BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Antonius Budi Santoso, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr. M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tradisional maupun pasar modern. Kacang kedelai hitam juga memiliki kandungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

Tanaman sambiloto telah lama terkenal digunakan sebagai obat, menurut Widyawati (2007) sambil oto dapat memberikan efek hepatoprotektif, efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

BAB I PENDAHULUAN. 2001) dan menurut infomasi tahun 2007 laju pertumbuhan penduduk sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan yang serba instan. Sayangnya pengkonsumsian makanan. sehingga berakibat terjadinya penumpukan lemak.

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia. Menurut WHO, lebih dari 4,2 juta orang di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mencapai tata kehidupan yang selaras dan seimbang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. memfermentasi kedelai (Nakajima et al., 2005); tempe yang biasa dikenal oleh

PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE

BAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia saat ini, banyak sekali pasangan suami istri yang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makanan tersebut menghasilkan rasa yang lezat dan membuat orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

BAB I PENDAHULUAN. penanganan serius, bukan hanya itu tetapi begitu juga dengan infertilitas. dan rumit (Hermawanto & Hadiwijaya, 2007)

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

Ni Ketut Alit A. Airlangga University. Faculty Of Nursing.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Population Data Sheet (2014), Indonesia merupakan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk. untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat (Supriadi dkk,

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan salah satu jenis tanaman polong-polongan (golongan Leguminoceae). Terdapat dua spesies kedelai yang biasa dibudidayakan, yaitu kedelai putih (Glycine max) dan kedelai hitam (Glycine soja). Kedelai putih (berwarna kuning, agak putih, atau hijau) merupakan tanaman asli Asia subtropik, seperti Cina dan Jepang Selatan sedangkan kedelai hitam (berwarna hitam) berasal dari Asia tropik, seperti Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Wikipedia, 2006). Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai di Indonesia dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang berasal dari fermentasi kapang (jamur) Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae. Tempe dapat terbuat dari kedelai, biji-bijian, jenis kacang-kacangan lainnya, ampas tahu, ampas kelapa, bahkan ampas kacang ijo. Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg (Wikipedia, 2006). Sekarang tempe telah dikonsumsi di seluruh dunia. Tempe mempunyai keunggulankeunggulan yaitu penting untuk pemenuhan gizi, kandungan senyawanya aktif, teknologi pembuatannya yang sederhana, harganya murah, mempunyai citarasa yang enak dan mudah dimasak, bahkan kini tempe telah digunakan kaum vegetarian di seluruh dunia sebagai alternatif pengganti daging. 1

2 Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Tempe kaya akan serat, kalsium, vitamin B dan zat besi (Wikipedia, 2006). Setiap 100 g tempe segar menyumbang 10,9 g protein bagi tubuh. Angka ini lebih dari 25% kebutuhan protein per hari yang dianjurkan bagi orang dewasa. Sebanyak 65% protein tempe yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan secara maksimal. Setelah proses fermentasi, jumlah nitrogen terlarutnya meningkat 0,5-2,5% dan jumlah asam amino bebasnya meningkat 1-85 kali lipat dibandingkan dengan saat masih berwujud kacang kedelai. Berdasarkan susunan asam aminonya, tempe mempunyai kadar lisin yang tinggi, tetapi metionin-sistinnya rendah (Johan Agfi, 2005). Infertilitas merupakan masalah kesehatan reproduksi yang bersifat global. Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan sepasang suami istri untuk menjadi hamil setelah satu tahun melakukan hubungan intim tanpa menggunakan alat-alat proteksi (Allan et al, 2004). Riwayat penyakit dahulu harus ditanyakan sebelum melakukan pemeriksaan fisik misalnya kehamilan sebelumnya, penggunaan kontrasepsi, penyakit yang berat, kelainan kongenital, kebiasaan merokok, penyalahgunaan obat-obatan, penyakit menular seksual, dan frekuensi hubungan seksual. Pemeriksaan fisik dilakukan bila ada indikasi gangguan tyroid atau hypothalamus-hypofisis, syndrome cushing, galactorrhoea dan hirsutism. Untuk mengetahui infertilitas pada pria dilakukan analisis semen yang meliputi volume, densitas, moltilitas, dan bentuk spermatozoa. Sepertiga kasus infertilitas pada wanita disebabkan karena kelainan endokrin, disfungsi hormon jarang dijumpai (Allan et al, 2004). Menurut Dr Sheena Lewis di Queen's University, Belfast, konsumsi kedelai berlebihan pada pria memiliki hubungan yang buruk dengan kualitas spermatozoa (BBC News, 2007).

3 Profesor Lynn Fraser dari King s College London, mempelajari pengaruh genistein (zat yang ditemukan pada tanaman polong-polongan seperti kedelai) terhadap sperma dalam sebuah larutan yang dibuat semirip mungkin dengan kondisi yang terdapat pada alat reproduksi wanita. Dalam satu jam sperma ketiga telah kehilangan kesempatan membuahi sel telur. Hal tersebut berarti genestein mendorong sperma untuk melakukan reaksi acrosome secara prematur. Acrosome adalah ujung sperma yang terdiri atas enzim yang dibutuhkan untuk menembus kulit luar sel telur sesaat sperma berhasil menempel di dinding sel telur (http://www.pikiran-rakyat.com, 2008). 1.2 Identifikasi Masalah Apakah pemberian tepung tempe kedelai (Glycine max (L) Merrill) dapat menurunkan berat testis mencit galur Swiss Webter pada masa prepubertal. Apakah pemberian tepung tempe kedelai (Glycine max (L) Merrill) dapat mengubah gambaran histologis testis mencit galur Swiss Webter pada masa prepubertal. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh larutan tepung tempe kedelai (Glycine max (L) Merillr) terhadap sistem reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian larutan tepung tempe kedelai (Glycine max (L) Merrill) terhadap berat testis dan gambaran histologis testis mencit galur Swiss Webster pada masa prepubertal.

4 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah Manfaat Akademis Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar mahasiswa mengetahui efek fitoestrogen di dalam larutan tepung tempe kedelai (Glycine max (L) Merr) terhadap berat testis dan gambaran histologi mencit galur Swiss Webster. Manfaat Praktis Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar masyarakat mengetahui pengaruh pemberian larutan tepung tempe kedelai (Glycine max (L) Merr) terhadap struktur dan fungsi sistem reproduksi terutama pria. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran Salah satu kandungan gizi yang terdapat dalam tempe adalah isoflavon. Senyawa isoflavon terdiri dari genistin, daidzin, dan glisitin. Fitoestrogen merupakan senyawa isoflavon yang memiliki struktur dan mekanisme yang mirip dengan estrogen sehingga mempunyai sifat estrogenik dan antiestrogenik. Pada saat kadar estrogen dalam tubuh rendah maka genistein dan daidzein berfungsi sebagai estrogen. Sebaliknya, pada saat kadar estrogen dalam tubuh tinggi maka genestein dan daidzein akan berfungsi sebagai antiestrogenik (Head, 2001). Estrogen merupakan hormon steroid sehingga dalam mekanisme kerjanya membutuhkan reseptor. Terdapat dua tipe reseptor estrogen yaitu Estrogen Receptor tipe α (ER α) dan Estrogen Receptor tipe β (ER β). Estrogen dapat mempengaruhi aktivitas spermatogenesis melalui efek balik negatif terhadap sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis. Pemberian estrogen maupun senyawa mirip estrogen mengakibatkan perubahan sekresi gonadotropin yang dalam jangka waktu lama dapat mempengaruhi aksi hipothalamus-hipofisis-testis. Pemaparan estrogen yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan sekresi GnRH, yang pada akhirnya akan mempengaruhi FSH, LH, dan testosteron.

5 Pemaparan estrogen berlebihan akan mengakibatkan gangguan perkembangan struktur dan fungsi alat reproduksi pria sehingga terjadi pembentukan spermatozoa dengan kualitas yang tidak baik (O Donnell.Liza et al, 2001). Menurut Goya H.O. et al (2003), pemberian Diethylstilbestrol (DES) pada mencit jantan selama masa neonatal dapat mengubah pola pergerakan sperma, fertilitas sperma, tingkah laku seksual, menurunkan berat testis, dan menurunkan jumlah sperma di dalam epididimis (NCBI, 2003). Menurut Penelitian Sliwa L (2005) pemberian kacang kedelai dapat mempengaruhi produktivitas mencit. Secara histologis dapat mengganggu proses spermatogenesis, epitel tubulus seminiferus menjadi lebih gelap dan mudah terkelupas, jumlah spermatozoa mengalami penurunan, dan terjadi peningkatan makrofag di daerah interstitial (NCBI, 2005). 1.5.2 Hipotesis Penelitian Pemberian larutan tepung tempe kedelai (Glycine max (L) Merrill) dapat menurunkan berat testis dan mengubah gambaran histologis testis mencit galur Swiss Webster. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang bersifat longitudinal prospektif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Data yang diukur adalah berat testis mencit (gram). Analisis data menggunakan Uji Analisis Varians (ANAVA) satu arah dilanjutkan dengan Uji beda rata-rata Tukey HSD dengan tingkat kepercayaan 95%. Preparat histologis testis dilihat dengan mikroskop cahaya dan dianalisis secara deskriptif.

6 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran Dasar (LP2IKD) Fakultas Kedokteran, Jalan Surya Sumantri No. 65 Bandung 1.7.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama periode bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Desember 2007.