BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan tenaga penunjang, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit dan tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit tertentu harus meliliki izin praktik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga kesehatan, izin diperoleh apabila memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kerja Indonesia (MTKI). STR dapat diperoleh oleh tenaga kesehatan dengan memiliki sertifikat kompetensi yang diperoleh dari perguruan tinggi bidang kesehatan setelah peserta didik dinyatakan lulus Uji Kompetensi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan memiliki klasifikasi antara lain tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lainnya. Perekam medis dan informasi kesehatan merupakan bagian dari tenaga keteknisian medis. Tenaga kesehatan melakukan proses seleksi yang diadakan pemerintah dan pemerintah daerah untuk melakukan penempatan tenaga kesehatan. Penempatan dilaksanakan dengan cara pengangkatan sebagai pegawai negeri sipil (PNS), pengangkatan sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja atau penugasan khusus. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) PNS dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja disebut juga Pegawai ASN. Jabatan ASN terdiri atas jabatan administrasi, jabatan fungsional dan jabatan pimpinan tinggi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, salah satu kewajiban PNS adalah mencapai sasaran kerja 1
2 pegawai yang ditetapkan. Menurut Peraturan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya, untuk mendapatkan jabatan fungsional, perekam medis harus memiliki STR. Penetapan jenjang jabatan fungsional perekam medis ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki. Indikator unsur kegiatan penilaian angka kredit meliputi pendidikan, pelayanan rekam medis informasi kesehatan, pengembangan profesi, penunjang tugas perekam medis. Apabila dalam jangka waktu tertentu tidak dapat mengumpulkan angka kredit, maka dibebaskan sementara dari jabatannya atau diberhentikan dari jabatan fungsionalnya. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Kabupaten Karanganyar kendala dalam perhitungan angka kredit berupa perhitungan yang membutuhkan waktu yang lama karena menggunakan satuan angka kredit decimal, selain itu petugas merasa rumit mengingat beban kerja petugas rekam medis yang tinggi. Dengan demikian perancang memiliki ide untuk merancang sistem perhitungan angka kredit untuk mempercepat proses perhitungan angka kredit dan meminimalisir kesalahan perhitungan angka kredit dalam rangka mengurangi beban kerja petugas rekam medis. Sistem perhitungan angka kredit ini merupakan sistem yang memiliki 3 (tiga) bagian antara lain input, proses, output. Sistem ini dirancang oleh 2 orang perancang. Namun, dalam karya tulis ini perancang hanya berfokus pada penulisan desain input dan proses. B. Rumusan Ide Perancangan Berdasarkan latar belakang diatas perancang mendapatkan ide untuk melakukan pembuatan input sistem perhitungan angka kredit petugas rekam medis di RSUD Kabupaten Karanganyar. C. Keaslian 1. Ardianingrum (2015) melakukan perancangan desain tampilan antarmuka electronic health record untuk pelaporan internal di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada. Perbedaan perancangan ini terletak pada pengembangan sistemnya. Ardianingrum (2015) mendesain pelaporan
3 internal, sedangkan perancang mendesain input sistem perhitungan angka kredit petugas rekam medis. Ardianingrum (2015) menggunakan objek perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yaitu Electronic Health Record (EHR) dengan menggunakan Pencil Mock- Up sedangkan perancang menggunakan sistem perhitungan angka kredit petugas rekam medis yang dapat diakses melalui web dengan menggunakan alat perancangan Sublime Text 3 dengan bantuan codeigniter dan bootstrap untuk pembuatan framework. Persamaan perancangan ini terletak pada pembuatan desain tampilan input untuk halaman sistem informasi. 2. Masrur (2006) melakukan perancangan sistem informasi kenaikan pangkat dan jabatan dosen di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Perbedaan perancangan ini terletak pada pengembangan sistemnya. Masrur (2006) membuat sistem informasi kenaikan pangkat dan jabatan untuk dosen, sedangkan perancang membuat input sistem perhitungan angka kredit untuk petugas rekam medis. Masrur (2016) membuat sistem informasi menggunakan perangkat lunak java script, postgre SQL 8.0 dan Apache (web server). Sedangkan perancang menggunakan perangkat lunak phpmyadmin dan Sublime Text 3 dengan bantuan codeigniter dan bootstrap untuk pembuatan framework. Persamaan perancangan ini terletak pada pembuatan sistem untuk perhitungan angka kredit berbasis web. 3. Rubiyanti (2011) membuat sistem pendukung keputusan penilaian angka kredit guru untuk kenaikan jabatan. Perbedaan karya tulis ilmiah ini pada pengembangan sistemnya. Rubiyanti (2011) membuat sistem pendukung keputusan penilaian angka kredit untuk memutuskan kenaikan golongan, jabatan dan pangkat guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan perancang membuat input sistem perhitungan angka kredit untuk petugas rekam medis. Rubiyanti (2011) membuat sistem berbasis desktop dengan perangkat lunak Visual Foxpro, sedangkan perancang membuat sistem berbasis web dengan perangkat lunak phpmyadmin dan Sublime Text 3 dengan bantuan codeigniter dan bootstrap untuk pembuatan framework. Persamaan
4 perancangan ini terletak pada pembuatan sistem untuk perhitungan angka kredit. 4. Akbar (2015) dalam Perancangan Antarmuka Aplikasi Reservasi Rawat Jalan Berbasis Smartphone di RS Panti Rapih Yogyakarta melakukan perancangan untuk membuat desain tampilan antarmuka aplikasi reservasi rawat jalan. Perbedaan perancangan ini terletak pada objek dan alat perancangannya. Akbar (2015) membuat desain tampilan antarmuka aplikasi reservasi rawat jalan berbasis smartphone di RS Panti Rapih Yogyakarta dan menggunakan android studio sebagai alat perancangan, sedangkan perancang membuat desain tampilan antarmuka sistem informasi perhitungan angka kredit dan menggunakan sublime text 3 dengan bantuan code igniter dan bootstrap untuk pembuatan framework sebagai alat perancangan. Persamaan pada rancangan ini adalah samasama merancang desain tampilan antarmuka untuk halaman sistem informasi. 5. Windarto (2014) dalam Sistem Pakar dengan Pendekatan Rule Based untuk Otomatisasi Penyusunan Angka Kredit Instruktur Berbasis Web (Studi Kasus Direktorat Bina Intala Kemnakertrans). Perbedaan rancangan ini terletak pada objek dan alat perancangannya. Windarto (2014) membuat rancangan penyusunan angka kredit intruktur dan mnenggunakan MySQL, PHP, XAMPP,Edraw Max 6.1. Sedangkan perancang membuat sistem informasi perhitungan angka kredit untuk petugas rekam medis dan menggunakan phpmyadmin dan sublime text 3 dengan bantuan code igniter dan bootstrap untuk pembuatan framework. Persamaan pada rancangan ini adalah sama-sama merancang sistem informasi untuk penilaian kinerja. D. Tujuan Perancangan Tujuan perancangan ini adalah untuk mempermudah pengguna dalam perhitungan angka kredit dan menggunakan sistem perhitungan angka kredit petugas rekam medis di RSUD Kabupaten Karanganyar.
5 E. Batasan Perancangan Mengingat luasnya cakupan mengenai aplikasi atau sistem informasi perhitungan angka kredit di RSUD Kabupaten Karanganyar, maka perancang menetapkan batas masalah dalam perancangan ini meliputi: 1. Desain tampilan antarmuka input 2. Database 3. Pembuatan input sistem Input Proses Output database Gambar 1. Batasan Perancangan F. Manfaat Perancangan 1. Manfaat Praktis : a. Bagi Rumah Sakit : 1) Mempermudah petugas rekam medis dalam menghitung angka kredit 2) Mempermudah pengguna dalam menggunakan sistem perhitungan angka kredit. 3) Mempercepat pengguna dalam menyusun laporan perhitungan angka kredit.
6 b. Bagi Perancang : 1) Mengetahui tentang alur pembuatan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) 2) Menambah pengalaman dalam pembuatan sistem informasi khususnya tampilan antarmuka input dan database sistem perhitungan angka kredit petugas rekam medis 2. Manfaat Teoritis a. Institusi Pendidikan Menjadi acuan pembelajaran untuk mengembangkan sistem informasi di bidang rekam medis. b. Perancang Lain Menjadi referensi bagi perancang lain yang akan melakukan perancangan atau pengembangan perancangan sistem informasi yang serupa.