BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peradangan. Inflamasi atau peradangan disebabkan oleh kerusakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian senyawa uji terhadap respon infalamasi. metode induced paw edema. Senyawa ini telah diuji aktivitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analgesik dari senyawa AEW1 terhadap mencit. Metode yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahuinya dan mengetahui orang yang mengetahuinya. (HR. Ahmad).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

Dalam penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoiltiourea sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sejak lama digunakan sebagai obat tradisional. Selain pohonnya sebagai

(Houglum et al, 2005). Fenomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 ). O C OH CH 3

BAB I PENDAHULUAN. sampai nyeri berat yang dapat mengganggu aktivitas. Nyeri dapat diartikan

Gambar 1.1. Struktur asam asetilsalisilat (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan anti-inflamasi nonsteroid

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

memodifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Hansch, penambahan gugus 4-tersier-butilbenzoil dapat mempengaruhi sifat lipofilisitas, elektronik dan sterik suatu senyawa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL MAJAKANI (Quercus infectoria G. Olivier) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI KARAGENAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN EFEK ANTIINFLAMASI SENYAWA ASAM 4-t-BUTILSINAMAT HASIL SINTESIS DAN ASAM SINAMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAT PAW OEDEMA

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

Migrasi Lekosit dan Inflamasi

BAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kekayaan Indonesia akan keanekaragaman hayati. memampukan pengobatan herbal tradisional berkembang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, spesies merupakan tanaman obat dan 4500 spesies diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. usaha penelitian untuk mencari senyawa baru semakin berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N N. Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(3,4- diklorobenzoil)piroksikam.

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIPIRETIK SENYAWA ASAM O-(4-KLOROBENZOIL) SALISILAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mengganggu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT (Mus musculus)

BAB 4 METODE PENELITIAN

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi. Obat ini merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Serimawati

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prostaglandin, bradykinin, dan adrenaline. Mediator-mediator inilah yang akan

Correspondence to : dr. EM Sutrisna Bagian Farmakologi Molekuler Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

Received Juli 24, 2015/Accepted ABSTRACT

inflamasi non steroid turunan asam enolat derivat oksikam yaitu piroksikam (Mutschler, 1991; Gringauz, 1997). Piroksikam digunakan untuk pengobatan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Terjadinya Inflamasi Inflamasi adalah salah suatu respon terhadap cedera jaringan ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan homeostasis tubuh akibat adanya agen atau senyawa asing yang masuk(ikawati, 2011). Proses inflamasi dimediatori oleh histamin, prostaglandin, eicosanoid, leukotrien, sitokin, nitrit oksida, dan lain-lain. Menurut Roman (2009), proses terjadinya inflamasi dimulai dengan kerusakan jaringan akibat stimulus yang menyebabkan pecahnya sel mast diikuti denganpelepasan mediator inflamasi, dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi yang kemudian menyebabkan migrasi sel leukosit. Gambar 2. Proses terjadinya inflamasi (Kumar et al., 2014) Inflamasi dibagi menjadi dua, yaitu inflamasi akut dan kronis. Pada inflamasi akut terjadi dalam waktu yang lebih singkat yang melibatkan sistem vaskular lokal, sistem imun dan beberapa sel. Tanda-tanda paling khas yang menandakan adanya inflamasi adalah kemerahan (rubor), panas 6

7 (kalor), nyeri (dolor), bengkak (tumor) dan disertai dengan perubahan fungsi lokal. Sedangkan pada inflamasi kronis berlangsung pada waktu yang lebih lama (beberapa bulan bahkan bertahun). Pada inflamasi kronis melibatkansel darah putih terutama pada sel mononuklear pada prosesnya (Nugroho,2012).

7 B. Antiinflamasi Agen antiinflamasi adalah senyawa atau obat yang digunakan untuk menangani penyakit yang diakibatkan inflamasi. Beberapa dari obat golongan ini memiliki mekanisme aksi yang berbeda. Obat antiinflamasi yang paling banyak dipakai adalah antiinflamasi golongan NSAID (non steroidal anti-inflammatory drug), obat ini memiliki tiga aksi utama yaitu sebagai antiinflamasi, antipiretik, dan analgesik bekerja dengan cara menghambat pembentukan enzim COX yang kemudian menghambat terbentuknya prostaglandin Gambar 3. Mekanisme tebentuknya asam arakidonat

8 Prostaglandin merupakan salah satu mediator nyeri dan inflamasi yang juga memiliki peran sebagai vasodilator. Contoh dari obat golongan ini adalah ibuprofen, aspirin, diklofenak, dan piroksikam. Obat lain yang biasa digunakan sebagai antiinflamasi adalah anti histamin yang menghambat pelepasan senyawa histamin yang merupakan mediator inflamasi dari sel mast dan golongan kortikosteroid yang bekerja dengan penghambatan fosfolipase dimana enzim ini akan menghasilkan asam arakidonat yang selanjutnya juga akan menghasilkan prostaglandin sebagai mediator inflamasi.contoh obat golongan kortikosteroid yakni deksametason, prednison, prednisolon, dan betametason(bowman & Rand, 1980). C. Kalkon Sebagai Antiinflamasi Kalkon adalah salah satu senyawa dari golongan flavonid. Kerangka dasar kalkon adalah. Dimana struktur dasar senyawa ini terdiri dari dua buah cincin benzen yang dihubungkan melalui tiga atom karbon. Kalkon sendiri banyak terkandung dalam tanaman seperti sayursayuran, buah-buahan, biji-bijian dan teh (Tuchinda et al., 2002) Gambar 4. Struktur induk kalkon

9 Penelitian farmakologi terhadap senyawa kalkon sudah banyak dilakukan. Pada penelitian oleh (Kim et al., 2007) memperlihatkan bahwa turunan kalkon memiliki aktifitas antiinflamasi yang bekerja dengan cara menghabat terbentuknya nitrit oksida yang merupakan salah satu mediator inflamasi. Turunan kalkon lain yaitu kalkon termetoksilasi juga memberikan aktifitas antiinflamasi yang bekerja dengan penghambatan IL- 6 dimana digunakan dexamethason sebagai pembanding antiinflamatornya (Bandgar et al., 2010). D. Senyawa AEW1 Senyawa kalkon yang telah telah dikembangkan adalah senyawa AEW1 merupakan senyawa yang mengalami subtitusi gugus hidroksi lebih dari satu pada salah satu cincin benzennya dan penggantian cincin piridin pada cincin benzen lainnya. Secara organoleptis, senyawa ini bebrbentuk Kristal berwarna merah. Senyawa AEW1 disintesis dari 2,5- dihidroksiasetofenon dan piridin-2-karbaldehid sebagai starting material menggunakan metode radiasi microwave dan K2CO3 sebagai katalisnya. Senyawa AEW1 memiliki titik lebur sebesar 190 C (Wibowo, 2013).

10 Gambar 5. AEW1 Senyawa ini memiliki aktifitas antiinflamasi melalui penelitian yang telah dilakukan dengan metode induced paw edema dengan hewan uji tikus putih jantan galur wistar pada dosis 200mg/KgBB oleh Wibowo (2013). Aktifitas antiinflamasi senyawa ini adalah sebesar 50,05±16,244% hasil antiinflamasi senyawa turunan kalkon ini tidak berbeda jauh dengan ibuprofen sebagai pembanding yang di uji statistika menggunakan independent T test (p>0,05) (Wibowo, 2013) Gambar 6. Struktur senyawa AEW1

11 E. Tikus putih (Rattus norvegicus L.) Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan galur Wistar dengan umur kurang lebih dua bulan dan berat badan 100-200 gram(hidayati et al., 2005). Hewan uji yang digunakan berjumlah 20 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. F. Uji Antiinflamasi Uji antiinflamasi memiliki beberapa metode, diantaranyamenggunakan Etil fenil propionate sebagai penginduksi edem pada telinga tikus dan induced paw edema pada telakpak kaki tikus (Fitriyani et al., 2011). Pengujian antiinflamasi kali ini menggunakan metode induced paw edemayaitu dengan menginduksi kaki hewan uji dengan agen inflamasi, pada penelitian ini menggunakan karagenin sebagai agen inflamasi yang kemudian diamati bengkak atau edemanya melalui alat pletismometer. Pengukuran dilakukan sebelum maupun sesudah diberikan inflamator dan antiinflamasi diukur setiap 30 menit. Inflamator yang umum digunakan adalah larutan karagenin 1%. G. Penentuan Effective Dose 50( Obat yang digunakan memberikan respon jika berikatan pada reseptornya, dalam memberikan respon tentunya ada rentang terapi yang disebut dengan therapeutic index atau indeks terapi. Indeks terapi sendiri dibatasi dengan dosis efektif atau effective dose ( ) yang merupakan dosis efektif suatu obat pada separuh atau 50% individu. Dalam pengguaan klinik digunakan untuk menentukan dosis terapi suatau obat

12 (Ngatidjan, 2006), termasuk juga obat-obat antiinflamasi yang harus memiliki untuk dapat menentukan dosis terapinya. Penentuan menggunakan metode induced paw edemayaitu dengan cara menginduksikan inflamatogen pada hewan uji. Setelah diinduksi inflamatogen, edema pada hewan uji diukur dengan alat yang disebut pletismometer. Pengukuran juga diukur setelah pemberian senyawa AEW1 dan natrium diklofenak sebagai antiinflamasi sehingga dapat dihitung daya hambat inflamasiinya. Untuk memastikan keamanan dan efek suatu obat, dilakukan pengujian dengan menggunakan binatangbinatang percobaan dengan menentukan nilai yaitu dengan menghitung perbandingan dosis dan respon (% daya hambat inflamasi) yang menggunakan regresi linear.

13 H. Kerangka Konsep Senyawa AEW1 memiliki aktivitas antiinflamasi %DAI sebesar 50,05±16,244 Efisiensi dosis 50 (ED50) senyawa AEW1 belum ditentukan Uji aktifitas Antiinflamasi senyawa AEW1 dengan 3 dosis Penentuan ED50 senyawa AEW1

14 I. Hipotesis Pada penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa senyawa AEW1 dengan dosis 200mg/kgBB memiliki efek anti inflamasi. Hipotesisnya nilai yang akan didapat berada pada dosis sekitar 200mg/kgBB.