BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING. 300 Struktur Organisasi. 301 Pengurus. 302 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING

BAB 3 KEPENGURUSAN DAN KOMITE LEMBAGA KLIRING

109 Jasa Kliring dan Penjaminan serta Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka. 110 Wewenang Lembaga Kliring Dalam Penyelesaian Kontrak Berjangka

BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 BURSA EFEK. Pasal 1. Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

M E M U T U S K A N :

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

DAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KETENTUAN UMUM

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/1996 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR BURSA EFEK

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KELEMBAGAAN. Bagian Kesatu Umum. Pasal 34

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor : 101/BAPPEBTI/PER/01/2013

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PERSYARATAN DAN TATA CARA PENCALONAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI LEMBAGA KLIRING BERJANGKA

BAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN. Pasal 87

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr

2017, No Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232);

No. 6/11/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

No. 5/29/DPD Jakarta, 18 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-11/PM/1996 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

BAB 2 PENDAFTARAN EFEK DI KSEI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahan

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA Nomor : Kep-552/BEJ/ TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/25 /PBI/2003 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 47 /PM/2004 TENTANG DANA JAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I KEANGGOTAAN DAN KEPESERTAAN BURSA BAGIAN A KEANGGOTAAN BURSA

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DIREKSI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

- 2 - RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG LEMBAGA PENDANAAN EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-36/PM/1996 TENTANG PENDAFTARAN BANK UMUM SEBAGAI WALI AMANAT KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

402. PERSYARATAN KEANGGOTAAN BURSA BERDASARKAN KATEGORI

PERATURAN NOMOR VI.A.3 : REKENING EFEK PADA KUSTODIAN Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep- /PM/1997 Tanggal : Desember

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

BAB 14 SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN [LN 2004/96, TLN 4420]

BAB III ATURAN PELAKSANA UNDANG-UNDANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-26/PM/1996 TENTANG PERIZINAN PENASIHAT INVESTASI KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/23/PBI/2004 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN KSEI NOMOR IX TENTANG KOMITE KERJA KSEI DAN KOMITE ANGGARAN KSEI

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Transkripsi:

BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING 300 Struktur Organisasi 301 Pengurus 302 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 303 Tugas dan Tanggung Jawab Tambahan Direksi 304 Komite Kliring No. : PTT-DSP-001 REV.04/03 Januari 2011 Bab 3, halaman 1

BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING DIREKSI 300 Lembaga Kliring mempunyai struktur organisasi minimal sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Lembaga Kliring. 301 Lembaga Kliring mempunyai pengurus sebanyak-banyaknya terdiri dari : (a) 7 (tujuh) Komisaris dimana salah seorang menjadi Komisaris Utama; 7 (tujuh) Direksi dimana salah seorang menjadi Direktur Utama. 302 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Tugas dan tanggung jawab Direksi mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Lembaga Kliring. 303 Tugas dan Tanggung Jawab Tambahan Direksi Selain yang diatur dalam Anggaran Dasar Lembaga Kliring, Direksi juga memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : (a) memastikan bahwa kegiatan operasional kliring sehari-hari dilaksanakan sesuai dengan Peraturan; (d) (e) menetapkan persyaratan, menerima atau menolak calon Anggota Kliring, dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Kliring; menetapkan persyaratan keuangan minimum dan pelaporan bagi Anggota Kliring; menetapkan biaya keanggotaan dan biaya lainnya; meminta dan mendapatkan informasi yang diperlukan dari Bursa yang berhubungan dengan transaksi yang dilakukan oleh Anggota Kliring; (f) mengambil langkah-langkah untuk menjamin terlaksananya mekanisme kliring dan penjaminan transaksi Kontrak Berjangka dengan baik serta melaporkannya kepada Bappebti; No. : PTT-DSP-001 REV.04/03 Januari 2011 Bab 3, halaman 2

(g) (h) (i) dengan memperhatikan rekomendasi Komite kliring, mengambil tindakan tertentu yang dianggap perlu sehubungan dengan kegagalan Anggota Kliring dalam memelihara persyaratan keuangan sebagaimana ditetapkan dalam Bab 2 Peraturan atau tidak memenuhi kewajiban yang jatuh tempo kepada Lembaga Kliring; mengambil tindakan yang menurut pertimbangannya layak atau perlu untuk memastikan dan menegakkan ketaatan terhadap Peraturan; melakukan audit atau meminta pihak lain untuk melakukan audit, investigasi dan pemeriksaan catatan-catatan Anggota Kliring sewaktu-waktu dan melakukan dengar pendapat dengan setiap Anggota Kliring sehubungan dengan kepatuhan Anggota Kliring terhadap Peraturan; 304 Komite Kliring 1. Setiap anggota Komite Kliring diangkat dan diberhentikan oleh Lembaga Kliring. 2. Komite Kliring ditunjuk oleh Direksi Lembaga Kliring, dan anggota Komite Kliring sebanyak-banyaknya berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari: (a) (d) 3 (tiga) orang dari Anggota Kliring dimana salah seorang menjadi Ketua Komite, dan 2 (dua) orang dari Anggota Bursa bukan Anggota Kliring, dan 1 (satu) orang Pejabat Bursa setingkat dibawah Direksi Bursa, dan 1 (satu) orang pejabat Lembaga Kliring setingkat dibawah Direksi Lembaga Kliring. 3. Tugas dan tanggung jawab Komite Kliring (a) merekomendasikan tata cara yang harus diikuti oleh pemohon keanggotaan kliring; menyampaikan rekomendasi kepada Direksi mengenai permohonan keanggotaan kliring; No. : PTT-DSP-001 REV.04/03 Januari 2011 Bab 3, halaman 3

(d) (e) (f) (g) (h) (i) memberi saran kepada Direksi mengenai penetapan tingkat marjin, dana jaminan kliring, dana kliring dan perubahannya; menyampaikan rekomendasi kepada Direksi mengenai batas posisi netto yang boleh dikuasai oleh Anggota Kliring; memberikan nasehat dan merekomendasikan berbagai langkah yang akan diambil oleh Direksi pada keadaan darurat yang membahayakan integritas keuangan Lembaga Kliring dan atau Anggota Kliring; merekomendasikan tindakan yang harus dilakukan terhadap Anggota Kliring yang cedera janji sehubungan dengan posisi terbuka, dana yang ditempatkan dan hak-hak istimewa Anggota Kliring tersebut. Tindakan yang disarankan untuk dilakukan diantaranya berupa pembekuan terhadap kelebihan uang atau surat berharga yang ada pada Lembaga Kliring. Pembekuan tersebut dilakukan sampai pemeriksaan dan keputusan atas cedera janji telah diselesaikan sesuai dengan Peraturan; menetapkan besarnya kerugian dan atau kerusakan akibat cedera janji dan merekomendasikan sanksi yang akan diberikan; merekomendasikan kepada Direksi, langkah-langkah yang diambil sehubungan dengan tindakan khusus sebagaimana dimaksud dalam Bab 11. Komite Kliring berwenang meminta kepada Bursa dan atau Lembaga Kliring untuk memperoleh semua dokumen dan informasi yang diperlukan, dalam rangka penyelesaian masalah kliring dan penyelesaian serta penjaminan. Dokumen dan informasi tersebut bersifat rahasia, setiap Anggota Komite Kliring dilarang untuk mempergunakan dan atau menyebarkan informasi tersebut kepada perusahaannya maupun pihak-pihak lain yang bukan Anggota Komite Kliring. 4. Pembentukan Komite (a) Persyaratan Keanggotan : (1) Komisaris/Direksi Anggota Bursa, Pialang Berjangka atau Anggota Kliring. No. : PTT-DSP-001 REV.04/03 Januari 2011 Bab 3, halaman 4

(2) Memiliki keahlian di bidang Perdagangan Berjangka. Tata Cara Pengangkatan : (1) Pengangkatan pertama kali diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari perdagangan setelah diterima surat permohonan perihal penunjukan sebagai Komite Kliring dari Lembaga Kliring dan selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya masa kerja kepengurusan. Anggota Kliring mengajukan sekurang-kurangnya 5 (lima) calon anggota dan Anggota Bursa bukan Anggota Kliring mengajukan sekurang-kurangnya 4 (empat) calon anggota. (2) Berdasarkan calon-calon yang diajukan tersebut, Lembaga Kliring akan menetapkan daftar calon anggota yang dipilih setelah meminta kesediaan dari calon anggota yang bersangkutan untuk dipilih menjadi anggota Komite. (3) Lembaga Kliring akan menerbitkan surat keputusan pengangkatan Anggota Komite yang disampaikan kepada masing-masing Anggota Komite dengan tembusan Bursa, Bappebti dan Perusahaan asal Anggota Komite yang bersangkutan. (4) Apabila terjadi kekosongan keanggotaan Komite sebelum masa kepengurusan berakhir, Lembaga Kliring dapat mengisi kekosongan tersebut dengan menetapkan calon yang pernah diajukan ke Lembaga Kliring untuk melanjutkan sisa masa jabatan keanggotaan yang digantikan tersebut. (5) Masa jabatan kepengurusan adalah selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan dan dapat diangkat kembali untuk periode berikutnya. Pemberhentian Komite (1) Anggota Komite Kliring dapat diberhentikan oleh Lembaga Kliring apabila tidak lagi menduduki jabatan sebagai Komisaris/Direksi Perusahaan No. : PTT-DSP-001 REV.04/03 Januari 2011 Bab 3, halaman 5

Pialang Berjangka dari Anggota Bursa atau Anggota Kliring. (2) Anggota Komite dapat diberhentikan Lembaga Kliring apabila Perusahaan Anggota Komite tidak lagi menjadi Anggota Bursa. (3) Anggota Komite Kliring dapat diberhentikan dari keanggotaannya oleh Lembaga Kliring apabila melakukan tindak pidana, dipailitkan dan atau melakukan tindakan yang melanggar ketentuanketentuan dalam peraturan Lembaga Kliring dan atau Peraturan Bursa. 5. Selama masa jabatan Anggota Komite wajib menyusun rencana dan jadwal kegiatan rutin berdasarkan pedoman kerja Komite yang disusun bersama dan ditetapkan oleh Direksi Lembaga Kliring. 6. Rapat Komite diselenggarakan ditempat kegiatan usaha Lembaga Kliring secara bulanan atau sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan dan atas permintaan salah seorang anggota komite atau Direksi Lembaga Kliring. 7. Pengambilan keputusan rapat diambil berdasarkan suara terbanyak yang dihadiri sekurang-kurangnya 50% (lima puluh perseratus) dari seluruh Anggota Komite yang berhak hadir dalam rapat. 8. Rekomendasi yang dihasilkan oleh Komite Kliring harus sudah diterima oleh Direksi Lembaga Kliring selambat-lambatnya 5 (lima) hari perdagangan sejak tanggal rapat Komite tersebut diselenggarakan. Apabila dalam jangka waktu tersebut Direksi Lembaga Kliring belum menerima rekomendasi, maka Direksi Lembaga Kliring berdasarkan kebijakannya dapat segera menindaklanjuti hal-hal yang dimintakan rekomendasi kepada Komite Kliring. No. : PTT-DSP-001 REV.04/03 Januari 2011 Bab 3, halaman 6