No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR 98.92 PERSEN A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) Pada Bulan Juli 2009, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat sebesar 87.45 persen untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P), 102.81 persen untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 98.75 persen untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 93.21 persen untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt) dan 115.48 persen untuk Subsektor Perikanan (NTP-Pi). Pergerakan NTP Juli 2009 terhadap Juni 2009 menunjukan NTP subsektor hortikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1.38 persen dan 2.10 persen. Peningkatan NTP kedua subsektor tersebut lebih disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti bawang merah, cabe merah, tomat sayur, nangka, kelapa, kakao dan cengkeh. Sementara itu, tiga subsektor lainnya mengalami penurunan NTP. Subsektor tanaman pangan turun 0.23 persen, subsektor peternakan mengalami penurunan 0.35 persen serta subsektor perikanan turun 0.71 persen. Turunnya harga beberapa komoditas pertanian serta meningkatnya harga dan kebutuhan akan barang produksi menyebabkan NTP ketiga subsektor tersebut menurun, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga ialah ayam, babi, ikan cakalang dan ikan tongkol. Secara keseluruhan NTP Provinsi Sulawesi Tengah Bulan Juli 2009 (NTP-gabungan) sebesar 98.92 persen atau meningkat sebesar 0.60 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya yang mencapai 98.32 persen. Sementara itu, pada level nasional NTP bulan Juli sebesar 99.82 persen. *) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Berita Resmi Statistik No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 1
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di sembilan kabupaten di Sulawesi Tengah pada Juli 2009, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani Bulan Juli 2009 mengalami peningkatan dibandingkan Nilai Tukar Petani bulan sebelumnya, peningkatan tercatat sebesar 0.60 persen dari 98.32 persen pada bulan Juni 2009 menjadi 98.92 persen pada bulan Juli 2009. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah Juli 2009 (2007=100) Rincian Bulan Persentase Juni Juli Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks Diterima Petani 121.11 122.27 0.96 2. Indeks Dibayar Petani 123.17 123.61 0.35 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 125.59 126.13 0.43 2.1.1. Bahan Makanan 131.39 131.86 0.35 2.1.2. Makanan Jadi 116.40 117.96 1.34 2.1.3. Perumahan 126.77 127.22 0.35 2.1.4. Sandang 121.51 121.63 0.10 2.1.5. Kesehatan 109.27 109.37 0.09 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan 112.14 112.08-0.06 Olah Raga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 123.85 124.01 0.12 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan 116.27 116.40 0.11 Barang Modal (BPPBM) 2.2.1. Bibit 131.52 131.52 0.00 2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk 108.13 108.34 0.19 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan 113.88 113.88 0.00 Lainnya 2.2.4. Transportasi 111.15 111.20 0.04 2.2.5. Penambahan Barang Modal 110.24 110.48 0.22 2.2.6. Upah Buruh Tani 123.46 123.46 0.00 3. Nilai Tukar Petani 98.32 98.92 0.60 Berita Resmi Statistik No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 2
Secara teknis peningkatan NTP tersebut disebabkan oleh peningkatan indeks yang diterima petani lebih besar dibandingkan peningkatan indeks yang dibayar petani. Di Bulan Juli, indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya yaitu sebesar 0.96 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani juga mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatannya tidak sebesar indeks yang diterima (0.11 %), secara umum peningkatan indeks yang dibayar petani terjadi pada seluruh subsektor. Jika dilihat pada masing-masing subsektor, terdapat tiga subsektor yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor tanaman pangan (turun 0.23%), subsektor peternakan (turun 0.35%), subsektor perikanan (turun 0.71%). Dua subsektor lainnya mengalami peningkatan NTP, subsektor hortikultura meningkat sebesar 1.38 persen serta subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat 2.10 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor Juli 2009 (2007=100) Subsektor Bulan Persentase Juni Juli Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima (It) 110.66 110.78 0.11 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126.26 126.69 0.34 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 87.65 87.45-0.23 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 125.68 127.70 1.60 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 123.93 124.20 0.22 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 101.42 102.81 1.38 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 119.48 122.56 2.58 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 123.54 124.11 0.46 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 96.72 98.75 2.10 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 113.02 112.97-0.05 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120.83 121.20 0.30 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 93.54 93.21-0.35 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) 138.50 137.91-0.43 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 119.08 119.42 0.29 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 116.31 115.48-0.71 Berita Resmi Statistik No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 3
B. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan pergerakan harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juli 2009, terdapat tiga subsektor yang mengalami peningkatan indeks harga yang diterima petani, peningkatan tersebut masing-masing sebesar 0.11 persen untuk subsektor tanaman pangan, 1.60 persen untuk subsektor hortikultura dan 2.58 persen untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat. Sementara itu, subsektor peternakan mengalami penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0.05 persen, sedangkan subsektor perikanan turun sekitar 0.43 persen. C. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Pada Juli 2009 seluruh subsektor mengalami peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya konsumsi barang kebutuhan produksi dan kebutuhan barang modal. Berdasarkan data yang dihasilkan, diketahui bahwa subsektor tanaman pangan mengalami peningkatan Ib sebesar 0.34 persen, subsektor hortikultura naik sebesar 0.22 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat 0.46 persen, subsektor peternakan naik mencapai 0.13 persen serta subsektor perikanan mengalami kenaikan hingga 0.29 persen. C. NTP Subsektor C.1. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Bulan Juli 2009, Nilai Tukar Petani untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) kembali mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, penurunan tersebut sebesar 0.23 persen. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan serta harga beberapa komoditas kebutuhan produksi dan barang modal seperti herbisida, arit/sabit serta beberapa jenis obat-obatan tanaman. Tidak hanya itu, penurunan NTP subsektor tanaman pangan juga disebabkan oleh turunnya harga beberapa komoditas palawija seperti jagung pipilan dan kacang hijau. Berita Resmi Statistik No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 4
C.2. Subsektor Hortikultura (NTP-H) NTP subsektor hortikultura di bulan Juli mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya, peningkatan NTP subsektor hortikultura mencapai 1.38 persen, NTP subsektor ini tetap berada diatas angka 100 yang artinya petani tanaman hortikultura lebih sejahtera. Peningkatan NTP subsektor hortikultura lebih disebabkan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabe merah, tomat sayur, nangka dan rambutan. C.3. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat di bulan Juli mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Naiknya harga beberapa komoditas seperti kakao, kelapa dan cengkeh menyebabkan naiknya NTP subsektor ini, besarnya peningkatan tersebut mencapai 2.10 persen. NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat hingga bulan Juli 2009 tetap berada dibawah angka 100, biaya produksi dan kebutuhan barang modal serta konsumsi rumah tangga yang masih tidak seimbang dengan pendapatan yang diperoleh dari bertani tanaman perkebunan rakyat menyebabkan Nilai Tukar Petani subsektor ini berada dibawah angka 100. Jika dilihat dari sisi pengeluaran, indeks harga yang dibayar petani subsektor ini mangalami peningkatan sebesar 0.46 persen. C.4. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) Di bulan Juli 2009 NTP subsektor peternakan kembali mengalami penurunan setelah sempat mengalami peningkatan pada bulan sebelumnya, penurunan tersebut sebesar 0.35 persen. Penurunan NTP subsektor peternakan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya harga beberapa hewan ternak khususnya ternak kecil dan unggas yang menurun dibandingkan bulan sebelumnya, komoditas tersebut antara lain babi (turun 0.08%) serta ayam (turun 1.15%). Selain itu, naiknya harga komoditas kebutuhan produksi turut memicu turunnya NTP subsektor ini, komoditas kebutuhan produksi yang mengalami peningkatan ialah bungkil. Hingga Juli 2009, NTP subsektor peternakan tetap dibawah angka 100 yang berarti kesejahteraannya masing kurang. Berita Resmi Statistik No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 5
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Juli 2009 (2007=100) Bulan Persentase Kelompok dan Sub kelompok Juni Juli Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 110.66 110.78 0.11 - Padi 100.62 100.62 0.00 - Palawija 148.61 149.19 0.39 b. Indeks Dibayar Petani 126.26 126.69 0.34 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.78 127.35 0.45 - Indeks BPPBM 124.25 124.14-0.08 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 125.68 127.70 1.60 - Sayur-sayuran 120.77 123.90 2.59 - Buah-buahan 132.68 133.11 0.32 b. Indeks Dibayar Petani 123.93 124.20 0.22 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125.47 125.81 0.27 - Indeks BPPBM 116.81 116.81 0.00 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 119.48 122.56 2.58 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 119.48 122.56 2.58 b. Indeks Dibayar Petani 123.54 124.11 0.46 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125.72 126.30 0.47 - Indeks BPPBM 114.39 114.90 0.45 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 113.02 112.97-0.05 - Ternak Besar 109.65 109.65 0.00 - Ternak Kecil 112.81 112.73-0.06 - Unggas 129.28 128.31-0.74 - Hasil Ternak 104.36 106.16 1.73 b. Indeks Dibayar Petani 120.83 121.20 0.30 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124.54 125.17 0.51 - Indeks BPPBM 113.47 113.32-0.13 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 138.50 137.91-0.43 - Penangkapan 150.39 149.58-0.54 - Budidaya 106.60 106.60 0.00 b. Indeks Dibayar Petani 119.08 119.42 0.29 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124.37 124.91 0.43 - Indeks BPPBM 109.67 109.67 0.00 Berita Resmi Statistik No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 6
C.5. Subsektor Perikanan (NTP-Pi) Pada bulan Juli 2009, NTP subsektor perikanan tetap konsisten berada diatas angka 100 namun bila dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya, terlihat bahwa NTP Juli 2009 mengalami penurunan, penurunan tersebut sekitar 0.71 persen. Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan adanya penurunan harga komoditas perikanan. Sementara itu, tingginya kebutuhan serta naiknya harga beberapa barang kebutuhan produksi dan barang kebutuhan modal mengakibatkan indeks harga yang dibayar petani meningkat 0.29 persen. Beberapa komoditas perikanan yang mengalami penurunan harga adalah ikan tongkol dan ikan cakalang. Berita Resmi Statistik No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 7