BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, paradigma yang penulis pilih ialah teori kritis. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategy inquiry yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara narratif. 19 Sedangkan Bogdan dan Taylor (1975:5) metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Berbeda dengan Bogdan dan Taylor, Moleong memiliki kesimpulan bahwa penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang a oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain- lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 20 19 A.Muri Yusuf, metode penelitian kuantitaif, kualitatif & penelitian gabungan, Kencana, Jakarta,2014, hlm. 329. 20 Lexy J Moleong, Metodelogi penelitian kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 4. 22
23 Paradigma Kritis pada dasarnya adalah paradima ilmu pengetahuan yang meletakan epistemologi kritik Marxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya. Fakta menyatakan bahwa paradigma kritis yang diinspirasikan dari teori kritis tidak bisa melepaskan diri dari warisan Marxsisme dalam seluruh filosofi pengetahuannya. 3.2 Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes. Analisis semiotika Roland Barthes, mengarah pada tanda model dikotomis yaitu penanda dan petanda. Ia mengemukan bahwa dalam kehidupan sosial budaya penanda adalah ekspresi tanda, sedangkan petanda adalah isi. Menurut Barthes yang dikutip oleh Sobur 21, semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Semiotika pada umumnya bertujuan untuk mempelajari bagaimana manusia memaknai hal-hal tertentu. Tentunya memaknai dalam ini tidak dapat disamakan dengan mengkomunikasikanya. Semiotika merupakan analisis terstruktur dimana setiap tanda atau simbol-simbol selalu mempunyai makna yang melandasinya, untuk mengungkapkan makna yang dapat dipengaruhi oleh mitos dan ideologi yang berkembang dalam masyarakat selama ini. 21 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) Hlm 15
24 Terdapat banyak model atau metode analisis semiotika yang dikemukakan oleh para pakar semiotika, agar lebih terfokuskan penelitian ini nantinya, maka dari sekian banyak model tersebut, penelitian ini akan difokuskan kepada motode analisis semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes karena dalam penelitian ini, peneliti akan membaca tandatanda pada gambar, melalui objek penelitian yang peneliti pilih yaitu pada iklan Parfume Vitalis versi Eau De Cologne pada maret 2015. 3.3 Unit Analisis Pada penelitian ini peneliti mengambil unit analisis berupa Iklan Parfume Vitalis Eau De Cologne dengan durasi 30 detik yang ditayangkan distasiun Televisi RCTI pada bulan Maret 2016. Peneliti memilih iklan ini karna ingin mengetahui fetisime serta membongkar mitos yang ada dalam ekseskusi iklan tersebut sesuai dengan metode yang dikembangkan oleh Barthes. Penelitian ini difokuskan pada tanda-tanda yang terkait dengan fetisisme yang terjadi pada iklan Parfume Vitalis Eau De Cologne. Tandatanda tersebut yaitu terdapat pada aspek-aspek visual dan audio yang dikhususkan pada komunikasi verbal dan non verbal dari tokoh utama yaitu tokoh wanita pada iklan Parfume Vitalis Eau De Cologne.
25 3.4 Teknik Pengumpulan data Dalam penelitian ini, pengumpulan data nya dilaukan oleh manusia, yaitu peneliti sendiri. Pada penelitian kualitatif peneliti bekerja sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis, penafsir, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer (Observasi) dan data sekunder (Dokumentasi). Data tersebut dijabarkan sebagai berikut: 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data utama yang akan digunakan dalam proses penelitian. Atau bisa dibilang observasi. Observasi langsung dilakukan terhadap objek ditempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang diteliti. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang diselidiki. Misalnya melalui rangkaian slide,foto maupun film. 22 Berdasarkan penjelasan diatas, spenelitian ini memakai teknik observasi tidak langsung karena sumber data primer yang digunakan dalam peneltian ini adalah data yang diambil dari iklan Parfume Vitalis Eau De Cologne distasiun RCTI pada bulan maret 2015. Kemudian menjabarkan unsur-unsur fetisisme yang ada dalam iklan Vitalis versi Eau De Cologne 22 Nawawi, H, Hadari 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hal 104
26 3.4.2 Data Sekunder Sumber data sekunder pada penelitian ini dalam menganalisis iklan parfume Vitalis Eau De Cologne di RCTI pada Maret 2015, diperoleh melalui studi pustaka yang dalam hal ini dilakukan dengan mencari sumber-sumber kepustakaan yang relevan seperti buku, arsip,jurnal, artikel serta sumber-sumber tertulis yang terdapat diwebsite dan lain-lain yang terkait dengan iklan Vitalis versi Eau De Cologne. 3.5 Teknik Analisis Data Objek kajian dalam penelitian ini adalah Bagaimana fetisisme dalam iklan Vitalis versi Eau De Cologne distasiun RCTI pada bulan Maret 2015 dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Penelitian ini dilakukan untuk mengurai kenyataan dibalik isi pesan pada iklan Vitalis versi Eau De Cologne yang menjadi realitas yang menarik, karena pesan itu tidak lahir secara tiba-tiba. Melainkan, ada konstruksi, distirbusi dan perencanaan yang mencerminkan ideologi dibalik pesan. Berikut merupakan gambar skema rencana analisis Roland Barthes yang menjelaskan bagaimana kerja tanda pada dua tahap penanada :
27 1. Signifier (penanda) 2. Signified (petanda) 3. Denotative Sign ( tanda denotatif ) 4. Connotative Signifier (penanda denotatif) 5. Connotative Signified ( petanda konotatif ) 6. Connotative Sign ( tanda konotatif ) Tabel 3.1 Tahap pertama yang dilakukan adalah menseleksi terhadap frame yang memberikan tanda-tanda berkaitan dengan fetisisme. Setelah melakukan pen seleksian pada frame yang terkait unsur fetisisme, peneliti akan memilah pesan iklan menjadi 3 kategori yaitu berdasarkan pesan yang terkandung menurut Roland Barthes yang dikutip oleh Alex Sobur dari Cobley dan Janzs, yaitu : a. Pesan Linguistik, merupakan semua kata dan kalimat dalam iklan televisi. b. Pesan ikonik yang terkodekan, yaitu berupa konotasi yang muncul dalam foto atau adegan iklan yang dapat berfungsi jika dikaitkan dengan sistem tanda yang lebih luas dalam masyarakat. c. Pesan ikonik tak terkodekan, yaitu denotasi yang terdapat dalam foto/adegan iklan.