BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemerintahan yang baik (good governance) berarti kepemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Harapan membaiknya kondisi ekonomi nasional tampaknya sulit menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Peranan karyawan tidak dapat diabaikan dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang demikian cepat di Tanah Air menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

INTERNAL AUDIT CHARTER

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. global dunia usaha yang semakin berat. Misi BUMN sebagai sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah dan tugas tugas yang menuntut perhatian di mana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan tersebut, juga mempengaruhi aktivitas bisnis suatu badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan

URGENSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI INSTANSI PEMERINTAH. Oleh : Hanif. Abstrak

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendirian suatu perusahaan pada umumnya mempunyai bermacam-macam tujuan. Salah satu tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pelaksanaan berbagai kegiatan perusahaan. Biasanya perusahaan-perusahaan yang masih kecil dipimpin langsung oleh pemiliknya sendiri. Dalam hal ini pemilik perusahaan merangkap semua fungsi sebagai pimpinan, pengawas, dan juga sebagai pengelola keuangan. Perusahaan yang kecil tidak memerlukan tenaga-tenaga pimpinan yang professional. Hal ini disebabkan masih terbatasnya permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan yang sekaligus merupakan pimpinan perusahaan dapat melaksanakan tugasnya dan dibantu oleh beberapa orang dalam bidang administrasi dan pembukuan. Perusahaan yang lebih besar akan menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan pihak manajemen tidak dapat lagi terlibat secara langsung di dalam setiap aspek kegiatan perusahaan. Manajemen memerlukan penambahan sumber daya baik dalamn segi kuantitas maupun dalam segi kualitas. Hal ini sangat beralasan karena semakin berkembangnya suatu perusahaan, ruang lingkupnya juga akan semakin luas sehingga pemilik, pemimpin perusahaan dan karyawan telah terpisah menurut fungsinya masingmasing dan bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini perlu diadakan suatu sistem pengawasan yang efektif yang nantinya diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan disamping mencari laba, juga mencakup pertumbuhan yang terus menerus. Pada era globalisasi sekarang ini perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitasnya agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya, ada tiga konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, yaitu 1

2 mundur, bertahan, atau semakin berkembang, agar dapat bertahan dan semakin berkembang, diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan dalam hal produktivitas, efisiensi, serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan yang sedang berkembang dituntut agar beroperasi secara efisien yaitu setiap aktivitas perusahaan harus dapat dilaksanakan dengan seefektif mungkin dengan hasil yang sebesar-besarnya, sehingga efektivitas dan efisien yang diciptakan dalam perusahaan memberikan manfaat yang sangat besar dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Pada umumnya tujuan setiap perusahaan baik itu perusahaan industri, perusahaan dagang maupun perusahaan jasa dalam suatu perekonomian bersaing adalah untuk memperoleh laba yang maksimal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan, maka upaya untuk mencapai tujuan tersebut pihak perusahaan harus melakukan berbagai kegiatan atau transaksi yaitu pembelian, penjualan, penagihan dan kegiatan lainnya dengan menggunakan sumber ekonomi yang ada secara efektif, serta diperlukan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian internal yang seksama agar penyimpangan-penyimpangan dapat dihindari. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi harus terus dikembangkan dan ditingkatkan. Salah satu kebijakan yang dapat diambil oleh manajemen adalah meningkatkan struktur pengendalian intern perusahaan. Sistem pengawasan dapat tercapai secara efektif dan efisien bukanlah merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Hal tersebut menginginkan adanya penyempurnaan sistem pengendalian manajemen di masing-masing lembaga yang melaksanakan fungsi-fungsi pengawasan. Upaya penyehatan dan penyempurnaan yang meliputi produktivitas, efisiensi serta efektivitas sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang. Mengantisipasi hal ini berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengendalian intern perusahaan. Efektivitas dan efisiensi usaha dapat dicapai apabila dilaksanakan melalui suatu proses perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat dan pengawasan yang ketat. Dalam kaitan ini, audit intern (internal audit) yang merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen menjadi salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam

3 proses penyusunan rencana, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan perusahaan dalam upaya pencapaian tujuan secara efektif. Sebagaimana diketahui kedudukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam tata perekonomian Indonesia merupakan salah satu dari tiga pelaku ekonorai yang diharapkan secara aktif berkecimpung dan bekerjasama berdasarkan demokrasi ekonomi untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Pada akhir-akhir ini kedudukan BUMN tersebut mengalami keguncangan karena adanya tuduhan dari sebagian masyarakat bahwa pengelolaan BUMN dewasa ini tidak efisien dan lebih banyak merugi. Pro dan kontra terhadap tuduhan sebagian masyarakat tersebut kemudian berkembang menjadi polemik yang ramai di berbagai mass media, karena sebagian menginginkan agar BUMN yang tidak efisien/merugi itu dijual saja kepada swasta atau dibubarkan. Seraentara itu pihak yang membela eksistensi BUMN mengatakan bahwa tidak semua BUMN itu telah beroperasi secara tidak efisien, terbukti dari masih banyaknya BUMN yang menghasilkan keuntungan dan memberikan sumbangan yang besar kepada negara. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola Industri Strategis atau BPIS yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi Sejak didirikan pada tahun 1926 sampai sekarang kantor pusat PT INTI berkedudukan di Komplek Laboratorium Pos, Telepan dau Telegraf (PTT) di daerah Tegalega (sekarang jalan Moh. Toha no.77 Bandung). Pembentukan Bagian Satuan Pengawasan Internal (SPI) di PT. INTI (Persero) didasarkan pada Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, dimana pada setiap BUMN membentuk Satuan Pengawasan Internal yang merupakan aparat pengawas internal perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian SPI menjalankan fungsi sebagai berikut : 1) Memastikan bahwa Sistem Pengendalian Internal perusahaan telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan.

4 2) Merupakan mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan, memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukannya. 3) Merupakan konsultan peningkatan penerapan manajemen resiko dan prinsipprinsip Good Coorporate Governance. Berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen dan beberapa karyawan PT. INTI (Persero), terdapat kecenderungan bahwa pengawas intern juga merangkap sebagai kepala bagian, pengawas intern merupakan orang yang memiliki hubungan yang erat dengan pimpinan perusahaan, dan pengawas intern terdiri atas orang-orang yang tidak kompeten karena pengawas intern tidak memiliki pengalaman dalam mengaudit perusahaan. Hal ini akan sangat mempengaruhi kesehatan perusahaan itu sendiri, karena pentingnya eksistensi seorang pengawas intern, menuntut mereka untuk memiliki sikap independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja dalam melaksanakan tugas pemeriksaan intern, akibatnya jika pengawas intern tidak memiliki sikap independensi, keahlian profesional dan pengalaman kerja maka tidak dapat menilai efektivitas pengendalian intern dalam perusahaan, timbul rasa berat sebelah, tidak jujur dalam melakukan pemeriksaan dalam bekerja. Luasnya ruang lingkup usaha perusahaan mengakibatkan pimpinan dan pihak manajemen tidak dapat secara langsung mengawasi semua aktivitas, baik aktivitas intern maupun aktivitas ekstern, yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, pimpinan dan pihak manajemen memerlukan pengawas intern yang memiliki sikap independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja dalam menilai efektivitas penerapan struktur pengendalian intern. Diharapkan bahwa dengan adanya SPI yang kedudukannya secara langsung di bawah Direktur Utama tersebut dapat mengurangi ketidakefisienan pengelolaan manajemen, dengan cara melakukan pemeriksaan internal, menemukan temuan dan menyusun rekomendasi kepada Direktur Utama. Untuk itu, SPI BUMN hendaknya dapat bekerja secara efektif, yaitu dengan menunjukkan sikap yang profesional, mempunyai integritas yang tinggi, mempunyai sifat yang obyektif, dan pengetahuan serta keterampilan yang cukup.

5 Apabila persyaratan itu dipenuhi, maka diharapkan SPI dapat memberikan kontribusi yang positif bagi keberhasilan pengelolaan BUMN. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian peranan Satuan Pengawasan Intern di PT. INTI (Persero) dalam menunjang kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Satuan Pengawasan Intern memiliki kewajiban untuk membantu manajemen dalam melakukan pemeriksaan intern operasional perusahaan serta memiliki peranan yang sangat strategis dalam melakukan evaluasi kecukupan pengendalian internal perusahaan secara berkala untuk memastikan efektivitasnya dikaitkan dengan rencana strategis perusahaan serta untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal telah dilaksanakan dan dipatuhi dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, serta mengingat banyaknya sumbangan yang diberikan oleh internal audit kepada manajemen perusahaan, maka penulis tertarik membahas topik ini dengan memilih judul dalam penulisan skripsi ini, yaitu Peranan Satuan Pengawasan Intern Dalam Menunjang Kepatuhan Manajemen Terhadap Peraturan Perundang-undangan Pada PT. INTI (Persero). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang menjadi dasar dalam penyusunan skripsi ini, yaitu: 1) Bagaimana pelaksanaan Satuan Pengawasan Intern pada PT. INTI (Persero)? 2) Bagaimana kepatuhan manajemen terhadap peraturan perundang-undangan pada PT. INTI (Persero)? 3) Bagaimana peranan Satuan Pengawasan Intern dalam menunjang kepatuhan manajemen terhadap peraturan perundang-undangan pada PT. INTI (Persero)? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Strata-1 (S-1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.

6 Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pelaksanaan Satuan Pengawasan Intern pada PT. INTI (Persero) 2) Untuk mengetahui kepatuhan manajemen terhadap peraturan perundangundangan pada PT. INTI (Persero) 3) Untuk mengetahui peranan Satuan Pengawasan Intern dalam menunjang kepatuhan manajemen terhadap peraturan perundang-undangan pada PT. INTI (Persero) 1.4 Kegunaan Penelitian Data informasi dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1) Bagi peneliti, untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pengawasan dan internal audit dalam suatu perusahaan dan membandingkannya dengan berbagai teori yang berkaitan dengan audit intern, 2) Bagi perusahaan, memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak manajemen yang berkaitan dengan kegunaan dan keefektifan dari Satuan Pengawasan Intern pada perusahaan dan untuk perbaikan kebijakan perusahaan yang berguna untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai, 3) Bagi pihak lain, penelitian ini dapat memberikan gambaran dan masukan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama atau sejenis. 1.5 Kerangka Pemikiran Penerapan Sistim Pengendalian Intern yang efektif dan konsisten sangat penting artinya bagi kelangsungan pelaksanaan kegiatan suatu perusahaan, mengingat adanya berbagai aspek pada fungsi dan peranan yang diemban dan sifat amanah dari fungsi dan peranan tersebut. Pengertian Satuan Pengawasan Intern menurut Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pasal 67 Ayat 1 dan 2 adalah:

7 Satuan Pengawasan Intern merupakan aparat pengawas intern Perseroan yang bertanggungjawab kepada Direktur Utama. Tugas pokok dan fungsi Satuan Pengawasan Intern menurut Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 Pasal 29 Ayat 1, adalah sebagai berikut: 1) SPI bertugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan intern keuangan dan pemeriksaan operasional Perseroan serta menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada Perseroan serta memberikan saran-saran perbaikan. 2) SPI memberdayakan diri sebagai strategic business partner bagi Direksi dengan memberikan masukan-masukan dan pertimbangan terhadap hal-hal strategis yang dihadapi Perseroan. 3) SPI didukung oleh personil dengan kualitas, kompetensi, dan kuantitas yang memadai untuk pelaksanaan tugasnya. 4) Untuk menjaga kualitas hasil audit, SPI bekerja secara independen sesuai dengan Standar Profesi Auditor Internal dan Pedoman Kerja SPI. 5) SPI wajib menyampaikan laporan hasil pemeriksaan dan pekerjaan lainnya kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Komite Audit/Komisaris dan pihak-pihak lain yang dianggap tepat. 6) Personil SPI senantiasa mengembangkan keahlian dan pengetahuan guna menjamin kualitas auditnya. 7) Kedudukan, wewenang, tanggung jawab, dan kewajib an SPI dituangkan dalam internal Audit Charter (Piagam Audit SPI). Landasan hukum pembentukan internal auditor yaitu berdasarkan : 1) Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahwa : a. Pada setiap BUMN membentuk Satuan Pengawasan Internal yang merupakan aparat pengawas internal perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. b. Atas permintaan tertulis Komisaris/Dewan Pengawas, Direksi memberikan keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal. c. Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Internal.

8 2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 pasal 45, bahwa : Pada setiap BUMN dibentuk Satuan Pengawasan Internal yang merupakan aparatur pengawasan internal perusahaan. Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 3) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan bahwa : a. Pada setiap Perseroan dibentuk Satuan Pengawasan Internal. b. Bagian Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh Kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. c. Bagian Satuan Pengawasan Internal bertugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan audit keuangan dan operasional serta menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya dan memberikan saransaran dan perbaikan. Hal tersebut ditegaskan lagi melalui SK Menteri BUMN Nomor : KEP- 117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002, pasal 22 (1) yang menyebutkan: Direksi harus menetapkan suatu Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan investasi aset BUMN. Dalam menjalankan tugasnya Bagian SPI menjalankan fungsi sebagai berikut : 1) Memastikan bahwa Sistem Pengawasan Internal perusahaan telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan. 2) Merupakan mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan, memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukannya. 3) Merupakan konsultan peningkatan penerapan manajemen dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Definisi pengendalian intern yang dikembangkan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) tahun 1992, secara luas sebagai: As a process, effected by an entity s board of directors, management and other personnel designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objective in the following categories: a. Effectiveness and efficiency of operations

9 b. Reliability of financial reporting, and c. Compliance with applicable lows and regulations Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan tujuan utama proses pengendalian intern adalah: 1) Operations/performance objectives, yaitu adanya aktivitas yang efisien dan efektif dalam hubungannya dengan misi dasar dan kegiatan usaha organisasi, termasuk standard kinerja dan pengamanan sumber daya. 2) Information/financial reporting objectives, yaitu adanya informasi mengenai keuangan dan informasi untuk manajemen yang bebas dan dapat dipercaya, lengkap dan tepat waktu, termasuk penyiapan laporan keuangan yang handal serta mencegah penggelapan informasi kepada publik. 3) Compliance objectives, yaitu adanya kepatuhan kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Tujuan ini memastikan bahwa kegiatan usaha perusahaan patuh kepada hukum, peraturan, rekomendasi dari regulator, kebijakan dan prosedur perusahaan. Sistem pengendalian internal yang dimaksud dalam KEPMEN BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl 1 Agustus 2002 pada pasal 22 ayat 2, mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan yang disiplin dan terstruktur yang terdiri : a. Integritas, nilai etika dan kompetensi karyawan b. Filosofi dan gaya manajemen c. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggungjawabnya d. Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia, dan perhatian dan arahan yang dilakukan oleh direksi, e. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan 2) Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis menilai dan mengelola risiko usaha relevan. 3) Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit

10 dalam struktur organisasi BUMN antara lain megenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap aset perusahaan. 4) Sistem informasi dan komunikasi yaitu suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku pada BUMN. 5) Monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi BUMN, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal dengan ketetentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada direksi dan tembusannya disampaikan kepada komite audit. 1.6 Review Penelitian Terdahulu Sebagai rujukan dalam penelitian ini, penulis merujuk penelitian sebelumnya dari : Nama : Triyanto Universitas : Universitas Diponegoro Tahun : 2009 Judul : Peran Satuan Pengawasan Internal Wilpos VI Dalam Upaya Preventif Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Kantor Pos Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya, sama-sama mengkaji tentang peran Satuan Pengawas Internal. Sedangkan perbedaannya, penelitian terdahulu memfokuskan pada bagaimana peran Satuan Pengawasan Internal Wilpos VI dalam upaya preventif pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, sedangkan pada penelitian ini lebih berfokus pada bagaimana pengaruh peran Satuan Pengawasan Internal dalam menunjang kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

11 Penelitian lainnya adalah: Nama : Tambunan Universitas : Universitas Sumatera Utara Tahun : 2008 Judul : Analisis Peran Internal Auditor dalam Mempengaruhi Peningkatan Operasional Unit Kerja pada BUMN Perkebunan di Propinsi Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukan bahwa peran internal auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian intern, serta peran memberi rekomendasi perbaikan atas kelemahan pengendalian intern, mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap peningkatan kinerja operasional unit kerja kebun komoditi sawit BUMN Perkebunan (PT Perkebunan Nusantara) di Propinsi Sumatera Utara. 1.7 Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Menurut Moh Nazir (2003:63) menyatakan bahwa : Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi. Dengan demikian deskriptif analitis bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Dengan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1) Field research (penelitian lapangan) Field research (penelitian lapangan) adalah pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan cara melaksanakan tinjauan secara langsung pada objek yang hendak diteliti dengan tujuan memperoleh data dari catatancatatan yang diberikan oleh pihak yang bersangkutan.

12 a. Wawancara Pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya kepada pejabat yang berwenang dan bagian yang berhubungan dengan masalah penelitian. b. Kuesioner Yaitu peneliti membuat daftar pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pembahasan dalam penelitian ini. c. Observasi Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti. 2) Library research (penelitian kepustakaan) Library research (penelitian kepustakaan) adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan literatur-literatur atau fasilitas yang ada hubungannnya dengan masalah yang dihadapi dan sedang diteliti. 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. INTI (Persero) yang berlokasi di Jl. Moh. Toha No. 77 Bandung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan Mei 2011, dengan tabel jadwal kegiatan penyusunan skripsi terlampir.