BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci yang berisi tuntunan dan hidayah yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan motivasi kepada anak untuk memahami, mencintai, mendalami dan

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkat Sekolah Dasar, secara substansial memiliki kontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Implementasinya berkait erat dengan lembaga, pendidik,

BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan dasar keagamaan kepada anak

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Kemampuan Menghafal Surah-Surah Pendek

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran dilakukan dimulai dari proses, cara dan perbuatan menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tentang tata cara beribadah, bersikap dan berperilaku; sesuai tuntunan agama

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tentang tata cara beribadah, bersikap dan berperilaku; sesuai tuntunan agama

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. konteks pendidikan agama, kegiatan dimaksud menitik-beratkan pada peningkatan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanamkan agar iman dan taqwa menjadi tumpuan harapan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar pada dasarnya adalah upaya peningkatan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. tugas sebagai khalifah-nya terlaksana secara bertanggung jawab dan mandiri. 3

BAB I PENDAHULUAN. kefitrahan menuju penunaian tugas sebagai khalifah-nya terlaksana secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran dilakukan dimulai dari proses, cara dan perbuatan menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan jabatan profesi, sebagai pihak pendidik dan pengajar

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, karena sebagian besar pelajaran disekolah adalah mengingat.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu. SBM ( Strategi Belajar Mengajar). Bandung: Pustaka Setia, 2005.

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan anak didik dalam praktek ibadah sangat di tuntut,

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan. belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik bisa dibagi menurut perspektif kelembagaan, yang tersimpul dalam Tri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kelas selama ini termasuk di SMP Negeri 1 Pegandon. pembelajaran masih didominasi oleh pembelajaran yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang edukatif ini dikarenakan

Oleh : Nurul Hidayah 1

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa ini merupakan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS I - SEMESTER 1

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar. pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi sejumlah tuntunan dan pengajaran yang memberikan petunjuk kepada manusia serta pegangan dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. Al-Quran merupakan tuntunan dan pengajaran yang harus dipelajari oleh setiap Muslim. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam QS. Shaad/38; 29 : Alquran merupakan kitab hidayah yang memberikan petunjuk kepada manusia seluruhnya dalam mencapai keberuntungan hidup. Sebagai tuntunan, bimbingan yang terkandung di dalamnya hanya akan diraih oleh orang-orang yang berpikir, berusaha dan mendalami kandungan-kandungannya. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan pembelajaran tentang Al-Quran sedini mungkin. Pada anak-anak di tingkat dasar, pembelajaran Al-Quran terarah pada : Suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan murid membaca dengan baik (tartil), suka membaca Al-Quran, mengerti arti dan pokok kandungan ayat-ayat Al-Quran; sehingga mendapatkan pengetahuan, iman dan takwa, serta menjadi pedoman akhlak dan ibadah murid sehari-hari. 1 1 Udin Syarifuddin Winataputra dan Rustina Ardiwinata, Buku Perencanaan Pokok Pengajaran Modul 1-6, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1998), Cet. Ke-6, h. 153.

2 Senada dengan uraian di atas, H.M. Syatiri Ahmad menyebutkan bahwa tujuan pengajaran Al-Quran bagi anak-anak adalah : 1. Agar anak dapat membaca dan menulis Al-Quran dengan baik dan benar 2. Agar anak-anak suka dan senang membiasakan dirinya membaca Al-Quran. 3. Agar anak dapat menghafal surat-surat pendek dalam Alqur an yang diucapkan dalam shalat sehari-hari. 2 Mengacu kepada kurikulkum 2004 tentang pedoman khusus Alquran dan Hadits, mengemukakan bahwa secara fungsional pembelajaran Alquran memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan terutama dari aspek kandungan Al-Quran, yang selanjutnya melandasai sikap dan keyakinan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Sumber nilai, yaitu pengajaran Alquran yang dapat memberikan kesadaran untuk mempedomaninya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. 3. Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan prestasi dan kualitas hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara. 4. Pengembangan, yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami isi dan kandungan Alquran dan menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri peserta didik melalui proses pendidikan agar kemampuan dan pemahaman tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai tingkat perkembangannya. 5. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam memahami dan mengamalkan isi kandungan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. 6. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju manusia yang beriman dan bertakwa. 7. Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai Alquran kepada peserta didik, dalaam konteks lingkungan fisik maupun sosialnya sesuai dengan tuntutan Alquran. 3 2 M. Syatiri Ahmad dkk, Pedoman Pengajaran Al-Qur an bagi Anak-Anak, (Jakarta: Ditjen Bimas Islam 1982/1983), h. 33. 3 Udin Syarifuddin Winataputra dan Rustina Ardiwinata, op cit, h. 3

3 Pembelajaran materi Al-Quran, sebagai bagian integral dari Pendidikan Agama Islam pada sekolah tingkat dasar, secara substansial terarah agar peserta didik memahami berbagai macam pengetahuan tentang Al-Quran sesuai kompetensi pembelajaran. Sesuai prinsip pendidikan berjenjang, pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas III sekolah dasar dalam materi Al-Quran adalah kemampuan mengenal ayat-ayat Al-Quran. Siswa diharapkan mampu menulis dan melafalkan huruf-huruf Al-Quran dengan baik dan benar sesuai makharijul huruf. Kemampuan membaca bermakna sebagai kesanggupan atau kecakapan untuk mengucapkan, memaknai dan mengerti rangkaian huruf/simbol, dan selanjutnya merangkai huruf-huruf tersebut sehingga menjadi suatu kata yang bermakna. Sedangkan kemampuan menulis berkait dengan kesanggupan mengidentifikasi, merangkai simbol atau lambang tertentu yang disebut dengan huruf. Kemampuan ini sangat penting, ia merupakan jalan menuju pintu ilmu pengetahuan. 4 Berdasarkan hasil pengamatan sementara pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sungai Raya 2 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar, kemampuan membaca dan menulis huruf-huruf Al-Quran masih rendah. Siswa belum mampu mengidentifikasi beragam jenis huruf hijaiyah yang berubah bentuk ketika ditulis dengan bersambung. Siswa juga belum memiliki keterampilan melafalkan rangkaian huruf-huruf yang tersusun dalam satu suku kata sebagai kalimat dengan jelas dan benar sesuai makharijul huruf, sehingga si pembaca dan pendengar dapat menangkap isi bacaan sebagai sesuatu yang bermakna. 4 Syaiful Bahri Djamaarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Renika Cipta, 2008), h. 41.

4 Berdasarkan kondisi objektif siswa di atas, perlu suatu metode pembelajaran yang tepat agar kemampuan siswa meningkat. Melalui penelitian yang bersifat reflektif diharapkan dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. 5 Salah satu metode mengajarkan Alquran, metode drill (latihan; training) menekankan pada pembiasaan tertentu berupa latihan-latihan untuk memantapkan keterampilan dan memeliharanya dari kesalahan, termasuk kesalahan membaca dan menulis. Semakin sering melakukan latihan, maka semakin mantaplah kemampuan siswa. Dalam metode ini siswa dianjurkan untuk mengikuti petunjuk guru, mengulangi bacaan guru; membaca secara bersama-sama, bergiliran antar kelompok maupun secara individual. 6 Penerapan pembelajaran secara learning based atau student learning ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis secara baik dan benar. Guna melihat lebih jauh efektivitas penggunaan metode drill dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca dan menulis huruf Al-Quran, penulis merasa tertarik untuk meneliti secara mendalam dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan judul : Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf Al- Quran dengan Metode Drill pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Sungai Raya 2 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar. 15. 5 Sukidin, et. al, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Ihsan Cendekia, 2002), h. 6 Chatib Thoha, MA dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: Kerjasama Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan Pustaka Pelajar, 1999), h. 29-30.

5 B. Identifikasi Masalah Persoalan mendasar yang mengemuka dalam penelitian ini : 1. Rendahnya kemampuan siswa. Terdapat banyak kekeliruan ketika diminta untuk membaca dan menulis huruf-huruf Al-Quran. 2. Kemampuan guru dalam menerapkan metode yang bervariatif masih rendah. Hal ini berdampak terhadap rendahnya motivasi dan keaktifan siswa dalam mempelajari tata cara membaca dan menulis huruf Al-Quran. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan metode drill dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis huruf Al-Quran? 2. Apakah metode drill efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis huruf Al-Quran pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sungai Raya 2 Kecamatan Simpang Kabupaten Banjar tahun pelajaran 2010/2011? D. Rencana Pemecahan Masalah Permasalahan rendahnya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis huruf Al-Quran perlu segera ditanggulangi. Upaya peningkatannya memerlukan penelitian tindakan kelas. Penulis merencanakan tindakan dimaksud dalam 3 siklus dengan masing-masing 1 kali pertemuan dalam pembelajaran 6 x (2 x 35 menit). Tindakan ini bersifat kolaboratif antara guru dan siswa dalam kelompok belajar yang dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

6 1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai 2. Guru menampilkan struktur berupa teks secara keseluruhan 3. Guru membaca sendiri satuan-satuan teks dengan pelan sesuai makhrajul huruf. 4. Siswa melihat dan menyimak langsung pada teks sesuai petunjuk guru. 5. Guru melakukan proses analitik dan sintetik; melakukan penguraian dan. penggalan teks pada struktur semula. 6. Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk menulis teks bacaan sesuai tugas dan petunjuk yang diberikan. 7. Guru melatih siswa secara kelompok untuk membaca dan menulis huruf, suku kata dan kalimat 8. Guru melatih siswa secara perorangan untuk membaca dan menulis secara bergiliran, siswa lain menirukan bacaannya secara bersama-sama 9. Guru mengulangi bacaannya agar murid mampu membaca secara individu. 10. Guru menjelaskan isi teks, memberikan pertanyaan secara mudah dan singkat yang dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran. 11. Guru memberikan penghargaan atas kemampuan siswa membaca dan menulis serta memberikan masukan perbaikan jika terdapat kekeliruan. 12. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari teks yang dipelajarinya. Selama proses pembelajaran dilaksanakan, pengamatan dilakukan melalui teman sejawat baik terhadap aktifitas guru, keaktifan dan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis huruf Al-Quran. Pada akhir kegiatan dilakukan tes secara tertulis untuk melihat kemampuan pemahaman dan hasil belajar siswa.

7 E. Hipotesis Tindakan. Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan perlu dikemukakan dugaan sementara. Dugaan sementara itu sering dikenal dengan istilah hepotesis; sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbuktinya data yang terkumpul. 7 Berdasarkan permasalahan dan teori yang dikumpulkan, maka hipotesis yang penulis ajukan sebagai dugaan sementara dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Kemampuan membaca dan menulis huruf-huruf Al-Quran (hijaiyah) memerlukan latihan secara berulang-ulang dan berkesinambungan. Melalui metode pembelajaran yang menekankan pada pembiasaan, siswa akan dapat meningkatkan kemampuannya secara baik dan lancar. 2. Penerapan metode drill akan mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa. Pembelajaran tidak lagi berpusat kepada guru (teacher centered) namun bergeser kepada aktivitas siswa (student centered). F. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam materi Al-Quran di kelas III Sekolah Dasar Negeri Sungai Raya 2 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar. Tindakan kelas terarah untuk mengetahui apakah metode drill efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca dan menulis huruf Al-Quran. 1998), h. 62. 7 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Renika Cipta,

8 Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui upaya penerapan metode drill dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca dan menulis huruf Al-Quran. 2. Mengetahui efektivitas metode drill dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis huruf Al-Quran pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sungai Raya 2 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran 2010/2011. G. Signifikansi Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaaan teoritis dan praktis sebagai berikut : a. Pengambil kebijakan (Kementerian Agama). 1) Menjadi masukan dan informasi tentang upaya peningkatan prestasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode drill. 2) Menjadi bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran PAI pada sekolah sederajat. 3) Menjadi bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan profesionalisme guru mata pelajaran agama khususnya pembelajaran materi Al-Quran. b. Peneliti 1) Menjadi bahan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). 2) Menjadi bahan untuk meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang berkualitas

9 3) Menjadi bahan untuk meningkatkan penguasaan terhadap materi pembelajaran Al-Quran. 4) Menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang model-model pembelajaran, khususnya pembelajaran menggunakan metode drill. c. Guru Kepala sekolah 1) Menjadi masukan dan informasi tentang pemahaman siswa pada materimateri pembelajaran Al-Quran pada sekolah sederajat. 2) Menjadi masukan dan arahan untuk pembenahan atau perbaikan metode pembelajaran yang sesuai standar kompetensi.. 3) Menjadi salah satu dasar pertimbangan untuk melaksanakaan pembinaan terhadap guru PAI untuk melakukan berbagai inovasi sesuai materi agar kegiatan belajar mengajar mampu mencapai hasil yang optimal. d. Pengembangan Keilmuan 1) Informasi awal bagi penelitian sejenis dengan pendekatan yang berbeda dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran PAI, inovasi sesuai materi agar kegiatan belajar mengajar mampu mencapai tujuan sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan. 2) Menambah khazanah keilmuan, khazanah Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin.