Menimbang : a. BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 916 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PEMERIKSAAN (POP) APARAT INSPEKTORAT KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa untuk mewujudkan asas-asas umum pemerintahan yang baik, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, Pemerintah Daerah telah melakukan peningkatan peranan pengawasan fungsional oleh Inspektorat Kabupaten Garut dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Garut Nomor 447 Tahun 2008 tentang Pedoman Operasional Pemeriksaan (POP) Aparat Inspektorat Kabupaten Garut; b. bahwa sehubungan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dilakukan berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, maka Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas perlu ditinjau kembali dan dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Bupati Garut tentang Pedoman Operasional Pemeriksaan (POP) Aparat Inspektorat Kabupaten Garut. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
3 13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 19 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 34);
4 24. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 39); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2007 Nomor 4). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PEMERIKSAAN (POP) APARAT INSPEKTORAT KABUPATEN GARUT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksudkan dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Garut. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Garut. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Garut. 5. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Garut merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati. 6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis daerah, kecamatan, kelurahan dan lembaga lain. 7. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Garut. 8. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Garut, yang selanjutnya disebut SKPD Kabupaten Garut adalah sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, kelurahan dan lembaga lain. 9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. 11. Kepala Desa adalah pemimpin penyelenggaraan Pemerintah Desa. 12. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.
5 13. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah Lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat. 14. Pejabat Pengawas Pemerintah adalah orang yang karena jabatannya melaksanakan tugas pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk dan atas nama Bupati. 15. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 16. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Desa berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundangundangan. 17. Pedoman Operasional Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat POP adalah petunjuk yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengawasan fungsional oleh Inspektorat Kabupaten Garut dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melalui pemeriksaan/audit. 18. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 19. Pengawasan Fungsional terhadap penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Garut adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan pemerintah daerah yang berjalan sesuai dengan rencana, ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 20. Pemeriksaan/Audit adalah salah satu bentuk kegiatan pengawasan yang dilaksanakan dengan menggunakan seluruh prosedur audit dan teknik audit, membandingkan antara peraturan, rencana, program, target, sistem dan prosedur yang seharusnya dengan kondisi atau kenyataan yang terjadi pada SKPD/Unit Kerja yang bersangkutan. 21. Pemeriksaan/Audit Operasional adalah kegiatan pemeriksaan/audit terhadap aspek tugas pokok dan fungsi, sumber daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana serta metode kerja. 22. Pemeriksaan/Audit Reguler adalah kegiatan pemeriksaan/audit yang dilakukan secara Teratur, terprogram, terjadwal yang tertuang dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT). 23. Pemeriksaan/Audit Khusus/Kasus adalah kegiatan pemeriksaan/audit yang dilakukan sewaktu-waktu seperti penanganan kasus pengaduan, investigasi dan lain-lain yang tidak tertuang dalam PKPT. 24. Laporan Hasil Pemeriksaan adalah laporan atas hasil kegiatan pelaksanaan pemeriksaan/audit terhadap objek pemeriksaan/auditan yang didalamnya mengungkapkan fakta, data atau kejadian yang terjadi dengan unsur atribut temuan : kondisi, kriteria, sebab, akibat dan rekomendasi disampaikan kepada pejabat yang berwenang untuk ditindaklanjuti.
6 BAB II RUANG LINGKUP DAN SASARAN PEMERIKSAAN Pasal 2 Ruang lingkup pemeriksaan dalam rangka pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meliputi : a. administrasi umum pemerintahan daerah; b. urusan pemerintahan daerah. Pasal 3 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, dilakukan terhadap : a. Kebijakan daerah; b. Kelembagaan; c. Pegawai Daerah; d. Keuangan Daerah; e. Barang Daerah. Pasal 4 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, dilakukan terhadap : a. Urusan wajib; b. Urusan Pilihan; c. Dana Dekonsentrasi; d. Tugas Pembantuan; e. Kebijakan Pinjaman Hibah Luar Negeri. Pasal 5 Sasaran pemeriksaan dalam rangka pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilakukan terhadap perangkat daerah, BUMD dan pemerintah desa. BAB III PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Pasal 6 (1) Pemeriksaan dilaksanakan oleh Inspektorat berpedoman pada PKPT dan POP. (2) Setiap pelaksanaan pemeriksaan operasional maupun khusus dilaksanakan oleh Tim yang ditetapkan oleh Inspektur. (3) PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. ruang lingkup; b. sasaran pemeriksaan; c. SKPD yang diperiksa; d. jadwal pelaksanaan pemeriksaan; e. jumlah tenaga;
f. anggaran pemeriksaan; dan g. laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan. 7 (4) Pelaksanaan Pemeriksaan diatur dalam Pedoman Operasional Pemeriksaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 7 (1) Kegiatan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dilakukan berdasarkan Daftar Materi Pemeriksaan. (2) Daftar Materi Pemeriksaan sebagaimana pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II dan Lampiran III, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB IV TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN Pasal 8 (1) Pemeriksaan Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dituangkan dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan. (2) Sebagai tindak lanjut dari Laporan Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perlu dilakukan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan rekomendasi yang disampaikan dalam laporan ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan. (3) Tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana pada ayat (2 harus sudah selesai ditindaklanjuti paling lama 1 (satu) bulan sejak Laporan Hasil Pemeriksaan diterima oleh objek pemeriksaan/auditan yang bersangkutan. (4) Pemantauan tindak lanjut harus terus dilakukan sampai temuan dan rekomendasi tuntas ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan/auditan. (5) Tingkat penyelesaian tindak lanjut yang dilaksanakan oleh objek pemeriksaan/auditan dituangkan dalam berita acara pemantauan tindak lanjut. (6) Hasil pemantauan tindak lanjut dituangkan dalam bentuk laporan. BAB V KOORDINASI PEMERIKSAAN Pasal 9 (1) Untuk meningkatkan kinerja, Inspektorat Kabupaten Garut, dapat melakukan koordinasi dengan Lembaga Pengawas Fungsional lain seperti Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota, BPKP, aparat penegak hukum atau stakeholder lainnya. (2) Pelaksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus atas persetujuan atau sepengetahuan Bupati.
8 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Inspektur Kabupaten. Pasal 11 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Garut Nomor 447 Tahun 2008 tentang Pedoman Operasional Pemeriksaan (POP) Aparat Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 82), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 12 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut. Ditetapkan di Garut pada tanggal 29-12 - 2011 B U P A T I G A R U T, t t d Diundangkan di Garut pada tanggal 29-12 - 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT, ACENG H.M. FIKRI t t d H. IMAN ALIRAHMAN, SH, M.Si PEMBINA UTAMA MADYA NIP. 19590613 198503 1 008 BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2011 NOMOR 55 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN GARUT BUDI GAN GAN GUMILAR PEMBINA/ IVa NIP. 19690520 199603 1 005