GAMBARAN UMUR IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS DI RSUD SALATIGA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

Popy Handayani, Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes, Cahyaningrum, S.SiT Program Studi DIII Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS IMMINENS

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR RISIKO MATERNAL KEJADIAN ABORTUS (Studi Kasus di RSUD Dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal) Maternal Risk Factors for Abortion

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

ABORTUS INKOMPLIT DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

HUBUNGAN UMUR DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada

HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

KEJADIAN KEGUGURAN DITINJAU DARI UMUR IBU DI BPS ITA ARIANI WONOAYU SIDOARJO. Ika Mardiyanti

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

ABSTRAK HUBUNGAN ABORTUS INKOMPLIT DENGAN FAKTOR RISIKO PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PINDAD BANDUNG PERIODE

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETE DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN Fetty Wijaya 1, Umu Hani 2

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RSUD dr. H SOEWONDO KENDAL

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB I PENDAHULUAN. komunitas miskin dan berpendidikan rendah. Meningkatnya kesehatan ibu

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) pada tanggal 12

PERBEDAAN BERAT BADAN LAHIR DAN NILAI APGAR BAYI PADA IBU PARITAS TINGGI DAN PARITAS RENDAH DI RSUD CILACAP TAHUN 2016

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan merupakan masalah penting yang tengah dihadapi oleh

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN ABORTUS INKOMPLIT DENGAN FAKTOR RISIKO PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PINDAD BANDUNG PERIODE

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RST DR ASMIR SALATIGA

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TAHUN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN KELAINAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN Ana Ria Wiharti 1, Heni Puji Wahyuningsih 2, Sari Hastuti 3

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUNGKID KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 ABSTRACT

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

Transkripsi:

GAMBARAN UMUR IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS DI RSUD SALATIGA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nuraini 201210104182 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

HALAMAN PENGESAHAN GAMBARAN UMUR IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS DI RSUD SALATIGA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nuraini 201210104182 Telah Disetujui dan disahkan Oleh : Pembimbing Tanggal : Karjiyem, S.SiT., M.Kes :... Tanda tangan :...

RELATION OLD AGE PREGNANT MOTHER WITH OCCURENCE OF ABORTUS IN YEAR SALATIGA RSUD 2012¹ Nuraini², Karjiyem³ ABSTRACT Age 20-35 year represent productive age to a pregnant woman and bear so percentage the happening of compared to bigger off the cuff abortus of age less than 20 year or more than 35 year. Target of this research is knowing of relation old age pregnant mother and occurence of abortus at hospital pain area of Salatiga year 2012. This research use method of survey analytic with approach of time of cross sectional. Population in this research is all natural mother of abortus at hospital pain area of Salatiga year 2012. Techni que intake of sampel at this research is totalizeing sampling and got by responder counted 89 responder. Analysis by using correlation of chi square. Pursuant to research which to be got by result of there are relation which is signifikan between pregnant mother age with occurence of abortus at hospital pain area of Salatiga year 2012. This matter can be seen from value of p equal to 0.027 > 0.05. Suggestion of research shall all pregnant mother to be warier in taking care of pregnancy because at trimester early pregnant mother of natural gristle occurence of abortus. Word Key : Maternal age, Incidence abortion Bibliography : 20 Book ( 2000-2010). Number Of Pages : xiii, 40 Page, table 1-3, Picture 1-2. 1 Title of thesis 2 Students DIV STIKES midwife educators' Aisyiyah Yogyakarta 3 Lecturers Aisyiyah Yogyakarta High School of Health Sciences

PENDAHULUAN Millenium Development Goals (MDGs) yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan maternal (kesehatan ibu), sedangkan menurut organisasi dunia WHO 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Komplikasi abortus berupa perdarahan atau infeksi dapat menyebabkan kematian. Itulah sebabnya mengapa kematian ibu yang disebabkan abortus sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan dan sepsis. Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi, dan syok. Abortus merupakan penyebab kematian ibu kelima di Indonesia yaitu 5%. Berdasarkan data yang tercatat di RSB Salatiga tahun 2010 terdapat 16% kejadian abortus. Angka ini lebih tinggi dibandingkan angka abortus Indonesia tahun 2007 (11%). Jenis abortus yang paling banyak ditemui adalah abortus incompletus, pada tahun 2010 didapatkan 76,7%. Angka ini lebih besar dibandingkan kejadian abortus incompletus pada tahun 2009 (70%) dan tahun 2008 (58%). Angka ini perlu diperhatikan karena kejadian abortus incompletus dapat menyebabkan perdarahan, perforasi, sepsis dan syok yang dapat berakhir pada kematian ibu. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya abortus berasal dari maternal, janin, eksogen dan beberapa faktor predisposisi yaitu usia ibu dan riwayat abortus. Kejadian abortus spontan secara umum pernah disebutkan sebesar 10 % dari seluruh kehamilan. Lebih dari 80 % abortus terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. Kelainan kromosom merupakan penyebab paling sedikit separuh dari kasus abortus dini ini, selain itu banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya abortus antara lain : paritas, umur ibu, umur kehamilan, kehamilan tidak diinginkan, kebiasaan buruk selama hamil, serta riwayat keguguran sebelumnya. Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat dari 12 % pada wanita berusia kurang dari 20 tahun, menjadi 26 % pada wanita berumur 40 tahun sehingga kejadian perdarahan spontan lebih berisiko pada ibu dibawah usia 20 tahun dan diatas 35 tahun (Cunningham 2006). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan mengambil data sekunder di RSUD Salatiga, tercatat pada bulan Januari-Desember 2012, terdapat data persalinan sebanyak 384 pasien dan kasus abortus spontan sebanyak 98 pasien. Data Abortus berdasarkan umur ibu hamil di RSUD Salatiga pada bulan Januari sebanyak 11 orang (23,91%) yang terjadi pada usia < 20 tahun sebanyak 4 orang, usia 20-35 tahun sebanyak 3 orang, usia >35 tahun sebanyak 4 orang. Pada bulan Februari sebanyak 10 orang (21,74%), yang terjadi pada usia <20 tahun sebanyak 2 orang, usia 20-35 tahun sebanyak 5 orang, usia >35 tahun sebanyak 4 orang. Pada bulan Maret sebanyak 10 orang (21.74%) yang terjadi pada usia <20 tahun sebanyak 4 orang, usia 20-35 tahun sebanyak 5 orang, usia >35 tahun sebanyak 1 orang. Pada bulan April sebanyak 15 orang (32,61%), yang terjadi pada usia <20 tahun sebanyak 5 orang, usia 20-35 tahun 4 orang, usia >35 tahun 6 orang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran untuk deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan data mengunakan data sekunder yang di ambil dari rekam medis pasien. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional yaitu efek penyakit atau status kesehatan diidentifikasikan pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasikan adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini faktor resiko di identifikasi pada waktu lalu. Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo,2005). Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (Setiawan, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur Ibu hamil. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Setiawan, 2010). Umur ibu hamil adalah lama waktu hidup ibu hamil sejak dilahirkan.usia ibu termasuk dalam skala data nominal dan diklasifikasikan menjadi : a. < 20 tahun dan > 35 tahun = beresiko b. 20-35 tahun = tidak beresiko Kejadian Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi dari rahim Ibu sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Metode penelitian metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran untuk deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan data mengunakan data sekunder yang di ambil dari rekam medis pasien. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu efek penyakit atau status kesehatan diidentifikasikan pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasikan adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini faktor resiko di identifikasi pada waktu lalu. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengumpulan data penelitian sehingga peneliti dapat mengisi sesuai data penelitian. Pada penelitian ini sumber data berupa data sekunder yang diambil dari rekam medis Ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga Tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga tahun 2012 dengan tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan tehnik total sampling, yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel yang diambil sebanyak 89 responden.

HASIL PENELITIAN Tabel 1 Umur ibu hamil yang mengalami abortus No. Umur Jumlah % 1. Beresiko 52 58,4% 2. Tidak 37 41,6% beresiko Berdasarkan usia responden dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok responden dengan usia beresiko dan kelompok responden dengan usia tidak beresiko. Distribusi responden berdasarkan kelompok usia ditunjukkan oleh tabel 1. Berdasarkan tabel tersebut kelompok responden umur beresiko yang mengalami abortus sebanyak 52 responden (58,4%) dan umur tidak beresiko yang mengalami abortus sebanyak 37 responden (41,6%). Tabel 2 kejadian abortus di RSUD Salatiga No. Jenis abortus Frekuensi Persentase (%) 1. Abortus imminens 21 23,60 2. Abortus insipiens 19 21,34 3. Abortus komplit 17 19,10 4. Abortus inkomplit 18 20,22 5. Missed abortion 6 6,75 6. Abortus habitualis 8 8,99 Jumlah 89 100 Berdasarkan kejadian abortus, responden dikelompokkan menjadi enam kelompok yaitu kelompok kejadian abortus imminens, kelompok kejadian abortus insipiens, kelompok kejadian abortus inkomplit, kelompok kejadian abortus komplit, kelompok kejadian missed abortion, kelompok kejadian abortus habitualis. Distribusi responden berdasarkan kelompok kejadian abortus ditunjukkan oleh tabel 2. Berdasarkan tabel tersebut kelompok kejadian abortus imminens terbanyak yaitu 21 responden (23,60%) dan kejadian abortus paling sedikit missed abortion sebanyak 6 responden (6,75%). Tabel 3 Umur ibu hamil berdasarkan jenis abortus Kejadian abortus No. Umur Imminens Insipiens Inkomplit Komplit Missed ibu abortion 1. Beresiko 13 11 8 9 2 5 2. Tidak 8 8 10 8 4 3 beresiko Total 21 19 18 17 6 8 Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang berusia beresiko yang mengalami kejadian abortus sebanyak 48 responden, kejadian abortus tebanyak abortus imminens 13 responden dan paling sedikit mengalami missed abortion 2 responden dan responden yang berusia tidak beresiko yang mengalami abortus Abortus habitualis

sebanyak 41 responden, yang paling banyak mengalami abortus adalah abortus inkomplit 10 responden, dan yang paling sedikit abortus habitualis sebanyak 3 responden. Menurut Detiana (2010) pada usia 20-35 tahun merupakan usia produktif untuk seorang wanita hamil dan melahirkan sehingga persentase terjadinya abortus spontan lebih besar dibandingkan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan di usia < 20 tahun secara biologis alat reproduksinya belum optimal untuk hamil. Usia > 35 tahun disebabkan oleh kondisi fisik yang tidak lagi prima, membuat ibu hamil merasa lebih cepat lelah dan cenderung tidak tahan terhadap serangan morning sickness. Menurut Sarwono (2008) kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan ini yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu, beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromosom atau genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pegaruh zat-zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat-obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus. Menurut Manuaba (2004) kejadian abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu. Usia dan fisik wanita berpengaruh terhadap proses kehamilan pertama, pada kesehatan janin dan proses persalinan. World Health Organisation (WHO) memberikan rekomendasi, untuk usia yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 30 tahun, tapi mengingat kemajuan teknologi saat ini, sampai usia 35 tahun masih boleh untuk hamil. Berdasarkan kejadian abortus, kejadian abortus imminens terbanyak yaitu 21 responden (23,60%) dan kejadian abortus paling sedikit missed abortion sebanyak 6 responden (6,75%). Abortus imminens ialah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai dengan perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi fisik belum 100% siap. Kehamilan dan persalinan di usia tersebut, meningkatkan angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-30 tahun. Beberapa resiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat. Berbeda dengan wanita usia 20 30 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan. Di rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Umumnya secara mental pun siap, yang berdampak pada perilaku merawat dan menjaga kehamilannya secara hati-hati. Sedangkan usia 30-35 tahun sebenarnya merupakan masa transisi. Kehamilan pada usia ini masih bisa diterima asal kondisi tubuh dan kesehatan wanita yang bersangkutan, termasuk gizinya, dalam keadaan baik. Setelah usia 35

tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi. Pada usia ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan umur ibu hamil mayoritas yang mengalami abortus adalah umur beresiko yaitu sebanyak 52 responden (58,4%). 2. Berdasarkan angka kejadian abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga memiliki angka kejadian abortus yang cukup tinggi yaitu abortus imminens 21 responden (23,59%), abortus insipiens 19 responden (21,34%), abortus inkomplit 18 responden (20,22%), abortus komplit 17 responden (19,10%), abortus habitualis 6 responden (8,99%), missed abortion 8 responden (6,75%). SARAN 1. Bagi Ibu hamil Bagi semua ibu hamil agar lebih berhati-hati dalam menjaga kehamilan karena pada trimester awal ibu hamil rawan mengalami kejadian abortus spontan yang salah satunya disebabkan oleh umur. 2. Bagi Institusi pendidikan Bagi Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah informasi yang bertujuan untuk pengembangan ilmu kebidanan khususnya dalam bidang asuhan patologi kebidanan terutama tentang abortus spontan. 3. Peneliti selanjutnya Melanjutkan penelitian dengan menggunakan teknik yang lebih baik dan melanjutkan penelitian sehingga didapatkan data yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Abdillah, P. 2009. Kamus Mini Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola Anonim. 2007. Panduan kehamilan dan kelahiran si kecil. Jakarta: Triex Media Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Azwar, S. 2000. Metode Penelitian. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta Cunningham. 2006. Obstetri Williams Volume 1. Jakarta. EGC Departemen Kesehatan. 2002. Petunjuk praktis perawatan metode kanguru. Jakarta: Departemen Kesehatan Detiana, A. 2010. Hamil aman dan nyaman diatas usia 30 tahun. Yogyakarta: Media Presindo Krisnadi. 2004. Masa kehamilan dan persalinan. Jakarta: PT. Elex media komputindo Manuaba. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Manuaba. 2004. Penuntun kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC Mochtar, R. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sarwono. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Setiawan Ari, Saryono. 2010. Metodologi Peneliti Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika Sinclair, C. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Wiknjosastro, H. 2002. Panduan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar. Jakarta: JNPK