HALAMAN PENGESAHAN. 1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus Bedah di RS 2. Bidang : Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

Analisis Perhitungan Unit Cost

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN TINDAKAN ORIF

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang

ANALISIS BIAYA SATUAN BERBASIS METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB I BAB I PENDAHULUAN. aman, bermutu, dan terjangkau. Hal ini diatur dalam undang-undang kesehatan,

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

Analisis Perhitungan Unit Cost Pada Tindakan Tonsilektomi. dengan Metode Activity Based Costing

BAB 1 : PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

Oleh. Siti Rahmawati.Atjo, M Hakimi, A Ghufron M, Ronny R, Indra Bastian

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

Cost Of Treatment Tonsilektomi Di Instalasi Bedah Sentral Rsud Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN UNIT COST EKSISI FIBRO ADENOMA MAMMAE DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Analisis Unit Cost Sectio Caesaria dengan Metode Activity Based Costing di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS

BAB III METODE PENELITIAN

PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terkait perhitungan unit cost dengan metode ABC pada IBS RS UGM.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan desain cross-sectional dan menggunakan pendekatan

RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia berkembang cukup

Hospital Management Study Program, Muhammadiyah University of Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

Biaya Satuan dan Pemulihan Biaya (Cost Recovery Rate) Layanan Pasien Acute Coronary Syndrome dengan Rawat Inap di Rumah Sakit X Tahun 2015

PROGRAM PENINGKATAN MUTU INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

Yusfitaria Alvina, Alimin Maidin, Burhanuddin Bahar. Bagian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

*FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka mencapai cita-cita awal dari pembentukan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

FUNGSI DAN PERAN SCRUB NURSE

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

ESTIMASI PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PADA PROSEDUR PELAYANAN PERSALINAN METODE SECTIO CAESAREA STUDI KASUS RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kesatuan yang tidak terpisahkan dari manajemen operasi RS. Manajemen operasi yang efisien (lean management) adalah manajemen operasi yang

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

Analisis Unit Cost Tindakan Appendiktomi Menggunakan Metode Activity Based Costing

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK TEKNIS TRIAL APLIKASI E-KLAIM 5.2 beta

Transkripsi:

HALAMAN PENGESAHAN. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan 3. Ketua Tim Pengusul :. Nama Lengkap : Dr. Firman Pribadi, Msi 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. NIK : 4. Disiplin Ilmu : 5. Jabatan Akademik : Lektor 6. Fakultas/Jurusan : Pasca Sarjana 7. Alamat : 8. Telpon/Fax : 0274-387656 ext 28/fax 0274-387646 9. Alamat Rumah : 0. Telp :. Email : pribadi.firman@gmail.com 4. Jumlah Anggota Tim : - 5. Lokasi Kegiatan : RSIA 6. Waktu Program : 7. Belanja yang diusulkan : Rp. 825.000,- Mengetahui Yogyakarta, Ka. Prodi MMR-UMY Ketua Tim Pengusul Dr. dr. Arlina Dewi, MKes., AAK Dr. Firman Pribadi, Msi

PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pembayaran kesehatan Indonesia yang menggunakan INA CBG s di era BPJS saat ini dan kedepanya dimana INA CBG s adalah sistem pembiayaan berdasarkan pendekatan sistem casemix versi DEPKES RI yang disusun oleh UNU-IIGH menjadi UNU Grouper. Sistem casemix menurut Aljunid Syed Mohammed (?) adalah suatu alat untuk mengklasifikasikan berbagai kondisi pasien kedalam group terkait dengan konsumsi sumberdaya seperti yang diperkirakan melaui LOS, biaya perawatan, atau biaya layanan harian. Ciri-cirinya terdiri dari: penyakit yang mempunyai gejala klinis yang sama, pemakaian sumber daya yang sama (biaya perwatan yang sama). Tujuan dari implementasi INA CBG s ini dalam sistem pembayaran kesehatan di Indonesia adalah: Mendorong peningkatan mutu, Mendorong layanan yang berorietasi pasien, Mendorong efisiensi sehingga tidak memberikan reward kepada RS/provider yang melakukan over treatment, dan Mendorong untuk terlaksananya pelayanan tim (berupa koordinasi atau kerjasama antar provider) Banyak dari hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa metode ABC sangat tepat dipergunakan dalam sistem INA CBG;s. Baker (998) menyatakan bahwa ABC adalah sebuah metode yang mengukur biaya dan kinerja atas aktivitas aktivitas, sumberdayasumberdaya, dan objek-objek biaya. Konsep dasar ABC adalah Aktivitas mengkonsumsi sumber daya untuk memproduksi sebuah keluaran (output). Sumberdaya-sumberdaya ditentukan oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan, sedangkan aktivitas-aktivitas ditentukan berdasarkan kebutuhan yang digunakan oleh objek biaya. sehingga dalam ABC bahwa biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya dapat dikelola, sehingga metode activity based costing dapat mengendalikan biaya melalui penyediaan informasi tentang aktivitas yang menjadi

penyebab timbulnya biaya yang memungkinkan personnel melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Tujuan Mengetahui Kesiapan RS dalam menghadapi era BPJS dengan sistem INA CBG s terkait kesiapan kebijakan, Clinical Pathway, dan Unit Cost Menganalisis unit cost RS berdasarkan tahapan Clinical Pathway (Metode ABC), untuk mengetahui berapa besar pembiayaan layanan kesehatan per pasien Mengenalisis perbedaan unit cost berdasarkan metode ABC dengan tarif INA CBG s Manfaat Hasil yang diharapkan dari penelitian ini memberi masukan bagi RS terkait kebijakan RS, Clinical Pathway dan Unit Cost berbasiskan metode ABC Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan berapa unit cost layanan per pasien yang sebenarnya berbasiskan metode ABC Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi rekomendasi efisiensi bagi RS untuk mengendalikan biaya dan mutu layanan

Dr. Firman Pribadi, MSi Mengapa penelitian ini penting untuk diteliti: Sistem pembayaran kesehatan Indonesia yang menggunakan INA CBG s di era BPJS saat ini dan kedepanya Dengan sistem INA CBG s menuntut RS harus bisa memberikan layanan kesehatan secara efektif dan efisien (cost containment, Quality Assurance dan Efisiensi internal (terkait dengan produktifitas)) Banyak dari hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa metode ABC sangat tepat dipergunakan dalam sistem INA CBG;s

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa Metode ABC sangat tepat digunakan didalam sistem kesehatan clinical pathway untuk tata kelola keuangan pelayanan bedah Metode ABC dinilai mampu mengukur secara cermat biaya yang dikeluarkan dari setiap aktivitas, sehingga dapat dihasilkan perhitungan tarif yang tepat Mengetahui Kesiapan RS dalam menghadapi era BPJS dengan sistem INA CBG s terkait kesiapan kebijakan, Clinical Pathway, dan Unit Cost Menganalisis unit cost RS berdasarkan tahapan Clinical Pathway (Metode ABC), untuk mengetahui berapa besar pembiayaan layanan kesehatan per pasien Mengenalisis perbedaan unit cost berdasarkan metode ABC dengan tarif INA CBG s

Mengetahui Kesiapan RS dalam menghadapi era BPJS dengan sistem INA CBG s terkait kesiapan kebijakan, Clinical Pathway, dan Unit Cost Menganalisis unit cost RS berdasarkan tahapan Clinical Pathway (Metode ABC), untuk mengetahui berapa besar pembiayaan layanan kesehatan per pasien Mengenalisis perbedaan unit cost berdasarkan metode ABC dengan tarif INA CBG s Perhitungan dan analisis unit cost pelayanan kesehatan berdasarkan clinical pathway (metode ABC) dan membandingkanya dengan INA CBG s untuk layanan bedah Mengapa Bedah? angka insidennya tinggi, dan biaya perawatan tidak sedikit di sisi lain tarip INA CBG s masih terlalu minim

Proses perhitungan biaya satuan (unit cost) tindakan layanan bedah:. Menentukan activity centers pada unit yang terkait, biaya dan cost driver masing masing kategori biaya. 2. Membebankan biaya langsung 3. Menentukan biaya overhead, baik biaya indirect resource maupun direct resource.. Indirect resource overhead 2. Direct. Labour-related 2. Spaced-related 3. Serviced-related 4. Biaya Terkait dengan Instrumen (tambahan utk layanan bedah) CONTOH KASUS SC

Tempat Aktivitas Instalasi Bedah Sentral Activity Center Kamar Operasi (Praoperasi) First Stage Cost Driver Second Stage Cost Driver Identifikasi pasien waktu Jumlah kegiatan Serah terima pasien dan berkas waktu Jumlah kegiatan Rekam Medis Cek persiapan alat dan bahan waktu Jumlah kegiatan tindakan operasi Cek list pre operasi waktu Jumlah kegiatan Cek persiapan alat dan bahan waktu Jumlah kegiatan anestesi Kamar operasi durante operasi Melakukan time in, durante, time waktu Jumlah kegiatan out Melaksanakan pembiusan oleh waktu Jumlah kegiatan dokter spesialis anestesi Melaksanakan operasi waktu Jumlah kegiatan Menulis laporan operasi waktu Jumlah kegiatan Menulis instruksi post op waktu Jumlah kegiatan Kamar operasi post operasi Pemantauan pasien setelah waktu Jumlah kegiatan operasi Keputusan keluar dari recovery waktu Jumlah kegiatan room oleh dokter spesialis anestesi Melakukan pemanggilan ke waktu Jumlah kegiatan ruangan untuk menjemput pasien Serah terima pasien dan berkas RM waktu Jumlah kegiatan No. Komponen Proses Sterilisasi. Alat dan Bahan Desinfektan 2-3 liter air Rp 5.000,00 Biaya Keterangan 5.000 Desinfektan menggunakan cairan desinfektan, menurut petugas sterilisasi dalam sehari hanya dibutuhkan 2-3 liter air dan 5 cc desinfektan. Harga botol ( Liter) desinfektan adalah Rp.000.000,00, sehingga didapatkan biaya 5cc desinfektan Rp 5.000,00. Autoclave Tape.080 Setiap kali sterilisasi dibutuhkan 3 tempat yang harus diberi pita autoklaf, yaitu untuk linen, baju operasi, dan instrument yang digunakan. Setiap paket sterilisasi dibutuhkan sekitar 3 cm pita untuk penanda. Sehingga didapatkan 3 paket sterilisasi (linen, baju operasi, dan instrument) x 3 cm = 9cm 9cm x Rp 20,00 = Rp.080,00.

No. Komponen Biaya Keterangan Proses Sterilisasi Mesin Autoclave 5.936 Terdapat dua mesin autoclave yang masih memiliki nilai ekonomis. Harga mesin autoclave Rp 65.000.000. Cost drivernya adalah pemakaian dua mesin autoclave pada tahun 203 di CSSD yaitu 2.40 kali Biaya Kantor dan langganan di 4.684 2 Cost drivernya adalah waktu. Dalam sekali proses sterilisasi CSSD tahun 203 menggunakan listrik untuk Rp 20.54.579,00 autoclave selama 2 jam. 2. Sumber Daya Manusia Biaya Pegawai CSSD tahun 203 Rp 20.670.325,00 TOTAL 3.792 5.092 3 Cost drivernya adalah jumlah kassa, linen, dan instrument. Dalam tahun 203 jumlah kassa yang disteril adalah 90.396 lembar, linen 5.022 set, dan instrument 7.533 set. (65.000.000 / 5 tahun)/2.40 kali pemakaian 2 ( (20.5479/365 hari)/24 jam)x 2 jam 3 Dalam sekali proses operasi memerlukan (Kassa 36 (lembar) / 90.396 + linen (set) / 5.022 + instrumen set / 7.533) x biaya pegawai Kategori Biaya Satuan Jumlah Satuan (b) Biaya Satuan (c) Jumlah (a) Pelayanan IBS Tindakan dokter spesialis obsgyn Tindakan.050.000.050.000 (Operasi Khusus Kelas 3) Tindakan dokter spesialis anestesi Tindakan 525.000 525.000 (Operasi Khusus Kelas 3) Sterilisasi alat Alat 3.792 3.792 Laundry Kg 5 6.000 30.000 Biaya makan/operasi Paket 50.000 50.000 Obat dan Bahan Habis Pakai Kassa lipat X Ray Gamex 7 Umbilical cord clamp RL infus 500 ml Cromic 2 Taper 48 (906T) Plain O Taper 36 (844T) Safil O Cuting 40 (HS4OS) Bupivacaine 0,5% inj Ephedrine inj Lidocain inj Ondansentron 4mg inj Pospargin inj 2mg/ml Ketorolac 30 mg inj Synctocinon inj Spuit 3 ml Termo Spuit 5 ml Termo Spinocon 625 Oksigen/O2/ liter Betadine Plester R/ Total Bahan Habis Pakai Lembar Lembar Flabot Liter 5 2 2 2 2 0,5 9 2.500 7.000 8.500 7.200 87.500 76.350 27.200 45.750 7.500.500 4.300 7.900 8.600 8.000 3.500 4.200 76.750 28.000 250 200 62.500 7.000 8.500 4.400 87.500 76.350 27.200 45.750 7.500.500 4.300 5.800 8.600 8.000 7.000 8.400 76.750 4.200 250 3.800 679.350 Total 2.366.092 Ket : a = bxc, a = biaya total, b=satuan, c=harga satuan

Biaya Indirect Biaya Labour related Biaya pegawai 0.696.989.637 Equipment related Biaya depresiasi perabotan, alat kantor, mesin 76.793.648 dan instalasi Spaced related Biaya pemeliharaan dan perbaikan dan 97.484.370 depresiasi gedung nonfungsional Service related Biaya pemakaian barang pengadaan dan biaya kantor serta langganan 24.02.06 Total.635.369.76 Unit Fungsional Pendapatan Proporsi Biaya Indirect (Persen) Rawat Inap 8.440.425.820 (a) 6,56% (c).926.56.59,92 (d) Rawat Jalan 2.96.987.99 (a) 5,8% (c) 676.085.830,37 (d) Instalasi Bedah 6.864.22.529 (a) 3,47% (c).566.784.484,48 (d) Sentral Instalasi Gawat.262.943.620 (a) 2,48% (c) 288.272.028,32 (d) Darurat Unit Penunjang 30.504.9.68 (a) 59,84% (c) 6.962.705.952,3 (d) Pendapatan 94.757.000 (a),85% (a) 24.959.873,33 (d) Kebidanan Total 50.975.58.28 (b) 00% (c).635.369.760,75 e) Ket : (c=a:b*00%), (d=c*e), a = jumlah pendapatan, b = jumlah total pendapatan, c = proporsi (persen), d = biaya masing-masing instalasi, e = total biaya

Faktor Faktor Pembebanan Operasi Kecil Operasi Sedang Operasi Besar Operasi Khusus Operasi Canggih Tingkat kesulitan dokter 2 3 4 6 Asisten 2 3 3 3 Waktu 2 3 3 4 Alat 2 3 5 5 Resiko 2 3 5 7 Total 5 0 5 20 25 Jenis Tindakan Operasi Jumlah Pembebanan Tindakan Operasi Kecil 3 0.5 Operasi Sedang 579 Operasi Besar 556.5 Operasi Khusus 945 2 Operasi Canggih 428 2.5 Total 2.5 7.5

Aktivitas Instalasi Bedah Sentral Cost Driver Waktu (Menit) Indirect Kamar Operasi (Praoperasi) Identifikasi pasien 4 5.325 Serah terima pasien dan berkas rekam medis 3 3.993 Cek persiapan alat dan bahan tindakan operasi 5 6.656 Cek list pre operasi 5 6.656 Cek persiapan alat dan bahan anestesi 5 6.656 Kamar Operasi Durante Operasi Melakukan time in, durante, time out 5 6.656 Melaksanakan pembiusan oleh dokter spesialis anestesi 5 9.967 Melaksanakan operasi 40 53.245 Menulis laporan operasi 0 3.3 Menulis instruksi post op 0 3.3 Kamar Operasi Post Operasi Pemantauan pasien setelah operasi 0 3.3 Keputusan keluar dari recovery room oleh dokter 5 6.656 spesialis anestesi Melakukan pemanggilan ke ruangan untuk menjemput 3 3.993 pasien Serah terima pasien dan berkas rekam medis 5 6.656 TOTAL 25 66.392 Aktivitas Instalasi Bedah Sentral Cost Driver Waktu (Menit) Direct Kamar Operasi (Praoperasi) Identifikasi pasien 4 4.635 Serah terima pasien dan berkas rekam medis 3 0.977 Cek persiapan alat dan bahan tindakan operasi 5 8.294 Cek list pre operasi 5 8.294 Cek persiapan alat dan bahan anestesi 5 8.294 Kamar Operasi Durante Operasi Melakukan time in, durante, time out 5 8.294 Melaksanakan pembiusan oleh dokter spesialis anestesi 5 54.883 Melaksanakan operasi 40 46.354 Menulis laporan operasi 0 36.589 Menulis instruksi post op 0 36.589 Kamar Operasi Post Operasi Pemantauan pasien setelah operasi 0 36.589 Keputusan keluar dari recovery room oleh dokter 5 8.294 spesialis anestesi Melakukan pemanggilan ke ruangan untuk menjemput 3 0.977 pasien Serah terima pasien dan berkas rekam medis 5 8.294 TOTAL 25 457.358

Biaya Biaya overhead Pelayanan Operasi Sectio Caesarea di IBS Indirect Direct Total 66.392 457.358 623.749 Aktivitas Instalasi Bedah Sentral First Stage Cost Driver Waktu (Menit) Indirect Direct Total Kamar Operasi (Praoperasi) Identifikasi pasien 4 5.325 4.635 9.960 Serah terima pasien dan berkas rekam 3.993 0.977 3 medis 4.970 Cek persiapan alat dan bahan tindakan 6.656 8.294 operasi 5 Cek list pre operasi 5 6.656 8.294 Cek persiapan alat dan bahan anestesi 5 6.656 8.294 Kamar Operasi Durante Operasi Melakukan time in, durante, time out 5 6.656 8.294 Melaksanakan pembiusan oleh dokter 9.967 54.883 5 spesialis anestesi 74.850 Melaksanakan operasi 40 53.245 46.354 99.600 Menulis laporan operasi 0 3.3 36.589 49.900 Menulis instruksi post op 0 3.3 36.589 49.900 Kamar Operasi Post Operasi Pemantauan pasien setelah operasi 0 3.3 36.589 49.900 Keputusan keluar dari recovery room 6.656 8.294 oleh dokter spesialis anestesi 5 Melakukan pemanggilan ke ruangan 3.993 0.977 untuk menjemput pasien 3 4.970 Serah terima pasien dan berkas rekam 6.656 8.294 medis 5 TOTAL 25 66.392 457.358 623.749

Aktivitas Instalasi Bedah Sentral Jumlah Second Stage Cost Driver Indirect Direct Total Kamar Operasi (Praoperasi) Identifikasi pasien kegiatan 5.325 4.635 9.960 Serah terima pasien dan berkas kegiatan 3.993 0.977 rekam medis 4.970 Cek persiapan alat dan bahan kegiatan 6.656 8.294 tindakan operasi Cek list pre operasi kegiatan 6.656 8.294 Cek persiapan alat dan bahan kegiatan 6.656 8.294 anestesi Kamar Operasi Durante Operasi Melakukan time in, durante, time kegiatan 6.656 8.294 out Melaksanakan pembiusan oleh 9.967 54.883 dokter spesialis anestesi kegiatan 74.850 Melaksanakan operasi kegiatan 53.245 46.354 99.600 Menulis laporan operasi kegiatan 3.3 36.589 49.900 Menulis instruksi post op kegiatan 3.3 36.589 49.900 Kamar Operasi Post Operasi Pemantauan pasien setelah operasi kegiatan 3.3 36.589 49.900 Keputusan keluar dari recovery kegiatan 6.656 8.294 room oleh dokter spesialis anestesi Melakukan pemanggilan ke kegiatan 3.993 0.977 ruangan untuk menjemput pasien 4.970 Serah terima pasien dan berkas kegiatan 6.656 8.294 rekam medis TOTAL 66.392 457.358 623.749 Biaya Struktur Biaya Biaya overhead Pelayanan Operasi Sectio Caesarea di IBS Indirect Biaya Direct Total 66.392 457.358 623.749 Biaya Langsung 2.366.092 Total Biaya 2.989.84