MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 6 Tahun 2017 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PROFIL BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 22 SURABAYA

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA. Hendik Sugiarto

PROFIL SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LITERASI MATEMATIS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) TESIS

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KEUANGAN BERDASARKAN MODEL POLYA SISWA SMK NEGERI 6 JEMBER

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERBENTUK OPEN-START PADA MATERI BANGUN DATAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN

KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MATERI KUBUS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DEVELOPING MATHEMATICAL LEARNING BASED ON DISCOVERY LEARNING MODEL

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan

Syarifatul Maf ulah, Dwi Juniati, Tatag Yuli Eko Siswono, Analisis Kemampuan Siswa...

Karina Siti Putrianingsih et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa... Karina Siti Putrianingsih, Hobri, Toto' Bara Setiawan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

Profil Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Problem Creating pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Kota Bima

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATERI REGULA FALSI

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI TRIGONOMETRI DIKAJI DARI SELF CONCEPT SISWA KELAS XI IPA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

Unnes Journal of Mathematics Education Research

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER

Norma I. M. J. et al., Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa...

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN :

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK BERGAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT

ANALISIS KESULITAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATA KULIAH FISIKA MODERN MAHASISWA CALON GURU FISIKA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Profil Kreativitas Mahasiswa Berdasarkan Gaya Berpikirnya dalam Memecahkan Masalah Fisika di Universitas Negeri Makassar

Mega Teguh Budiarto Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya,

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri dan Karakter Siswa SMP Kelas VIII Melalui Pembelajaran Model 4K

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

REPRESENTASI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OLEH SISWA SEKOLAH DASAR. Janet Trineke Manoy

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATA KULIAH ALJABAR DAN TRIGONOMETRI

ANALISIS METAKOGNISI TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI KAIDAH PENCACAHAN PADA SISWA KELAS XII IPS I MAN I KUBU RAYA

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PADA SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI 1 WONOGIRI

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

PROFIL BERPIKIR SISWA SMA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN CHOLERIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Surabaya, Pembimbing, Prof. Dr. Siti M. Amin, M.Pd NIP LEMBAR PERSETUJUAN

: BAYU PAMUNGKAS K

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Problem Solving. Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh

Representasi Eksternal Siswa dalam Pemecahan Masalah SPLDV Ditinjau dari Kemampuan Matematika

Kata Kunci: proses berpikir, gaya kognitif reflektif dan impulsif, pemecahan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OSCAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

PROFIL PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

Transkripsi:

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 6 Tahun 2017 ISSN :2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN PADA SISWA KELAS X DITINJAU BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA Regika Alta Dewi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: regikadewi@mhs.unesa.ac.id Dr. Endah Budi Rahaju., M.Pd. Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: endahrahaju@unesa.ac.id Abstrak Pemecahan masalah merupakan upaya individu untuk mengatasi halangan ketika suatu jawaban belum tampak jelas. Kemampuan matematika adalah kemampuan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan berbagai aktivitas seperti berpikir, menalar, dan memecahkan masalah matematika. Salah satu penyebab perbedaan kemampuan matematika karena cara pemecahan masalah siswa yang berbeda-beda. Langkahlangkah pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemecahan masalah Polya yang meliputi memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali solus yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil pemecahan masalah siswa kelas X berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah pada materi pertidaksamaan eksponen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pemberian tes dan wawancara. Dalam penelitian ini digunakan tiga siswa kelas X sebagai subjek penelitian yang masing-masing memiliki kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu reduksi data, validasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk mendapatkan data penelitian yang valid, dalam penelitian ini digunakan pemilihan subjek menggunakan variasi maksimum. Hasil penelitian subjek pada tes pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen menunjukkan bahwa: Subjek kemampuan matematika tinggi melalui semua langkah pemecahan masalah Polya yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana pemecahan masalah, (4) memeriksa kembali solusi yang diperoleh. Untuk subjek kemampuan matematika sedang, hanya melalui langkah pemecahan masalah Polya pertama, kedua, dan ketiga. Sedangkan untuk subjek kemampuan matematika rendah, hanya melalui langkah pemecahan masalah Polya pertama dan kedua. Kata Kunci: pemecahan masalah, pertidaksamaan eksponen, kemampuan matematika. Abstract Problem solving is an individual effort to overcome obstacles when an answer is not clear. Mathematical ability is the ability that students need to perform various activities such as thinking, reasoning, and solving math problems. One of the causes of different mathematical abilities is the way students used in solving different problems. The troubleshooting steps used in this study are Polya problem solving which are understanding the problem, planning the way to solve problem, implementing the planned way and reexamining the obtained solution. This study aimed to describe the problem solving profile of students grade X with high, medium, and low in mathematical ability on exponential inequality lesson. This research is discriptive research with qualitative approach. Data collection techniques in this study are provising the test and interview. In this study, there are 3 students of grade X as research subjects with high, medium, and low in mathematical ability. Data analysis in this research is done by steps, that is data reduction, data validation, data presentation and conclusion. Meanwhile, to obtain valid research data, in this study used the selection of subjects using maximum variation. In relation to the research objectives that have been presented, the results of the subject s research on the problem solving experimental inequality test show that: Subject with high matematical ability from all of the steps of solving problem there is for (1) understanding the problem, (2) devising a plan, (3) carrying out the plan, (4) looking back. For the subject with medium mathematical ability from all of the steps of solving problem there is for first, second, and third. For the subject with low mathematical ability from all of the steps of solving problem there is for first and second. Keywords: problem solving, inequality of exponents, mathematical ability 74

Volume 3 No. 6 Tahun 2017. Hal 74-78 PENDAHULUAN Matematika berperan dalam mengembangkan kualitas SDM di Indonesia. Menurut Suherman (2003: 09) matematika sebagai ilmu dasar strategis yang wajib dipelajari di setiap tingkatan kelas pada satuan baik pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Pelajaran matematika diberikan untuk membekali siswa agar memiliki kecakapan hidup terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika di SMA, sehingga perlu dikembangkan melalui pembelajaran karena pemecahan masalah mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran. Pimta dkk (2009: 12) berpendapat bahwa penyelesaian masalah merupakan jantung pembelajaran matematika karena keterampilan penyelesaian masalah tidak hanya dalam mempelajari materi, akan tetapi juga merupakan metode pengembangan keterampilan berpikir yang baik. Kemampuan pemecahan masalah diperlukan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang, mengembangkan kreativitas, dan untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Depdiknas, 2016: 03). Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dianggap penting, karena siswa selalu berhadapan dengan masalah nyata yang membutuhkan penyelesaian. Menurut Siswono (2008), pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespons atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah matematika yaitu: pengalaman awal dalam menyelesaikan soal cerita atau soal aplikasi, latar belakang matematika yaitu pengetahuan prasyarat, struktur masalah, dan motivasi. Menurut Polya (1973) terdapat empat tahap dalam pemecahan masalah, yaitu: (1) memahami masalah (understanding the problem), (2) merencanakan pemecahan masalah (devising a plan), (3) melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan), (4) memeriksa kembali solusi yang diperoleh (looking back). Keempat langkah yang dikemukakan Polya memungkinkan terlaksananya pemecahan masalah yang sistematis dan hasilnya tidak saja berupa pemecahan masalah yang benar, tetapi juga terbangun pola pikir yang terstruktur dengan baik pada diri siswa ketika menghadapi masalah yang harus dipecahkan. Masalah matematika adalah persoalan matematis yang menyajikan fakta dan pertanyaan yang penyelesaiannya tidak dapat segera ditemukan melalui prosedur sederhana, dan perlu ditempuh dengan strategi tertentu dalam menyelesaikanya. Salah satu masalah dalam pembelajaran matematika di SMA adalah rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pertidaksamaan, khususnya soal pertidaksamaan eksponen. Daya serap Ujian Nasional kompetensi matematika IPA selama 3 tahun terakhir selalu mengalami penurunan. Ini berarti siswa kesulitan dalam menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen atau logaritma. Sedangkan menurut informasi yang diperoleh dari 3 guru matematika di SMA, semuanya mengungkapkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan eksponen. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen pada siswa kelas X. Setiap individu mempunyai ciri khas sendiri-sendiri dalam menyelesaikan masalah matematika, sehingga setiap individu yang satu dengan yang lainnya berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah kemampuan matematika. Edward de Bono (1987) mengatakan bahwa kemampuan berpikir seseorang hanya dapat diperoleh dari pelatihan kemampuan berpikir, salah satunya adalah kemampuan matematika. Kemampuan matematika didefinisikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan berbagai aktivitas seperti berpikir, menalar, dan memecahkan masalah matematika. Salah satu penyebab perbedaan kemampuan matematika karena cara pemecahan masalah siswa yang berbeda-beda. Siswono (2008: 60) menjelaskan bahwa, siswa yang mempunyai latar belakang dan kemampuan matematika berbeda-beda, mereka mempunyai pemecahan masalah yang berbeda juga. Menurut Kattou (dalam Alfajariyah, 2015: 26) kemampuan matematika siswa dapat dibagi atas siswa yang berkemampuan matematika tinggi, berkemampuan matematika sedang, dan berkemampuan matematika rendah. Pada penelitian Andrianti (2014) siswa berkemampuan matematika tinggi memiliki proses berpikir prediktif dalam menyelesaikan masalah yang ditandai dengan subjek menguraikan langkah lebih banyak, terperinci dan menuliskan kesimpulan pada jawaban akhir. Sedangkan subjek yang memiliki kemampuan matematika sedang dan rendah memiliki proses berpikir fungsional yang cenderung menitikberatkan pada rumus tanpa melihat proses dan tidak memberikan kesimpulan pada akhir jawaban. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen setiap siswa kelas X memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul Profil Pemecahan Pertidaksamaan Eksponen 75

PROFIL PEMECAHAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN pada Siswa Kelas X Ditinjau Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika. PEMECAHAN MASALAH POLYA Menurut Polya (1973) ada empat langkah yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah, yaitu: (1) memahami masalah (understanding the problem), (2) merencanakan pemecahan masalah (devising a plan), (3) melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan), (4) memeriksa kembali solusi yang diperoleh (looking back). 1. Memahami masalah (understanding the problem) Dalam tahap ini siswa harus melihat dengan jelas apa saja yang dibutuhkan agar dapat memahami masalah dengan baik. Siswa juga seharusnya mampu menunjukkan bagian-bagian utama dari masalah meliputi apa yang ditanyakan, data yang diketahui dan syarat apa saja yang diperlukan. 2. Merencanakan pemecahan masalah (devising a plan) Setelah siswa memahami masalah dan mengilustrasikannya, maka akan mudah bagi siswa dalam membuat rencana. Pada tahap ini siswa perlu melihat bagaimana objek yang saling terkait, melihat hubungan data dengan apa yang ditanyakan atau yang akan dibuktikan, dan bagaimana strategi pemecahan yang sesuai agar mendapat ide-ide yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan) Rencana pemecahan yang telah dibuat sebelumnya dilaksanakan secara cermat pada setiap langkah. Dalam melaksanakan rencana, siswa diharap memperhatikan aturan-aturan yang ada untuk mendapatkan hasil pemecahan yag benar. Untuk itu pengecekan setiap langkah pemecahan harus selalu dilakukan untuk memastikan jawaban tersebut. 4. Memeriksa kembali solusi yang diperoleh (looking back) Siswa melakukan pengecekan terhadap hasil perhitungannya, baik mengecek hasilnya, maupun memeriksa argumennya. Siswa dapat juga mencari hasil dengan cara lain atau memecahka masalah dengan cara yang berbeda, untuk mengetahui kebenaran dari hasil pertitungannya. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena menggunakan data kualitatif dan dideskripsikan untuk menghasilkan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai profil pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen pada siswa kelas X ditinjau berdasarkan tingkat kemampuan matematika tinggi, sedang, rendah. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa SMA kelas X berdasarkan tingkat kemampuan matematika karena siswa SMA kelas X sudah mendapatkan materi pertidaksamaan eksponen. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan matematika, tes pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen, dan pedoma wawancara. Tes kemampua matematika terdiri dari 5 soal essay, dikerjakan dalam waktu 90 menit. Tes pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen terdiri dari 2 soal essay, dikerjakan dalam waktu 40 menit, tes pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen dianalisis berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bersifat semi-terstruktur. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Campurdarat, Tulungagung. Tes Kemampuan Matematika diberikan kepada 32 siswa kelas X-MIPA 5. Dari hasil tes kemampuan matematika, diambil satu subjek berkemampuan matematika tinggi, satu subjek berkemampuan matematika sedang, dan satu subjek berkemampuan matematika rendah. Analisis Data Subjek Kemampuan Matematika Tinggi menunjukkan bagian-bagian utama dari masalah meliputi apa yang ditanyakan, apa yang diketahui dan syarat apa yang diperlukan pada masalah pertidaksamaan eksponen, menjelaskan bagaimana objek yang saling terkait, menunjukkan hubungan data dengan apa yang ditanyakan, menjelaskan strategi pemecahan yang sesuai serta ide-ide yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, dengan cara subjek melihat pada hal yang belum diketahui, dia mempunyai ide untuk mencari nilai X dengan cara mengubah semuanya menjadi pembilang, lalu menggunakan rumus pertidaksamaan eksponen dan sifatsifat eksponen. Subjek melaksanakan rencana pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen yang telah dibuat secara cermat dengan memerhatikan aturan-aturan dan sifat-sifat eksponen yang ada, dengan cara subjek merinci yang didapat sesuai dengan kerangka yang dibuat, subjek mengaku mengubah penyebutnya menjadi pembilang, baru dapat diselesaikan. Subjek dalam memeriksa kembali solusi yang diperoleh, mengevaluasi pemecahan masalah pertidaksamaan eksponen yang telah dibuat, dengan cara mengecek hasilnya, mencari hasil dengan cara lain, atau memecahkan masalah dengan cara yang berbeda dengan 76

Volume 3 No. 6 Tahun 2017. Hal 74-78 cara mencoret-coret di kertas lain dan yakin bahwa semua jawaban yang dia tulis sudah benar. Analisis Data Subjek Kemampuan Matematika Sedang menunjukkan bagian-bagian utama dari masalah meliputi apa yang ditanyakan, apa yang diketahui dan syarat apa yang diperlukan pada masalah pertidaksamaan eksponen, menjelaskan bagaimana objek yang saling terkait, menunjukkan hubungan data dengan apa yang ditanyakan, menjelaskan strategi pemecahan yang sesuai serta ide-ide yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, dengan cara melihat pada hal yang belum diketahui, dia mempunyai ide untuk mencari nilai X dengan cara mengubah penyebutnya menjadi pembilang, lalu menggunakan rumus pertidaksamaan eksponen. Subjek dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah, pekerjaan subjek berhenti di tengah jalan, subjek tidak merinci yang didapat sesuai dengan keragka yang dibuat. Subjek mengaku mengubah penyebutnya menjadi pembilang, baru dapat diselesaikan. Analisis Data Subjek Kemampuan Matematika Rendah menunjukkan bagian utama dari masalah meliputi apa yang ditanyakan, apa yang diketahui dan syarat apa yang diperlukan pada masalah pertidaksamaan eksponen, hanya menjelaskan bagaimana objek yang saling terkait tetapi subjek tidak bisa menunjukkan hubungan data dengan apa yang akan dibuktikan, dia tidak mempunyai ide untuk mencari nilai X, subjek hanya coret-coret saja lalu menggunakan rumus pertidaksamaan eksponen, subjek merasa semuanya sulit karena tidak mengerti pelajaran ini. PERSAMAAN PROFIL PEMECAHAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN SISWA 1. Pada tahap memahami masalah, ketiga subjek membaca tugas, dapat menceritakan kembali informasi yang diperoleh. 2. ketiga subjek membaca soal lebih dari satu kali. KMT berpikir akan akan menggunakan rumus pertidaksamaan eksponen dan sifat-sifat eksponen untuk memecahkan masalah yang diberikan, KMS menyusun rencana dengan ide menggunakan informasi-informasi yang ada pada soal dan KMR akan membuat soal terlebih dahulu. PERBEDAAN PROFIL PEMECAHAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN SISWA 1. subjek KMT dan KMS sudah mengerti apa yang akan dia lakukan. Subjek KMR hanya menyederhanakan soal dan mencoret-coret karena tidak paham materi pertidaksamaan eksponen dan tidak hafal sifat-sifat eksponen. Subjek KMT menyebutkan kembali informasi yang diberikan tanpa melihat teks. Sedangkan subjek KMS dan KMR menyebutkan kembali informasi dengan melihat teks. 2. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, subjek KMT dan KMS menyesuaikan rencana yang diungkapkan sebelumnya karena subjek terikat dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Sedangkan subjek KMR tidak sampai tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah. Subjek KMT tidak mengalami hambatan, jadi subjek bisa melanjutkan sampai menemukan himpunan penyelesaian. Sedangkan subjek KMS hanya mengerjakan sebisanya, karena tidak mengerti pelajaran eksponen eksponen, jadi tidak sampai menemukan himpunan penyelesaiannya. 3. Pada tahap memeriksa kembali solusi yang diperoleh, hanya subjek KMT saja yang melaluinya, subjek KMS dan KMR tidak melalui tahap memeriksa kembali solusi yang diperoleh. PENUTUP Simpulan 1. Profil pemecahan pertidaksamaan eksponen pada siswa kelas X berkemampuan matematika tinggi Pada tahap memahami masalah, subjek kemampuan matematika tinggi membaca soal sebanyak dua kali, menceritakan kembali, menjelaskan apa yang ditanyakan pada soal tersebut, dan menyebutkan informasi yang diperoleh. subjek menyusun rencana dengan ide untuk mengubah semuanya menjadi pembilang sehingga tidak ada penyebut lagi, dengan menggunakan informasi-informasi yang ada pada soal. Selanjutnya subjek menggunakan rumus pertidaksamaan eksponen dan sifat-sifat eksponen untuk memecahkan masalah yang diberikan. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, subjek sudah sesuai dengan rencana yang diungkapkan sebelumnya, semua langkah yang subjek gunakan sudah benar. Ketika melaksanakan rencana pemecahan masalah, subjek terikat dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Tidak ada hambatan, jadi subjek bisa melanjutkan sampai menemukan himpunan penyelesaian Pada tahap memeriksa kembali solusi yang diperoleh, subjek yakin bahwa semua jawaban yang dia tulis sudah benar. Subjek melakukan coret-coret 77

PROFIL PEMECAHAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN dan mengaku mengubah penyebutnya menjadi pembilang, baru dapat dioperasikan, setelah itu ketemu himpunan penyelesaiannya. Subjek mengungkapkan tidak ada cara lain yang dapat digunakan selain cara yang dia tuliskan. 2. Profil pemecahan pertidaksamaan eksponen pada siswa kelas X berkemampuan matematika sedang Pada tahap memahami masalah, subjek membaca soal sebayak tiga kali, menceritakan kembali bagaimana maksud dari soal yang sudah dibacanya, menyebutkan apa yang ditayakan pada soal, dan menjelaskan apa saja informasi yang dia dapatkan. subjek mengaku pernah menemui masalah seperti ini sebelumnya, lalu subjek mempunyai ide akan menggunakan rumus pertidaksamaan eksponen sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang diberikan. Rencananya sudah mengarah pada pemecahan masalah, subjek juga menyatakan bahwa semua informasi bermanfaat, tetapi subjek mengalami kesulitan karena kurang paham pelajaran pertidaksamaan eksponen dan tidak hafal rumus-rumusnya. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, subjek melaksanakan rencana pemecahan masalah sesuai dengan rencana yang telah diungkapkan sebelumnya, menyederhanakan soal dan mengubahnya ke dalam bentuk lain. Ketika melaksanakan rencana, subjek terikat dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Hambatan yang dialami subjek yaitu subjek tidak mengerti pelajaran eksponen, jadi subjek hanya mengerjakan sebisanya, tidak bisa sampai menemukan himpunan penyelesaian. 3. Profil pemecahan pertidaksamaan eksponen pada siswa kelas X berkemampuan matematika rendah Pada tahap memahami masalah, subjek kemampuan matematika rendah memahami masalah dengan cara membaca soal berulangkali, menceritakan pemahamannya terhadap soal, dan menyebutkan informasi yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut. subjek kemampuan matematika rendah kesulitan merencanakan pemecahan masalah dan tidak mempunyai ide sama sekali, subjek kesulitan karena tidak mengerti pelajaran ini. Subjek hanya sampai menyederhanakan soal dan menulis coret-coret soal yang dia ketahui, subjek tidak bisa menjelaskan rumus seperti apa yang digunakan. Saran 1. Bagi pendidik, setelah melihat hasil penelitian, peneliti menyarankan agar siswa sering diberi latihan soal pertidaksamaan eksponen, karena siswa berkemampuan matematika sedang dan rendah sangat kesulitan dengan pelajaran pertidaksamaan eksponen. 2. Untuk peneliti selajutnya, peneliti menyarankan menggunakan materi yang dianggap siswa lebih sulit dari pertidaksamaan eksponen, kategori soal pada penelitian ini masih belum termasuk kriteria masalah, seharusnya menggunakan soal-soal yang tidak biasa diajarkan di sekolah. Peneliti juga menyarankan untuk menyesuaikan pedoman wawancara dan indikator, pedoma wawancara pada penelitian ini seharusnya disesuaikan dengan pedoman wawancara. DAFTAR PUSTAKA Alfajariyah. 2015. Profil Berpikir Lateral Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Open- Ended Ditinjau dari Kemampuan Matematika.Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. Anwar. 2013. Profil Pemecahan Masalah Statistik Siswa SMA Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. De Bono, Edward. 1987. Berfikir Lateral Buku Teks Kreativitas, terjemahan Sutoyo, Jakarta: Erlangga. Glass, L. A. dan Holyoak, J. K. 1986. Cognition. Second Edition. Mishawaka: McGraw-Hill Book Co Ismail, A. D. 2011. Profil Pemecahan Masalah Matematika Terbuka Siswa SMP Kelas VIII Berdasarkan Kemampuan Matematika.Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. Nasriadi, A. 2014. Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. NCTM (National Council of Teachers of Mathematics). 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: Author. Poerwandari, E. K. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Universitas Indonesia Polya, George. 1973. How to Solve It. Princeton: Princeton University Press. Shumway R. J. (Eds.). 1980. Research in Mathetatics Education. Reston: National Council Teachers of Mathematics. Siswono, Tatag Y. E. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajaran dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa Press. Winantika, Y. K. 2016. Profil Berpikir Siswa Kelas VIII dalam Problem Posing pada Materi Lingkaran Ditinjau Berdasarkan Kemampuan Matematika. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. 78