BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

dokumen-dokumen yang mirip
5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan (1000 HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, dan 730 hari pada kehidupan pertama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU. Manjilala

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

KUESIONER UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

MATERI PENYEGARAN KADER

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

Perancangan Sistem Informasi Reminder Kegiatan Posyandu Berbasis SMS Gateway

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA MANGGUNG SUKOREJO MUSUK BOYOLALI

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gizi buruk. Untuk menanggulangi masalah tersebut kementerian. kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp 700 miliar

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN DATA MANUAL POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa tersebut. SDM yang baik adalah SDM yang memiliki mental dan fisik yang kuat. Anak merupakan harapan bagi masa depan bangsa yang dapat menentukan kejayaan bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dikondisikan dan dipantau sebaik mungkin agar anak dapat tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkepribadian baik. Kualitas anak pada masa kini merupakan gambaran kondisi negara yang akan datang. Kualitas fisik dan mental anak bergantung pada proses pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama di usia bawah lima tahun (balita), dipengaruhi oleh kualitas gizinya. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat. 1 Masalah gizi seringkali dikaitkan dengan kekurangan pangan yang pemecahannya selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Dalam kondisi tertentu, masalah gizi justru disebabkan oleh pendapatan keluarga terutama kemiskinan 2009), hlm. 78 1 Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto, 1

yang identik dengan tidak tersedianya bahan pangan yang berkaitan dengan daya beli dalam keluarga tersebut. Kondisi pendidikan dalam keluarga juga berpengaruh terhadap gizi balita. Ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah mendapat informasi kesehatan khususnya tentang gizi. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan status gizi masyarakat tidak hanya terfokus pada masalah kesehatan, tetapi juga pendidikan dan ekonomi. Proses pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh pemberian asupan makanan yang bergizi. 2 Seiring dengan proses pertumbuhan, anak akan mengalami berbagai aspek tumbuh kembang dalam kehidupannya. Salah satu pertumbuhan yang dapat dipantau adalah pertumbuhan fisiknya. Proses ini dapat dilakukan dengan menimbang berat badan ataupun mengukur tinggi badan secara teratur agar dapat dideteksi apabila terdapat gangguan pertumbuhan anak. Semakin dini pola pertumbuhan yang tidak normal terdeteksi, penanganan masalah gizi dapat dilakukan lebih cepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan gizi balita secara intensif. Pemantauan gizi balita secara intensif di masyarakat dalam unit kecil dapat dilakukan di pos pelayanan terpadu (posyandu). Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, 2003), hlm.56 2 Sunita Almatsier, Prinsip dasar ilmu gizi,(jakarta: Gramedia, 2

untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. 3 Kegiatan pokok posyandu meliputi 1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berupa pemberian vitamin A pada bulan-bulan tertentu seperti pada bulan Februari dan Agustus, 2) Keluarga Berencana (KB) dengan memberikan pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB dan suntik KB, 3) Imunisasi meliputi suntik BCG (Bacillus Calmette Guerin ) untuk pencegahan TBC (Tuberculosis), DPT untuk mencegah difteri, polio, tetanus, dan imunisasi hepatitis B, dan 4) Pemantauan gizi dengan dilaksanakannya penyuluhan ASI, gizi balita, MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu), dan stimulasi tumbuh kembang. Penanggulangan diare juga termasuk dalam kegiatan posyandu yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan penanggulangan diare serta pemberian oralit. Posyandu Melati merupakan posyandu yang terletak di Desa Talun Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. Pelayanan posyandu tersebut mencakup tiga dukuh yaitu dukuh Jati, dukuh Tengahan, dan dukuh Kroto. Posyandu Melati aktif melakukan kegiatan setiap satu bulan sekali, namun kegiatan pada posyandu tersebut hanya berupa imunisasi, penimbangan berat badan dan tinggi badan. Kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan gizi, seperti tindak lanjut terhadap balita kurang gizi, penyuluhan 3 Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, Ayo Ke Posyandu Setiap Bulan, (Jakarta: Kemenkes RI, 2012), hlm. 1 3

gizi, ASI, dan MPASI sangat jarang dilakukan. Program peningkatan gizi balita berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) hanya diberikan sebulan sekali saat kegiatan posyandu berlangsung. Rendahnya frekuensi kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan gizi balita tersebut menyebabkan informasi dan pemahaman ibu pada gizi balita di posyandu tersebut kurang tersampaikan. Hal tersebut menyebabkan pemahaman ibu terkait pentingnya gizi terhadap masa pertumbuhan dan perkembangan balita menjadi tidak optimal. Umumnya bayi di bawah lima tahun (balita) mendapatkan makanan yang ditentukan oleh ibunya dan tidak memilih ataupun mengambil sendiri mana yang disukai, sehingga peran ibu terhadap gizi anak sangat penting. Rata-rata ibu balita di posyandu Melati merupakan ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah. Aktifitas sebagai ibu rumah tangga memberikan kesempatan yang cukup luang bagi ibu untuk dapat menyiapkan makanan yang bergizi bagi balitanya. Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang gizi menyebabkan kurangnya keterampilan ibu dalam mengolah atau menyiapkan makanan yang bergizi bagi balitanya. Selain itu faktor lokasi pedesaan yang saling berjauhan juga mempengaruhi keikutsertaan ibu-ibu untuk hadir ke Posyandu. Pernikahan usia dini yang banyak terjadi juga diduga berpengaruh terhadap pengetahuan ibu mengenai gizi balita. Ibu anggota posyandu Melati jarang melakukan konsultasi tehadap bidan di posyandu terkait masalah 4

kehamilan, gizi, maupun masalah lain yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Jika ada kegiatan posyandu, para ibu hanya datang, menimbang balita, ngerumpi, kemudian pulang. Berdasarkan survei awal diketahui bahwa sebagian ibu menjadi malas untuk hadir ke Posyandu setelah anaknya berumur tiga tahun. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan informasi dari posyandu tidak dapat tersampaikan secara maksimal. Penyampaian informasi yang tidak maksimal menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi sehingga banyak balita yang pertumbuhan dan perkembangannya terlambat ataupun tidak sesuai dengan semestinya. Penelitian terdahulu mengenai pengetahuan ibu tentang gizi telah dilakukan oleh Tri Wiji Lestari dkk. tahun 2013. Penelitian berjudul Pengaruh Pemberian Makan Balita dan Pengetahuan Ibu terhadap Status Gizi Balita di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang tersebut bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dan cara pemberian makan terhadap status gizi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita dan ada hubungan antara praktek pemberian makan balita dengan status gizi balita. Penelitian tersebut tidak spesifik pada unit posyandu tertentu yang berhubungan dengan gizi balita. Pengukuran yang dilakukan lebih terfokus pada status gizi balita. Penelitian yang spesifik pada unit posyandu tertentu yang berhubungan dengan gizi balita belum 5

banyak dilakukan sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita di Posyandu Melati Desa Talun Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan balita. Indikator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala, sedangkan indikator perkembangan meliputi kemampuan duduk, berdiri, berjalan, dan berbicara sesuai dengan umurnya. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengetahuan ibu tentang gizi balita di posyandu Melati Desa Talun Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan? 2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu Melati Desa Talun Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan? 3. Adakah hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu Melati Desa Talun Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan? 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi di posyandu Melati Desa Talun Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. b. Mendiskripsikan pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu Melati Desa Talun Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. c. Menjelaskan ada atau tidak hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu Melati Desa Talun Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. 2. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang meliputi: a. Peneliti Dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapatkan tambahan ilmu dan pengalaman sehingga dapat menyampaikan kepada masyarakat tentang caracara untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan balita. b. Masyarakat terutama Kaum Ibu Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai pentingnya pengetahuan gizi 7

sehingga diharapkan ibu selalu memperhatikan aspek dan nilai gizi dalam memberikan asupan makan kepada balitanya. c. Instansi Kesehatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui promosi kesehatan dalam bidang gizi balita. 8