RANCANG BANGUN ACRYLIC BENDING MACHINE DENGAN SUDUT YANG DAPAT DITENTUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

APLIKASI KONTROL PID UNTUK PENGATURAN POSISI MOTOR DC PADA PISAU PEMOTONG ALAT PEMBAGI ADONAN ROTI ( DOUGH DIVIDER )

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

Oleh: NIM NIM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMBUATAN ALAT. 1. Alat yang dibuat berupa pengedali motor DC berupa miniatur konveyor.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SISTEM PINTU BOARDING PASS MENGGUNAKAN BARCODE BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega16

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENAMPIL INFORMASI MENGGUNAKAN DOT MATRIX RGB

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

BAB III PERANCANGAN ALAT

NASKAH PUBLIKKASI ALAT PENGUKUR GETARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 MENGGUNAKAN SENSOR MICROPHONE

IMPLEMENTASI BLUETOOTH HC-05 UNTUK MENGURANGI TINGKAT KECELAKAAN PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAGIAN DUA : INFORMASI LENGKAP MENGENAI ROBOT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

Rancang Bangun Alat Penggulung Dinamo Menggunakan Mikrokontroler

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

PERANCANGAN DATA LOGGER PADA BELT CONVEYOR MENGGUNAKAN MOTOR DC

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III METODOLOGI PENULISAN

Transkripsi:

RANCANG BANGUN ACRYLIC BENDING MACHINE DENGAN SUDUT YANG DAPAT DITENTUKAN JURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: ROBITH URWATAL WUSKO NIM. 0810633080-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2013

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA NAMA : ROBITH URWATAL WUSKO NIM : 0810633080 PROGRAM STUDI : ELEKTRONIKA JUDUL SKRIPSI : RANCANG BANGUN ACRYLIC BENDING MACHINE DENGAN SUDUT YANG DAPAT DITENTUKAN TELAH DI-REVIEW DAN DISETUJUI ISINYA OLEH: Pembimbing I Pembimbing II M. Julius St, Ir., MS. NIP. 19540720 198203 1 002 Nurussa adah, Ir., MT. NIP. 19680706 199203 2 001

1 ACRYLIC BENDING MACHINE DENGAN SUDUT YANG DAPAT DITENTUKAN Robith Urwatal Wusko Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang Dosen Pembimbing : 1. M. Julius St, Ir., MS. 2. Nurussa adah, Ir., MT. Abstrak Acrylic atau mika merupakan bahan polimer yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan perkakas rumah tangga. Dalam pengolahan mika untuk menjadi barang tepat guna, dibutuhkan banyak proses salah satunya penekukan mika.banyak orang yang menggunakan cara konvensional untuk melakukan penekukan mika. Hal tersebut mungkin akan sangat merepotkan, terutama jika diinginkan mika menekuk dengan sudut lekukan tertentu. Acrylic bending machine merupakan salah satu alat yang dirancang untuk membantu proses penekukan mika akrilik. Alat ini berdimensi 50x50x15 cm. Dilengkapi dengan motor DC sebagai perangkat untuk menggerakkan lengan penekuknya, sehingga sudut tekuk yang diinginkan dapat diproses dengan lebih mudah. Dengan memberikan data input sudut yang diinginkan melalui keypad, kemudian data tersebut akan diolah mikrokontroller ATmega8535 maka motor akan menekuk secara otomatis hingga sudut yang diinginkan Alat ini digunakan untuk menekuk mika akrilik dengan rentang sudut dari 0 o -180 o. Setelah dilakukan pengujian secara keseluruhan sistem penekuk dapat bekerja dengan cukup baik. Panjang maksimum dari mika yang ditekuk adalah 45cm dengan tebal maksimum 3mm, serta nilai prosentase kesalahan sudut tekukan sebesar 4,14%. Suhu efektif yang digunakan dalam sistem ini adalah 45 o C. Kata Kunci: acrylic, sudut, otomatis I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dalam memilih perabotan dan perlengkapan, semua orang membutuhkan bahan yang tahan lama dan terlihat baik. Bahan yang sering digunakan untuk perlengkapan toko maupun perlengkapan rumah tangga adalah kayu, kaca dan besi. Berkaitan dengan daya tahan, materi-materi tersebut rentan terhadap masalah alam seperti serangan rayap, masalah korosi, dll. Seiring waktu berlalu kemajuan di bidang teknik kimia memperkenalkan material baru yaitu akrilik. Akrilik atau plastik mika adalah salah satu polimer seperti plastik transparan yang banyak manfaatnya. Material ini cukup mudah diolah sehingga banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam benda. Dalam proses pengolahan akrilik, dibutuhkan berbagai macam alat salah satunya adalah alat penekuk mika. Alat penekuk mika yang ada dipasaran harganya relatif mahal, akibatnya tidak sedikit orang yang menggunakan cara konveksional. Penekukan menggunakan cara konveksional akan sedikit merepotkan, selain itu sulit untuk menentukan sudut lekukan yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut dibuatlah alat penekuk mika otomatis dengan sudut lekukan yang dapat ditentukan ini. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain : 1) Bagaiamana merancang suatu sistem untuk menekuk mika dengan sudut lekukan yang dapat ditentukan 2) Bagaimana penggunaan motor DC sebagai media penekuk mika 3) Bagaimana merancang suatu sistem elektronika yang menggabungkan tiap bagian mulai pengukuran sampai mengeluarkan hasil pengukuran serta perancangan perangkat lunak sistem. 1.3 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah terciptanya alat bantu yang dapat mempermudah proses pengolahan mika atau akrilik, yaitu proses penekukan. Dengan demikian dapat mempermudah konsumen akrilik dalam melakukan proses penekukan mika tanpa harus menggunakan cara konveksional ataupun membeli alat penekuk mika yang relatif mahal. 1.4 Batasan Masalah Dengan mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, maka hal-hal yang berkaitan dengan alat diberi batasan sebagai berikut: 1) Sistem dirancang untuk menekuk mika atau akrilik 2) Penekukan menggunakan motor DC 3)Mikroprosesor yang digunakan adalah ATmega8535 4) Ketebalan mika yang ditekuk 3mm 5) Input sudut lekukan melalui keypad 6) Lebar mika yang ditekuk maksimal 50cm 7) Sudut tekukan 0 o hingga 180 o II. Perancangan Dan Pembuatan Alat 2.1. Penentuan Spesifikasi Alat Spesifikasi alat yang direncanakan adalah sebagai berikut: 1) Alat berupa mesin yang dilengkapi dengan mikrokontroller ATmega8535, motor DC, elemen pemanas, LCD, dan keypad, sensor suhu LM35. 2) Motor DC digunakan sebagai penentu sudut lekukan, yaitu antara 0 o hingga 180 o. 3) Tebal mika yang hendak di tekuk maksimal 3 mm dan lebar maksimal 50 cm.

2 4) Suhu pemanas diatur berkisar 45 o C. 5) Waktu pemanasan elemen sebelum dapat digunakan kurang lebih 3 menit. 6) Mikrokontroller yang digunakan adalah ATmega8535. 7) Keypad sebagai media pemberi masukan nilai sudut yang diinginkan. 8) Alat dilengkapi LCD 2 X 16 karakter untuk menampilkan derajat sudut yang diharapkan. 9) Menggunakan catu daya dari sumber AC yang telah disearahkan. 2.2 Diagram Blok Sistem Secara garis besar, diagram blok perancangan sistem secara keseluruhuan ditunjukkan dalam Gambar 2.1. Catu Daya (V dioda) sebesar 1V. Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh dapat dihitung berdasarkan Persamaan (2-1). V T = Vtrafo - Vdioda (2-1) V T 9V. 2 1V 11, 73V Sesuai datasheet LM7805, tegangan masukan minimum regulator ini agar dapat bekerja dengan baik adalah 7 V dan 20 V untuk tegangan masukan maksimumnya, sehingga tegangan masukan sebesar 11,73 V masih wajar dan aman digunakan. Driver motor membutuhkan catu tegangan 24 V yang berasal dari tegangan AC yang disearahkan. Tegangan DC 24 V didapat dari penyearah tegangan AC pada kumparan sekunder transfomator CT step down untuk terminal 25 V. Gambar 2.4. menunjukkan skema rangkaian konverter AC ke DC tegangan. LCD Keypad Sensor Suhu LM35 Mikrokontroller 8535 Driver Motor Driver Pemanas Motor DC Gambar 2.1 Diagram blok sistem secara keseluruhan. 2.3. Perancangan Mekanik Mekanik dirancang agar lengan penekuk dapat bergerak secara hiperbolik dari 0 o hingga 180 o. Secara umum rancangan mekanik sistem penekuk mika ditunjukkan dalam Gambar 2.2. Gambar 2.2 Rancangan Mekanik Pemodelan Penekuk Mika Dimensi dari alat ini yaitu panjang 50cm, lebar 50cm dan tinggi 15cm. Gambar 2.4 Rangkaian Konverter AC ke DC Berdasarkan Persamaan (2-1) tegangan keluaran penyearah gelombang penuh dapat dihitung sebagai berikut : V T 25V. 2 1V 34, 36V 2.4.2. Hardware ATmega8535 ATmega8535 merupakan pusat pengendali sistem pada alat penekuk mika ini. Gambar dari minimum sistem alat ini diperlihatkan pada Gambar 2.5. 2.4 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) 2.4.1. Perancangan Catu Daya Sistem ini membutuhkan Catu daya 5 V untuk rangkaian kontrol yang terdiri atas mikrokontroller ATmega8535 dan LCD, dan catu daya sebesar 24 V digunakan untuk motor DC. Rangkaian untuk catu daya 5V ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Gambar 2.5. Konfigurasi PIN pada Sistem Minimum Mikrokontroller ATmega8535 Gambar 2.3 Rangkaian Catu Daya 5V Berdasarkan datasheet dioda 1N4001 dapat diketahui bahwa nilai forward voltage dioda 1N4001 Pada perancangan ini, konfigurasi dari pinpin mikrokontroller adalah sebagai berikut : 1). Port A.7 : Sebagai input sensor suhu LM35

3 2). Pin B : Sebagai sinyal data keypad 3). Port C : Sebagai sinyal data LCD 4). Pin D.4 : Sebagai sinyal kontrol driver Motor DC. 5). Pin D.5 : Sebagai sinyal kontrol driver Motor DC. 6). Pin D.0 : Sebagai sinyal kontrol pada relay driver Pemanas 2.5 Perancangan dan Pembuatan Perangkat Lunak Mikrokontroller (software) Saat program dijalankan pertama kali inisialisasi sistem akan dilakukan, selanjutnya terjadi proses pembacaan tombol keypad, yaitu berupa data dalam hal ini data berupa nilai atau besar sudut lekukan dengan rentang sudut 0 o - 180 o. Data tersebut akan diproses dalam mikrokontroller ATmega8535, dan ditampilkan pada LCD. Kemudian Motor DC akan aktif menggerakkan lengan penekuk pada alat, sehingga lengan dapat bergerak menekuk mika. Proses tersebut akan terus berlangsung selama sudut tekukan yang diharapkan belum tercapai. Jika data besar sudut yang diinginkan telah sama atau sesuai dengan sudut yang diharapkan, maka motor DC akan berhenti. Diagram alir perancangan perangkat lunak ditunjukkan dalam Gambar 2.6. menunjukkan diagram blok pengujian rangkaian konverter AC ke DC. TEGANGAN JALA- JALA PLN 220 V AC Rangkaian konverter tegangan AC ke DC Osiloskop digital Type TDS-1012B Gambar 3.1 Diagram Blok Pengujian Rangkaian Catu Daya Pengujian pertama dilakukan untuk mengamati tegangan masukan dan keluaran penyearah gelombang penuh. Channel 1 osiloskop dihubungkan dengan kumparan sekunder transformator sebagai masukan ke penyearah gelombang penuh, sedangkan channel 2 osiloskop dihubungkan dengan keluaran penyearah gelombang penuh. Hasil pengujian tegangan masukan dan keluaran pada penyearah gelombang penuh ditunjukkan dalam Gambar 3.2. Mulai Tidak Inisialisasi sistem Inisialisasi LCD Inisialisai keypad Input nilai sudut Sudut 0 o 180 o Tidak Proses data sensor suhu Kontrol pemanas Proses motor servo Sudut sesuai input? Ya Mulai timer Gambar 3.2 Sinyal Tegangan Masukan dan Keluaran pada Penyearah Gelombang Penuh Hasil pengujian pertama menunjukkan bahwa transformator CT step down menurunkan tegangan AC 220 V menjadi tegangan AC sebesar 8,53 V (23,4 Vpp) dengan frekuensi 49,90 Hz. Tegangan AC sebesar 8,53 V, ini merupakan nilai efektif untuk tegangan masukan penyearah gelombang penuh sehingga keluaran penyearah gelombang penuh bernilai tegangan DC 10,7 V. Pengujian yang kedua dilakukan terhadap fixed output regulator LM7805.Pengujian dilakukan dengan menggunakan osiloskop TEKTRONIX TDS- 1012B. Channel 1 osiloskop dihubungkan dengan keluaran fixed output regulator LM7805. Hasil pengujian tegangan keluaran pada fixed output regulator LM7805 ditunjukkan dalam Gambar 3.3. Motor kembali Selesai Gambar 2.6. Diagram Alir Program Utama III. Pengujian Dan Analisis 3.1 Pengujian Catu Daya 5 V Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan masukan dan keluaran rangkaian konverter AC ke DC dengan osiloskop. Gambar 3.1 Gambar 3.3 Sinyal Tegangan Keluaran Pada Fixed Output Regulator LM7805

4 3.2 Pengujian pembacaan suhu pada sistem menggunakan LM35 Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi perhitungan suhu pada sistem. Hasil dari pengujian tersebut dapat diliat berdasarkan Tabel 3.1. Tabel 3.1 Hasil Pengujian Akurasi Perhitungan Suhu Oleh Sistem No Suhu Pemanas ( o C) Selisih (%) Termometer Sensor LM35 1 30 31 3,33 2 35 37 5,71 2 40 40 0 3 45 44 2.22 4 50 51 2 5 55 55 0 6 60 61 1,67 7 65 66 1,54 8 70 71 1,43 Simpangan rata-rata 2,35 Sehingga penyimpangan rata-ratanya dapat dihitung Persentase rata rata = 17,88% 8 = 2,24% 3.3 Pengujian Logika Driver Motor DC Pengujian logika driver motor DC bertujuan untuk mengetahui gerak motor DC terhadap logika yang diberikan oleh rangkaian mikrokontroller. Diagram blok pengujian logika driver motor DC ditunjukkan dalam Gambar 5.8. Catu Daya 5V Mikrokontroller Driver Motor Motor DC Gambar 3.4 Diagram Blok Pengujian Logika Driver Motor DC Hasil pengujian driver motor DC ditunjukkan dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2. Hasil Pengujian Logika Driver Motor DC Pin Output D.4 D.5 M1 M2 1 0 1 0 0 1 1 0 GND GND GND GND Arah CCW CW Stop Stop Keterangan: 1. CW : clockwise 2. CCW :counter clockwise Dari hasil pengujian diketahui bahwa dengan memberikan logika 1 (5 volt) pada masukan, akan menghasilkan logika pada keluaran sebesar 24 volt dengan besar arus yang cukup untuk mengerakkan motor DC sesuai dengan arah putaran motor yang dirancang. 3.4 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja alat yang dibuat dan memberikan analisis terhadap kinerja alat. Diagram blok pengujian sistem secara keseluruhan ditunjukkan dalam Gambar 5.13. Gambar 3.5 Diagram Blok Pengujian Sistem Secara Keseluruhan Pengujian sistem ini melihat seberapa akurat motor DC mengangkat lengan sampai pada sudut yang diharapkan, dengan cara memasukkan input berupa besar sudut melalui keypad, kemudian setelah motor DC bergerak mengangkat lengan penekuk, sudut yang terbentuk akan diukur dan dibandingkan menggunakan pengukur sudut atau busur. Dalam pengujian ini pengukuran sudut dilakukan menggunakan busur. Dalam sistem ini mikrokontroller berfungsi mengendalikan gerak motor DC melalui mode PWM. Motor DC akan bergerak maju mengangkat lengan penekuk sampai sudut dari lengan menyamai nilai masukan yang diberikan. Proses pemberian masukan nilai sudut ditunjukkan dalam Gambar 3.6 dan proses sistem penekukan mika aktif ditunjukkan dalam Gambar 3.7. Hasil pengukuran sudut yang dibentuk oleh lengan penekuk menggunakan motor ditunjukkan dalam Tabel 3.3. Gambar 3.6 Proses Pemberian Masukan Nilai Sudut Gambar 3.7 Proses Sistem Penekuk Mika Aktif

5 Tabel 3.3 Hasil pengukuran sudut lengan penekuk yang digerakkan motor No Nilai yang Nilai diinginkan pengukuran Simpangan(%) 1 10 9 10 2 20 20 0 3 30 28 6,67 4 40 36 10 5 50 47 6 6 60 56 6,67 7 70 66 5,71 8 80 78 2,5 9 90 89 1,1 10 100 95 5 11 110 107 2,72 12 120 119 0,83 13 130 127 2,3 14 140 135 3,57 15 150 146 2,67 16 160 156 2,5 17 170 165 2,94 18 180 174 3,33 Simpangan rata-rata 4,14 Sehingga penyimpangan rata-ratanya dapat dihitung : Persentase rata rata = 74,51% 18 = 4,14% Berdasarkan hasil pengujian, didapat nilai persentase kesalahan rata-rata dari sistem penekuk mika ini adalah sebesar 4,14%. Pengujian kedua yaitu menguji tingkat keberhasilan sistem untuk mendapatkan nilai yang sama dalam setiap pengujian jika nilai masukan tetap. Pengujian sistem ini melihat seberapa teliti sudut yang dihasilkan lengan penekuk. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan input berupa besar sudut melalui keypad, dan sudut yang dipilih adalah 90 o. Sudut tersebut diambil berdasarkan alasan bahwa sudut yang paling sering dipilih dalam prakteknya untuk proses penekukan mika adalah sudut 90 o.. Hasil pengujian tingkat ketelitian sistem ini pada sudut referensi 90 o ditunjukkan pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Hasil Pengujian Tingkat Ketelitian Sistem dengan Sudut Referensi 90 o No Pengukuran sudut Simpangan dengan masukan 90 o 1 89 1 2 91 1 3 86 4 4 90 0 5 89 1 6 87 3 7 90 0 8 93 3 9 89 1 10 90 0 Simpangan rata-rata 1,4 Sehingga tingkat ketelitian dari sistem ini dapat dihitung sebagai berikut : Persentase penyimpangan : simpangan rata rata = X 100% = 1,4 90 sudut referensi X 100% = 1,55% Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian untuk pengukuran sudut sebesar 90 o secara berkali-kali dihasilkan nilai pengukuran yang berbeda. Berdasarkan data tersebut diperoleh ketelitian sistem ini, untuk pengukuran dengan sudut 90 o adalah sebesar 90 o ± 1,4 o, dengan persentase kesalahan pengukuran adalah sebesar 1,55%. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil pengujian adalah semua sistem dapat berjalan dengan cukup baik. Sistem berhasil melakukan proses penekukan dan membentuk sudut sesuai dengan input yang diharapkan dengan prosentase kesalahan sebesar 4,14%. Ketelitian dari pengukuran sistem ini sendiri, untuk sudut referensi yang dipilih yaitu 90 o adalah sebesar ± 1,4 atau 1,55%. Hal ini sesuai dengan sistem yang diprogamkan pada Mikrokontroller ATmega8535. VI Kesimpulan Dan Saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian tiap bagian dan keseluruhan sistem yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Perancangan catu daya dalam sistem ini berkerja dengan baik.tingkat kesalahan pada catu daya 5V adalah sebesar 2,2%, dengan bilai tegangan yang dihasilkan adalh sebesar 5,11V. Catu daya untuk driver motor dapat menjalankan driver sesuai dengan kebutuhan. 2) Sistem elektronika yang telah dirancang hardrware maupun softwarenya dapat berfungsi sesuai dengan yang dibutuhkan sistem. Mekanik dirancang sedemikian sehingga dapat melakukan penekukan mika dengan sudut yang dapat ditentukan antara 0 o hingga 180 o. Sistem berjalan cukup baik dalam pengontrolan driver maupun pengolahan data yang dihasilkan sensor. Komponen komponen pendukung lain dalam sistem ini juga berkerja dengan baik sehingga sistem dapat berjalan sesuai kebutuhan. 3) Rangkaian antarmuka mikrokontroller dengan sensor suhu LM35 berfungsi sesuai spesifikasi yang ditentukan dengan nilai prosentase kesalahan pengkuran sebesar 2,24%. Tingkat akurasi sensor sesuai pengujian memiliki presentase kesalah sebesar 0,35%, hal ini menunjukkan sensor suhu LM35 dapat bekerja secara optimal. Mikrokontroler dapat menerima sinyal data yang dikirim dari sensor suhu LM35 dan dapat meneruskan sinyalnya pada driver

6 motor dan juga driver pemanas. Selain itu mikrokontroler dapat memberikan nilai lebar pulsa pada driver motor untuk membentuk sudut penekukan yang dikehendaki sesuai dengan besar sudut input yang diminta melalui modul keypad serta dapat menampilkan nilai sudut penekukan pada LCD. Mikrokontroller juga dapat memantau besar suhu terukur oleh sensor suhu LM35 dan menampilkannya pada LCD untuk pembacaan suhu. 4) Secara keseluruhan sistem ini dapat menekuk mika dengan sudut lekukan 0 o -180 o. Nilai persentase kesalahan rata-rata penekukan sudut oleh sistem ini adalah sebesar 4,14%. Nilai ketelitian sistem penekuk mika ini untuk sudut pengujian 90 o memiliki toleransi kesalahan ratarata sebesar ± 1,4 o atau sebesar 1,55%. Suhu efektif yang digunakan dalam sistem ini adalah 45 o C. 4.2 Saran Beberapa hal yang disarankan untuk pengembangan sistem penekuk mika di atas antara lain : 1) Dalam pembuatan mekanik disarankan untuk menggunakan bahan yang lebih ringan sehingga tidak membebani motor karena harus membutuhkan motor dengan torsi yang cukup tinggi. Perancangan mekanik juga disarankan menggunakan pengukuran yang lebih tepat untuk meminimalisir kesalahan pengukuran penekukan mika. 2) Penggunaan sensor suhu dengan tingkat ketelitian yang tinggi untuk meminimalisir terjadinya kesalahan pada pengukuran suhu. 3) Sistem pemanas yang digunakan dalam sistem ini dapat dikembangkan menggunakan pemanas yang lebih efisien, mengingat dalam sistem ini proses pemanasan mika membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum dapat melakukan proses penekukan. 4) Sistem dapat dikembangkan dengan memberikan motor DC dengan torsi yang besar, potensio linier maupun rotary encoder pada mekanik motor pengukur sudut untuk meminimalisir terjadinya kesalahan serta meningkatkan akurasi pengukuran sudut oleh sistem. DAFTAR PUSTAKA Andi Nalwan, Paulus. 2004. Penggunaan dan Antarmuka Modul LCD M1632. Jakarta: PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia Anonymous. 2007. Acrylic. http://en.wikipedia.org/wiki/acrylic. Diakses tanggal l 8 Maret 2012 Anonymous. 2008. Akrilik-Revolusi Dalam Perabotan. http://bukanpedia.web.id/?p=1185. Diakses tanggal 8 Maret 2012. Anonymous. 2008. Keuntungan Rak Akrilik. http://bukanpedia.web.id/?p=1187. Diakses tanggal 8 Maret 2012. Hanapi, Gunawan (penerjemah) Malvino A. P. 1996 Prinsip-Prinsip Elektronika, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Heryanto, Wisnu. 2010. Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroller ATMega 8535. Yogyakarta: Andi. Soloman, Sabrie. 2010. Sensors and Control Systems in Manufacturing. United States: McGraw-Hill Companies. Sutrisno. 1987. Elektronika, Teori dan Penerapannya. Bandung:ITB. Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR Atmega8/ 16/32/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung: Informatika.