KASUS BEJANA TEKAN NAMA : RIO ALZUHRY NO REG :

dokumen-dokumen yang mirip
RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

1. Bagian Utama Boiler

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi )

MATERI PEMBINAAN AHLI K3 BIDANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1992 TENTANG SYARAT SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PESAWAT KARBID

12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930;

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan ketentuan peraturan perundangan bahwa ketel uap adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2016, No Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

Keselamatan Kerja di Laboratorium

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah.

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

1. Fabrikasi Struktur Baja

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (T.INDUSTRI/S1) KODE / SKS AK /2 SKS

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 10 TON/JAM TEKANAN KERJA 10 KG/CM 2 TEMPERATUR 173,75 C BAHAN BAKAR BATUBARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA No. SE. 06/MEN/1990 TENTANG PEWARNAAN BOTOL BAJA/TABUNG GAS BERTEKANAN MENTERI TENAGA KERJA RI

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Kesehatan dan Keselamatan Kerja di TFME

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 40TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TEKNIK DAN PROSES KESELAMATAN KERJA KODE / SKS : AK / 2

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja. Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign)

SANITASI DAN KEAMANAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PT. BINA KARYA KUSUMA

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

BAB II LANDASAN TEORI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1979 TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAB IV PROSES PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL 3 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Penempatan dan Pembuangan)

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Materi 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1

LAMPIRAN XI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Penanganan Bahan Kimia di TFME

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang : Keselamatan Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi

IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan,

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

2. DETONATOR 1. DEFINISI BAHAN PELEDAK

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

PERANCANGAN KETEL UAP PIPA API JENIS SCOTCH KAPASITAS. 10 TON UAP Jenuh/jam TEKANAN 15 Kg/cm 2 TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

2.11 MODIFIKASI DIBUAT UNTUK MENYEMPURNAKAN LINGKUNGAN KERJA

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia -

Transkripsi:

KASUS BEJANA TEKAN NAMA : RIO ALZUHRY NO REG : 5315127344

BAB I PENDAHULUAN Ketel atau pesawat uap dan bejana tekan merupakan peralatan yang mempunya resiko sangat tinggi, apabila tidak dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan secara teratur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pemerintah telah menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja terhadap pengunaan ketel uap dan pesawat uap serta bejana tekan.oleh sebab itu perusahaan harus mentaati peraturan/persyaratan yang sudah ditetapkan dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja dalam penggunaan ketel uap dan bejana tekan tersebut. Dengan ditetapkan dan dilaksanakannya peraturan K3 dalam perusahaan diharapkan dapat mengurangi resiko kecelakaan yang akan terjadi.

BAB II PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN A. Pengertian - Pengenalan Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat yang digunakan untuk memanaskan air menjadi uap.peralatan pesawat penguapan ialah suatu alat yang dihubungkan pada pesawat uap. Sumber-sumber Bahaya dan Akibatnya: 1. Mamometer tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan ledakan. 2. Safety valve tidak berfungsi mengakibatkan tertahannya tekana yang berlebihan. 3. Gelas duga tidak berfungsi mengakibatkan jumlah air tidak terkontrol. 4. Air pengisi ketel tidak berfungsi mengakibatkan terjadinya pembengkaan bejana karena tidak adanya transfer panas. 5. Boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall 6. Terjadi pemanasan lebih Karena kekelebihan produksi uap. 7. Tidak berfungsinga pompa air pengisi ketel. 8. Karena perubahan tidak sempurna. 9. Karena boilernya sudah tua sehingga sudah tidak memenuhi syarat. 10. Tidak teraturnya tekanan inspeksi sesuai peraturan yang berlaku. - Pengetahuan Teknis Praktis Bejana Tekan Bejana tekan adalah sesuatu utuk menabung fluida yang bertekanan. Termasuk bejana tekan: - Bejan penampung - Bejana pengangkut - Botol baja - Pesawat pendingin - Reaktor

Alat perlengkapan dan alat pengaman - Alat perlengkapan adalah semua perlengkapan yang dipasang pada bejana tekan sesuau maksud dan tujuan. - Alat pengaman adalah suatu peralatan tang dapat digunakan bila tekanan dalam bejana melebihi batas maksimum yang dibutuhkan. - Plat nama adalah identitas lengkap yang berkaitan dengan bejana dan ditempel pada dinding bejana. Gas Bertekanan Pengelompokan gas bertekanan menurut sifatnya: Gas yang dapat mengurangi kadar zat asam adalah suatu gas yang dapat bereaksi kimiawi dengan bahan bakar lain. Gas mudah terbakar adalah gas yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran Desain/Perencanaan Dalam proses in harus diketahui terlebih dahulu tekanan yang di butuhkan guna memperhitungkan ktebalan bejana termasuk di dalamnya ketebalan karena korosi, serta temperature suhu yang dibutuhkan guna mempertahankan pada dinding bejana selama bejana dioperasionalkan. Pemilihan bahan kontruksi terutama ditujukan untuk keperluan keselamatan kerja serta mendapatkan biaya yang murah dengan tidak terlepas dari pengaruh zat kimia. Bejana tekan dibedakan menurut bentuk badan (stell), maupun bentuk front (tutup) atau headnya. Sedangkan kedudukannya dibedakan menurut sumbu atau garis sentralnya. B. Sumber Bahaya dan Akibat yang Dapat Ditimbulkan oleh Bejana Tekan Kebakaran.Gas yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekan, bila tercampur dengan udara serta sumber panas dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan. Keracunan dan iritasi. Beberapa jenis gas tertentu mempunyai sifatsifat beracun yang sangat membahayakan bagi makluk hidup karena dapat meracuni darah dalam tubuh melalui sistem pernapasan maupun jaringan tubuh lainya.

Pernapasan tercekik (Aspisia).Sejumlah gas tertentu yang tampaknya tidak berbahaya karena tidak beracun dan tidak dapat terbakar.tetapi dapat mengakibatkan kematian apabila gas tersebut telah memenuhi ruangan tertutup sehingga oksigen dalam ruangan tersebut tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan pernapasan. Peledakan. Semua jenis gas betekanan yang tersimpan di dalam botol baja maupun tangki gas mempunyai bahaya meledak karena ketidakmampuan kemasan dalam menahan tekanan gas yang ada didalamnya. Terkena cairan sangat dingin (Crygenic). Apabila terkena cairan yang sangat dingin, maka cairan tersebur seketika akan menyerap panas tubuh yang terkena sehingga mengakibatkan luka seperti terkena luka bakar dan merusak jaringan tubuh, dan luka yang parah dapat menyebabkan kematian bila tidak mendapatkan pertolongan segera. C. Botol Baja atau Tabung Gas 1. Identitas dengan pewarnaan Kelompok gas penyebab tercekik berwarna Abu-abu Kelompok gas mudah terbakar atau meledak berwarna Merah kecuali LPG dicat warna biru Kelompok gas beracun berwarna Kuning Tua Kelompok gas yang dapat menyengat berwarna Kuning Muda Kelompok gas untuk keperluan kesehatan berwarna Putih Kelompok gas campuran diberiwarna sesuai dengan jenis campuran Zat asam dan gas-gas lain yang termasuk kelompok gas pengoksidasian berwarna Biru Muda 2. Identitas dengan huruf Pada bagin botol baja diberi tulisan nama gas yang diisikan, dibuat huruf balok warna hitam 3. Identitas dengan label Ukuran dan tulisan label disesuaikan dengan jenis, sifat, dan potensi bahaya serta kapasitas botol baja.

4. Identitas dengan plat nama atau tanda slagletter, Slagletter harus memberikan keterangan tentang: - Nama pemilik - Mana penbuat, nomor seri pembatan dan tahun pembeatan - Nama gas yang diisikan bukan symbol kimia - Berat botol baja tanta gas dan valve - Tekanan isis yang diijinkan - Berat maksimum gas yang diisikan jenis gas cair - Kapasitas tampung air - Tanda bahan pengisi bila jenis gas yang diisikan asetylene - Bulan dan tahun pada waktu uji tekan yang pertama D. Instalansi Pipa Instalansi pipa diberi warna yang berbeda menurut jenis fluida/gas yang mengalir di dalamnya. Instalansi pipa juga diberi identitas dengan tanda-tanda sebagai berikut: Nama fluida/gas yang mengalir di dalam pipa ditulis lengkap, bila memungkinkan ditulis pada rumus kimianya Besarnya tekanan pada fluida/gas yang mengalir di dalam pipa ditulis dengan angka dan satuan tekanan Arah aliran fluida/gas di dalam pipa ditulis dengan tanda panah dengan warna yang menyolok E. Dasar Hukum 1. UU Uap tahun 1930 2. Peraturan Uap tahun 1930 3. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 4. Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan 5. Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las 6. Permen No. 01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap

F. Ruang Lingkup 1. Pertimbangan-pertimbangan Desain Gambar konstruksi harus memenuhi syarat mempunyai skala yang cukup dan dapat dibaca dengan jelas Data ukuran-ukuran pesawat serta bagian-bagiannya harus dituliskan secara jelas Gambar bagian (detail) konstruksi penyambungan antara satu bagian ke bagian lain harus dicantumkan, sehingga bentuk sambungan dapat diketahui secara jelas Pelaksanaan pembuatan pesawat uap harus memenuhi prosedur sesuai dengan standar yang jelas Pelaksanaan pengujian pesawat uap harus memenuhi prosedur yang berlaku Penempatan ketel uap Ruang ketel uap adalah bukan suatu tempat khusus dimana di dalamnya tidak pasti untuk bekerja Ketel uap harus ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan tersendiri yang terpisah dari ruangan kerja bagian lainnya 2. Penggolongan Bejana Uap Perbedaan antara ketel uap dan bejana uap adalah pada fungsi dan operasinya. Ketel uap adalah sebagai penghasil uap sedangkan bejana uap adalah sebagai penerima uap dalam kelangsungan suatu proses yang menggunakan instalansi uap. 3. Pengoperasian Pesawat Uap Agar pemeliharaan ketel uap dapat terlaksana dengan baik, maka perlu diadakan pendidikan dan latihan terhadap operator ketel uap, juru las untuk pesawat uap, yaitu : Pendidikan operator ketel uap Pendidikan dan latihan juru las

G. Pemeriksaan dan Pengujian Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan Ijin Pesawat uap: 1. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian 2. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan ijin pemakaian 3. Prosedur pemeriksaan dan pengujian 4. Prosedur penerbitan ijin pemakaian pesawat uap Pedoman Pelaksanaan dan Pengujian serta Penerbitan Pengesahan Pemakaian Bejana Tekan: 1. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh ahli K3 spesialis pesawat uap dan bejana tekan 2. Persyaratan keselamatan kerja harus dipatuhi bagi suatu bejana tekan dan ketentuan teknis pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan pengujian serta penertiban pengesahan pemakaian bejana tekan, harus mentaati undangundang dan pertauran yang berlaku.

BAB III PENUTUP Semua persyaratan yang sudah ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan harus ditaati, mulai dari tahapan perencanaan, pengoperasian dan pengujian/pemeriksaan. Materi yang dibahas semoga saja menambah wawasan dalam pelaksanaan pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan.