi organisasi yang diwakilinya Namun bagi Jaro Pamarentah tidak lah mudah dalam menampung berbagai aspirasi yang masuk, karena masyarakat Baduy adalah masyarakat yang teguh memegang ketentuan adat, tidak semua masukan bisa diterima begitu saja, meskipun tujuannya adalah untuk kemajuan masyarakat Baduy. Setiap informasi yang masuk harus melalui filter yang ketat untuk kemudian ditimbang berdasarkan kesepakatan jajaran pemerintahan adat suku Baduy agar berbagai dampak buruk dapat dihindari. Hal inilah yang membedakan peran PR Budaya dengan PR Pemerintah dan PR Perusahaan. PR Budaya bertujuan untuk mempertahan dan menjaga kelestarian masyarakat adat yang diwakilinya. Karena itulah dalam setiap kegiatan seorang PR Budaya senantiasa mengolah berbagai informasi yang masuk dan informasi yang keluar agar sesuai dengan tujuan masyarakat adat, tata nilai serta adat istiadat masyarakat adat yang diwakilinya. Jaro Pamarentah bertindak bukan atas dirinya sendiri namun sebagai orang yang dilembagakan yakni atas nama masyarakat adatnya dalam hal ini masyarakat Baduy. Bagi Masyarakat Baduy keberadaan Jaro Pamarentah sangat penting, karena beliau merupakan cermin masyarakat Baduy. Jaro Pamarentah dan jajarannya yang terdiri dari pangiwa, carik dan kokolot lembur harus berusaha menjaga kebersihan dan kecemerlangan dari cermin tersebut.dengan demikina Jaro Pamarentah senantiasa menjaga citra baik mengenai masyarakat Baduy yang diwakilinya.

Kegiatan Internal Jaro Pamarentah adalah menjadi jembatan untuk menyampaikan berbagai aspirasi dari luar kepada masyarakat Baduy,baik dari pemerintah maupun pihakpihak luar lainnya. Hubungan Jaro Pamarentah dengan masyarakat dan pemerintahan Baduy sangat harmonis dan dinamis. Jaro Pamarentah merupakan sosok yang dipercaya dan memiliki empati tinggi, beliau senantiasa melakukan komunikasi langsung dengan warga Baduy sehingga dapat memahami sikap, pendapat, kesulitan, keinginan, harapan dan perasaan masyarakat Baduy. Memang pembagian masyarakat Baduy dalam tiga lokasi yaitu kampung tangtu,kampung panamping dan kampung Dangka bukan menjadi pekerjaan mudah bagi Jaro Pamarentah dalam melaksanakan fungsi PR internalnya. Ketiga penduduk pada lokasi tersebut memiliki perbedaan dalam adat dan aturan yang dijalaninya, namun pengalaman dan kematangan Jaro Pamarentah saat ini membuat beliau dapat mewakili keberadaan masyarakat Baduy. Berbagai kegiatan internal yang dilakukan Jaro Pamarentah adalah mengadakan pertemuan- pertemuan dengan warga maupun pemerintah adat Baduy dalam membahas berbagai masalah baik yang berkaitan dengan penyelenggaraan acara-acara adat maupun permasalahan lainnya. Pertemuan informal juga seringkali dilakukan biasanya dalam kumpulkumpul di malam hari sebagaimana menjadi kebiasaan bagi penduduk Baduy. Jaro Pmarentah juga membantu publikasi informasi pemasaran produk-produk masyarakat Baduy, seperti aneka kerajinan khas Baduy, tenunan dan sebagainya.peran internal Jaro Pamarentah memang terbatas sesuai tugas yang ditentukan dalam adat suku Baduy, keputusan tertinggi tetap pada Puun. Hal ini sesuai dengan Rosady Ruslan (2006 : 83) bahwa praktisi humas/ PR harus mempunyai keterampilan dalam menguasai aspek dan teknis komunikasi yaitu sebagai: 1. Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya. 2. Message, suatu gagasan, dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan, atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan). 3. Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya. 4. Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut. Dapat berakibat positif maupun negatif tergantung dari tanggapan, persepsi, dan opini dari hasil komunikasi tersebut. Jaro Pamarentah adalah sumber dalam menyampaikan pesan-pesannya baik kepada publik internal maupun publik eksternal.berbagai pesan baik informatif, persuasif maupun deduktif disampaikan oleh Jaro Pamarentah kepada publik-publiknya (stakeholder). Pesanpesan umumnya disampaikan dengan cara tatap muka, karena masyarakat Baduy adalah masyarakat tutur. Forum komunikasi yang digunakan masyarakat Baduy adalah pertemuanpertemuan, baik di dalam maupun di luar kampung mereka, dan effeknya bisa diketahui secara langsung, karn masyarakat Baduy adalah masyarakat yang jujur, terus terang dan tidak basa-basi. PR profesional memiliki beberapa syarat mendasar yang dikemukakan oleh Jefkins (1988) yaitu Ability to Communicate (kemampuan berkomunikasi), Ability to Organize (kemampuan mengorganisasikan), Ability to get on with people (kemampuan bergaul/membina relasi), Personal Integrity (berkepribadian utuh/jujur) dan Imagination

(memiliki imajinasi yang kuat). Dengan semua kemampuan yang dimilikinya ini seorang PR diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Jaro Pamarentah sebagai PR Budaya tentu memiliki sejumlah syarat yang lebih lengkap dan kompleks dibandingkan dengan pendapat Jefkins di atas, karena keberadaannya memiliki keunikan tersendiri. Berbagai persyaratan yang berbasis pada kearifan lokal selayaknya harus dimiliki seorang Jaro Pamarentah, dan hal ini merupakan kajian yang menarik. Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat sampai dengan ratusan orang per kali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah, mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Mereka menerima para pengunjung tersebut, bahkan untuk menginap satu malam, dengan ketentuan bahwa pengunjung menuruti adat-istiadat yang berlaku di sana. Otomatis tugas jaro pamarentah menjadi semakin berat, karena beliau bertindak juga sebagai guest relations yang harus ramah menerima tamu namun harus pula menjaga kearifan budaya selama tamu tersebut berkunjung ke wilayah Baduy. PENUTUP Jaro Pamarentah merupakan salah satu tokoh yang menjalankan fungsi PR Budaya dalam masyarakat Baduy/Kanekes. Dalam tugasnya beliau menjalin komunikasi dengan pihak pemerintah maupun dengan pihak masyarakat Baduy, sehingga beliau mendapat dua jabatan yaitu Kepala Desa yang bertanggung jawab kepada Camat dan sebagai Jaro Pamarentah yang bertanggung jawab terhadap Pu un pimpinan tertinggi dalam masyarakat Baduy. Public Relations Budaya membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi,pengertian,dukungan serta kerjasama antara kelompok masyarakat adat dengan pihak luar (pemerintah). Peran Public Relations Officer dalam penelitian PR Budaya ini di laksanakan oleh Jaro Pamarentah yang bertugas membantu menyampaikan berbagai kebijakan pemerintah kepada masyarakat adat dan menyampaikan aspirasi masyarakat adat kepada pemerintah. Dalam kegiatannya Jaro pamarentah melakukan penerangan kepada publik, melakukan persuasif untuk mempengaruhi publik dan berupaya menyatykan sikap dn perilaku publik-publiknya agar tetap terjaga hubungan yang harmonis antara masyarakat adat dengan pemerintah setempat. Hasil yang diharapkan dapat dicapai dalam PR Budaya adalah : Citra baik, itikad baik, saling pengertian, saling mempercayai, saling menghargai dan toleransi. Hingga saat ini tampaknya Jaro Pamarentah telah berhasil mengemban amanah sebagai PR Budaya, hal ini terbukti dengan sekain banyaknya pengunjung yang memahami kearifan budaya masyarakat Baduy. Simpulan dari Kajian Public Relations Budaya Dalam Kegiatan Sosial Budaya Masyarakat Baduy (Studi Etnografi Komunikasi tentang aktivitas Internal dan External Relations oleh Jaro Pamarentah pada masyarakat Kanekes Luar) ini adalah: 1. Kegiatan internal PR serta proses PR Budaya yang dilaksanakan oleh Jaro Pamarentah adalah dimana Jaro Pamarentah berkontribusi aktif dalam kelompok masyarakat Baduy yaitu dalam menjalankan peran dan fungsi PR pada masyarakat Baduy atau Kanekes. Kegiatan Internal Jaro Pamarentah adalah menjadi jembatan

untuk menyampaikan berbagai aspirasi dari luar kepada masyarakat Baduy,baik dari pemerintah maupun pihak-pihak luar lainnya. 2. Kegiatan eksternal PR serta proses PR Budaya yang dilaksanakan oleh Jaro Pamarentah adalahjaro pamarentah sebagai PR adalah sebagai sumber penerangan dan saluran penerangan, dalam hal ini Jaro Pamarentah bertugas melayani semua pihak yang membutuhkan informasi berkaitan dengan masyarakat Adat Baduy Jaro Pamarentah berusaha memberikan kepuasan kepada setiap stake holder yang mencari dan membutuhkan informasi yang akurat dan terpercaya. Saran-saran yang disampaikan kepada pihak Jaro Pamarentah adalah lebih meningkatkan perannya terutama dalam menjaga kelestarian dan keutuhan adat istiadat suku Baduy yaitu dengan tidak begitu saja memberi ijin kepada tamu untuk masuk ke kampung Baduy. Saran kepada pihak pemerintah adalah bersikap lebih arif dengan tidak memaksakan program-program yang bertentangan dengan keyakinan orang Baduy, melainkan mencoba memahami mereka dan menyesuaikan dengan budaya mereka (Baduy) DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan.2008. Penelitian Kualitatif, Kencana, Jakarta. Effendy, Onong Uchyana (1982), Human Relations Dan Public Relations Dalam Management, Bandung, Alumni Endaswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta : UGM Press. Marzali, Amri.2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia, Kencana, Jakarta. Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT remaja Rosdakarya Makalah: Tradisi Juluk Adok Pada Tatanan Masyarakat Saibatin (Kajian Public Relations Budaya ) oleh Dasrun Hidayat Lain-lain: Https://jendelapemikiran.wordpress.com/2011/06/15/etnografi-model-pendekatan-kajianbudaya/ Htttp://alhudristai.wordpress.com/ /10-pertanyaan-suku-bad / Http://on weekend.co/wp.content/2015/11/baduy