1 APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh SAREH MUQTASHID NIM. 070500089 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010
2 APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh SAREH MUQTASHID NIM. 070500089 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010
3 HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah : APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma Cacao L) Nama : Sareh Muqtashid NIM : 070 500 089 Program Studi Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan : Manajemen Hutan Menyetujui, Dosen Pembimbing Dosen Penguji Jamaluddin, SP, M.Si Nip. 19720612 200112 1 003 Rusli Anwar, SP, M.Si Nip. 197011012005 0110003 Mengesahkan, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir.Wartomo, MP NIP. 19631028 18880 1 003 Lulus ujian pada tanggal Juni 2010
4 ABSTRAK SAREH MUQTASHID, Aplikasi Pupuk Urea Dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L) (dibawah bimbingan Jamaluddin). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa dosis ideal pupuk urea yang diaplikasikan terhadap bibit tanaman kakao agar pertumbuhannya optimal. Penelitian dilakukan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan dilaksanakan selama dua bulan, terhitung dari awal bulan Januari hingga awal bulan Maret 2010, meliputi persiapan, pelaksanaan, pengambilan data dan pengolahan data. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri pemupukan dengan urea dengan dosis 0,75 g/polybag (U1), 1 g/polybag (U2), 1,25 g/polybag, dan 1,50 g/polybag (U4). Dari hasil penelitian pemberian pupuk urea dengan dosis 1,50 g/polybag menunjukan hasil yang terbaik dari semua parameter. Sedangkan hasil yang terendah ditunjukan oleh pemberian pupuk urea dengan dosis 0,75 g/polybag.
5 RIWAYAT HIDUP SAREH MUQTASHID, lahir pada tanggal 28 Mei 1986 di Tenggarong, Kalimantan Timur, anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Mahfudz dan Ma rifah. Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Tenggarong Lulus pada tanggal 13 Juni 1997, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Balikpapan dan lulus pada tanggal 8 Juni 2000. Melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tenggarong dan lulus pada tanggal 31 Mei 2003. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2007 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Hutan. Pada tanggal 13 Maret 2010 sampai 13 Mei 2010 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Budiduta Agromakmur Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... vi vii viii ix x I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA... 3 A. Tinjauan Umum Tanaman Lada... 3 B. Sistematika Dan Morfologi Tanaman Lada... 3 C. Perbanyakan Tanaman Lada... 5 D. Tinjauan Umum Arang Sekam... 7 E. Tinjauan Umum Tanah Topsoil... 8 III. METODE PENELITIAN... 10 A. Tempat dan Waktu... 10 B. Alat dan Bahan... 10 C. Rancangan Penelitian... 10 D. Prosedur Penelitian... 11 E. Pengambilan Data... 12 F. Pengolahan Data... 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 14 A. Hasil... 14 B. Pembahasan... 17 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 19 A. Kesimpulan... 19 B. Saran... 19 DAFTAR PUSTAKA... 20 LAMPIRAN... 21
7 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao pada umur 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah aplikasi pupuk urea dengan dosis 0,75, 1, 1,25, dan 1,50 g/polybag... 14 2. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao pada umur 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah aplikasi pupuk urea dengan dosis 0,75, 1, 1,25, dan 1,50 g/polybag.... 15
8 DAFTAR GAMBAR No Tubuh Utama Halaman 1. Diagram pertumbuhan tinggi tanaman (cm) masing-masing perlakuan umur ke 0, 2, 4, 6, 8 minggu setelah pemupukan.... 15 2. Diagram pertumbuhan jumlah daun (helai) masing-masing perlakuan umur ke 0, 2, 4, 6, 8 minggu setelah pemupukan... 16
9 DAFTAR LAMPIRAN No Tubuh Utama Halaman 1. Pengukuran tinggi bibit (cm) kakao pada umur 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah pemupukan... 22 2. Pengukuran jumlah daun (helai) kakao pada umur 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah pemupukan... 23 3. Layout Penelitian... 24 4. Pupuk Urea... 25 5. Persiapan Media Tanam... 25 6. Penimbangan Pupuk Urea... 2 7. Aplikasi Pupuk Urea... 2 8. Pengukuran Tinggi Tanaman... 2
10 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya maka karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih atas peran dan bantuan yang telah diberikan kepada : 1. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi baik secara moril maupun materil. 2. Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3. Ir. Budi Winarni, M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 4. Jamaluddin, SP, M.Si selaku dosen pembimbing. 5. Bapak Rusli Anwar, SP, M.Si selaku dosen penguji. 6. Seluruh staf dosen dan teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 7. Rekan-rekan mahasiswa/i yang telah membantu di dalam kegiatan penelitian hingga penyusunan karya ilmiah. Penyusunan Karya Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan bagi penulis untuk menyelesaikan Studi Diploma III di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Penulis berharap agar Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.. Kampus Sei Keledang, 21 Juni 2010 Penulis
11 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan berperan penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani dan sumber devisa negara, hal ini didukung oleh keadaan iklim dan kondisi lahan Indonesia yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kakao. Biji kakao sebagai bahan baku makanan yang enak rasanya dan mempunyai manfaat yang cukup banyak, sedangkan lemak kakao (cacao butter) digunakan sebagai bahan kosmetika. Rendahnya produktifitas dan mutu tanaman salah satunya disebabkan oleh kurang optimalnya penerapan teknis pembibitan. --------------Pembibitan dilakukan untuk memperoleh kualitas tanaman yang sehat, kuat, siap tanam di lapangan, dan memiliki hasil produksi yang maksimal. Pemberian pupuk pada saat pembibitan tanaman kakao sangat menentukan pertumbuhan tanaman kakao agar menjadi lebih baik dan dapat berkembang dengan baik setelah ditanam di areal kebun. Salah satu pupuk yang digunakan dalam pembibitan tanaman kakao adalah pupuk urea. Pupuk ini disebut juga sebagai pupuk N, karena mengandung lebih banyak nitrogen yang dapat memacu pertumbuhan tanaman. Pupuk urea bermanfaat bagi tanaman untuk memperbanyak zat hijau daun (chlorophyl), mempercepat pertumbuhan, menambah kandungan protein tanaman, dan dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
12 B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bibit kakao yang dipupuk dengan urea dilihat dari parameter tinggi tanaman dan jumlah daun. C. Hasil Yang Diharapkan Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada para praktisi pertanian dalam penggunaan pupuk urea dengan dosis yang tepat terhadap bibit kakao.
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistematika dan Morfologi Tanaman Kakao 1. Sistematika Tanaman Kakao Menurut Sugiharti (2008) sistematika tanaman kakao adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Malvales Famili : Sterculiceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L. 2. Morfologi Tanaman Kakao a. Akar Akar tanaman kakao adalah akar tunggang. Pertumbuhan akar kakao bisa sampai 8 meter ke arah samping dan 15 meter ke arah bawah. Tanaman kakao yang diperbanyak secara vegetatif pada awal pertumbuhannya tidak menumbuhkan akar tunggang, melainkan akar-akar serabut yang banyak jumlahnya. Setelah dewasa tanaman tersebut menumbuhkan dua akar yang menyerupai akar tunggang. b. Batang dan cabang Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya keatas disebut dengan
14 tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya kesamping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas) (Anonim, 2004). c. Daun Daun tanaman kakao terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Panjang daun berkisar 25 34 cm dan lebarnya 9 12 cm. daun yang tumbuh pada ujung-ujung tunas biasanya berwarna merah dan disebut flush, permukaannya seperti sutera. Setelah dewasa, warna daun akan berubah menjadi hijau dan permukaannya kasar. Pada umumnya daundaun yang terlindung lebih tua warnanya bila dibandingkan dengan daun yang lansung terkena sinar matahari. d. Bunga Jumlah bunga kakao mencapai 5.000 12.000 bunga per-pohon pertahun, tetapi jumlah buah matang yang dihasilkannya hanya berkisar 1 persen saja. e. Buah Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 2 cm. pada waktu muda, biji menempel pada bagian dalam kulit buah, tetapi bila buah telah matang maka biji akan terlepas dari kulit buah, buah yang demikian bila digoncang akan berbunyi.
15 3. Syarat Tumbuh Curah hujan, temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikan juga faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap unsur hara. a. Curah hujan Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100 3.000 mm per-tahun. b. Temperatur Temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30 0 32 0 C (maksimum) dan 18 0-21 0 C (minimum). c. Sinar matahari Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. d. Tanah Keasaman (ph) yang diperlukan tanaman kakao adalah 6 7,5 tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4. Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir.
16 B. Teknis Pembibitan Tanaman Kakao Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik adalah bibit yang pertumbuhannya normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur, bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya, dan berumur 4 6 bulan. a. Penyiapan Benih Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%. b. Penyemaian Benih Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam
17 lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindah tanamkan ke polybag. Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media. Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu. c. Pemeliharaan bibit a. Penyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali sehari kecuali hujan, jika hujan penyiraman cukup dilakukan 1 kali sehari. Penyiraman dilakukan pada pagi hari antara jam 7.00 hingga jam 11.00 dan sore hari antara jam 15.00 hingga jam 17.00. Penyiraman dilakukan dengan air yang bersih dan menggunakan gembor atau sprayer. b. Penyiangan Tempat pembibitan harus dijaga kebersihannya dari gulma, sebab gulma menjadi salah satu saingan bibit dalam menyerap unsur hara dan serangga yang makan rumput dapat pula menyerang bibit kakao, misalnya jangkrik, apogonia, belalang, ulat dll. Gulma yang dibersihkan tidak hanya didalam polybag tetapi juga yang ada disekitar polybag.
18 c. Pemupukan Untuk menjaga tersedinya unsur hara yang diperlukan dalam pertumbuhan bibit, perlu dilakukan pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea, dosis yang diberikan pada setiap bibit adalah 1 g/bibit (Hatta Sunanto, 1992.) begitu juga Susanto (1993) dan Anonim (2009), menganjurkan dosis yang digunakan untuk memupuk bibit dengan urea adalah 1 g/bibit. Pemupukan dapat pula dilakukan dengan pupuk NPK sebanyak 2 g/bibit. Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkari batang dengan cara ditugal atau ditabur. d. Pengendalian hama Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis anjuran setiap 8 hari. C. Tinjauan Umum Urea Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia (CO(NH 2 ) 2 ), merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua zat ini malahirkan pupuk urea dengan kandungan N sebanyak 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. (Anonim, 2009).
19 Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: 1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa 2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lainlain) 3. Menambah kandungan protein tanaman 4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan Akibat Kekurangan unsur hara Nitrogen (N) pada tanaman: 1. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan 2. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil 3. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya 4. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil 5. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas.
20 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama dua bulan terhitung dari awal bulan Januari 2010 hingga awal bulan Maret 2010, meliputi persiapan, pengambilan data dan pengolahan data. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah : Gembor, cangkul, polybag, timbangan, kamera ayakan, label, alat tulis, penggaris. Bahan yang digunakan adalah : Urea, dan bibit tanaman kakao dengan varietas Forestero. C. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian faktor-faktor perlakuan adalah sebagai berikut : U 1 : Pemberian urea dengan dosis 0,75 g. U 2 : Pemberian urea dengan dosis 1 g. U 3 : Pemberian urea dengan dosis 1,25 g. U 4 : Pemberian urea dengan dosis 1,50 g. Selanjutnya masing-masing perlakuan pada bibit tanaman kakao diulang sebanyak 10 kali. Sehingga jumlah polybag adalah 40 polybag.
21 D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan areal Areal yang di gunakan dalam penelitian ini memiliki pencahayaan yang optimal, dekat dengan sumber air, jauh dari gangguan hama dan penyakit serta mudah diawasi. Areal yang kemudian digunakan dibersihkan dan permukaan diratakan agar mempermudah proses penyusunan polybag. 2. Persiapan media tanam Tanah yang digunakan untuk media tanam adalah tanah topsoil yang diambil dari sekitar areal penelitian. Tanah dibersihkan dari akar-akar pohon, daun dan kerikil, lalu digemburkan dan diayak kemudian dimasukkan kedalam polybag. 3. Persiapan bahan tanaman Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman kakao dari perbanyakan secara generatif berumur 3 bulan. Bibit kakao diperoleh dari petani kakao di daerah Bengkuring Samarinda. 4. Penanaman bibit Masing-masing polybag akan ditanami 1 bibit tanaman kakao dengan pertumbuhan yang seragam pada setiap perlakuan. Untuk menghindari terjadinya bias pada perlakuan, maka dilakukan pengukuran pendahuluan untuk mengetahui data awal tanaman sebelum dilakukan pengamatan selanjutnya, yang meliputi tinggi tanaman, dan jumlah daun
22 5. Aplikasi pupuk urea Urea diaplikasikan dengan cara ditabur disekeliling bibit sesuai dosis yang telah ditentukan. 6. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan alat gembor. Penyiangan dilakukan hanya apabila terdapat gulma disekitar tanaman. E. Pengambilan Data Data diambil sebanyak 5 kali dimulai pada saat pupuk telah diaplikasikan ke tanaman, dengan rentan waktu 2 minggu. Parameter yang diukur adalah: 1. Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang 1 cm di atas permukaan tanah sampai pada titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris. 2. Jumlah daun (helai) Jumlah daun yang diamati adalah daun yang sudah membuka sempurna.
23 F. Pengolahan Data Data yang telah diambil diolah menggunakan rataan hitung sederhana dengan rumus: x =? n x x n x = rata-rata hitung = banyaknya data = variasi yang diteliti? = jumlah
24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tinggi tanaman Hasil penelitian pemberian pupuk Urea terhadap pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao (Theobroma Cacao L) dengan dosis 0,75, 1, 1,25, dan 1,50 g/polybag dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao pada umur 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah aplikasi pupuk urea dengan dosis 0,75, 1, 1,25, dan 1,50 g/polybag Perlakuan Minggu Setelah Tanamam 0 2 4 6 8? U1 20,89 21,11 22,35 24,68 25,93 1,26 U2 21,27 21,53 22,94 25,53 26,79 1,38 U3 21,65 22,13 23,86 26,29 28,11 1,62 U4 21,13 21,91 23,91 26,39 28,42 1,82 Tabel 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao yang dipupuk menggunakan urea dengan dosis 1,50 g/polybag (U4) menunjukkan hasil rata-rata tertinggi, dengan rata-rata pertambahan tinggi tanaman 1,82 cm. Sedangkan pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao yang terendah ditunjukkan oleh tanaman yang dipupuk menggunakan urea dengan dosis 0,75 g/polybag (U1) dengan rata-rata pertambahan tinggi tanaman 1,26 cm.
25 Gambar 1. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman (cm) masing-masing perlakun umur ke 0, 2, 4, 6, 8 minggu setelah pemupukan. 2. Jumlah daun Hasil penelitian pemberian pupuk Urea terhadap pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao (Theobroma Cacao L) di sebanyak 0,75, 1, 1,25, dan 1,50 g/polybag dapat di lihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao pada umur 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah aplikasi pupuk urea dengan dosis 0,75, 1, 1,25, dan 1,50 g/polybag. Perlakuan Minggu Setelah Tanamam 0 2 4 6 8? U1 6,9 7,1 8,5 10,6 12,4 1,4 U2 6,7 7,1 8,7 11,1 12,6 1,5 U3 6,8 7,4 9 11,3 12,9 1,5 U4 6,7 7,4 9,1 11,6 13,3 1,7
26 Tabel 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao yang dipupuk menggunakan urea dengan dosis 1,50 g/polybag (U4) menunjukkan hasil rata-rata tertinggi yaitu dengan rata-rata pertambahan jumlah daun 1,7 helai. Sedangkan pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao yang dipupuk menggunakan urea dengan dosis 0,75 g/polybag (U1) menunjukkan hasil rata-rata terendah yaitu dengan rata-rata pertambahan jumlah daun 1,4 helai. Gambar 2. Diagram pertumbuhan jumlah daun (helai) masing-masing perlakun umur ke 0, 2, 4, 6, 8 minggu setelah pemupukan.
27 B. Pembahasan Dari hasil pengamatan, pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah daun bibit tanaman kakao menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan bibit tanaman kakao mengalami perbedaan yang jelas dalam hal pertumbuhan dari masing-masing perlakuan. Persentase pertumbuhan di definisikan sebagai pertambahan bobot dan ukuran suatu organisme yang tidak dapat balik. Tersedianya unsur hara yang cukup pada saat yang tepat dalam fase vegetatif dapat menunjang laju pembentukan sel-sel baru serta sistem perakaran. Sel-sel baru terbentuk karena adanya aktivitas pembelahan sel, perpanjangan sel dan deferensiasi sel (Harjadi, 2002). Adanya peningkatan proses fotosintesis, memacu persentase pertumbuhan tanaman pada tingkat pemula, mengurangi cepat busuknya hasil selama pengangkutan dan penyimpanan, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan, (Suriatna, 1992). Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea dapat membuat daun tanaman mengandung lebih banyak zat hijau daun (chlorophyl) sehingga daun tanaman menjadi lebih hijau segar, pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain) semakin cepat dan menambah kandungan protein tanaman. Untuk pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun bibit tanaman kakao, perlakuan pemberian urea dengan dosis 1,50 g/polybag (U4) lebih efektif dibanding perlakuan lainya yaitu : 0,75, 1, dan 1,25 g/polybag ( U1, U2, dan U3)
28 Tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup dapat memacu pertumbuhan tanaman. Apabila unsur hara yang ada dalam tanah memadai bagi pertumbuhan tanaman, maka tanaman akan lebih banyak menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah tersebut. Menurut Lingga (2002), pembentukan hijau daun dalam proses fotosintesis, nitrogen sangat berperan penting dan dapat berfungsi membentuk protein, lemak dan persenyawaan lainya yang di perlukan oleh tanaman. Selain itu, unsur nitrogen merupakan unsur hara makro yang menyusun protoplasma dan meningkatkan protein dalam tubuh tanaman sehingga secara keseluruhan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pemupukan urea terhadap bibit kakao dengan dosis 1,50 g/bibit menunjukkan hasil terbaik dari parameter tinggi tanaman dan jumlah daun daripada dosis anjuran 1 g/bibit, hal ini disebabkan karena perbedaan tempat penelitian sehingga berbeda pula kandungan unsur hara yang terdapat di dalam tanah, letak geografis, dan kondisi iklim yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman.
29 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian pupuk Urea dengan dosis 1,5 g/polybag efektif meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao (Theobroma Cacao L). 2. Pemberian pupuk Urea dengan dosis 1,5 g/polybag efektif meningkatkan pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao (Theobroma Cacao L). B. Saran 1. Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman kako yang optimal pada pembibitan tanaman kakao dapat digunakan pupuk urea dengan dosis 1,50 g/polybag. 2. Untuk mengetahui pertumbuhan bibit tanaman kakao yang lebih baik lagi dengan menggunakan pupuk urea perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penggunaan dosis yang lebih tinggi, karena dari penelitian ini terlihat bahwa dosis yang lebih tinggi memberikan pertumbuhan yang terbaik dari pada dosis yang lebih rendah.
30 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta. Anonim. 2009. http://search.yahoo.com/search?p= budidaya tanaman kakao.html Anonim. 2009. http://search.yahoo.com/search?p= mengenal-pupuk-urea.html Harjadi, 2002. Pengantar Agonomi. Jakarta Lingga. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta Sugiharti. 2008. Petunjuk Praktis Menanam Kakao. Binamuda. Yogyakarta. Sunanto. 1992. Cokelat, Budidaya, Pengolahan Hasil, dan Aspek Ekonominya. Kanisius. Yogyakarta. Suriatna. S. 1992. Pupuk dan Pemupukan. PT, Melton Putra. Jakarta. Susanto. 1993. Tanaman Kakao, Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius. Yogyakarta.
LAMPIRAN 31
32 Lampiran 1. Pengukuran tinggi bibit (cm) kakao pada umur 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah pemupukan Minggu Ke- 0 (4/1/2010) Minggu Ke- 2 (18/1/2010) Minggu Ke- 4 (1/2/2010) Minggu Ke- 6 (15/2/2010) Minggu Ke- 8 (1/3/2010) Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 19,3 22,6 18,4 22,6 18,4 21,3 24,3 22,1 17,2 22,7 208,9 20,89 U2 19,3 25,8 19,4 22,6 18,1 21,6 30,4 23,4 16,3 15,8 212,7 21,27 U3 21,3 22,5 26,7 23,9 23,9 21,7 21,3 14,4 24,4 16,4 216,5 21,65 U4 16,1 20,6 26,6 23,5 20,1 21,4 22,9 21,5 20,4 18,2 211,3 21,13 Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 19,5 22,9 18,6 22,7 18,7 21,5 24,5 22,2 17,4 23,1 211,1 21,11 U2 19,6 26 19,7 22,8 18,2 21,8 30,6 24 16,5 16,1 215,3 21,53 U3 21,9 23 27,2 24,3 24,3 22,1 22 14,9 25,2 17 221,3 22,13 U4 16,7 21,2 27 24,1 21,2 21,9 23,4 22,4 21,6 19,6 219,1 21,91 Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 21,9 24,2 20,1 24,1 20,4 22,1 25,9 22,8 18,5 23,5 223,5 22,35 U2 21 27 20,5 25 19,5 22,7 32 25,5 18,7 17,5 229,4 22,94 U3 24,4 23,5 27,8 26 25,1 26,1 25,5 17,1 25,6 17,5 238,6 23,86 U4 17,9 2 29,1 26,1 23,9 25,1 24.8 24,7 22,9 21,4 239,1 23,91 Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 23,2 26,5 22,1 26,5 23,2 23,9 28,9 24,9 21,8 25,8 246,8 24,68 U2 24,6 29,6 22,8 27,3 21,7 24,3 35,3 27,9 21,5 20,3 255,3 25,53 U3 26,1 25,6 29,1 27,6 27,8 29,1 28,4 20,3 28,4 20,5 262,9 26,29 U4 19,8 25,4 32,6 28,7 26,3 28,8 27,2 26,7 24,8 23,6 263,9 26,39 Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 24,1 27,9 23,5 28,2 24,8 25,4 30,1 25,7 22,5 27,1 259,3 25,93 U2 25,4 31,2 23,1 28,5 22,8 25,6 36,8 30,4 22,6 21,5 267,9 26,79 U3 27,5 26,5 31,2 29,8 29,3 32,2 31,5 21,1 29,5 22,5 281,1 28,11 U4 22,6 26,9 33,8 29,5 30,1 31,6 30,8 28,5 26,2 24,2 284,2 28,42
33 Lampiran 2. Pengukuran jumlah daun (helai) kakao pada umur 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah pemupukan Minggu Ke- 0 (4/1/2010) Minggu Ke- 2 (18/1/2010) Minggu Ke- 4 (1/2/2010) Minggu Ke- 6 (15/2/2010) Minggu Ke- 8 (1/3/2010) Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 8 8 7 6 6 7 7 7 7 6 69 6,9 U2 7 8 7 4 5 6 8 7 9 6 67 6,7 U3 7 8 7 6 6 8 7 5 7 7 68 6,8 U4 5 8 5 7 6 8 6 6 6 5 67 6,7 Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 8 9 7 6 7 7 7 7 7 6 71 7,1 U2 7 10 7 4 5 7 8 9 9 6 72 7,2 U3 9 8 8 6 7 8 7 5 9 7 74 7,4 U4 6 10 6 7 9 10 6 7 7 6 74 7,4 Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 9 10 9 7 9 8 9 8 8 8 85 8,5 U2 9 11 9 5 7 8 10 10 10 8 87 8,7 U3 11 8 8 8 8 11 9 7 11 9 90 9 U4 9 11 8 8 12 11 7 8 10 7 91 9,1 Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 12 12 11 9 11 10 11 10 10 10 106 10,6 U2 12 15 11 6 9 11 13 12 11 11 111 11,1 U3 13 11 11 10 10 14 10 10 13 11 113 11,3 U4 12 13 10 11 13 13 10 11 13 10 116 11,6 Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10? x U1 13 15 13 11 12 13 13 11 11 12 125 12,5 U2 12 15 12 9 10 11 14 15 14 11 126 12,6 U3 16 10 12 12 11 16 14 10 14 14 129 12,9 U4 13 16 13 12 15 14 12 13 14 11 133 13,3
34 Lampiran 3. Layout Penelitian U U1 5 U1 4 U1 3 U1 2 U1 1 U1 7 U1 6 U1 10 U1 9 U1 8 U4 5 U2 5 U3 5 U4 4 U3 4 U2 4 U4 10 U3 10 U2 10 U4 3 U3 3 U2 3 U4 2 U3 2 U2 2 U2 8 U3 8 U4 8 U4 9 U3 9 U2 9 U3 7 U2 7 U4 7 U4 1 U3 1 U2 1 U2 6 U3 6 U4 6
35 Lampiran.. Pupuk Urea Lampiran.. Persiapan Media Tanam
36 Lampiran.. Penimbangan Pupuk Urea Lampiran.. Aplikasi Pupuk Urea
Lampiran.. Pengukuran Tinggi Tanaman 37