L1 LAMPIRAN Wawancara Dalam tahap pengumpulan data dengan menggunakan tehnik face-to-face interview dari narasumber yaitu Bapak Erwin selaku Seksi Gadar Bencana dan Gakin, Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Jakarta Timur. Dari wawancara diketahui : Pertanyaan (P) : Bagaimana proses pendirian pos kesehatan pada bencana banjir dijalankan? Jawaban (J) : Saat bencana banjir datang di pemukiman warga, Ketua RT atau RW setempat harus segera melaporkan telah terjadinya banjir di wilayahnya pada Puskesmas Kelurahan wilayah tersebut. Puskesmas Kelurahan lalu segera melaporkan terjadinya bencana banjir ke Puskemas Kecamatan yang diteruskan ke Sudin Yankes. Setelah melaporkan, Puskesmas Kelurahan bekerja sama dengan Pamong (Ketuan RT atau RW) setempat segera mempersiapkan logistik Pos Kesehatan dengan obat dan tenaga kesehatan yang dimiliki dan umumnya puskesmas menjadi tempat pos kesehatan darurat pertama sebagai langkah cepat penanggulangan, meskipun belum tentu puskesmas kelurahan dapat menampung jumlah korban keseluruhan. Di Sudin Yankes, setelah menerima laporan dari puskesmas kelurahan, kami akan mengirim RHAT (Rapid Healt Assesment Team) ke lokasi bencana untuk memantau dan menyusun program
L2 mobilisasi bantuan di lokasi terjadinya bencana banjir juga bisa memprediksi atau menentukan lokasi poskes alternatif jika poskes yang ada tidak memadai atau tidak mencukupi. P : Bagaimana penanganan dari Sudin Yankes setelah poskes didirikan? J : Sudin Yankes akan mengirimkan tim pelayanan ke lokasi bencana beserta dengan tim surveilas dari Dinas Sosial yang terus mengamati keadaan lingkungan di sekitar poskes dan kecenderungan perubahan-perubahan yang terjadi di poskes lokasi bencana, apakah ada masalah dalam hal penanganan korban. P : Dari mana asal bantuan dan logistik untuk mendirikan poskes saat terjadi bencana? J : Setiap tahunnya di awal bulan Desember, Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Jakarta Timur mendapatkan bantuan obat dan logistik untuk pos kesehatan pada saat terjadi bencana dari Departement Kesehatan dan Badan Organisasi Internasional sebagai stok nasional. Contoh laporan dapat dilihat pada gambar L.1 sampai dengan gambar L.3 Gambar L.1 Daftar Obat Paket A
L3 Gambar L.2 Daftar Obat Paket B Gambar L.3 Daftar Sarana dan Logistik P : Bagaimana pendistribusian bantuan dan logistik tersebut? J : Dari Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Jakarta Timur, kami mendistribusikan obat dan logistik tersebut ke puskesmas-puskesmas Kecamatan yang ada di seluruh wilayah Jakarta Timur sebanyak 10 kecamatan. Jumlah obat dan logistik yang disalurkan diperhitungkan menurut persentase laporan kebutuhan saat terjadinya bencana tiap tahunnya di tingkat kecamatan, jadi bantuan yang didapat dari
L4 pemerintah tidak disalurkan seluruhnya hanya sebagian, sisanya disimpan sebagai stok cadangan bantuan kalau-kalau ada daerah kecamatan yang kekurangan bantuan dan logistik. Lalu dari Puskesmas Kecamatan bantuan didistribusikan kembali ke Puskesmas Kelurahan yang masih di dalam wilayah kecamatannya, total kelurahan di Jakarta Timur sebanyak 65 kelurahan. Pembagiannya sama dengan tingkat kecamatan, jadi tidak seluruh bantuan, hanya dari persentase laporan yang digunakan tiap tahunnya di tiap kelurahan, sisanya di simpan di Puskesmas Kecamatan sebagai stok kalaukalau ada kelurahan yang kekurangan bantuan dan logistik. Contoh laporan seperti pada gambar L.4 Gambar L.4 Daftar Obat dan Logistik yang Ada di Puskesmas P : Bagaimana jika bantuan dan logistik di poskes mengalami kekurangan? J : Di masing-masing poskes, punya standar minimum untuk obat dan logistik yang dimiliki yang tidak boleh sampai 0% dari jumlah keseluruhan, umumnya 20 10 %. Dan bisa terjadi ada korban yang tidak tertangani akibat kekurangan tenaga
L5 kesehatan di Poskes tersebut, maka poskes yang kekurangan mengirimkan aplikasi permohonan tambahan bantuan dan tenaga kesehatan ke puskesmas kelurahan, yang dilanjutkan ke puskesmas kecamatan dan dilanjutkan lagi melalui fax dan radio panggil ke Sudin Yankes, untuk memenuhi permohonan tersebut Sudin Yankes memakai stok cadangan yang ada. Distribusi bantuan tambahan itupun sama seperti sebelumnya, bertahap dari puskesmas kecamatan, puskesmas kelurahan, lalu poskes yang kekurangan. P : Kapan peran Poskes selesai dijalankan? J : Pos Kesehatan akan ditarik ketika kesehatan warga di lokasi bencana telah terjamin hingga pasca bencana.