*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

*FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TUADA KECAMATAN JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keluhan yang sering dijumpai pada pekerja biasanya adalah musculosceletal

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN TINGKAT KELUHAN SUBYEKTIF MUSKULOSKELETAL PADA PENJAGA PINTU TOL TEMBALANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN I-1

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

Kata Kunci: Nelayan, Umur, Masa Kerja, Lama Kerja dan Keluhan Musculoskeletal.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH SKRIPSI. DisusunGunaMemenuhi Salah SatuSyaratUntuk MemperolehIjazah S1 Kesehatan Mayarakat. Disusunoleh :

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK


BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sales promotion Girl (SPG) merupakan suatu profesi yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Brenda V.J Mondigir*, Nancy S.H Malonda*, Adisti A. Rumayar* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Keluhan muskuloskeletal atau musculoskeletal Disorder (MSD) masih banyak di terjadi di tempat kerja. Studi tentang keluhan muskuloskeletal sudah banyak dipublikasikan namun hanya sedikit yang mengevaluasi hubungan keluhan muskuloskeletal dengan merokok. Data Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa di Indonesia terdapat 25,14% masyarakatnya adalah nelayan. Salah satu masalah penyakit akibat kerja yang sering dikeluhkan para nelayan khususnya di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara yaitu sistem otot dan jaringan pengikat, karena mayoritas pekerjaan di desa tersebut 80% nelayan. Penelitian Ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik individu dan kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni tahun 2017 di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Responden sebanyak 97 orang pekerja Nelayan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan analisis bivariate menggunakan uji korelasi spearman dengan nilai Confident Interval (CI) = 95%. Hasil penelitian menemukan terdapat hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal (ρ=0,000), terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan musculoskeletal (ρ=0,000) dan tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskleletal (ρ=0,231). Kesimpulannya faktor individu merupakan faktor yang penting untuk terjadinya keluhan gangguan muskuloskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Kata Kunci: Karakteristik Individu, Merokok, Keluhan Musculoskeletal ABSTRACT The symptoms of Musculosceletal disorders (MSDs) are still common in workplaces. There are many MSDs studies have been published, however limited study evaluate the assosiation between MSDs with smoking among the fishermen. The report from Badan Pusat Statistik showed that there are 25.14% of Indonesian work as fishermen. One of the occupational diseases reported by the fishermen in Kalinaun Village is the diseases on the mucles and joint tissue system. This research aims to analyze the association between the individual factors and smoking, and the symptoms of musculoskeletal disorders among the fisherman in Kalinaun village, East Likupang District. This research is an analitic survey with cross sectional design. It was undertaken on April to June 2017 in Kalinaun village, East Likupang District, North Minahasa. There were 97 fishermen participated in this research. The research instrument was a questioner. The univariate and bivariate analysis were undertaken using the correlation spearman test with 95%CI. This study revealed that there were significan association between the symptoms of Musculoskeletal disorder and age (p=0.000), and the length of employment (p=0.000), however there was no statistically significant asociation between the symptoms of MSD and smoking (p=0.231). Conclusion the individual factors are important to the development of MSD among the fishermen in Kalinaum Village, East Likupang District, North Minahasa. Keywords: Individual Characteristic, Smoking, Musculosceletal disorders 1

PENDAHULUAN Keluhan muskuloskeletal pada umumnya nyeri, cidera, atau kelainan pada sistem otot rangka, meliputi pada jaringan saraf, tendon, ligmen, otot atau sendi. Keluhan yang sering dialami oleh pekerja yaitu musculoskeletal disorders yang salah satunya dipengaruhi oleh karakteristik individu pekerja tersebut (Riningrum, 2016). Faktor yang mempengaruhi terjadinya keluhan muskuloskeletal seperti umur, jenis kelamin, masa kerja, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh (indeks masa tubuh). Umur berpengaruh signifikan dengan keluhan musculoskeletal karena gangguan otot rangka mulai dirasakan pada umur 35 tahun dan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Untuk melakukan pekerjaan nelayan otot lebih diutamakan, dan kekuatan otot maksimal pada saat seseorang berusia 20-29 tahun. Semakin bertambah umur, kekuatan otot mengalami penurunan kekuatan, saat umur mencapai 60 tahun ke atas kekuatannya menurun sampai 20% (Tarwaka,2015). Masa kerja berpengaruh pada keluhan muskuloskeletal bagi seorang pekerja. Semakin lama waktu bekerja semakin lama juga pekerja merasakan keluhan nyeri. Kebiasaan merokok, semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok semakin tinggi pula tingkat keluhan otot yang dirasakan. Kebiasaan merokok akan dapat menurunkan kapasitas paruparu, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun. Penelitian sebelumnya tentang hubungan karakteristik individu dan posisi kerja dengan keluhan musculoskeletal yang dilakukan oleh Aisyah (2014) menunjukan keluhan musculoskeletal memiliki hubungan dengan usia, masa kerja. Berdasarkan data laporan penyakit akibat pekerjaan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan bahwa kasus penyakit umum dikalangan pekerja dari bulan Januari - Juni 2016 sebanyak 191 kasus. Penyakit akibat kerja yang dikeluhkan oleh nelayan yang terdata di puskesmas Likupang Timur tahun 2015 yaitu 778 penderita, sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan kejadian atau keluhan sistem otot dan jaringan pengikat yaitu 1272 penderita. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui apakah umur, masa kerja dan perilaku kebiasaan merokok para nelayan di Desa Kalinaun Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara memiliki hubungan dengan keluhan musculoskeletal. 2

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april-juli 2017 di Desa Kalinaung Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Populasi pada penelitian 144 Nelayan dengan jumlah sampel 97 Nelayan. Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner tabel Nordyc Body Map, Analisis data yaitu analisis univariat yang bertujuan untuk menjelasan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu karakteristik responden (umur, masa kerja dan kebiasaan merokok). Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan. Pada penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dan kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinanun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hubungan antara Umur dengan Keluhan Musculoskeletal Sebagian besar responden berada pada umur 25-50 tahun yaitu sebanyak 66 responden (68,0%). Responden dengan masa kerja terbanyak yaitu pada masa kerja 5-15 tahun yang berjumlah 51 responden (52,6%). Perilaku kebiasaan merokok pada nelayan terdapat 73 responden yang memiliki kebiasaan merokok dengan frekuensi (75,3%). Keluhan musculoskeletal dengan kategori tinggi 71-91 sebanyak 65 (67,0%), kategori sedang 50-70 sebanyak 29 responden (29,9%), sedangkan untuk kategori rendah 28-49 sebanyak 3 responden (3,1%). Keluhan Musculuskeletal Umur Rendah Sedang Tinggi Total Koefisien p-value n % n % N % n % Korelasi <25 Tahun 1 16,67 4 66,66 1 16,67 6 100,0 25-50 Tahun 2 3,03 25 37,88 39 59,09 66 100,0 >50 Tahun 0 0 0 0 25 100 25 100,0 0,467 0,000 Total 3 3,09 29 29,90 65 67,01 97 100,0 Berdasarkan hasil analisis uji korelasi ditolak karena ada hubungan antara spearman diperoleh nilai p 0,000 atau (p <0,05) artinya, H1 diterima dan H0 umur dengan keluhan musculoskeletal 3

Tabel 2. Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Keluhan Musculuskeletal Masa Kerja Rendah Sedang Tinggi Total Koefisien p-value n % n % n % n % Korelasi <5 Tahun 1 7,70 6 46,15 6 46,15 13 100,0 5-15 Tahun 2 3,92 21 41,18 28 54,90 51 100,0 >15 Tahun 0 0 2 6,07 31 93,93 33 100,0 0,467 0,000 Total 3 3,09 29 29,90 65 67,01 97 100,0 Berdasarkan hasil analisis uji korelasi ditolak karena ada hubungan antara spearman diperoleh nilai p 0,000 atau (p <0,05) artinya, H1 diterima dan H0 masa kerja dengan keluhan musculoskeletal. Tabel 3. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Keluhan Muculoskeletal Keluhan Musculuskeletal Kebiasaan Rendah Sedang Tinggi Total Merokok n % n % n % n % Ya 1 1,36 21 28,77 51 69,87 73 100,0 Tidak 2 8,33 8 33,33 14 58,34 24 100,0 Total 3 3,10 29 29,89 65 67,01 97 100,0 Koefisien Korelasi p-value -123 0,231 Berdasarkan hasil analisis uji korelasi spearman diperoleh nilai p 0,231 atau (p >0,05) artinya, H0 diterima dan H1 ditolak karena tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskeletal A. Karakteristik Responden Karakter individu adalah seseorang yang memiliki ciri atau kemampuan yang menggambarkan dirinya, hal tersebut dapat membedakan dengan orang lain dalam melakukan sesuatu. Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut (Tarwaka, 2015) Dilihat dari umur, gangguan otot rangka mulai dirasakan pada umur 35 tahun dan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Menurut Tarwaka (2015), untuk melakukan pekerjaan nelayan otot lebih diutamakan, dan kekuatan otot maksimal pada saat seseorang berusia 20-29 tahun. Semakin bertambah umur, kekuatan otot mengalami penurunan kekuatan, saat umur mencapai 60 tahun ke atas kekuatannya menurun sampai 20%. Puncak kekuatan otot baik pada perempuan maupun laki-laki adalah pada rentan usia 20-29 tahun. Penurunan elastisitas tendon dan otot akan meningkatkan kerentanan terhadap keluhan muskuloskeletal, resiko 4

terjadinya keluhan seiring dengan bertambahnya umur. Dalam penelitian ini responden yang bersedia yaitu 97 orang nelayan yang terbagi dalam 6 jaga di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Berdasarkan hasil penelitian dengan pengelompokan umur paling banyak yang di dapati yatu umur 25-50 tahun terdapat 66 responden, sedangkan umur paling sedikit yang di dapati yait <25 tahun sebanyak 6 responden. Masa kerja berpengaruh bagi seorang pekerja, terutama untuk jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan yang kerja yang besar. Semakin lama waktu bekerja semakin lama juga pekerja merasakan keluhan nyeri. Musculoskeletal ini merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan bermanifestasi (Tarwaka, 2015). Berdasarkan masa kerja responden, menunjukan nelayan yang bekerja dengan masa kerja 5-15 tahun paling banyak ditemui yaitu sebanyak 51 responden. Nelayan dengan masa kerja belum terlalu lama dalam berprofesi melaut yaitu, masa kerja <5 tahun terdapat 13 responden. B. Kebiasaan Merokok Kebiasaan merokok akan dapat menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun. Apabila pekerja melakukan tugas yang menuntut pergerakan dan adanya tenaga maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri otot pada pekerja tersebut (Tarwaka, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara didapati hasil responden yang merokok yaitu 73 responden, sedangkan yang tidak merokok ada 24 responden. C. Keluhan Musculoskeletal Otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem musculoskeletal (Tarwaka 2015). Keluhan musculoskeletal terdapat faktor pemicunya yaitu peregangan otot yang berlebihan yang melampaui kekuatan otot, aktivitas yang berulangulang yang dilakukan secara terusmenerus sehingga otot menerima tekanan akibat beban kerja tanpa adanya kesempatan untuk relaksasi atau 5

istirahat, sikap kerja yang tidak alamia yaitu posisi tubuh yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Mengetahui resiko terjadinya keluhan musculoskeletal dapat menggunakan metode Nordic Body Map dapat diketahui bagian-bagian otot mana saja yang mengalami gangguan kenyerian atau keluhan dari tingkat rendah sampai dengan keluhan tingkat tinggi. Tingkat keluhan musculoskeletal dapat di lihat dari total skor sebagai berikut: 0-20 (Rendah), 21-41 (Sedang), 42-62 (Tinggi), 63-84 (Sangat tinggi). Berdasarkan penelitian didapati hasil untuk keluhan musculoskeletal pada nelayan didapati untuk skor tinggi yaitu ada 65 responden, sedangkan keluhan musculoskeletal dengan skor rendah memiliki 3 responden. Menggunakan Nordic Body Map dapat dilihat keluhan mana yang sering dirasakan atau dikeluhkan nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa. Pekerjaan nelayan membutuhkan kekuatan otot yang cukup kuat untuk melakukan pekerjaan menangkap ikan. Tubuh yang bergerak berlebihan berisiko untuk pekerja mengalami cedera atau keluhan musculoskeletal.berdasarkan wawancara dengan para nelayan dengan menggunakan Nordic Body Map keluhan yang sering dikeluhkan yaitu pada bagian; leher, lengan kiri dan kanan, siku, bokong, pantat, lutut. Hal tersebut karena pekerja nelayan yang posisi kerjanya yang duduk berdiri cukup lama, dan ada di tempat yang tidak terlalu luas, sehingga pergerakan untuk merilekskan tubuh dirasa susah untuk dilakukan. D. Hubungan antara karakteristik individu dengan keluhan musculoskeletal a. Hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara Gangguan otot rangka mulai diraskan pada umur 30 tahun dan semakin meningkat pada umur 40 tahun ke atas. Untuk melakukan pekerjaan angkat angkut apa lagi pekerjaan sebagi nelayan, kekuatan otot lebih diutamkan dan kekuatan otot maksimal pada saat seseorang berumur 20-29 tahun. Semakin bertambah umur kekuatan otot mengalami penurunan kekuatan, saat umur mencapai 60 tahun ke atas ratarata kekuatan umum menurun sampai 20%. Maka dari itu umur mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan keluhan musculoskeletal, terutama untuk otot leher, bahu, bahkan ada beberapa ahli menyatakan bahwa umur merupakan penyebab utama terjadinya keluhan otot (Tarwaka, 2015). 6

Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal dapat dilihat bahwa secara statistik dengan menggunakan uji ChiSquare di peroleh hasil p value 0,000 (<0,05) maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Pada peneliti karakteristik individu dengan keluhan musculoskeletal oleh Deviani (2012) menunjukan adanya hubungan antara umur dengan keuhan muskuloskeletal pada pekerja finishing dengan hasil adanya hubungan signifikan usia >50 tahun dengan terjadinya keluhan nyeri musculoskeletal. b. Hubungan antara masa kerja dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamtan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara Gangguan otot rangka atau musculoskeletal seperti nyeri punggung biasanya merupakan bagian dari proses penyakit yang berulang dengan nyeri yang cenderung lebih gawat atau parah, lebih lama dan lebih mengganggu kemampuan bekerja. Biasanya saat merasakan sakit diikuti dengan rasa nyeri dan rasa kaku pada bagian tubuh (Tarwaka, 2015). Masa kerja merupakan faktor risiko yang sangat mempengaruhi seseorang dalam bekerja, terutama pada pekerja nelayan yang kesehariannya melakukan pekerjaan tangkap ikan yang pekerjaannya tentu menggunakan otot dan gerakan yang berulang. Semakin lama waktu bekerja maka semakin besar pula risiko mengalami keluhan musculoskeletal, karena muskuloskeletal ini merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan bermanifestasi. Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara karakteristik individu dengan keluhan musculoskeletal dapat dilihat bahwa secara statistik dengan menggunakan uji Chi Square di peroleh hasil p value 0,002 (<0,05) maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Peneliti karakteristik individu dengan keluhan musculoskeletal oleh Deviani (2012) menunjukan adanya hubungan antara karakteristik individu dan perilaku kebiasaan merokok dengan keuhan muskuloskeletal dengan hasil adanya hubungan signifikan masa kerja dengan keluhan musculoskeletal. Lamanya seseorang bekerja dalam sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam, dan sisanya untuk istirahat dan 7

berkumpul dengan keluarga dan masyarakat. Lamanya waktu kerja biasanya timbul akibat yaitu menurunnya efisiensi tubuh, adanya rasa kelelahan, sehingga penyakit dan kecelakaan kerja pun bisa terjadi (Krisdianto, 2015). c. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Keluhan Musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di dapati hasil untuk kebiasaan merokok yaitu p value 0,191 >0,05, dari hasil tersebut dapat dikatatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Januar (2015) meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculoskeletal dimana dilihat juga antara kebiasaan merokok dengan kejadian musculoskeletal menunjukan bahwa hasil uji statistik yang dilakukan diperoleh (p = 0.473), karena nilai p>0.05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Efek yang ditimbulkan dari bahaya rokok bersifat kronik sehingga ada kemugkinan bahwa pada saat penelitian dilakukan belum terlihat pengaruh atau efek dari bahaya merokok pada responden. Oleh karena itu, meskipun kebiasaan merokok berperan untuk menyebabkan keluhan musculoskeletal, tetapi rokok juga dipengaruhi atau didukung oleh faktor lain seperti umur dan faktor pekerjaan dan juga karna kebiasaan merokok yang berubah. KESIMPULAN Dari hasil uji statistik tentang hubungan karakteristik individu dengan keluhan musculoskeletal adalah sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. 2. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. 3. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. 8

SARAN Ada pun saran dari hasil penelitian ini yang perlu di pertimbankan oleh pihakpihak terkait: 1. Bagi Pemerintah (Puskesmas Likupang Timur) Penanggung jawab melakukan tindakan pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja dalam hal ini nelayan yang masih mengandalkan kekuatan fisik dalam proses pekerjaannya. Pemerintah dan puskesmas setempat harus menambah jadwal pemeriksaan kesehatan khususnya pada desa yang memang jarak tempuh menuju puskesmas jauh. 2. Bagi nelayan di Desa Kalinanun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara Diharapakan nelayan lebih memahami dan memperhatikan bahaya-bahaya yang ada di lingkungan kerja. Agar bisa melakukan pekerjaan dengan sikap kerja yang ergonomis juga dengan memperhatikan umur dan lama bekerja agar dapat mencegah terjadinya keluhan musculoskeletal. 3. Bagi Peneliti lain Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan dan memperkaya penelitian dengan topik yang seperti ini dan lebih menggali lebih dalam lagi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ada seperti penyakit yang biasa di sebabkan oleh pekerjaan (PAK). DAFTAR PUSTAKA Aisyah, R. (2011), Hubungan Karakteristik Dan Siap Kerja Karyawan Video Displey Terminal Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. (http://lib.unnes.ac.id/2428/1/627 4.pdf diakses pada 14 maret 2017) Deviani, D.A. (2014) Hubungan Karakteristik Individu Dan Sikap Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja Pada Pekerja Fisishing, Jurnal, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, Jawa Timur. (Jurnal_KesMas_Vol.7_No.2_201 4.pdf diakses pada 3 mei 2017) Januar, A, Tamrin,Y. (2015), Faktor faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Musculoskeletal Disoders Pada AKtivitas Manual Handling Oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS, Makassar. Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3. (http://lib.unhas.ac.id/file?file=dig 9

ital/20267101-t%2028492- faktor%20-full%20text.pdf diakses pada 1 april 2017) Krisdianto (2015), Hubungan Individu Dan Pekerjaan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja (Studi Pada Nelayan Di Desa Puger Wetan Kecamatan Puger Kabupaten Jember), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, Jawa Timur. (http://fkm.ac.id/wp- content/uploads/2015/02/jurnal- Krisdianto.pdf diakses pada 12 juli 2017) Notoatmodjo, S. (2012), Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakata. Runingrum, W.A. (2016), Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Musculoskeletal Pada Pekerja Angkat Angkut Industry Pemecah Batu Di Kecamatan Karang Nongko Kabupaten Klaten,Volume 1, Kesehatan Masyarakat, Klaten. (http://lib.fkm.ac.id/file?file=digit al/20318875-s-pdf-rahayu.pdf diakses pada 24 juni 2017) Tarwaka (2015), Ergonomi Industri (Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi Di Tempat Kerja), Surakarta. 10