BAB I PENDAHULUAN. mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Walaupun secara luas lupa akan susunan kalimatnya, namun jika kita

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. hal ini disebabkan karena guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini mutu pendidikan dirasakan masih sangat kurang, terutama pada. pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas. Hal ini disebabkan oleh suatu kesadaran bahwa melalui pendidikan manusia dapat mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha yang bersifat sadar, bertujuan, sistematik, terarah kepada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik. 1 Pendidikan memiliki tujuan, menurut UU RI NO 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS bab 2 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 2 Tujuan dari pendidikan tersebut juga harus disesuaikan dengan kepercayaan masingmasing. Sebab, dalam proses pendidikan diharapkan mampu menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan lain-lain.selain itu, tujuan dari pendidikan itu harus disesuaikan dengan adanya pandangan hidup manusia. Oleh karena itu, kita sebagai umat yang beragama Islam harus memiliki tujuan dalam pendidikan sesuai dengan ajaran Islam. 1 49. 1 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hal. 69. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, h.

Abdul Fatah Jalal menyatakan, tujuan umum dari pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. 3 Pendidikan haruslah menjadikan manusia menjadi manusia yang menghambakan Allah. Dalam konteks ini, menghambakan berarti beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana hal ini dicantumkan dalam Q.S Adzari at, ayat 56: Artinya: Dan akutidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. 4 Mengabdi disini dianalogikan sebagai ibadah kepada Allah SWT.Adapun pengertian dari ibadah itu adalah memperhambakan diri dengan penuh keinsyafan dan kerendahan. Menuntut ilmu merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT, sehingga dalam menuntut ilmu kita ditekankan untuk melakukan hal-hal tersebut. Kita tidak boleh merasa sombong ataupun merasa sudah paling pintar dalam menuntut ilmu. Selain itu, kita juga harus cinta dengan ilmu yang kita pelajari, sehingga jika kita merasa senang mempelajari ilmu pengetahuan, maka akan memudahkan kita dalam mempelajarinya. Berbicara masalah pendidikan, maka kegiatan inti di setiap lembaga pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran itu meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran, menuntut guru untuk memperhatikan perbedaan individual siswanya, yaitu pada aspek biologis, intelektual dan psikologisnya. Oleh karena itu, tampaklah dua posisi subjek dimana guru bertindak sebagai pihak yang mengajar sekaligus pemegang kunci keberhasilan proses pembelajaran, sedangkan siswa adalah pihak yang 3 http//tafsir_al_quran_tentang_tujuan_pendidikan_fakultas_ilmu_tarbiyah_dan_keguruan_institut_agama_i slam_negeri_walisongo_semarang.htm, Amri Khan, 29 Oktober 2012 4 Departemen Agama RI. Al-Qur an dan Terjemahan, Q.S Adzari at: 56,Semarang: Toha Putra, 1989.

belajar. Hubungan antara guru dan siswa ini harus didasari oleh hal-hal yang bersifat mendidik dalam rangka pencapaian tujuan. 5 Pelaksanaan pembelajaran tersebut akan berhasil apabila seorang guru memiliki kemampuan.salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap guru yaitu kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran. Keterampilan ini merupakan bagian penting dari kompetensi pedagogik seorang guru yaitu merencanakan program belajar mengajar. 6 Kemampuan guru dalam merumuskan tujuanpembelajaran adalah suatu kemampuan/penguasaaan guru yang meliputi potensi, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh guru dalam perumusan tentang tingkah laku atau kemampuan-kemampuan yang ingin dicapai oleh siswa pada waktu proses pembelajaran dilakukan. Kemampuan yang kita harapkan harus dirumuskan secara spesifik dan operasional sehingga nantinya dapat kita ukur (nilai). Misalnyacontoh tujuan pembelajaran di bawah ini: 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian permintaan dan penawaran. 2. Siswa dapat menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. 3. Siswa dapat menggambarkan permintaan dan penawaran pada sebuah transaksi. Nana Sudjana menyatakan ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan contoh di atas. Ketentuan yang harus dipenuhi dalam merumuskan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Rumusan tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan tingkah laku sasaran didik atau siswa. Hal ini disebabkan tujuan pengajaran pada dasarnya untuk siswa bukan untuk guru. Teknik perumusannya didahului dengan kalimat Siswa dapat... atau dapat dilengkapi dengan kalimat sebagai berikut Pada akhir pelajaran diharapkan siswa dapat...dan seterusnya. 5 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Pemula, Bandung: Alfaberta, 2010, hal. 190. 6 Kusnadi, Strategi Pembelajaran, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2011, hal. 37.

2. Rumusan pembelajaran berisikan tingkah laku operasional. Tingkah laku operasional artinya dapat diukur pada saat itu juga, tingkah laku operasional untuk aspek kognitif antara lain membedakan, membandingkan, dan sebagainya, Kombinasi anatara ketentuan pertama dan kedua menghasilkan rumusan tujuan sebagai berikut Pada akhir pelajaran diharapkan siswa dapat membedakan dan seterusnya. 3. Rumusan tujuan berisikan makna dari pokok bahasan yang akan diajarkan saat itu. 7 Suatu rumusan hendaknya berisi jenis-jenis kemampuan atau tingkah laku yang kita harapkan dimiliki oleh siswasetelah mengikuti pelajaran yang kita berikan.oleh karena itu tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk tingkah laku atau kemampuan yang khusus, operasional dan sehingga dapat diukur (nilai).tujuan yang dirumuskan tidak akan menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda pada orang yang membaca rumusan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwasanya guru berperan penting dalam mengembangkan tujuanatau rencana pembelajaran, karena hal ini merupakan bagian dari kompetensi pedagogik seorang guru. Berkenaan dengan perannya ini, maka guru harus memiliki segenap kemampuan agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang mengacu kepada kurikulum KTSP. Kurikulum tingkat satuan pendidikan bukanlah suatu harga mati yang harus diterima dan dilaksanakan apa adanya, melainkan masih dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan, sepanjang tidak menyimpang dari pokok-pokok yang telah digariskan secara nasional. Kemampuan guru dalam hal ini mengisyaratkan bahwa guru harus benar-benar memperhatikan aspek dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai prosedur yang telah ditentukan.namun di lapangan penulis melihat RPP guru ekonomi dalam merumuskan tujuan pembelajaran masih menggunakan kalimat seperti: 1. Siswa dapat mengetahui terjadinya perubahan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing. 2. Siswa dapat memahami kurs uang. 7. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (edisi revisi). Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011, hal, 64.

Berdasarkan inilah, penulis tertarik melakukan penelitian ilmiah di SMA Muhammadiyah Bangkinang Kabupaten Kampar dengan judul Kemampuan Guru Merumuskan Tujuan Pembelajaran pada Mata Pelajaran Ekonomidi SMA Muhammadiyah Bangkinang Kabupaten Kampar B. Penegasan Istilah 1. Kemampuan Guru Kemampuan/kompetensi adalah satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan potensi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan diwujudkan oleh bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu. 8 Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru. Kemampuan guru menurut penulis adalah seperangkat penguasaan yang meliputi potensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dalam menjalankan profesinya. 2. Tujuan Pembelajaran adalah rumusan pernyataan mengenai kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan atau dimiliki/dikuasai siswa setelah ia menerima proses pembelajaran. 9 3. Mata pelajaran Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dalam susunan masyrakat tertentu dengan alat-alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya. 10 8 Jamal Ma mur Asmani, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional, Yogyakarta: Power Books, 2009, hal. 38. 9. Nana Sudjana. Ibid, hal, 62. 10. Nurasmawi, dan Akmal, Pengantar Iilmu Pengetahuan Sosial. Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2009, hal, 62.

C. Permasalahan 1. Identifikasi masalah Identifikasi masalah yang penulis temukan pada latar belakang adalah kemampuan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaranbelum optimal. 2. Pembatasan masalah Pembatasan masalah berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis memfokuskan pada kemampuan guru merumuskan tujuan pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomidi SMA Muhammadiyah Bangkinang Kabupaten Kampar. 3. Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah Bagaimanakah kemampuan guru merumuskan tujuan pembelajaranpada mata pelajaran Ekonomi di SMA Muhammadiyah Bangkinang Kabupaten Kampar? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian diperlukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru merumuskan tujuan pembelajaranpada mata pelajaran Ekonomidi SMAMuhammadiyah Bangkinang Kabupaten Kampar. 2. Manfaat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini memiliki manfaat yang meliputi:

a. Sebagai informasi bagi sekolah lanjutan tingkat atas untuk menghasilkan lulusanlulusan yang berkualitas. b. Sebagai informasi bagi guru-guru Ekonomi khususnya di SMA Muhammadiyah Bangkinang tentang kemampuannya merumuskan tujuan pembelajaran. c. Sebagai informasi bagi siswa, untuk mengikuti proses pembelajaran kearah lebih baik. d. Sebagai bentuk sumbangan penulis kepada fakultas tarbiyah dan keguruan UIN SUSKA Riau yang merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program SI pada jurusan Pendidikan Ekonomi. e. Bagi penulis, untuk menambah wawasan pengetahuan tentang kemampuan guru Ekonomi dalam merumuskan tujuan pembelajaran.