Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CODEC TERHADAP QUALITY OF SERVICE VOIP PADA JARINGAN UMTS

Bab 2. Tinjauan Pustaka

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB I PENDAHULUAN I 1

Simulasi dan Analisis QoS Video Conference Melalui Jaringan Interworking IMS UMTS Menggunakan Opnet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5. QoS (Quality of Service)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

ANALISIS LAYANAN VOIP PADA JARINGAN MANET DENGAN CODEC YANG BERBEDA

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Voice over Internet Protocol Kuliah 6. Disusun oleh : Bambang Sugiarto

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia sehingga dapat berkomunikasi dan bertukar informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Karakteristik Teori Antrian pada Jaringan IP Multimedia Subsystem (IMS) Menggunakan OPNET Modeler 14.5

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. STUDI PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN VoIP PADA STANDART WIRELESS a, b, dan g.

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB II LANDASAN TEORI. dalam telekomunikasi Voice over Internet Protocol ( VoIP ). SIP merupakan

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

TUGAS AKHIR ANALISA INFRASTRUKTUR LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL PADA PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI VOIP SERVER (STUDI KASUS: CV. SUZUKI DAYA MOTOR)

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA

: ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

Perbandingan Kinerja Speech Codec G.711 dan GSM pada Implementasi Softswitch dengan Protokol SIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Performansi VoIP mengunakan Session Initiation Protocol (SIP) dengan Codec G.711, G.729A Dan G.723 pada IP Multimedia Subsystem

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM :

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA

Analisis Karakteristik Teori Antrian Pada Aplikasi Wireless Fidelity Menggunakan Opnet Modeler 14.5

Pengembangan Video VoIP Phone Berbasis Web Menggunakan Protokol RTMP

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

TUGAS AKHIR. ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN IPTV DENGAN ROUTING BERBASIS LINK-STATE

Transkripsi:

Analisis Pengaruh Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Alfin Hikmaturokhman 1, Sri Maya Sari Nainggolan 1,, Eko Fajar Cahyadi 1 Program Studi S1 Teknik telekomunikasi 1 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Email korespondensi : alfin@st3telkom.ac.id Intisari Pada penelitian ini, dilakukan pengujian terhadap kinerja protokol pada aplikasi VoIP berbasis SIP. Keberadaan protokol ini bertujuan untuk menentukan kualitas dari sebuah layanan dengan menggunakan variasi codec. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, yang mana melakukan sebuah percobaan dengan melakukan simulasi jaringan menggunakan OPNET Modeler 14.5. Parameter yang diamati adalah end to end delay, jitter, packet loss dan throughput. yang digunakan sebanyak enam skenario dengan variasi penggunaan dan variasi codec dan. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasanya penggunaan protokol berperan dalam menurunkan delay dan jitter, karena setiap node melakukan reservasi sumber daya berupa bandwidth terlebih dahulu. Hal ini dilihat dari variasi penggunaan dengan menggunakan codec yang sama, bahwa untuk parameter delay tanpa, delay yang dihasilkan sebesar 300 dengan jitter sebesar 0,018 dan dengan penggunaan, delay yang dihasilkan sebesar 62 yang mana nilai jitter sebesar 0,00089. Pada perbandingan pengunaan dengan menggunakan berbagai codec, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa codec juga turut berperan dalam menghemat penggunaan bandwidth pada sebuah jaringan. Pada parameter delay, dengan adanya dan dengan variasi codec, bahwa codec memperoleh nilai sebesar 245 dan pada codec, delay yang diperoleh sebesar 300. Hal ini didasari pada bit rate yang dimiliki oleh masing-masing codec sehingga penggunaan codec juga turut berperan dalam sebuah jaringan. Sehingga, kesimpulan secara keseluruhan bahwasanya penggunaan protokol dengan penggunaan variasi codec membantu dalam menjaga kualitas dari sebuah layanan. Keywords VoIP, QoS,, SIP, OPNET Modeler 14.5 I. PENDAHULUAN VoIP merupakan suatu teknologi yang memiliki kemampuan untuk melakukan pertukaran suara secara interaktif melalui Internet Protocol (IP). [1] Protokol-protokol signaling yang mendukung VoIP diantaranya adalah Session Initiation Protocol (SIP), Media Gateway Central Protocol (MGCP) dan MEGACO yang distandarisasi oleh IETF (Internet Engineering Task Force) dan H.323 yang distandarisasi oleh (International Telecomunicattion Union). [2] Berangkat dari hal tersebut, agar dapat menciptakan suatu jaringan yang efisien, diperlukan suatu pemahaman bagaimana pengaruh keberadaan suatu protokol yang digunakan terhadap jaringan agar tetap bekerja dengan maksimal. Protokol tersebut adalah Resource Reservation Protocol (). merupakan protokol untuk menyediakan QoS pada aliran data. Pengaruh keberadaan protokol dapat diketahui nantinya dengan melihat hasil simulasi dengan variasi penggunaan protokol dan (Coder-Encoder) yang digunakan. yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu (5,3 K) dan (8 K). tersebut distandarisasi oleh. Untuk codec distandarisasi oleh Recommendation. Untuk codec distandarisasi oleh Recommendation. dalam aplikasi VoIP bertujuan untuk mengkonversikan sinyal suara input menjadi bentuk digital, mentransmisikan sinyal tersebut ke penerima dan merekonstruksi sinyal suara asli agar didengar oleh penerima. [3] Jaringan VoIP untuk penelitian ini, menggunakan protokol SIP sebagai signaling protocol. SIP merupakan protokol yang distandarisasi oleh IETF. Berdasarkan RFC 2543 SIP didefinisikan sebagai arsitektur protokol pensinyalan yang di distribusikan untuk pembuatan aplikasi multimedia, termasuk VoIP. [2] Untuk menjamin sebuah kualitas layanan yang akan diterima oleh user, sangat penting diperhatikan level parameter-parameter untuk menjamin sebuah kualitas layanan, seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Level Parameter VoIP [4,5] Parameter Level yang dapat diterima 150 50 loss 1% Merujuk pada Tabel 1, adapun penjelasan untuk masing-masing parameter sebagai berikut: Tabel 2. Pedoman Batasan [5,6,7] Keterangan 0 150 Dapat diterima Baik 150 400 Dapat diterima. Namun administrator jaringan harus Cukup

Di atas 400 waspada terhadap segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kualitas jaringan Secara umum, tidak dapat diterima. Buruk Merujuk pada Tabel 2, pedoman tersebut merupakan rekomendasi oleh G.114. Tabel 3. Pedoman Batasan [8,9] Keterangan 0-20 Dapat diterima Baik 20-50 Dapat diterima Cukup Di atas 50 Tidak dapat diterima Buruk Merujuk pada Tabel 3, pedoman tersebut merupakan rekomendasi oleh G.1010. Tabel 4. Pedoman Batasan loss [5.8] loss (%) Keterangan 0 0,5 Dapat diterima Baik 0,5 1,5 Dapat diterima Cukup > 1,5 Tidak dapat diterima Buruk Merujuk pada Tabel 4, pedoman tersebut merupakan rekomendasi oleh. Parameter-parameter QoS yang akan diamati seperti end to end delay (delay), jitter dan packet loss. QoS merupakan kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang baik., merupakan suatu faktor penting yang menentukan kualitas VoIP. merupakan waktu total yang dibutuhkan paket mulai dari dikirim sampai diterima. Adapun rumus untuk perhitungan packet delay pada persamaan (1) : [10] (1), merupakan variasi waktu tunda yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval kedatangan paket di sisi penerima. Adapun rumus untuk perhitungan jitter pada persamaan (2) : [11] J 1 = abs (t2-t1), J 2 = abs (t3-t2) (2) melakukan sebuah simulasi jaringan yang mana jaringan tersebut terlihat real. Penelitian ini sebelumnya sudah pernah ada. Penelitian tersebut berjudul PEMBANGUNAN SIMULASI DAN ANALISA KINERJA OPTIMALISASI VOIP-SIP DENGAN RESOURCE RESERVATION PROTOCOL () oleh saudari Hennanda Wulandari. Penelitian sebelumnya mengamati dua parameter, yaitu end-to-end delay dan jitter. Untuk codec yang digunakan yaitu G.711, G.729 dan GSM dengan variasi bandwidth. Pada sisi skenario menggunakan dua skenario yaitu pengaruh variasi penggunaan dari protokol. [6] Pada penelitian ini, dari sisi parameter mengamati tiga parameter yaitu, end-to-end delay, jitter, packet loss dan throughput. Untuk codec yang digunakan yaitu dan. Pada sisi skenario, menggunakan 6 buah skenario. Jaringan yang digunakan untuk layanan VoIP ini yaitu jaringan WLAN. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Perancangan Topologi dan OPNET Modeler 14.5 Pada tahap ini, perancangan topologi ini dilakukan dengan merancang topologi. Topologi jaringan ini berupa jumlah node, letak node, codec yang akan digunakan, dan protokol yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan satu buah topologi. Topologi jaringan yang digunakan yaitu jaringan WLAN. Perancangan topologi jaringan pada skala jaringan kampus, dengan ukuran 10 x 10 km. Pada Gambar 2 menunjukkan topologi jaringan secara keseluruhan. Gambar 3 menunjukkan topologi pada sisi subnet caller dan callee. Gambar 4 menunjukkan topologi pada sisi subnet proxy server. loss, merupakan hilangnya paket data pada saat proses pengiriman atau pentransmisian dari tujuan ke penerima. Adapun rumus untuk perhitungan packet loss pada persamaan (3) : [11] loss = (3) Throughput, merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh lamanya pengamatan. Adapun rumus untuk perhitungan throughput pada persamaan (4) : [12].. (4) Gambar 2. Topologi Jaringan Salah satu tool yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu OPNET Modeler 14.5. OPNET (Optimized Network Engineering Tools) merupakan sebuah simulator yang digunakan untuk

Gambar 3. Sisi Subnet Caller dan Callee Gambar 4. Sisi Subnet Proxy server Topologi jaringan dirancang ke dalam 6 buah skenario yang divariasikan dengan penggunaan protokol dan codec. Untuk perancangan skenario seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Jaringan [4,5] Variasi Parameter QoS Penggunaaan 1 2 3 4 5 6 Protokol III. (8 K) (8 K) (5,3 K) (5,3 K) & & 150 30 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perbandingan 1 dan 2 a) End-to-End loss 1% adanya penggunaan protokol ini cukup membantu untuk jaringan yang tidak menggunakan. Protokol menyediakan reservasi bandwidth terlebih dahulu sebelum paket dikirimkan. Tabel 6. Perbandingan End-To-End Endto-End 1 and 2 G.114 Non 300 150 400 Cukup 62 0 150 Baik b) Semakin besar jitter maka suara yang dihasilkan juga akan semakin tidak jelas. Penyebab nilai jitter pada skenario pertama lebih besar dari skenario kedua dikarenakan, dengan adanya penggunaan protokol, setiap paket yang dikirim akan melalui jalan yang sama. Tabel 7. Perbandingan 1 and 2 G.1010 Non 0,018 0 20 Baik 0,00089 0 20 Baik c) Packe Loss (%) Penyebab packet loss ini disebabkan karena jitter dan memori buffer pada router sudah penuh, sehingga paket yang tiba akan dibuang (drop). Dari hal tersebut, jumlah paket belum melebihi nilai paket yang terdapat pada router, mengingat beban trafik pada jaringan belum terlalu padat. Tabel 8. Perbandingan Loss Loss 1 and 2 (%) Non 0,13 0,5 1,5 % Cukup 0,00066 0 0,5 % Baik d) Throughput (bps) Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada skenario pertama dan kedua, dapat dianalisis bahwa pada saat jaringan menggunakan protokol dan Pada saat tidak menggunakan protokol Tabel 9. Perbandingan Throughput 1 2 75675, 14088 77566, 2358 2. Perbandingan 3 dan 4 a) End-to-End Protokol sangat memperhatikan delay, karena mengingat layanan VoIP merupakan layanan real-time, yang harus didukung oleh bandwidth yang cukup. disebabkan oleh digitalisasi dan coding, processing delay, packetization delay, serialization delay, propagation delay, dan routing dan queing delay. Untuk delay propagasi dan queing delay termasuk dalam network delay. Tabel 10. Perbandingan End-To-End Endto-End G.114 3 and 4 Non 245 150 400 Cukup 101 0 150 Baik b) menunjukkan kualitas suara yang dihasilkan, semakin besar jitter maka suara akan

terdengar terputus-putus pada sisi penerima. Untuk kedua skenario ini nilai jitter yang diperoleh masih memasuki nilai standar rekomendasi dari G.1010 yaitu 30. Tabel 11. Perbandingan 3 and 4 G.1010 Non 0,046 0 20 Baik 0,00030 0 20 Baik loss menggambarkan baik atau tidaknya kualitas pada sebuah jaringan, semakin kecil paket yang hilang terjadi maka akan semakin bagus kualitas jaringan tersebut. Karena, tidak ada paket yang dibuang (drop) dan semua paket sampai pada sisi penerima, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12. Perbandingan Loss Loss (%) 3 and 4 Non 0,081 0 0,5 % Baik 0,0009 0 0,5 % Baik d) Throughput (bps) Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada saat jaringan tidak menggunakan, throughput yang diperoleh sebesar 29 Kbps. Jumlah transfer yang diperoleh per detiknya sedikit lebih besar dibandingkan dengan tanpa menggunakan.. Tabel 13. Perbandingan Throughput 3 4 29700, 57418 30401, 92779 Tabel 15. Perbandingan 5 (No ) G.1010 0,046 0 20 Baik 0,018 0 20 Baik Untuk perbandingan codec, parameter yang akan menjadi titik utama yaitu dari sisi delay. Pada sisi jitter, merupakan variasi dari delay tersebut. Berdasarkan Tabel 16, paket yang hilang diperoleh sebesar 0,081 % untuk codec dan 0,13 % untuk codec, packet loss yang dihasilkan untuk kasus ini tidak melebihi standarisasi. dengan bit rate yang rendah dapat mengurangi beban trafik yang terjadi. Tabel 16. Perbandingan Loss 5 loss (No ) (%) 0,081 0 0,5 % Baik 0,13 0,5 1,5 % Cukup Pembahasan kedua yaitu skenario keenam yang menggunakan codec yang berbeda namun dengan menggunakan protokol. Tujuan perbandingan skenario 5 dan 6 ini untuk melihat kualitas dari kedua codec tersebut dengan adanya protokol. a) End-to-End 3. Perbandingan 5 dan 6 a) End-to-End Dapat dikatakan bahwa codec juga membantu dalam mengatasi hal delay, karena pada skenario ini tidak menggunakan protokol. Secara teori, codec memiliki bit rate yang rendah yaitu sebesar 5 Kbps. Sementara, pada codec memiliki bit rate sebesar 8 Kbps. Semakin rendah bit rate maka akan semakin menghemat bandwidth, semakin rendah bit rate juga semakin rumit algoritma yang digunakan. [10]. Tabel 14. Perbandingan End-To-End Endto-End 5 (No ) G.114 245 150 400 Cukup 300 150 400 Cukup b) Untuk hasil jitter terlihat seperti pada Gambar 31 dan Tabel 15. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat dianalisis bahwa, dengan penggunaan bandwidth sebesar 64 Kbps sudah dapat mendukung codec bekerja dengan optimal. Protokol berpengaruh terhadap penyediaan bandwidth. Begitu pula untuk codec, karena payload (beban) yang dimiliki oleh kedua codec ini sama yaitu 20 bytes. Tabel 17. Perbandingan End-To-End End-to- 6 ITU- End () T G.114 101 0 150 Baik 62 0 150 Baik b) Pada parameter jitter ini diperoleh hasil sebesar 0,0003 untuk codec dan 0,0008 untuk codec. Pada bagian ini perbandingan codec hanya mengamati pada sisi delay saja, untuk parameter

lainnya sebagai penunjang untuk perbandingan protokol. Tabel 18. Perbandingan 6 () G.1010 0,00030 0 20 Baik 0,00089 0 20 Baik Pada parameter packet loss ini diperoleh hasil sebesar 0,00009 % untuk codec dan 0,00006 % untuk codec. Tabel 19. Perbandingan Loss 6 Loss () (%) 0,0009 0 0,5 % Good 0,00066 0 0,5 % Good A. KESIMPULAN IV. PENUTUP Adapun kesimpulan dari hasil simulasi yang telah diperoleh sebagai berikut : 1. keberadaan protokol dapat membantu kualitas jaringan pada layanan VoIP. Pada jaringan nilai delay sebesar 62 dan 300 untuk jaringan non dengan codec. Pada jaringan nilai delay sebesar 101 dan 245 untuk codec. 2. Pada jaringan yang ada setiap skenario memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan oleh, baik dari sisi parameter packet end-to-end delay, jitter, packet loss dan throughput.. 3. adanya variasi penggunaan codec ini, juga turut berperan dalam membantu kualitas jaringan. Pada codec dan, delay yang dihasilkan sebesar 101 dan 62. 4. Berdasarkan kedua codec, dari parameter delay, codec dan memiliki kualitas yang baik. Hal ini disebabkan karena payload yang dimiliki oleh kedua codec ini sama yaitu 20 bytes. Nilai delay yang diperoleh tidak terlalu signifikan antara kedua codec, yaitu sebesar 245 dan 300 untuk codec dan. B. SARAN Adapun saran untuk pengembangan selanjutnya sebagai berikut : 1. Penggunaan codec dengan payload yang berbeda, sehingga dapat diketahui dengan pasti pengaruh dari payload pada codec yang ada. 2. Penggunaan signaling yang berbeda seperti H.323 pada layanan VoIP, serta membandingkan penggunaan protokol signaling SIP dan H.323. 3. Dapat menambahkan layanan real-time lainnya seperti video dan pada protokol dapat memvariasikan maximum reservable bandwidth. 4. Membandingkan penggunaan pada jaringan LAN dan WLAN dengan menggunakan variasi codec dan bandwidth. DAFTAR PUSTAKA [1]. Hardy, William C. (2003). VoIP Service Quality. New York : McGraw-Hill. [2]. (Februari, 2002). Understanding Voice Over IP Protocols. Cisco Syste. Service Provider Solutions Engineering. [3]. Hikmaturokhman, Alfin, Fatonah, Nurul ( 2015), Analisis Pengaruh Kecepatan Mobilitas User Terhadap Qos Diwlan Menggunakan Opnet Modeler, Jurnal Proceeding Sendi Unisbank. [4]. Chapman, J. (2001). Quality of Service for VoIP, Cisco Syste. [5]. (Mei, 2003). One-Way Transmission Time. Recommendation G.114. [6]. Wulandari, Hennanda. (2010). Pembangunan Simulasi dan Analisa Kinerja Optimalisasi VoIP-SIP Resource Reservation Protocol (). Jurnal Skripsi. Universitas Indonesia : Jakarta. [7]. M.Gerla and J. Tsai. Multicluster, Mobile, Multimedia Radio Network, ACM-Baltzer Hournal of Wireless Network, vol. 1, no.3, 1995, pp. 255-265. [8]. A.McDonald and T.Znatti, A. A Mobility-Based Framework for Adaptive Clustering in Wireless Ad Hoc Networks. IEEE Journal on Selected Areas in Communications, vol.17, August 1999, pp. 1466-1487. [9]. (November, 2001). End User Multimedia QoS Categories Recommendation G.1010. [10]. Yanto. (2013). Analisis Qos (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura). Pontianak: Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. [11]. Hadi, S,Z, Muhammad. Pengukuran QoS (Quality of Service) Pada Streaming Server. Modul Jarkom 2. Institut Teknologi Surabaya. [12]. Nurhayati, Oky Dwi. Sistem Komunikasi Multimedia. Universitas Diponegoro : Semarang.