KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

dokumen-dokumen yang mirip
Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (MUSA ACUMINATE L) SEBAGAI KARBON AKTIF YANG TERAKTIVASI H 2 SO 4

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS CANGKANG DAN LUMPUR SAWIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

Gambar 4.1 Grafik nilai densitas briket arang ampas tebu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN NILAI KALORI DETRITUS HUTAN MANGROVE DENGAN MENGGUNAKAN BOMB CALORIMETER. Pos Andi, Sugianto, Tengku Emrinaldi

ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION ABSTRACT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

KARAKTERISTIK KARBON AKTIF CANGKANG BINTARO (Cerberra odollam G.) DENGAN AKTIVATOR H 2 SO 4

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

Universitas Sumatera Utara

PERCOBAAN PENYERAPAN LIMBAH INDUSTRI MENGGUNAKAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA TANJUNG TABALONG, KALIMANTAN SELATAN

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

ARANG AKTIF DARI AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS RIA WIJAYANTI

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

PENGARUH MASSA ADSORBEN DAN WAKTU KONTAK TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK GORENG BEKAS OLEH ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

BRIKET KULIT BATANG SAGU (Metroxylon sagu) MENGGUNAKAN PEREKAT TAPIOKA DAN EKSTRAK DAUN KAPUK (Ceiba pentandra) Nurmalasari, Nur Afiah

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI KIMIA

SKRIPSI AGUS NINGSIH

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT SALAK (SALACCA SUMATRANA) DENGAN AKTIVATOR SENG KLORIDA (ZnCl 2 ) SKRIPSI

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

Karakteristik Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Pengaktivasi H2SO4 Variasi Suhu dan Waktu

Bab II Teknologi CUT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-116

PENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

UJI ULTIMAT DAN PROKSIMAT SAMPAH KOTA UNTUK SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

Prosiding Farmasi ISSN:

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KAYU GELAM (Melaleuca leucadendron) YANG BERASAL DARI TANJUNG API-API SUMATERA SELATAN

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat

Disusun Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Oleh :

Oleh RIO LATIFAN Pembimbing DIAH SUSANTI, ST., MT., P.hD. Surabaya, 11 Juli 2012

KAJIAN PENINGKATAN NILAI KALOR BATUBARA KUALITAS RENDAH DENGAN PROSES SOLVENISASI SKRIPSI OLEH : SILFI NURUL HIKMAH NPM :

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PEMBENTUKAN PORI ARANG CANGKANG SAWIT SEBAGAI ADSORBANSI EFFECT OF TEMPERATURE FOR PALM SHELL PORE FORMING AS ADSORBANCE

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Struktur. Identifikasi Gugus Fungsi pada Serbuk Gergaji Kayu Campuran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI KARBON AKTIF

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman. repository.unisba.ac.id

Transkripsi:

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0 Handri Anjoko, Rahmi Dewi, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia Handrianjoko@yahoo.com ABSTRACT A research has been conducted to analyze characteristics of semi-coke and the best activated carbon absorption after the activation process by determining the iodine number and refering to the Indonesian National Standard of activated carbon materials. The carbonization temperatures of peat soil were 0 o C, 500 o C, and 0 C. Activated process was carried out at temperature of 900 C with duration time, and minutes. Result of the research showed that the best sample of semi-coke was the sample which was carbonized at 0 o C and with its duration time of minutes. The sample characteristics of the moisture content, ash content, volatile matter content, fixed carbon content and heat value, respectively were 4.91%, 12.24%, 13.43%, 69.42% and 85.22 Kal/g. The highest iodine number of the best sample was 686 mg/g and yield was 38% at 0 o C carbonization temperature and duration time of minutes with the activation temperature of 900 o C and duration time of minutes. Keywords: Peat soil, semi coke, carbonization, activated carbon, iodine number. ABSTRAK Penelitian telah dilakukan untuk menganalisa karakteristik semi kokas dan daya serap karbon aktif terbaik setelah proses aktivasi dengan cara menentukan bilangan iodin mengacu pada persyaratan Standar Nasional Indonesia sebagai bahan karbon aktif. Proses karbonisasi tanah gambut dilakukan pada suhu 0 o C, 500 o C, dan 0 o C. Aktivasi pada suhu 900 o C dengan variabel waktu tinggal aktivasi selama,, dan menit. Hasil penelitian menunjukan karakteristik semi kokas hasil karbonisasi terbaik diperoleh pada suhu 0 o C dan waktu tinggal karbonisasi selama menit dengan karakteristik kadar air 4,91%, kadar abu 12,24%, kadar zat terbang 13,43%, kadar karbon padat 69,42% dan nilai kalor 85,22 Kal/gr. Bilangan iodin tertinggi 686 mg/gr dan rendemen 38% pada suhu karbonisasi 0 o C selama menit dengan suhu aktivasi 900 o C dan waktu tinggal aktivasi selama menit. Kata kunci: Tanah gambut, semi kokas, karbonisasi, karbon aktif, bilangan iodin. JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 14 63

PENDAHULUAN Propinsi Riau memiliki luas wilayah 87.023,66 km 2 membentang dari lereng bukit barisan hingga Selat Malaka. Hampir 45% daratan di propinsi Riau merupakan tanah gambut dengan luas area 4,04 juta hektar (BPS, 08). Tanah gambut menyimpan karbon mencapai sepuluh kali lipat banyaknya daripada yang disimpan oleh tanah mineral. Tanah gambut terbentuk oleh pelapukan dari bahan-bahan organik yang menyebabkan tanah berwarna cokelat kehitam-hitaman. Tanah gambut memiliki nilai karbon yang tinggi dibandingkan tanah mineral dimana setiap satu gram gambut kering menyimpan sekitar 180-0 mg karbon, sedangkan tanah mineral hanya menyimpan 5-80 mg karbon (Agus, 08). Karbon tanah gambut dapat dibuat dengan mengaktifkan karbon menggunakan bahan pengaktif atau aktivator. Pengaktivan ini bertujuan untuk memperluas permukaan karbon dengan membuka pori-pori tertutup sehingga daya adsorpsinya tinggi (Sani, 11). Pada hasil penelitian ini, tanah gambut dikarbonisasi dengan suhu 0 C, 500 C dan 0 C dengan waktu tinggal karbonisasi selama, dan menit, tujuannya untuk menghilangkan zat-zat yang ada di dalam pori-pori karbon supaya tidak mengganggu pada proses aktivasi dengan membandingkan hasil karbonisasi yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia tentang karbon aktif supaya hasil karbon aktif menjadi lebih ekonomis. Aktivasi dilakukan menggunakan aktivator H 2 O dengan waktu tinggal aktivasi selama, dan menit dengan suhu aktivasi 900 C. Sampel yang dipanaskan pada suhu kamar sampai 900 C dalam keadaan vakum diharapkan zat-zat yang mudah menguap akan keluar kemudian pori-pori karbon aktif akan terbuka sehingga penyerapan karbon aktif terhadap larutan iodin semakin besar, apabila suhu dinaikan hingga 1000 C akan terjadi dekomposisi sampel menjadi abu (Sembiring, 03). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen dengan langkahlangkah yang ditunjukan oleh bagan alir sebagai berikut: Pembersihan Pra-karbonisasi Pengayakan Karbonisasi Analisa Semi Kokas: air, abu, zat terbang, karbon padat dan nilai kalor Aktivasi H 2 O Analisa Bilangan Iodin (Daya Serap) Gambar 1. Diagram Alir Penelitian JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 14 64

Bahan baku yang digunakan untuk membuat karbon aktif adalah tanah gambut yang diperoleh dari Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Tanah gambut dibersihkan dan dimasukan ke dalam furnice untuk tahap pra-karbonisasi dengan suhu 110 C selama 4 jam. Tanah gambut diayak menggunakan sieve yang berukuran -6+12 Mesh dimasukan ke dalam furnice untuk proses karbonisasi. Atur suhu furnice 0 C, 500 C dan 0 C dengan waktu tinggal masingmasing selama, dan menit. Hasil karbon tanah gambut kemudian dianalisa semi kokas di laboratorium material Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Bandung meliputi analisa kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon padat dan nilai kalor karbon tanah gambut. Sampel yang telah menjadi karbon dimasukan kembali ke dalam furnice untuk proses aktivasi dengan suhu 900 C dan alirkan H 2 0 untuk masing-masing sampel dengan waktu tinggal aktivasi, dan. Kabon yang telah aktif kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui daya serap karbon terhadap bilangan iodin dan rendemennya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini membahas tentang hasil dan analisa karakterisasi semi kokas, daya serap bilangan iodin dan rendemen karbon aktif dari tanah gambut susuai dengan metode yang telah dijelaskan. a. Hasil Karakteristik Semi Kokas Tabel 1 memperlihatkan perubahan komposisi tanah gambut setelah menjadi semi kokas, dimana kondisi sampel awal sama pada masing-masing sampel. Karakteristik semi kokas karbon tanah gambut untuk pembuatan karbon aktif, meliputi karakteristik kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon padat dan nilai kalor karbon. Tabel 1: Hasil Karakteristik Semi Kokas Proksimat Suhu ( o C) 0 500 0 Waktu (menit) air abu zat terbang karbon SNI (1996) 3-10 1-2 15-10 70-80 8,41 8,93 26, 56,46 7,82 9,12 25,99 57,07 7,14 9,15 24,44 59,27 7,07 7,01 6,14 5,41 5,31 4,91 9,18 9,81 10,26 10,62 10,90 12,24 23,47 22,45,67 18,81 15,27 13,43,38 61,36 62,93 65,15 68,52 69,42 JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 14 65

Dari tabel 1 dapat dijelaskan pengaruh suhu karbonisasi terhadap kadar air semi kokas semakin menurun seiring dengan meningkatnya suhu dan waktu tinggal karbonisasi. Berdasarkan persyaratan SNI tentang spesifikasi arang untuk pembuatan karbon aktif, kadar air untuk bahan baku aktivasi maksimal 3-10%. air semi kokas hasil karbonisasi memenuhi persyaratan SNI yang ditetapkan. Komposisi ideal air terjadi pada saat suhu karbonisasi 0 o C dengan waktu tinggal karbonisasi selama,, dan menit, dengan diperolehnya nilai berkisar antara 4-5%. Pada bahan pengujian kadar air, setelah setiap sampel dipanaskan dalam oven kemudian didiamkan selama 2-3 hari di dalam desikator yang menyebabkan kadar air pada semi kokas menurun (Idrus dkk, 13). Pengaruh suhu karbonisasi terhadap kadar abu semi kokas jika mengacu pada persyaratan SNI untuk karbon aktif yang mempunyai kadar abu 1-2%, maka kadar abu hasil karbonisasi tanah gambut tidak memenuhi persyaratan SNI untuk karbon aktif karena perbedaan sifat dan jenis bahan baku. Persyaratan bahan baku karbon menurut SNI 1996 adalah karbon yang terbuat dari tempurung kelapa karena komposisi hidrokarbon tempurung kelapa merupakan jenis selulosa, sedangkan tanah gambut meskipun mengandung struktur molekul selulosa tetapi telah mengalami proses pembatubaraan, hal ini yang menyebabkan karbon tanah gambut tidak memenuhi syarat SNI sebagai karbon aktif. Oleh karena itu, kadar abu karbon tanah gambut lebih tinggi dari kadar abu karbon tempurung kelapa (Monika, 12). Pengaruh suhu karbonisasi terhadap kadar zat terbang semi kokas memenuhi persyaratan SNI yaitu maksimal 10-15%. Hasil karbonisasi pada suhu 0 o C dengan variasi waktu tinggal karbonisasi selama dan menit diperoleh kadar zat terbang 13,43% dan 15,27%. Nilai tersebut termasuk dalam nilai persyaratan yang ditetapkan, hal tersebut terjadi karena pada suhu tinggi penguraian senyawa non-karbon seperti CO 2, CO, CH 4 dan H 2 dapat menguap secara sempurna. zat terbang yang melebihi syarat SNI pada suhu 0 o C dan 500 o C terjadi karena sejumlah gas yag terkondensasi menjadi padatan saat suhu kamar. Gas-gas tersebut disebut tar, yaitu bahan yang apabila pada suhu tinggi menjadi gas, dan pada suhu kamar berubah menjadi padatan. Padatan ini akan menutupi permukaan semi kokas, sehingga menghambat proses pembentukan poripori (Lestari, 12). Pengaruh suhu karbonisasi terhadap kadar karbon padat semi kokas, menunjukan kadar karbon padat terendah yaitu 56,46% terjadi pada suhu 0 o C dengan waktu tinggal menit. Karbon padat tertinggi yaitu 69,42% pada suhu 0 o C dengan waktu tinggal menit. Perolehan kadar karbon tertinggi ini karena pada suhu 0 o C struktur karbon menjadi keras dan menyusut sedangkan tar habis, hal ini menyebabkan penurunan gas-gas hidrokarbon, air, CO, dan H 2 meningkat. Penurunan ini menyebabkan kadar karbon padat meningkat. Permukaan karbon akan teroksidasi dan dibebaskan dalam bentuk gas-gas oksida sehingga terbentuk kembali karbon. Hampir 65% unsur karbon diperoleh pada suhu 0-0 o C. Tercapainya nilai 65% menurut SNI dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya proses berlangsung pada kondisi udara tanpa oksigen. Selain itu, JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 14 66

terjadinya supply udara ke dalam sistem proses mengakibatkan terbakarnya bahan menjadi abu, sehingga nilai karbon padat lebih rendah dari 65% (Lestari, 12). Hubungan waktu karbonisasi terhadap nilai kalor semi kokas tanah gambut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 2. Grafik pada Gambar 2 memperlihatkan bahwa nilai kalor semi kokas semakin naik seiring dengan meningkatnya suhu dan waktu karbonisasi. Nilai kalor paling kecil yaitu sebesar 3297,09 Kal/gr terjadi pada suhu 0 o C. Nilai kalor paling tinggi yaitu sebesar 85,22 Kal/gr terjadi pada 0 o C. Semakin tinggi kadar karbon maka semakin tinggi pula nilai kalor karbon tersebut. Pembakaran karbon terjadi pada suhu tetap dan pada lingkungan tertutup atau terisolasi, sehingga kalor yang diserap oleh lingkungan sekitar melaikan hanya diserap oleh air dan bomb (Monika, 12). b. Hasil Bilangan Iodin Karbon Aktif Gambar 2. Hubungan waktu tinggal karbonisasi dengan nilai kalor semi kokas Setelah hasil karbonisasi pada suhu 0 o C didapat, kemudian sampel diaktivasi dengan suhu 900 o C dengan waktu tinggal aktivasi selama, dan menit. Hasil penelitian daya serap terhadap bilangan iodin dapat ditampilkan seperti pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 : Hasil Bilangan Iodin Karbon Aktif Ketika Suhu Karbonisasi 0 o C Suhu ( o C) 0 Karbonisasi Aktivasi Bilangan Waktu Suhu Waktu Iodin (menit) ( o C) (menit) (mg/gr) 521 900 545 558 900 900 554 563 585 599 626 686 JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 14 67

Gambar 3 merupakan grafik hubungan waktu tinggal aktivasi terhadap bilangan iodin pada suhu aktivasi 900 o C dengan waktu tinggal selama, dan menit ketika suhu karbonisasi 0 o C. kadar zat terbang 13,43%, dan kadar karbon padat 69,42%. paling mendekati persyaratan SNI sebagai bahan karbon aktif dengan nilai Besarnya daya serap iodin berkaitan dengan terbentuknya pori-pori pada karbon aktif yang semakin banyak dengan meningkatnya waktu tinggal aktivasi. Besarnya daya serap iodin terhadap karbon aktif berhubungan dengan pola struktur mikropori yang terbentuk yang mengindikasikan besarnya diameter pori karbon aktif (Wijayanti, 09). c. Rendemen Karbon Aktif Gambar 4 merupakan grafik hubungan waktu tinggal aktivasi terhadap rendemen karbon aktif tanah gambut pada suhu aktivasi 900 o C dengan waktu tinggal selama, dan menit ketika suhu karbonisasi 0 o C. Gambar 3. Grafik hubungan waktu aktivasi terhadap bilangan iodin pada suhu aktivasi 900 o C ketika suhu karbonisasi 0 o C Berdasarkan data dan grafik pada Tabel 2 dan Gambar 3 menjelaskan bahwa pada suhu karbonisasi 0 o C dan aktivasi 900 o C, diperoleh bilangan iodin tertinggi 686 mg/gr, yaitu pada waktu tinggal karbonisasi menit dengan waktu tinggal aktivasi menit. Bilangan iodin yang diperoleh semakin tinggi seiring dengan meningkatnya suhu karbonisasi. Nilai bilangan iodin terbaik ini dipengaruhi oleh karakteristik semi kokas sebagai bahan untuk aktivasi, dimana karakteristik semi kokas telah optimal. Nilainya kadar air 4,91%, kadar abu 12,24%, Gambar 4. Grafik hubungan waktu aktivasi terhadap rendemen karbon aktif pada suhu aktivasi 900 o C, ketika suhu karbonisasi 0 o C JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 14 68

Nilai rendemen yang dihasilkan berkisar antara 38-52%. Nilai rendemen tertinggi diperoleh pada suhu karbonisasi 0 C dan suhu aktivasi 900 C dengan waktu tinggal aktivasi selama menit yaitu 52%. Semakin tinggi suhu dan waktu yang digunakan, maka semakin rendah rendemen yang diperoleh. Penurunan nilai rendemen disebabkan oleh semakin lama proses aktivasi karena semakin banyaknya karbon yang bereaksi dengan uap air (Wijayanti, 09). KESIMPULAN Hasil karbonisasi terbaik diperoleh pada suhu karbonisasi 0 o C dengan waktu tinggal karbonisasi selama menit dengan spesifikasi semi kokas yaitu kadar air 4,91%, kadar abu 12,24%, kadar zat terbang 13,43, kadar karbon padat 69,42% dan nilai kalor 85,22 kal/gr. Bilangan iodin tertinggi adalah 686 mg/gr dan rendemen 38% diperoleh pada suhu karbonisasi 0 o C dengan waktu tinggal karbonisasi selama menit dan suhu aktivasi 900 o C dengan waktu tinggal aktivasi selama menit. DAFTAR PUSTAKA Agus, F., Subiksa, I.G.M. 08. Lahan Gambut Potensi Untuk Lahan Pertanian dan Aspek Lingkungan. Bogor: Balai Penelitian Tanah Litbang Pertanian. Jurnal Laporan Penelitian, I: 1-3. Badan Pusat Statistik Propinsi Riau. 08. Luas Daerah Riau Daratan. Pekanbaru: BPS. Badan Standar Nasional. 1996. Arang Tempurung Kelapa. Jakarta: BSN (SNI 01-1682-1996). Idrus, R., Pahlonop, B., Saputra, Y. 13. Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Jurnal Prisma Fisika, I: 50-55. Lestari, D. 12. Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif Dari Ban Bekas Dengan Bahan Pengaktif NaCl Pada Temperatur Pengaktifan 700 o C dan 750 o C. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Monika, I. 12. Pengaruh Proses Karbonisasi Terhadap Penurunan Zat Terbang Dan karbon Padat Pada Pembuatan karbon Aktif Dari Batubara Lignit. Bandung: Puslitbang TekMIRA. Sani. 11. Activated Carbon Production From Turf Soil (Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut). Surabaya: Jurusan Teknik Kimia UPN. Jurnal Teknik Kimia, 5 (2): 3-7. Sembiring, M.T., Sinaga, T.S. 03. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya). Medan: Jurusan Teknik Industri Sumatera Utara, 9: 3-7. Wijayanti, R. 09. Arang Aktif Dari Ampas Tebu Sebagai Adsorben pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas. Bogor: IPB. Skripsi S1 FMIPA, 49: 19-. JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 14 69