BAB I PENDAHULUAN. negara hukum menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang berintikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai orang perseorangan dan badan hukum 3, dibutuhkan penyediaan dana yang. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. satu perolehan dana yang dapat digunakan masyarakat adalah mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN SEBAGAI HAK JAMINAN. A. Dasar Hukum Pengertian Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

PERLAKUAN BANK MUAMALAT INDONESIA TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM MUSNAHNYA BARANG JAMINAN DEBITUR OLEH PIHAK ASURANSI Sigit Somadiyono, SH.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. ini jasa perbankan melalui kredit sangat membantu. jarang mengandung risiko yang sangat tinggi, karena itu bank dalam memberikannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah berikut atau tidak berikut benda- benda lain yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB II PENGATURAN HAK ISTIMEWA DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN GARANSI. Setiap ada perjanjian pemberian garansi/ jaminan pasti ada perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB III AKIBAT HUKUM DILAKUKAN ADDENDUM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN AL-MUSYARAKAH. 1. Keberadaan Addendum Terhadap Akad Pembiayaan Al-Musyarakah

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

3 Lihat UU No. 4 Tahun 1996 (UUHT) Pasal 20 ayat (1) 4 Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 339

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

BAB II TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HIPOTIK DAN HAK TANGGUNGAN. Hipotik berasal dari kata hypotheek dari Hukum Romawi yaitu hypotheca yaitu suatu jaminan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. kreditnya, sebab kredit adalah salah satu portofolio alokasi dana bank yang terbesar

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

PERAN NOTARIS DAN PPAT DALAM PELAKSANAAN PERALIHAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DARI KREDITUR LAMAA KEPADA KREDITUR BARU PADA PERBANKAN KOTA PADANG

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, dimana prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan.maka dalam kehidupan masyarakat sangat memerlukan adanya suatu alat bukti yang menentukan jelas hak dan kewajiban seseorang sebagai subyek hukum di dalam masyarakat.salah satu alat bukti tersebut adalah akta otentik.akta otentik adalah suatu tulisan yang di dalam bentuknya ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum yang berkuasa untuk itu ditempat dimana akta dibuatnya. 1 1 Herlien Budiono,Kumpulan Tulisan Hukum perdata dibidang Kenotariatan, (Bandung:PT.CitraAdityaBakti,2008), h. 58.

Di dalam suatu kontrak atau perjanjian yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara para pihak harus dijalankan selayaknya undang-undang bagi kedua pihak yang menyangkut hak dan kewajiban masing-masing.jika kontrak atau perjanijan dilakukan secara tidak tunai, maka haruslah dituliskan pada sebuah akta dan dipersaksikan oleh saksi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 282: Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar 2 Dengan menitikberatkan pada tidak secara tunai itu dapat difahamkan bahwa dalam bermu amalah menurut ajaran Islam memperbolehkan hutang piutang dengan konsekuensi mengembalikan dan dipersaksikan dengan benar. Dengan demikian masyarakat akan merasa lebih tentram lahir dan batin. Masyarakat perorangan maupun badan usaha pada satu waktu tertentu pasti akan membutuhkan dana atau modal dengan cara melakukan pinjaman atau pembiayaan langsung dengan perbankan. Melalui kegiatan pembiayaan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.untuk menjembatani hal ini maka syariat Islam memberikan perhatian yang amat penting dalam soal hutang piutang, bahkan dalam ajaran Islam berkecenderungan untuk memberi kelonggaran-kelonggaran apabila yang 2 Departemen Negara RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah Al-Qur an, (Semarang: CV. Toha Putra, 1998), h. 188.

berhutang benar-benar tidak mampu membayar utangnya, hal ini dapat dilihat dalam surat Al-Hadid ayat 11: Artinya : Barang siapa yang menghutangkan (karena Allah) dengan hutang yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan ia akan memperoleh pahala yang banyak. 3 Salah satu cara untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan dana sebagai sarana untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan hutang piutang, maka lembaga keuangan syariah berfungsi menyediakan perantara bagi pemilik modal dengan perusahaan yang memiliki dana tersebut, sehingga uang dari masyarakat dapat dikumpulkan melalui berbagai bentuk produk penghimpunan dana sebelum disalurkan kembali kepada yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan. 4 Seperti yang telah ada pada lembaga keuangan syariah di Kota Malang.Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang merupakan salah satu bank syariah yang pertama murni syariah di Indonesia yang menjalankan sistem tersebut.bank Muamalat Indonesia Cabang Malang berada di pusat Kota Malang, letaknya yang strategis sangat mudah dijangkau masyarakat untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang produk pembiayaan.dalam pemberian pembiayaan, Bank Muamalat Indonesia selalu berharap agar debitur dapat memenuhi kewajibannya untuk melunasi pembiayaan yang sudah diterimanya tepat pada waktunya. Maka untuk memperoleh keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur, sebelum memberikan pembiayaan bank harus melakukan 3 Departemen Negara RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, h. 538. 4 Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 2.

penilaian yang seksama terhadap watak (character), kemampuan (capacity), modal (capital), agunan (collateral), dan prospek usaha debitur tersebut (condition of ekonomi). Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang memberikan fasilitas pembiayaan dengan mensyaratkan jaminan.jaminan yang lazim digunakan ialah jaminan benda bergerak dan tidak bergerak.jaminan inilah yang memberikan perlindungan bagi kreditur apabila debitur melakukan wanprestasi, selain istilah jaminan dikenal juga agunan. Pada Pasal 1 angka 23 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, menyebutkan agunan adalah: 5 jaminan tambahan diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan yang dikeluarkan Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang tidak semuanya dapat berjalan dan berakhir dengan lancar.salah satu hal yang menyebabkan terjadinya ketidaklancaran pembiayaan disebabkan debitur mengalami gagal usaha, sehingga mengakibatkan berkurangnya pendapatan usaha debitur dan bahkan debitur dengan sengaja tidak bersedia membayar karena karakter debitur yang tidak baik (wanprestasi).wanprestasi adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak memenuhi kewajibannya yang didasarkan pada suatu kontrak atau perjanjian. 6 Praktik jaminan pada akad pembiayaan dalam hukum Islam dipandang tidak sesuai terhadap prinsip amanah (kepercayaan), sehingga penggunaan jaminan dalam akad dipandang tidak sah atau ghairu shahih.namun untuk mewujudkan prinsip kepercayaan sebagaimana dalam hukum Islam, perbankan syariah mengalami kesulitan manakala 5 Undan-undang Republik Indonesia No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, ayat 1 angka 23. 6 Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Bank. (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 265.

debitur menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan sehingga antara bank dan nasabah mengalami kerugian dalam mengeksekusi objek jaminan. 7 Di dalam hukum jaminan dikenal beberapa jenisobjek jaminan, jaminan dalam arti luas adalah jaminan yang bersifat kebendaanseperti bangunan, tanah, kendaraan, surat berharga (fix asset maupun non fix aseet) dan jaminan perorangan (personal guaranty). Keberadaan jaminan dalam pembiayaan ternyata menjadi hal yang lebih diutamakan oleh bank dibandingkan jaminan berupa keyakinan bahwa debitur akan mampu menjamin pengembalian pembiayaan, maka jaminan yang diserahkan harus dilakukan pengikatan. 8 Pengikatan jaminan merupakan pernjanjianaccessoir (perjanjian yang bersifat tambahan), sedangkan perjanjian pokoknya berupa perjanjian pembiayaan.apabila perjanjian pokok berakhir, maka perjanjian accessoir harus dihapuskan.mengenai pengikatan jaminan dapat diikuti ketentuan hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang lembaga jaminan.pengikatan jaminan pembiayaan di bank melalui lembaga jaminan dapat dilakukan melalui gadai, hipotik, jaminan fidusia dan Hak Tanggungan. 9 Pada ketentuan perbankan syariah, pengikatan jaminan belum diatur secara jelas, sedangkan dalam ketentuan konvensional telah diatur secara jelas mengenai jenis pengikatan jaminan yang bersifat kebendaanseperti gadai, jaminan fidusia, hipotik, dan Hak Tanggungan.Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang untuk saat ini masih menggunakan objek jaminan tidak bergerak(fix asset) sehingga untuk pengikatannya menggunakan Hak Tanggungan. 7 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam, h.22. 8 Muhammad Jumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 2000), h. 400. 9 M. Bahsan, Penilaian Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: CV. Rejeki Agung, 2002), h. 110

Pembiayaan yang diikat dengan Hak Tanggungan, maka jaminannya dapat dieksekusi secara langsung karena bersifat parate eksekusi. Mengenai parate eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan yang menyebutkan apabila seorang debitur cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Bank tidak perlu berperkara ke pengadilan yang memakan waktu lama, tenaga besar, dan biaya mahal.bank dapat langsung meminta kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) mengeksekusi barang jaminan untuk selanjutnya dijual lelang. Sebelum penulis melakukan penelitian ini, ada penelitian yang sebelumnya di perbankan konvensionaltentang eksekusi Hak Tanggungan. Bagaimana perbedaan eksekusi jaminan Hak Tanggungan tersebut dengan perbankan syariah jika pada prinsipnya undang-undang yang dipakai sama yaitu Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, dengan telah diundangkannya Undang-Undang Hak Tanggungan tersebut maka terwujudlah unifikasi Hukum Tanah Nasional yang merupakan tujuan dari Undang-Undang Pokok Agraria. Keberadaan Undang-Undang Hak Tanggungan bagi sistem hukum perdata khususnya hukum jaminan yaitu dalam rangka memberikan kepastian hukum yang seimbang dalam pengikatan jaminan atas benda-benda yang berkaitan dengan tanah sebagai jaminan pembiayaan bagi kerditur.akan tetapi yang sering menjadi permasalahan eksekusi jaminan Hak Tanggungan ada pada tataran praktiknya dan yang ingin diketahui penulis tentunya terletak pada proses eksekusinya. Penulis memilih Bank Muamalat Indonesia kerena

merupakan bank yang pertama murni syariah di Indonesia, yang selalu mengedepankan nilai-nilai kesyariahannya. Sehingga penulis ingin mengetahui proses eksekusihak Tanggungan yang dapat diterapkan pada aktivitas perbankan syariah untuk menjamin kemurnian syariah dan kepastian hukum. Dari alasan tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Tinjauan Prinsip Hukum Islam Terhadap Praktik Eksekusi Jaminan Hak Tanggungan Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka permasalahan-permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana praktik pelaksanaan eksekusi jaminan Hak Tanggungan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang? 2. Bagaimana tinjauan prinsip hukum Islam terhadap praktik eksekusi jaminan Hak Tanggungan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui dan menjelaskan praktik pelaksanaan eksekusi jaminan Hak Tanggungan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. 2. Menganalisa dan menjelaskan praktik pelaksanaan eksekusi jaminan Hak Tanggungan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang jika ditinjau dari prinsip hukum Islam.

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan studi di bidang hukum jaminan pada khususnya, hukum perbankan pada umumnya serta memberikan kemanfaatan guna menambah informasi tentang tinjauan prinsip hukum Islam terhadap praktik eksekusi jaminan Hak Tanggungan. 2. Manfaat Praktis Memberikan pengetahuan terhadap masyarakat mengenai praktik eksekusi jaminan Hak Tanggungan di lembaga perbankan syariah. E. Definisi Operasional Definisi operasional menjelaskan tentang pengertian kata-kata penting yang di inginkan oleh penulis dalam penulisan ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang arti kata yang dimaksud.hal ini juga bertujuan untuk membahas pengertian dan ruang lingkup kata-kata itu.pengertian kata-kata dimaksud diuraikan sebagai berikut: 1. Hukum Islam Hukum Islam adalah peraturan yang dirumuskan berdasar wahyu Allah dan sunnah Rasul tentang tingkah laku mukallaf yang diakui dan berlaku serta mengikat bagi semua pemeluk Islam. 10 Dalam penelitian ini hukum Islam yang penulis maksud yaitu prinsip-prinsip hukum Islam terkait dengan eksekusi jaminan. 10 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 2.

2. Jaminan Hak Tanggungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggungan diartikan sebagai barang yang dijadikan jaminan. Sedangkan jaminan itu sendiri artinya tanggungan atas pinjaman yang diterima. 11 Pada Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang No.4 Tahun 1996, bahwa yang dimaksud Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria berikut atau tidak berikut bendabenda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya. Dalam penelitian ini Hak Tanggungan yang penulis maksud adalah pengikatan jaminan dengan Hak Tanggungan pada pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. 3. Eksekusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksekusi (perdata) adalah pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 12 Dalam penelitian ini eksekusi yang penulis maksud adalah praktik eksekusi jaminan Hak Tanggungan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. F. Sistematika Pembahasan Untuk kejelasan dan ketepatan arah pembahasan dalam penelitian ini, penulis menyusun sistematika penulisan laporan hasil penelitian sebagai berikut: BAB I merupakan pendahuluan, yang menguraikan latar belakang masalah yaitu fenomena permasalahan dalam lingkungan yang diamati dan rumusan masalah yang 11 Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 12 Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 188.

merupakan identifikasi dari latar belakang permasalahaan. Bab ini juga menguraikan tujuan penelitian yaitu uraian tujuan dan hal yang ingin dicapai mengenai penulisan skripsi ini. Manfaat penelitian yang menguraikan tentang kegunaan penelitian baik untuk peneliti pribadi maupun masyarakat secara umum. Sedangkan definisi operasional merupakan penjelasan singkat mengenai permasalahan disertai analisis permasalahan. Serta menguraikan tentang sistematika pembahasan yaitu suatu penjabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis. BAB II merupakan tinjauan pustaka, dalam bab ini akan menguraikan teori yang digunakan dalam pembuatan skripsiyang membahas tentang tinjauan umum tentang hukum perjanjian pembiayaan, tinjauan umum terhadap jaminan menurut KUHPerdata dan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, tinjauan jaminan menurut prinsip hukum Islam dan tinjauan terhadap eksekusi Hak Tanggungan. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan praktik eksekusi jaminan dan berfungsi untuk mengetahui bangunan keilmuwan yang sudah diletakkan oleh orang lain sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar baru dan belum diteliti oleh orang lain. Selain itu juga terdapat kerangka pemikiran dari penelitian ini. BAB III marupakan metode penelitian, dalam bab ini menguraikan semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir dengan mengemukakan alasan-alasan tertentu meliputi jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data. BAB IVmerupakan Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini akan menguraikan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian lapangan dan literatur (membaca dan

menelaah literatur) yang kemudian diedit, diklasifikasi, diverifikasi, dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan. BAB V merupakan Penutup, dalam bab ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi pihak yang terkait dengan masalah penelitian.