BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak 2-3 kali lipat dibandingkan dengan negara maju (Simadibrata &

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dibandingkan dengan Negara maju. Indonesia dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada dewasa, konsistensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. infeksi masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperoleh di alam. Sehingga kekayaan alam disekitar manusia sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 : PENDAHULUAN. jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki aktivitas antibakteri dengan

Selain itu, pengobatan antidiare juga dapat menggunakan obat-obat kimia. Salah satu contohnya adalah loperamid. Loperamid HCL memiliki efek samping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu survey yang dilakukan oleh World Heatlh. Organization (WHO) dilaporkan bahwa lebih dari 80%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kesehatan masyarakat.badan Kesehatan Dunia (WHO), 80%

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengobatan tradisional sebagai alternatif lain pengobatan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus,

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB 1 PENDAHULUAN. tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanni). Kandungan kimia kayu. Minyak atsiri banyak terdapat di bagian kulit kayu manis.

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penyebab kematian satu juta orang di negara berkembang terutama terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pseudomonas adalah bakteri oportunistik patogen pada manusia, spesies

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri genus Shigella dan dikarakterisasi dengan diare yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit diare. Diare menjadi penyakit berbahaya dengan peringkat ke-3

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat-obatan tradisional khususnya tumbuh-tumbuhan untuk

mampu menghambat pertumbuhan bakteri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. akut atau gastroenteritis akut terjadi pada orang dewasa (Simadibrata &

BAB 1 PENDAHULUAN. hari kemudian. Lama gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Afini Rahmawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

I. PENDAHULUAN. penyakit menemui kesulitan akibat terjadinya resistensi mikrobia terhadap antibiotik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Mikroorganisme ada yang berupa bakteri, protozoa, virus ataupun cendawan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jika menembus permukaan kulit ke aliran darah (Otto, 2009). S. epidermidis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penelitian dan pengembangan tanaman obat, baik didalam maupun di luar negeri semakin

dan jarang ditemukan di Indonesia (RISTEK, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sebagai salah satu sumber protein hewani untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sehat merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Bebas dari segala penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 86%-nya menderita penyakit periodontal (Arif, 2013). Menurut (Carranza, dkk., 2006), actinomycetemcomitans merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Diare secara klinis didefinisikan sebagai berubahnya konsistensi feses (menjadi lembek atau cair) disertai bertambahnya frekuensi defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health Organisation, 2015). Penyakit diare di Indonesia merupakan penyakit endemis dan masih menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di masyarakat oleh karena sering terjadi peningkatan kasus-kasus pada saat atau musimmusim tertentu yaitu pada musim kemarau dan puncak musim hujan (Sunoto,1990). Angka prevalensi di Indonesia masih berfluktuasi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, insiden dan periode prevalensi diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5% dan 7,0%. Lima provinsi dengan insiden dan period prevalen diare tertinggi adalah Papua (6,3% dan 14,7%), Sulawesi Selatan (5,2% dan 10,2%), Aceh (5,0% dan 9,3%), Sulawesi Barat (4,7% dan 10,1%), dan Sulawesi Tengah (4,4% dan 8,8%). Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten (8,0%) (Rikerdas, 2013). Penyebab penyakit ini dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar, yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit), malabsorbsi, alergi,

keracunan, immunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab tersering yang menyebabkan penyakit ini adalah infeksi bakteri (Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2011). Bakteri penyebab diare antara lain bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Escherichia coli merupakan anggota flora normal usus. Bakteri Escherichia coli berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmenpigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan (Ganiswarna, 1995). Bakteri E. coli menjadi pathogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. E. coli akan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Jawetz et al., 1995). Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti anggur. Genus Staphylococcus terdiri dari sekurangnya 30 spesies. Tiga spesies utama yang penting secara klinik adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus Epidermidis, Staphylococcus Saprophyticus. Staphylococcus aureus merupakan bentuk koagulase positif, hal ini membedakan dari spesies lain. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama bagi manusia. Hampir setiap orang akan mengalami beberapa infeksi Staphilococus aureus sepanjang hidupnya, bervariasi dalam beratnya tergantung mulai dari keracunan makanan atau infeksi kulit ringan sampai infeksi berat mengancam jiwa (Jawetz et al., 1995).

Secara umum infeksi yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan menggunakan antibiotik (Ashutoh, 2008). Permasalahan pokok dari penggunaan antibiotik adalah terjadinya resistensi beberapa bakteri terhadap antibiotik yang digunakan (Lohner & Austria, 2001). Oleh karena itu perlu adanya alternatif pengobatan untuk mengatasi resistensi penggunaan antibiotik. Pengobatan menggunakan tanaman herbal merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan adalah sambiloto. Sambiloto secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan akibat gigitan ular atau serangga, demam, disentri, rematik, tuberculosis, infeksi pencernaan dan lain-lain. Sambiloto juga dimanfaatkan untuk antimikroba atau antibakteri, anti sesak nafas dan untuk memperbaiki fungsi hati (Yusron et al, 2005). Hal tersebut juga dikemukakan Kumar et al, (2012) yang menyatakan bahwa sambiloto mempunyai berbagai macam manfaat bagi kesehatan manusia. Berbagai aktivitas farmakologi dari sambiloto adalah anti inflamasi, antibakteri, antipiretik, antioksidan, antiparasitik, hepatoprotektor dan antidiabetes. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk pengembangan obat tradisional di Indonesia adalah dengan menggali bahan-bahan alam. Sesungguhnya apa yang telah diciptakan Allah SWT mempunyai hikmah yang amat besar bagi setiap makhluk-nya di bumi, sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan-nya, sehingga umat-nya di dunia harus terus berusaha menggali dan berpikir dalam memanfaatkan ciptaan-nya agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia (Wasito, 2011). Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an surat Al-Imran ayat 190-191:

Yang artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (190), yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Q.S. Ali Imran: 190-191). Pada penggalan dua ayat tersebut, bisa kita simpulkan bahwa semua yang ada di bumi diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, semua bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas antibakteri tanaman sambiloto (Andographis paniculata (Burm f.) Nees) terhadap petumbuhan bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus sebagai antidiare untuk mengetahui efektifitas penghambatan bakteri melalui penetapan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan interpretasi nilai DZI (Diameter Zone Inhibition).

B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apa saja kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm f.) Nees)? 2. Apakah ektrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm f.) Ness) berpotensi sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus? 3. Berapakah KHM ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm f.) Ness) yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai tanaman herbal yang mempunyai aktivitas antibakteri sudah banyak dilakukan. Beberapa penelitian tentang tanaman sambiloto telah dilakukan, namun sejauh yang peneliti ketahui belum ada penelitian tentang uji aktivitas ekstrak etanol herba sambiloto (Andographis paniculata (Burm f.) Nees) dalam menghambat petumbuhan bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sawiti (2013) meneliti tentang pengaruh perasan daun sambiloto terhadap petumbuhan bakteri Escherichia coli. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sikumalay (2014) tentang efek antibakteri dari rebusan daun sambiloto dan produk herbal sambiloto terhadap Staphylococcus aureus.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian Sawiti menggunakan perasan daun sambiloto, penelitian Sikumalay menggunakan rebusan daun sambiloto. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan ekstrak herba sambiloto. Selain itu pada penelitian Sawiti bakteri yang digunakan Escherichia coli, penelitian Sikumalay bakteri yang digunakan Staphylococcus aureus. Pada penelitian ini bakteri yang digunakan adalah bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, penelitian ini bertujuan, antara lain: 1. Mengetahui kandungan senyawa yang terdapat di dalan ekstrak etanol herba sambiloto (Andographis paniculata (Burm f.) Nees). 2. Mengetahui efektivitas ekstrak etanol herba sambiloto (Andographis paniculata (Burm f.) Nees) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus. 3. Mengetahui KHM ekstrak etanol herba sambiloto (Andographis paniculata (Burm f.) Nees) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis dan Ilmu Pengetahuan a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan ilmiah untuk penelitian sebelumnya mengenai manfaat tanaman sambiloto sebagai obat antidiare. b. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang aktivitas antibakteri tanaman sambiloto dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus. 2. Bagi Masyarakat a. Memberikan informasi pada masyarakat tentang tanaman sambiloto yang dapat digunakan sebagai antidiare.