BAB III MATERI DAN METODE. feses sapi dan feses kerbau dilaksanakan dari bulan Desember 2013 sampai

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN KUALITAS VERMIKOMPOS YANG DIHASILKAN DARI FESES SAPI DAN FESES KERBAU SKRIPSI. Oleh : RIFKI DWIYANTONO

TATA CARA PENELITIAN

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahu, parameter yang berperan dalam komposting yang meliputi rasio C/N. ph. dan suhu selama komposting berlangsung.

III. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tata Cara penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

MATERI DAN METODE. Materi

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

- Volume bak : -Tinggi = 14 cm. - Volume = 14 cm x 30 cm x 40 cm = 16,8 liter

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

hubungan rasio O'N dan parameter pendukung tiap reaktor. Hasil penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Peneltian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik, populasi ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

PENGARUH PENGGUNAAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) SEBAGAI AKTIVATOR TERHADAP BENTUK FISIK DAN HARA VERMIKOMPOS DARI FESES SAPI BALI SKRIPSI

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu, 1 kelompok perlakuan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

III. TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Alat dan Bahan Metode Proses Pembuatan Pelet

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Green House

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang A, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH PUPUK KOTORAN SAPI. Seno Darmanto 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran I. Bagan Penelitian Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) Vol. Volll. Vol! Villi. V,ll. Villi. Vdll V.I. Keterangan : Vi V2V3V4V5

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sifat fisik. mikroorganisme karena suhu merupakan salah satu indikator dalam mengurai

PRODUKSI DAN KUALITAS KOMPOS DARI TERNAK SAPI POTONG YANG DIBERI PAKAN LIMBAH ORGANIK PASAR. St. Chadijah

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PE ELITIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 di TPH yang ada di Bandar

LAMPIRAN- LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema Penelitian

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

PENGARUH PENAMBAHAN UREA TERHADAP BENTUK FISIK DAN UNSUR HARA KOMPOS DARI FESES SAPI

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

Transkripsi:

14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai perbandingan kualitas vermikompos yang dihasilkan dari feses sapi dan feses kerbau dilaksanakan dari bulan Desember 2013 sampai Januari 2014 di daerah Kramas, Tembalang, Semarang. 3.1. Materi Penelitian Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah feses sapi dan feses kerbau sebanyak 80 kg, masing-masing 40 kg. Feses tersebut diperoleh dari peternakan rakyat di daerah Tembalang, Semarang. Sapi yang diambil fesesnya sehari-hari diberi pakan berupa hijauan rumput sedangkan kerbau diberi pakan berupa jerami padi. Bahan lain yang digunakan adalah cacing tanah jenis L.rubellus sebanyak 10 kg dengan umur sekitar 2 bulan yang diperoleh dari pembudidayaan cacing tanah di daerah Laweyan, Surakarta. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak plastik sebanyak 16 unit, dengan ukuran panjang 27,5 cm, lebar 21,5 cm dan tinggi 12,5 cm sebagai tempat vermikompos. Sekop besar sebanyak 1 unit untuk mengambil feses, sedangkan sekop kecil digunakan untuk menjemur feses sebanyak 1 unit. Timbangan digital merk Ion scale dengan ketelitian 0,01 g dengan kapasitas 3000 g untuk menimbang cacing sebanyak 1 unit, sedangkan timbangan gantung merk Token dengan ketelitian 250 g dengan kapasitas 22 kg untuk menimbang feses sebanyak 1 unit. Alat lain yang digunakan adalah saringan atau pengayak untuk

15 menyaring kompos pada waktu pemanenan, ph meter merk Nesco dengan skala 0-14 untuk mengukur ph komposan dan alat semprot merk Shot gun dengan kapasitas 500 ml digunakan untuk melembabkan vermikompos sebanyak 1 unit. 3.2. Metode Penelitian Kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian yaitu persiapan bahan pengomposan, persiapan menyediakan feses sapi dan feses kerbau. Selanjutnya dilakukan penimbangan dengan timbangan gantung masing-masing 40 kg. Feses diambil dari peternakan rakyat Tembalang, Semarang. Cacing tanah jenis L.rubellus diperoleh dari pembudidayaan cacing tanah di daerah Laweyan, Surakarta. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan cacing dengan jenis yang sama. Kegiatan awal yang dilakukan adalah menimbang feses sapi dan feses kerbau dengan alat timbangan gantung masing-masing 5 kg per kotak perlakuan, feses sapi dan kerbau kemudian dikeringkan selama 14 hari, setiap hari feses dibolak-balik menggunakan sekop kecil. Feses yang sudah dikeringkan selanjutnya diangin-anginkan selama 2 jam. Hal tersebut dilakukan agar feses telah melewati fase termofilik. Tahap pembuatan vermikompos yang pertama adalah pengukuran ph yang dilakukan pada awal dan akhir pembuatan vermikompos. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar feses sapi dan feses kerbau bisa digunakan sebagai media hidup cacing. Cacing tanah dapat hidup dan tumbuh dengan baik pada media yang memiliki ph antara 6,8-7,2 (Gaddie dan Douglas, 1975). Tahapan selanjutnya

16 yang dilakukan dalam proses vermikompos adalah menimbang cacing tanah sebanyak 0,5 kg masing-masing per kotak perlakuan. Suhu kompos diukur setiap hari selama proses vermikompos berlangsung. Hal ini dilakukan untuk menjaga suhu media. Suhu media yang optimal untuk kehidupan cacing tanah berkisar 15-29 C (Lee, 1985). Proses vermikompos berlangsung selama 10 hari, pada tahap akhir dilakukan pemisahan cacing dan kompos dengan alat saringan yang telah disiapkan. Tahap pengambilan data dilakukan dengan cara mengambil sampel vermikompos yang telah diaduk untuk mendapatkan bahan yang homogen, pengadukan dilakukan pada tiap kotak perlakuan. Alur pembuatan vermikompos digambarkan pada Ilustrasi 1. Pengukuran data rasio C/N dilakukan pada akhir pembuatan vermikompos dari feses sapi dan feses kerbau dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, dengan masing-masing sampel sebanyak 10 g. Pengukuran C-organik mengunakan metode Walkley and Black dan pengukuran Nitrogen mengunakan metode Kjeldahl. Pengukuran ph dilakukan pada awal dan akhir pembuatan vermikompos dari feses sapi dan feses kerbau mengunakan alat kertas ph, langkah-langkah pengukuran ph yang pertama adalah sampel diambil masing-masing 10 g kemudian diencerkan dengan sedikit air. Sampel yang sudah dicampur air selanjutnya diukur menggunakan kertas ph dengan cara mencelupkan kertas ph ke dalam sampel, biarkan setengah menit lalu cocokan dengan warna standar yang

17 ada pada kotak ph. Pengukuran ph dilakukan sebanyak 5 kali ulangan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pengujian organoleptik dilakukan dengan panelis. Panelis dimintai tanggapan pribadinya tentang sampel yang diuji secara organoleptik yaitu meliputi bau, warna dan tekstur pada proses akhir vermikompos dari feses sapi dan feses kerbau. Pada tahap pengujian organoleptik semua sampel dari feses sapi dan kerbau dihomogenkan untuk mendapatkan presentase jumlah yang sama. Jumlah panelis yang digunakan terdiri dari 25 orang mahasiswa. Panelis menerima formulir uji organoleptik dan menuliskan hasil penilaian terhadap sampel vermikompos dalam formulir tersebut beserta komentarnya. Kisaran skor yang diberikan adalah 1-4 dengan kriteria seperti yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Kisaran Skor Organoleptik Vermikompos (SNI 19-7030-2004). Skor Organoleptik Kriteria tekstur Kriteria warna Kriteria Bau 1 Kasar Coklat Sangat bau 2 Cukup Remah Coklat kehitaman Bau 3 Remah hitam Sedang 4 Sangat Remah Sangat hitam Bau seperti tanah Uji organoleptik vermikompos dari feses sapi dan kerbau dilakukan pada proses akhir pembuatan vermikompos, hal ini dilakukan karena uji organoleptik sangat penting untuk mengetahui kualitas kompos yang sudah matang, tabel di atas ditampilkan kisaran skor vermikompos menurut SNI.

18 Penimbangan feses sapi dan kerbau masing-masing 5 kg per kotak perlakuan Feses dikeringkan selama 14 hari Feses diangin-anginkan selama 2 jam kemudian dilakukan Pengukuran ph feses Menimbang cacing tanah sebanyak 0,5 kg per kotak perlakuan Memasukan cacing ke dalam kotak yang sudah disiapkan feses sapi dan kerbau Pengukuran suhu setiap hari, kemudian mengamati kadar ph, perbedaan bau, warna dan tekstur. pada awal dan akhir pengomposan Proses vermikompos selama 10 hari dan dilakukan pemanenan Ilustrasi 1. Diagram Alur Pembuatan Vermikompos

19 3.3. Analisis Data Data yang telah diperoleh dari hasil percobaan pembuatan vermikompos kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui perbedaan kualitas vermikompos ditinjau dari rasio C/N, kadar ph dan uji hedonik. Pengolahan data mengunakan uji t independent (Dajan, 1996). 3.3.1. Uji homogenitas Untuk menentukan rumus t-test sebelumnya dilakukan uji homogenitas, dengan rumus berikut: F hitung = arian terbesar arian terkecil Kriteria pengujian analisis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut: F hitung F tabel = H 0 diterima, H 1 ditolak F hitung F tabel = H 0 ditolak, H 1 diterima, dimana hipotesisnya adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak ada perbedaan varian antara kualitas vermikompos feses sapi dengan feses kerbau H 1 : Ada perbedaan varian antara kualitas vermikompos feses sapi dengan feses kerbau

20 3.3.2. Uji t Jumlah sampel n 1 = n 2 dan dari hasil perhitungan menunjukan bahwa varian homogeny =, maka digunakan rumus uji t untuk polled varian. Untuk mengetahui t tabel digunakan dk = n 1 + n 2 2 (Sugiyono, 2005). Rumus t-test yang digunakan yaitu: t = - n 1-1 s 2 1 n 2-1 s 2 2 ( 1 1 ) n 1 n 2-2 n 1 n 2 Keterangan : = rata-rata vermikompos dari feses sapi = rata-rata vermikompos dari feses kerbau S 1 = Simpangan baku vermikompos dari feses sapi S 2 = Simpangan baku vermikompos dari feses kerbau = Varian vermikompos dari feses sapi = Varian vermikompos dari feses kerbau n 1 = Jumlah sampel vermikompos dari feses sapi n 2 = Jumlah sampel vermikompos dari feses kerbau yaitu : Rumus t-test yang digunakan dalam pengujian hipotesis uji organoleptik t= 1-2 S n Dengan rumus simpangan baku (S) sebagai berikut : Keterangan : X, 1 = rata-rata kompos dari feses sapi X, 2 = rata-rata kompos dari feses kerbau S = Simpangan baku n = Jumlah panelis

21 Untuk mengetahui t-tabel, maka mengunakan dk yang besarnya ditentukan melalui rumus sebagai berikut : dk = n 1 (Larmond, 1977) 3.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H o dterima H a ditolak jika nilai t hit < t tabel H o ditolak H a diterima jika nilai t hit t tabel H o = Tidak ada perbedaan kualitas vermikompos feses sapi dengan kerbau pada ph, dan rasio C/N dan mutu Hedonik. H a = Ada perbedaan kualitas vermikompos feses sapi dengan kerbau pada ph, dan rasio C/N dan mutu Hedonik.