HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

BAB I PENDAHULUAN. kematian termasuk 37% back pain, 15% hearing loss, 13% chronic obstructive

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana. mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PENJAHIT DI PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : diusahakan atas dasar hitungan harian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN TINGKAT KELUHAN SUBYEKTIF MUSKULOSKELETAL PADA PENJAGA PINTU TOL TEMBALANG SEMARANG

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

Reisma Wulandari. Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

Umami et al, Hubungan antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja duduk dengan..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sales promotion Girl (SPG) merupakan suatu profesi yang bergerak dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Metode dan Pengukuran Kerja

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA KUSIR BENDI DI KOTA TOMOHON Fiki F.Taroreh*,Woodford B.S Joseph*, Paul A.T Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Bendi merupakan salah satu alat transportasi yang masih aktif beroperasi di kota Tomohon dengan jumlah keseluruhan yaitu sebanyak 40 orang. Pekerjaan yang dilakukan oleh kusir bendi di Kota Tomohon memiliki risiko seperti keluhan mulai dari leher, punggung atas, pinggang dan tangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara umur dan masa kerja dengan keluhan Musculoskeletal pada kusir bendi di kota Tomohon. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah kusir bendi di kota Tomohon yang berjumlah 40 orang berdasarkan total populasi perkumpulan kusir bendi di KotaTomohon. Pengumpulan data menggunakan kuesinoner, keluhan Musculoskeletal menggunakan Nordic Body Map (NBM). Hasil uji korelasi dengan uji statistic spearman antara umur dengan keluhan musculoskeletal p value=0,04 < 0,05, dan keofisien korelasi r=0,327 atau korelasi sedang dengan arah hubungan positif (+) dan masa kerja dengan keluhan musculoskeletal p value=0,015 < 0,05 dan keofisien korelasi r=0,383 atau korelasi sedang dengan arah hubungan positif (+). Kesimpulanya bahwa terdapat hubungan antara umur dan masa kerja dengan keluhan musculoskeletal pada kusir bendi dengan kekuatan korelasi kuat dan arah korelasi positif (+) atau searah yang berarti semakin bertambahnya usia seseorang maka akan semakin meningkat keluhan musculoskeletal dan semakin tinggi masa kerja seseorang maka akan semakin besar dampak gangguan keluhan musculoskeletal. Kata Kunci: Umur, Masa Kerja, Keluhan Musculoskeletal, dan Kusir Bendi ABSTRACT The buggy is one means of transportation were still active in Tomohon city with a total of as many as 40. Work carried out by the coachman gig in Tomohon have risks such as complaints from the neck, upper back, hips and hands. The purpose of this study to analyze the relationship between age and years of service with the coachman gig Musculoskeletal complaints in the town of Tomohon. This type of research is observational analytic with cross sectional approach. The population in this study was the coachman gig in Tomohon, amounting to 40 based on total population coachman gig in KotaTomohon association. Collecting data using kuesinoner, Musculoskeletal complaints using Nordic Body Map (NBM).The test results with statistical tests Spearman correlation between age and musculoskeletal complaints p value = 0.04 <0.05, and keofisien correlation of r = 0.327 or moderate correlation with the direction of the positive (+) and years of service with musculoskeletal complaints p value = 0.015 < 0.05 and keofisien correlation r = 0.383 or moderate correlation with the direction of the positive (+). Kesimpulanya that there is a relationship between age and length of service with complaints of musculoskeletal the coachman gig with the power of a strong correlation and direction of the correlation is positive (+) or unidirectional, which means the increasing age of a person it will be increasing complaints of musculoskeletal and higher service life of a person, the greater the impact of musculoskeletal complaints interference. Keywords: Age, Tenure, Musculoskeletal Complaints, and driver Bendi 1

PENDAHULUAN International Labour Organization (ILO) tahun 2013 dalam program The Prevention Of Occuptional Diseases menyebutkan Musculoskeletal Disordes (MSDS) termasuk Carpal turnnel syndrome, mewakili 59% dari keseluruhan catatan penyakit yang ditemukan pada tahun 2005 di Eropa. Laporan Komisi Pengawasan Eropa menghitung kasus MSDs menyebabkan ketidakhadiran kerja lebih dari tiga hari dan 60% kasus ketidakmampuan permanen dalam bekerja, sedangkan di Korea MSDs mengalami peningkatan sangat tinggi dari 1.634 pada tahun 2001 menjadi 5.502 pada tahun 2010 (ILO, 2013). Hasil studi Departemen Kesehatan (DepKes) tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja, menurut studi yang dilakukan terhadap 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umunya berupa penyakit Musculoskeletal, (16%), kardiovaskuler (8%), gangguan saraf (6%), gangguan pernapasan (3%) dan gangguan THT (1,5%) (DepKes, 2005). Peraturan Menteri Kesehatan RI No 59 tahun 2016, menyatakan bahwa penyakit akibat kerja berlaku bagi seluruh pekerja baik sektor formal maupun informal. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2013 di Indonesia terdapat 42.844 kasus penyakit akibat kerja. Selain penyakit akibat kerja, masalah kesehatan lain pada pekerja yang perlu mendapat perhatian antara lain ketulian, gangguan musculoskeletal, gangguan reproduksi, penyakit jiwa, sistem saraf dan sebagainya. Keluhan musculoskeletal pada bagian otot rangka disebabkan karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan pada sendi, ligamen dan tendon (Tarwaka, 2015). Survei awal yang dilakukan pada salah satu kusir bendi yang ada di Kota Tomohon dengan melakukan wawancara langsung, kusir bendi yang masuk dalam salah satu organisasi kusir bendi di Kota Tomohon berjumlah 40 orang. Pekerjaan yang dilakukan oleh kusir bendi di Kota Tomohon memiliki risiko terhadap pekerjaanya. Keluhankeluhan yang dirasakan oleh kusir bendi yaitu mulai dari leher, punggung atas, pinggang dan tangan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara umur dan masa kerja dengan keluhan musculoskeletal pada kusir bendi di Kota Tomohon. 2

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional karena subjek penelitian diobservasi satu kali saja dan faktor risiko serta dampak diukur menurut status pada saat diobservasi. Penelitian ini dilaksanakan di Tomohon pada Juni Agustus 2017. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua pekerja Kusir Bendi yang ada di Kota Tomohon. Variabel bebas pada penelitian ini umur dan masa kerja, variabel terikat yaitu keluhan muskuloskeletal. Populasi dalam penelitian ini adalah Kusir bendi di kota Tomohon yang berjumlah 40 orang. Sampel yang di ambil sejumlah 40 orang berdasarkan total populasi perkumpulan bendi di kota Tomohon. Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan teknik uji statistik Spearman P < 0,05 = Terdapat korelasi yang bermakna atau signifikan. P > 0,05 = Tidak terdapat korelasi yang bermakna atau tidak signifikan. (Sugiyono, 2014) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu umur, pendidikan terakhir, dan lama kerja. Di mana untuk karakteristik jenis kelamin semua responden adalah laki-laki, tidak memiliki riwayat penyakit otot dan tulang, sudah pernah mengecap pendidikan dan terdaftar sebagai anggota perkumpulan kusir bendi Kota Tomohon. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur N % 17 25 Tahun 3 7.5 26 35 Tahun 3 7.5 36 45 Tahun 5 12.5 46 55 Tahun 6 15 56 65 Tahun 16 40 > 65 Tahun 7 17.5 Total 40 100 Berdasarkan pembagian kategori umur menurut DepKes RI tahun 2009 pada tabel 1 menunjukan bahwa responden paling banyak dalam penelitian ini ada pada umur 56 65 tahun yaitu 16 orang (40%), di bandingkan dengan umur 17-25 tahun sebanyak 3 orang (7.5%), 26-35 tahun sebanyak 3 orang (7.5%), 36-45 tahun sebanyak 5 orang (12.5%), 46-55 tahun sebanyak 6 orang (15%) dan >65 tahun sebanyak 7 orang (17.5%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan N % Terakhir SD 14 35 SMP 18 45 SMA 8 20 Total 40 40 Pada tabel 2, menunjukkan bahwa responden dengan kategori pendidikan terakhir paling banyak ada pada tingkat 3

pendidikan SMP yaitu 18 orang (45%), di bandingkan dengan pendidikan SD sebanyak 14 orang (35%) dan SMA sebanyak 8 orang (20%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Lama Kerja N % 8 Jam 31 77.5 >8 Jam 9 22.5 Total 40 100 Pada tabel 3, menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berada pada lama kerja 8 jam yaitu sebanyak 31 orang (77.5%) di bandingkan dengan >8 jam sebanyak 9 orang (22.5%). Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa kerja N % <6 Tahun 3 7.5 6-10 Tahun 5 12.5 >10 Tahun 32 80.0 Total 40 100 Pada tabel 4, menunjukkan bahwa responden yang bekerja dengan masa kerja >10 tahun lebih banyak, yaitu 32 orang (80.0%), di bandingkan dengan <6 tahun sebanyak 3 orang (7.5%) dan 6-10 tahun sebanyak 5 orang (12.5%). Tabel 5. Distribusi Responden dengan keluhan Musculoskeletal Berdasarkan kuesioner Nordic Body Map Keluhan Musculoskeletal Sedang Tinggi Total Pada tabel N % 12 28 40 30.0 70.0 100 5, menunjukkan bahwa responden dengan keluhan musculoskeletal dengan penilaian tinggi adalah yang paling banyak, yaitu 28 orang (70.0%), di bandingkan dengan keluhan musculoskeletal dengan penilaian sedang sebanyak 12 orang (30%). 4

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Pembagian Keluhan Musculoskeletal Kategori Keluhan No Jenis Keluhan Tidak Sakit Sangat Sakit Sakit Ringan Sakit n % n % N % N % 0 Sakit / kaku di leher atas 0 0 10 25 19 47,5 11 27,5 1 Sakit / kaku di leher bawah 1 2,5 3 7,5 29 72,5 7 17,5 2 Sakit pada bahu kiri 1 2,5 8 20 28 70 3 7,5 3 Sakit pada bahu kanan 1 2,5 10 25 27 67,5 2 5 4 Sakit di lengan kiri atas 1 2,5 20 50 18 45 1 2,5 5 Sakit pada punggung 0 0 1 2,5 5 12,5 34 85 6 Sakit dilengan kanan atas 1 2,5 20 50 19 47,5 0 0 7 Sakit pada pinggang 0 0 0 0 10 25 30 75 8 Sakit pada bokong 0 0 11 27,5 29 72,5 0 0 9 Sakit pada pantat 0 0 3 7,5 32 80 5 12,5 10 Sakit pada siku kiri 5 12, 5 32 80 3 7,5 0 0 11 Sakit pada siku kanan 6 15 31 77,5 3 7,5 0 0 12 Sakit dilengan kiri bawah 0 0 20 50 20 50 0 0 13 Sakit dilengan kanan bawah 1 2,5 23 57,5 16 40 0 0 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 0 0 8 20 27 67,5 5 12,5 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 0 0 11 27,5 23 57,5 6 15 16 Sakit pada tangan kiri 1 2,5 29 72,5 10 25 0 0 17 Sakit pada tangan kanan 1 2,5 29 72,5 10 25 0 0 18 Sakit pada paha kiri 6 15 32 80 2 5 0 0 19 Sakit pada paha kanan 5 12, 5 34 85 1 2,5 0 0 20 Sakit pada lutut kiri 0 0 14 35 25 62,5 1 2,5 21 Sakit pada lutut kanan 0 0 14 35 26 65 0 0 22 Sakit pada betis kiri 6 15 28 70 6 15 0 0 23 Sakit pada betis kanan 6 15 28 70 6 15 0 0 24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1 2,5 27 67,5 12 30 0 0 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 1 2,5 30 75 9 22,5 0 0 26 Sakit pada kaki kiri 1 2,5 30 75 9 22,5 0 0 27 Sakit pada kaki kanan 0 0 32 80 8 20 0 0 Pada tabel 6 menjelaskan jumlah sakit pada pantat sebanyak 32 orang keluhan musculoskeletal berdasarkan pembagian otot dengan menggunakan kuesioner NBM. Keluhan beberapa otot yang terbanyak dirasakan antara lain pada otot leher bawah 29 orang (72,5%), bahu kiri sebanyak 28 orang (70%), bahu kanan sebanyak 27 orang (67,5%), bokong sebanyak 29 orang (72,5%), (80%) dan sakit pada punggung sebanyak 34 orang (85%). Hubungan Antara Umur Dengan Keluhan Musculoskeletal Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja kusir 5

bendi di kota Tomohon, peneliti menggunakan uji statistik spearman. Uji statistic ini merupakan uji nonparametris berdasarkan dua variable dengan skala ordinal. Tabel 7. Hubungan Umur Dengan Keluhan Musculoskeletal pada Kusir Bendi Kota Tomohon. Umur Keluhan Musculoskeletal Total (thn) Sedang Tinggi N % n % N % 17-25 2 5 1 2.5 3 7.5 26-35 2 5 1 2.5 3 7.5 36-45 1 2.5 4 10 5 12.5 46-55 2 5 4 10 6 15 56-65 5 12. 5 11 27.5 16 40 > 65 0 0 7 17.5 7 17.5 Total 12 30 28 70 40 100 Pada Tabel 7. Menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berumur 56-65 tahun dan mengalami keluhan musculoskeletal dengan tingkat resiko sedang 5 orang (12.5%) dan tinggi 11 orang (27.5%). hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan keluhan Musculoskeletal pada kusir P valu bendi R di kota Tomohon, terdapat e hubungan yang signifikan dengan nilai p value 0,040 (p value 0,05), dengan korelasi r = 0,327 atau korelasi lemah 0,3 0,04 dengan 27 arah korelasi positif. Semakin tinggi variabel umur maka akan semakin besar keluhan musculoskeletal. Tabel 8. Hubungan antara Masa Kerja dengankeluhan Musculoskeletal pada Kusir Bendi yang ada di Kota Tomohon Sulawesi Utara Masa Kerja Keluhan Musculoskeletal Total Sedang Tinggi P value R n % N % n % < 6 3 7.5 0 0 3 7.5 6 10 2 5 3 7.5 5 12.5 0,015 0,383 > 10 7 17.5 25 62.5 32 80 Total 12 30 28 70 40 100 Pada tabel 8, menunjukkan bahwa responden yang paling banyak dengan masa kerja >10 tahun dan mengalami keluhan musculoskeletal dengan tingkat resiko tinggi berjumblah 25 orang (62%). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan musculoskeletal pada kusir bendi di kota Tomohon, dan terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai p-value 0,015 (p-value 0,05), dengan nilai korelasi r=0,383 atau koefisien korelasi lemah dengan arah positif. Masa kerja para pekerja kusir bendi bervariasi, Berdasarkan pembagian kategori masa kerja menurut M. Tulus (1992), menunjukkan bahwa responden yang bekerja dengan masa kerja > 10 tahun lebih banyak 6

dibandingkan dengan masa kerja < 6 tahun dan kategori 6 10 tahun. Dapat dilihat kategori masa kerja < 6 tahun sebanyak 3 orang (7.5%), 6 10 tahun sebanyak 5 orang (12.5%) dan kategori > 10 tahun sebanyak 32 orang (80%). Dalam sehari bekerja para pekerja kusir sudah mulai bekerja pada jam 06.00 WITA dengan variasi lama kerja setiap kusir bendi tersebut. Peneliti mendapatkanpopulasi sebanyak 40 responden yang tergabung dalam organisasi kusir bendi, dan dari keseluruhan populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa seluruh Kusir Bendi mempunyai tingkat pendidikan yang layak untuk dijadikan sampel, karena dinilai mampu untuk mendefinisikan apakah mereka merasakan keluhan Musculoskeletal yang diakibatkan oleh pekerjaan yang mereka lakukan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan pekerja Kusir Bendi di Kota Tomohon yang mempunyai frekuensi paling banyak umur 56 65 Tahun sebanyak 16 orang (40%) dan frekuensi paling sedikit berada pada umur 17 25 Tahun dan 26 35 Tahun masing masing sebanyak 3 orang (7.5%). Menurut Teori dari Bridger (1995), sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi degenarasi berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan perut, penggurangan cairan. Sesuai dengan teori yang di atas maka dapat menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot dan menjadi berkurang sehingga semakin bertambah usai seseorang maka semakin tinggi resiko orang tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang bisa saja menjadi timbulnya gejala MSDs. Rata- rata kusir bendi bekerja dengan stasiun kerja yang tidak ergonomis dan sikap kerja tidak alamiah. Postur kerja yang tidak alamiah disebabkan oleh beberapa karakteristik seperti tuntutan pekerjaan, peralatan kerja yang digunakan, desain kereta bendi tidak sesuai tubuh pekerja, dan pemaksaan terhadap pergerakan bagian tubuh. Postur kerja tidak alamiah yaitu sikap kerja yang menyebabkan posisi beberapa bagian tubuh menajauhi posisi kerja netral. Postur netral merupakan postur kerja yang menempatkan posisi beberapa bagian tubuh yang digunakan saat bekerja berada pada posisi yang sewajarnya tidak melebihi posisi yang diterima tubuh sehingga tidak terjadi kontraksi otot yang berlebihan misalnya pergerakan pergerakan lengan terangkat, kepala terangkat, terlalu membungkuk dimana kusir bendi tidak memiliki sandaran tempat duduk dengan kondisi kereta yang miring sehingga membuat 7

pekerja harus membungkuk selama bekerja. Sandaran punggung ini sangat penting dan dibutuhkan untuk menahan beban ke arah belakang untuk mengurangi keluhan di bagian punggung dan pinggang yang dapat menopang seluruh bagian punggung (Subagya, 2010). Menurut Guyton dan Hall (2014) kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan keadaan yang dikenal dengan kelelahan otot. Berdasarkan teori tersebut maka diperlukan peregangan otot setiap 30 menit menjalakan aktivitas kusir untuk menghindari kontraksi otot berlebih. Pada kategori keluhan musculoskeletal sisanya sebanyak 12 orang (30%) berada pada kategori keluhan sedang. Gangguan musculoskeletal mencakup berbagai kondisi inflamasi dan degeneratif yang memperngaruhi otot, tendon, ligament, sendi saraf, perifer, dan pembuluh darah (Nurhayati, 2013). Pekerja dengan kategori keluhan sedang artinya pekerja kusir tersebut merasakan keluhan musculoskeletal dengan tergolong sedang dan mungkin diperlukan tindakan untuk mengurangi keluhan musculoskeletal tersebut di kemudian hari agar keluhan tidak berlanjut samapai mengganggu pekerjaan (Utari, dkk, 2015). Pekerja dengan kategori keluhan tinggi artinya pekerja tersebut tergolong pada tingkat risiko keluhan musculoskeletal yang tinggi dimana sudah mengganggu pekerjaan sehingga harus ada perbaikan agar terhindar dari penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2015). Dengan demikian hasil yang didapatkan bahwa keluhan musculoskeletal kusir bendi ini berada pada tingkat risiko yang harus segara mendapat perhatian karena sudah terdapat gangguan di beberapa bagian tubuh pekerja sehingga dapat mengganggu proses pekerjaan. Menurut studi yang dilakukan oleh Boshuizen,dkk dalam Margarini (2014), menyatakan bahwa masa kerja merupakan faktor risiko yang sangat mempengaruhi seorang pekerja untuk meningkatkan risiko terjadinya musculoskeletal, terutama untuk jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja yang sangat tinggi. Sebagaimana produktivitas kerja, semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi pula produktivitasnya karena semakin seorang tersebut lebih berpengalaman dan mempunyai keterampilan yang baik dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya (Siagian, 1989). Menurut Betti e (1989) dalam Tarwaka (2010), bahwa kekuatan otot statik untuk pria dan wanita dengan usia 20-60 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot maksimal terjadi pada saat umur 20-29 8

tahun, selanjutnya terjadi penurunan sejalan dengan bertambahnya umur seseorang. Menurut Riihimaki, dkk dalam Tarwaka (2010), menjelaskan bahwa umur mempunyai hubungan yang kuat dengan keluhan otot, terutama untuk otot leher dan bahu. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian, dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal pada Kusir Bendi di Kota Tomohon, yang signifikan dengan nilai p value 0,040 (p value 0,05), dengan korelasi r = 0,327 atau korelasi lemah dengan arah korelasi positif (+). Yang berarti semakin tinggi umur responden maka akan semakin rentan mengalami keluhan musculoskeletal. 2. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan musculoskeletal pada Kusir Bendi di Kota Tomohon, signifikan dengan nilai p-value 0,015 (p-value 0,05), dengan nilai korelasi r=0,383 atau koefisien korelasi lemah dengan arah positif. Yang berarti semakin lama masa kerja responden, maka akan semakin besar resiko untuk mengalami keluhan musculoskeletal. SARAN 1. Kusir Bendi di Kota Tomohon 1) Sebaiknya melakukan relaksasi setiap 30 menit untuk perenggagan otot otot akibat gerakan berulang dan monoton. 2) Sebaiknya kusir rutin memeriksakan gangguan atau keluhan yang dirasakan pada dokter untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan. 3) Kusir harus mengoptimalkan istirahat yang cukup. 2. Bagi Dinas Tenaga Kerja Tomohon 1) Memberikan penyuluhan kesehatan terutama tentang ergonomi dan pengawasan kepada tenaga kerja kusir bendi di Kota Tomohon. 2) Pemeriksaan kesehatan rutin bagi para tenaga kerja kusir bendi di Kota Tomohon. 3. Bagi Peneliti Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya dikaitkan dengan beberapa variabel pengganggu lainya. DAFTAR PUSTAKA Bridger, R. S. Ph.D. 1995 Introduction to Ergonomics. McGraw-Hill, Inc. Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. 9

Departemen Kesehatan RI Tahun 2013. Gangguan Musculoskeletal Pada Pekerja. Guyton, Hall. 2014. Fisiologi Kedokteran Edisi Keduabelas. Saunders Elsevier: Indonesia. International Labour Organization. 2013. Kesehatan dan Keselamatan kerja modul lima. Jakarta [PDF] Peraturan Menteri Kesehatan RI no 59 Tahun 2016. Penyakit Akibat Kerja. Subagya A. 2010. Pengaruh Stasiun Kerja Terhadap Keluhan Otot- Otot Skeletal Pekerja Laki-Laki Pada Kantor Administrasi Dokumen Building PT. Krakatau Steel Cilegon. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret: Surakarta Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung Tarwaka, 2015. Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Penerbit : Harapan Press Solo Tulus, M Agus. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia : Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 10