78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan Hermawan Candra 1 Email : pujadi@batan.go.id 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jl. Cinere Ps. Jum at Jakarta Selatan 12070 ABSTRAK FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL GELAS PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR. Telah dilakukan penelitian untuk menentukan faktor koreksi pengukuran radiofarmaka I-131 pada wadah vial gelas menggunakan dose calibrator. Pengukuran dilakukan menggunakan dua buah dose calibrator yaitu CAPINTEC CRC-7BT dan VICTOREEN. Sumber radiofarmaka I-131 yang digunakan dibuat di RSG GAS Serpong. Cuplikan sumber I-131 disiapkan dengan wadah vial gelas produsen volume 20 cc, vial gelas PTKMR volume 20 cc dan sebagai standar dibuat pada wadah ampul gelas standar PTKMR BATAN volume 5 cc. Pengukuran terhadap cuplikan menggunakan dose calibrator VICTOREEN dilakukan pada posisi sumber di dasar kamar ionisasi. Sedangkan pengukuran terhadap cuplikan menggunakan dose calibrator yaitu CAPINTEC CRC-7BT dilakukan pada posisi ketinggian 7 cm dari dasar kamar ionisasi. Hasil menunjukkan bahwa pengukuran sumber radiofarmaka Iodium-131 pada wadah vial gelas produsen 20 cc menggunakan CAPINTEC CRC-7BT memerlukan faktor koreksi 1,65 % terhadap ampul gelas standar dan dengan VICTOREEN memerlukan faktor koreksi 4,6%. Sedangkan untuk vial PTKMR volume 20 cc menggunakan CAPINTEC CRC-7BT memerlukan faktor koreksi 0,37 % terhadap ampul gelas standar dan dengan VICTOREEN memerlukan faktor koreksi 2,58%. Kata Kunci :Radiofarmaka I-131,faktor koreksi, vial gelas, ampul gelas dan dose calibrator. ABSTRACT CORRECTION FACTOR OF I-131 RADIPHARMACEUTICAL ACTIVITY MEASUREMENT IN THE GLASS VIALS COMPARED TO GLASS AMPOULE PTKMR BATAN USING DOSE CALIBRATOR. The research to determination of correction factor measurement of I-131 radiopharmaceuteal in glass vial have been carried out using dose calibrator. Measurement were done using two dose calibrator ie CAPINTEC CRC-7BT and VICTOREEN. The radiopharmaceutical of I-131 was produced in RSG-GAS Serpong. The I-131 sample were prepared in glass vial 20 cc volume of produsen, glass glass vial 20 cc volume of PTKMR and as standard sources was prepared in glass ampoule 5 cc volume of PTKMR. The measurement source using VICTOREEN dose calibrator was measured on the botom of ionization chamber. The sample sources was measured using CAPINTEC CRC-7BT dose calibrator with position 7 cm height from botom of ionization chamber. The result showed that the measurement of I-131 radiopharmaceuteal in glass vial of manufacturers using CAPINTEC CRC-7BT dose calibrator, require a correction factor of 1,65% and measurement using VICTOREEN dose calibrator require a correction factor 4,6 % of glass ampoule standard. For glass vial of PTKMR 20cc volume, using CAPINTEC CRC-7BT calibrator require a correction factor of 0,37 % and using VICTOREEN dose calibrator require a correction factor 2,58 %. Keywords : I-131 radiopharmaceuteal, correction factor, glass vials, glass ampoule and dose calibrator. PENDAHULUAN T eknologi dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang nuklir telah berkembang dan menyebar ke berbagai bidang kegiatan. Oleh karena itu agar pemanfaatan radiasi pengion dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dengan resiko bahaya radiasi sekecil-kecilnya maka pengukuran radiasi secara tepat dan akurat merupakan suatu hal yang harus benar-benar menjadi prioritas utama. Radiofarmaka I-131
Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 79 banyak digunakan di bidang kedokteran nuklir untuk diagnosis pada ginjal dan thyroid serta terapi thyroid. Oleh karena itu agar dosis yang diterima pasien sesuai dengan yang dibutuhkan, maka pengukuran aktivitas menjadi bagian yang penting. Pengukuran aktivitas radiofarmaka di bidang kedokteran nuklir rumah sakit hampir sebagian besar menggunakan dose calibrator VICTOREEN. Biasanya pengukuran dilakukan secara langsung pada wadah vial gelas dari produsen sebelum digunakan. Sedangkan dose calibrator di rumah sakit dikalibrasi oleh Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Atom Nasional (PTKMR-BATAN) menggunakan sumber standar I-131 dengan wadah ampul gelas standard PTKMR-BATAN yang mempunyai tebal dinding 0,5 mm, dengan diameter 10 mm. Vial gelas produsen mempunyai spesifikasi ketebalan vial 0,7 mm diameter, dengan perbedaan ini dapat dipastikan akan terjadi perbedaan proses serapan pada wadah, sehingga dapat terjadi kurang akuratnya hasil pengukuran, oleh karena itu diperlukan faktor koreksi agar tidak merugikan pasien. Radionuklida I-131 meluruh melalui pancaran zarah beta dan kemudian disusul pancaran sinar gamma, dengan intensitas terbesar 81,2% pada energi 364,48 kev. Radionuklida ini banyak digunakan untuk diagnosis ginjal, thyroid dan terapi pada kanker thyroid [3]. Radionuklida I-131 ini dalam bentuk radiofarmaka biasanya dalam bentuk cair dengan wadah vial gelas, dengan berbagai bentuk wadah, dimensi maupun jumlah massanya yang berbeda. Pada distribusi radiofarmaka ke rumah sakit biasanya digunakan wadah vial dengan berbagai bentuk sesuai produsen. Vial ini biasanya terbuat dari gelas atau plastik. Menurut H. SCHRADER pada bukunya Monografi BIPM-4 (1997) menyatakan bahwa pada prinsipnya vial yang digunakan untuk pengukuran radioaktivitas harus memenuhi standar IEC-583 (1977), dengan suplemen IEC-583A (1981), tetapi vial dengan standar ini mempunyai dimensi yang terlalu besar untuk pengukuran pada bilik dose calibrator. Standar yang lebih baru untuk ampul gelas yang diberikan dalam DIN (1992), dan dalam standar ISO yang sesuai dengan nomor yang sama dan judul, lebih cocok untuk tujuan metrologi. Pada bidang metrologi radionuklida vial plastik dan gelas yang mempunyai ketebalan dinding melebihi 1 mm atau lebih, tidak cocok atau tidak memenuhi syarat untuk pengukuran radioaktivitas. Menurut beberapa pakar jika vial, ampul dari laboratorium standar tidak dapat digunakan untuk pengukuran atau kalibrasi, maka sebaiknya digunakan botol atau vial standar P6 dari katalog Amersham (1994). Ampul ini terbuat dari gelas, memiliki bentuk silinder dengan diameter luar (20 ± 0,25)mm, tinggi (54,4 ± 0,5) mm dan dengan nominal volume 10 ml. Vial atau ampul ini dapat digunakan untuk pengukuran rutin dalam pengawasan mutu radiopharmaka, pengukuran dengan dose calibrator dan distribusi radiopharmaka. Jadi pada prinsipnya ketebalan dinding gelas dan bahan material mempengaruhi besarnya proses serapan pada waktu pengukuran aktivitas menggunakan dose calibrator. Menurut RYTZ (1978) yang dikutip oleh H.SCHRADER (1997) pada Monographi BIPM-4, dikatakan bahwa adalah sangat penting diperhatikan bahan wadah zat radioaktif dan geometri pada pengukuran aktivitas radionuklida menggunakan dose calibrator, bahan wadah zat radioaktif dan geometri diusahakan sama dengan pada waktu kalibrasi. Berdasarkan penelitian pada ampul gelas Bureau International des Poids et Measures (BIPM), yang merupakan acuan pengukuran, proses serapan pada dinding adalah 1%, beberapa prosen didasar silinder dan 0,7 % karena bentuk geometri silinder. Menurut DALMAZZONE dan GUIHO (1968) yang dikutip oleh oleh H.SCHRADER (1997), bahwa untuk wadah zat radioaktif yang terbuat dari bahan gelas dengan ketebalan melebihi 2 mm, pada pengukuran radionuklida yang memancarkan foton gamma diatas 100 kev,, mempunyai faktor koreksi serapan antara 2 5 %, radionuklida I-131 memancarkan foton gamma pada energi 364,48 kev. Sedangkan untuk pemancar gamma energi rendah seperti I-125 dan I-123 koreksinya relatif besar sampai 25%. Koreksi geometri sumber tergantung pada bentuk wadah sumber dan jumlah massa cairan, biasanya massa cairan berkisar antara 1-5 gram setiap wadah. Apabila jumlah massa terlalu kecil maka ketidakpastian pengukuran semakin besar, karena ada kontribusi dari penimbangan dan bacaan pada dose calibrator. Sebaliknya bila jumlah massa terlalu besar menimbulkan masalah pada ketersediaan material radioaktif dan biaya. H.SCRADER (1997) mengungkapkan untuk menanggulangi hal tersebut Physikalische Technische Bundesanstalt (PTB) Jerman, menggunakan standar ampul gelas diameter 15,2 mm, ketebalan dinding ampul 0,47 mm, dengan jumlah massa radioaktif 2 gram pada pengukuran dengan dose calibrator. Pada makalah ini akan dibahas koreksi pengukuran aktivitas radiofarmaka khususnya terhadap radiofarmaka Iodium-131, dengan wadah vial gelas produsen, vial gelas PTKMR dan ampul gelas standar PTKMR. TATA KERJA Bahan dan Peralatan Zat radioaktif I-131, Vial gelas RSG GAS Serpong dan PTKMR, Ampul gelas standar
80 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. PTKMR- BATAN, Timbangan semi mikro Metler H5R, Dose calibrator 4πγ Capintec, Dose calibrator Victoreen, Kamar pengionan 4πγ IG 11, Centronic. Pembuatan dan pengukuran cuplikan Cuplikan radiofarmaka Iodium -131 dalam bentuk cair dipreparasi pada wadah vial gelas RSG-GAS Serpong volume 20 ml, vial gelas PTKMR volume 20 ml dan ampul gelas standar PTKMR volume 5 cc, masing-masing sebanyak 2 gram ± 0,1%. Berat pada vial gelas RSG-GAS Serpong 2,0094 gram, vial gelas PTKMR 2,0018 gram dan ampul standar PTKMR 2,0067 gram. Kemudian masing-masing sumber ditutup rapat, untuk menghindari penguapan. Standardisasi untuk menentukan nilai aktivitas (Ao) setiap cuplikan dilakukan menggunakan kamar pengionan 4πγ IG- 11 yang telah dikalibrasi menggunakan seri sumber standar dari Physikalische Technische Bundesanstalt (PTB) Jerman. Setelah itu cuplikan siap untuk di ukur menggunakan dose calibrator Capintec CRC- 7BT dan dose calibrator Victoreen milik PTKMR. Posisi sumber radiofarmaka I-131 pada pengukuran menggunakan dose calibrator Capintec CRC-7BT di letakkan pada ketinggian 7 cm dari dasar lubuk kamar pengion. Sedangkan pengukuran menggunakan dose calibrator Victoreen posisi sumber berada didasar lubuk kamar pengion. Pengambilan data dilakukan masing-masing sebanyak 25 kali. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 1. disajikan data hasil pengukuran I-131 pada wadah vial gelas produsen, vial gelas PTKMR dan ampul standar PTKMR menggunakan dose calibrator Capintec CRC-7BT. Tabel 2. disajikan data hasil pengukuran I-131 pada wadah vial gelas produsen, vial gelas PTKMR dan ampul standar PTKMR menggunakan dose calibrator Victoreen milik PTKMR. Aktivitas radiofarmaka I-131 dengan wadah ampul gelas PTKMR didapatkan aktivitas sebesar 546,02 µci/ gram, pada wadah vial gelas produsen didapatkan 537,15 µci/gram dan vial gelas PTKMR 544,01 µci/gram. Rasio aktivitas terhadap hasil pengukuran dengan wadah ampul gelas PTKMR masing-masing untuk vial produsen dan vial PTKMR adalah 1,0165 dan 1,0037. Sedangkan pengukuran menggunakan VICTOREEN, dengan wadah ampul gelas sebagai standar didapatkan aktivitas 542,03 µci/ gram, sedangkan pada wadah vial gelas produsen didapatkan 518,16 µci/gram dan vial gelas PTKMR 528,41 µci/gram. Rasio aktivitas terhadap hasil pengukuran dengan wadah ampul gelas PTKMR masing-masing untuk vial produsen dan vial PTKMR adalah 1,0461 dan 1,0258. Sehingga pengukuran pada wadah vial gelas produsen 20 cc menggunakan CAPINTEC CRC-7BT memerlukan faktor koreksi 1,65 % terhadap ampul gelas standar dan dengan VICTOREEN memerlukan faktor koreksi 4,6%. Sedangkan untuk vial PTKMR volume 20 cc menggunakan CAPINTEC CRC- 7BT memerlukan faktor koreksi 0,37 % terhadap ampul gelas standar dan dengan VICTOREEN memerlukan faktor koreksi 2,58%. Tabel 1. Hasil pengukuran menggunakan dose calibrator CAPINTEC CRC-7BT Nama Wadah Aktivitas (µci/gram) Rasio terhadap Ampul standar PTKMR Ampul PTKMR 546,02 - Vial PRSG GAS 537,15 1,0165 Serpong Vial PTKMR 544,01 1,0037 Tabel 2. Hasil pengukuran menggunakan dose calibrator VICTOREEN Nama Wadah Aktivitas ((µci/gram ) Rasio terhadap Ampul standar PTKMR Ampul PTKMR 542,03 - Vial PRSG GAS 518,16 1,0461 Serpong Vial PTKMR 528,41 1,0258 Gambar 1. Faktor koreksi volume I-131 ampul 5 ml menggunakan dose calibrator CAPINTEC CRC-7BT. Gambar 1. menyajikan hasil pengukuran I- 131 dengan wadah ampul standar PTKMR 5 ml, perbedaan volume zat radioaktif dari 1 sampai 4,5 ml. Apabila standar volume zat radioaktif untuk ampul 5ml digunakan 3 ml, maka terlihat untuk
Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 81 volume yang lebih kecil dari 3 ml faktor koreksinya lebih kecil dari satu, untuk volume 1-2,5 ml memerlukan faktor koreksi antara 0,2 1 %, sedangkan pada volume yang lebih besar dari 3 ml faktor koreksinya lebih besar dari satu, untuk volume 3,5 4,5 ml faktor koreksinya adalah 0,2 0,4%. Dengan faktor koreksi ini maka perbedaan volume/massa pada wadah ampul tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap hasil pengukuran, untuk keperluan aplikasi di bidang kedokteran nuklir. Gambar 2. Kurva hasil pengukuran I-131 variasi jarak dari dasar dose calibrator CAPINTEC CRC-7BT Pengukuran sumber I-131 dengan variasi jarak sumber dari lubuk dose calibrator secara vertikal dengan rentang jarak 1 cm, bertujuan untuk mendapatkan posisi respon yang paling optimal, yaitu pada harga aktivitas yang paling mendekati aktivitas sebenarnya ( Ao = An), harga An/Ao mendekati 1. Kurva hasil pengukuran variasi jarak dari dasar dose calibrator versus An/Ao disajikan pada Gambar 2. Dari Gambar 2. harga An/Ao yang paling mendekati harga1 ( satu ) terletak pada posisi 6-8 cm dari dasar dose calibrator. Pada jarak 7-8 cm dari dasar dose calibrator respon An/Ao berkisar antara 0,9960 0,9998, artinya apabila dilakukan pengukuran pada daerah ini diperlukan koreksi berkisar antara 0,02 0,4 %. Pada jarak dari dasar dose calibrator yang lain tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap hasil pengukuran, untuk keperluan aplikasi di bidang kedokteran nuklir. Maksimum hanya diperlukan koreksi sebesar 0,5%, yaitu pada dasar dose calibrator. KESIMPULAN Hasil menunjukkan bahwa pengukuran sumber radiofarmaka Iodium-131 pada wadah vial gelas produsen 20 cc menggunakan CAPINTEC CRC-7BT memerlukan faktor koreksi 1,65 % terhadap ampul gelas standar dan dengan VICTOREEN memerlukan faktor koreksi 4,6%. Sedangkan untuk vial PTKMR volume 20 cc menggunakan CAPINTEC CRC-7BT memerlukan faktor koreksi 0,37 % terhadap ampul gelas standar dan pengukuran dengan VICTOREEN memerlukan faktor koreksi 2,58%. Faktor koreksi ini diperlukan untuk mendapatkan hasil pengukuran radiofarmaka yang akurat agar keselamatan, kesehatan pasien dan lingkungan terjamin sesuai dengan prinsip proteksi radiasi. DAFTAR PUSTAKA 1. NCRP REPORT No. 58, A Hand Book of Radioactivity Measurement Procedures (1978). 2. JOHAN S.MANSJUR, Pengobatan dengan Iodium Radioaktif, Harian Pikiran Rakyat,11/3/ 2004. 3. H. SCHRADER, Activity Measurement with Ionization Chamber, BIPM, Sevres (1997) 4. H.M.WEISS, 4πγ-Ionization Chamber Measurement, Nuclear Instrumens & Method in Physics Research 112, (1973) 5. A.RYTZ, The International reference System For Activity of- Ray Emitting Nuclides, Int.J.Appl.Radiat.Isot. ( 1983) 6. G. RATEL & JW MULLER Int.J.Appl.Radiat.Isot, vol 64 ( 1988) 7. RADIOISOTOPE CALIBRATOR MANUAL, CRC - 7BT, (1992) TANYA JAWAB Adang H.G. Bagaimana cara pengukuran aktivitas radionuklida dengan dose calibrator bila dalam setting alat tidak ada, karena kadang-kadang cara pengukuran dari rumah sakit tidak tepat? Pujadi Dose calibrator adalah alat ukur relatif sehingga harus di kalibrasi. Biasanya kalau tidak ada setting di alat, maka pakai Dial Number dan ini harus dikalibrasi dengan sumber standar. PTKMR mempunyai kemampuan untuk ini. Hidayati Berapa sebetulnya dosis maupun konsentrasi I- 131 yang disuntikkan/diberikan kepada pasien, dan berapa kesalahan yang diperbolehkan?
82 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. Pujadi I-131 yang diberikan ke pasien tergantung dari kebutuhan (Barangkali Bidang Kedokteran yang mempunyai ukurannya), kesalahan untuk dibidang kedokteran dapat mencapai 20 %. Tapi untuk bidang metrologi (1-5 %).