2017, No Penyelenggaraan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat

2017, No Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambah

2017, No Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang P

2017, No Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035) 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan (Lembaran N

2016, No Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan (Lem

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, T

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131, Tambahan Lembar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 ten

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga (Lembaran Negara Republik Indonesia T

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan L

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA. KEMENPORA. Belanja Barang. Non Operasional. Pengelolaan. Pertanggungjawaban. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaskud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Ked

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 07 /PRT/M/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN DI BIDANG JALAN

2017, No Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pemu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Pemuda; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2011, No Menetapkan : 2. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan

2016, No Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4702); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 t

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan Orang Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 104); 3. Per

BERITA NEGARA. No.1712, 2015 KEMENPORA. Prasarana. Pemberian. Permohonan. Pemberian Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan

2016, No Republik Indonesia Nomor 3614); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyara

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pem

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

BERITA NEGARA. No.1711, 2015 KEMENPORA. Belanja Barang. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasion

2016, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asas

2017, No Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan; Mengingat : 1.

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

2011, No Mengingat Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah. : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahra

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Und

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan L

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

2016, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No masih terdapat kekurangan dan belum mengakomodasi seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan bidang Penelitian, Pengkajian, Pengemb

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

2016, No Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pen

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PRASARANA OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2011

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

2016, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 201

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017

2017, No Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 7) sebagai

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.130, 2017 KEMENPORA. Ilmu Pengetahuan. Teknologi Keolahragaan. Pengembangan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan ketentuan Pasal 72 sampai dengan Pasal 83 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Tata Cara Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219). 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4535);3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang

2017, No.130-2- Penyelenggaraan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4702); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Kejuaraan dan Pekan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4703); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pendanaan Olahraga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4704); 6. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2015 tentang Kementerian Pemuda dan Olahraga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 101); 7. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 1516 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1925); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA TENTANG TATA CARA PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEOLAHRAGAAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan. 2. Ilmu Pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun dan dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik yang bersifat

-3-2017, No.130 kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan atau gejala kemasyarakatan tertentu. 3. Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin Ilmu Pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia. 4. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta menarik kesimpulan bagi keperluan kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Keolahragaan. 5. Pengembangan adalah kegiatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahrgaan yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi yang telah ada atau menghasilkan Teknologi baru. 6. Penerapan adalah pemanfaatan hasil Penelitian, Pengembangan dan/atau pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan yang telah ada ke dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi teknologi. 7. Alih Teknologi adalah pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi antarlembaga, badan, atau orang, baik yang berada di lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya. 8. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2017, No.130-4- 9. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan daerah otonom. 10. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan dan keolahragaan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan dalam Penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan perekayasaan Teknologi Keolahragaan. (2) Peraturan Menteri ini bertujuan mendorong percepatan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi keolahragaan secara terencana dan berkelanjutan untuk memajukan keolahragaan nasional. BAB III RUANG LINGKUP PENGEMBANGAN IPTEK KEOLAHRAGAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 3 (1) Ruang lingkup tata cara pengembangan Iptek Keolahragaan meliputi: a. Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Keolahragaan; b. perekayasaan Teknologi Keolahragaan; c. sosialisasi dan diseminasi iptek Keolahragaan; dan d. Penerapan ilmu dan Teknologi Keolahragaan. (2) Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melaui tahapan: a. perencanaan;

-5-2017, No.130 b. pelaksanaan; c. pemantauan; d. evaluasi; dan e. pelaporan. Bagian Kedua Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Keolahragaan Pasal 4 (1) Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, meliputi : a. ilmu dasar (basic science); dan b. ilmu terapan (applied scince). (2) Pengembangan ilmu dasar (basic science) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a) meliputi : a. fisiologi olahraga (exercise physiology); b. pedagogi gerak (movement pedagogy); c. sejarah keolahragaan (sport history); d. philosophy olahraga (sport phylosophy); e. sosiologi olahraga (sport sociologi); f. psikologi olahraga (sport psychology); dan g. biomekanika olahraga (sport biomechanic). (3) Pengembangan ilmu terapan (applied science) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (b) meliputi : a. fisiologi latihan; b. kedokteran olahraga (sport medicine); c. pencegahan cedera olahraga (sport injury prevention); d. gizi olahraga (sport nutrition); e. psikologi olaharaga (mental training); f. pengetahuan perilaku olahraga (sport behavior science); g. analisis gerak (performance analisis); h. informasi olahraga (sport information); i. analisis permainan (game analysis); j. ergonomi olahraga (sport ergonomic); dan

2017, No.130-6- k. ilmu terapan lain yang dapat mendukung Pengembangan Keolahragaan. Bagian Ketiga Perekayasaan Teknologi Keolahragaan Pasal 5 (1) Perekayasaan Teknologi Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, meliputi : a. modifikasi; b. inovasi; dan c. penemuan baru. (2) Perekayasaan Teknologi Keolahrgaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Pemerintah dan dapat bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembaga Penelitian dan pengembangan Iptek Keolahragaan. Bagian Keempat Arah Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan Pasal 6 (1) Pengembangan Iptek Keolahragaan, diselenggarakan melalui : a. Penelitian dan Pengembangan; b. pengkajian; c. Alih Teknologi; d. sosialisasi; e. pertemuan ilmiah; dan f. kerja sama antarlembaga Penelitian dan lembaga pendidikan tinggi baik nasional maupun internasional. (2) Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diarahkan pada kegiatan Penelitian dasar dan terapan di bidang keolahragaan untuk pembinaan dan

-7-2017, No.130 pengembangan keolahragaan nasional. (3) Pengkajian Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diarahkan untuk mengembangkan prototype, rancang bangun, dan modifikasi dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan keolahragaan nasional. (4) Alih Teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diarahkan untuk mempercepat penguasaan Iptek Keolahragaan modern untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan keolahragaan nasional. (5) Pertemuan ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diarahkan untuk pertukaran informasi dan pengalaman dalam rangka memajukan keolahragaan nasional. (6) Kerja sama antarlembaga penelitian dan lembaga pendidikan tinggi baik nasional maupun internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diarahkan untuk pertukaran informasi, pemanfaatan sumber daya, dan peningkatan kompetensi peneliti pada lembaga Penelitian Iptek Keolahragaan. Bagian Kelima Sosialisasi dan Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan Pasal 7 (1) Sosialisasi dan diseminasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, menjadi tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah. (2) Pemerintah bertanggung jawab membuat kebijakan, melaksanakan koordinasi, kerja sama sosialisasi dan diseminasi Iptek Keolahragaan. (3) Pemerintah daerah bertanggung jawab melaksanakan kebijakan, koordinasi, sosialisasi dan diseminasi Iptek Keolahragaan di daerahnya.

2017, No.130-8- Bagian Keenam Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan Pasal 8 (1) Penerapan Iptek Keolahragaan dan menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. (2) Pemerintah bertanggung jawab membuat kebijakan, koordinasi, fasilitasi, bimbingan teknis, supervisi, melakukan analisis dan evaluasi terhadap Penerapan Iptek Keolahragaan. (3) Pemerintah daerah bertanggung jawab melaksanakan kebijakan, koordinasi, fasilitasi, bimbingan teknis, supervisi, melakukan analisis dan evaluasi terhadap penerapan Iptek Keolahragaan di daerahnya. (4) Masyarakat melaksanakan Penerapan Iptek Keolahragaan. BAB III PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN IPTEK KEOLAHRAGAAN Bagian Kesatu Pasal 9 (1) Penyelenggaraan Pengembangan Iptek Keolahragaan menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. (2) Pemerintah bertanggung jawab dalam hal: a. membuat kebijakan b. pelaksanaan koordinasi; c. fasilitasi; d. bimbingan teknis; e. asistensi; f. supervisi; g. edukasi; dan h. analisis dan evaluasi terhadap Pengembangan Iptek Keolahragaan.

-9-2017, No.130 (3) Pemerintah daerah bertanggung jawab melaksanakan kebijakan, koordinasi, fasilitasi, bimbingan teknis, asistensi, supervisi, edukasi, serta melakukan analisis dan evaluasi terhadap Pengembangan iptek di daerahnya. (4) Lembaga Pengembanan Iptek Keolahragaan di perguruan tinggi dan masyarakat melaksanakan Penelitian, Pengembangan, Dan Penerapan iptek Keolahragaan. Pasal 10 (1) Koordinasi terhadap program Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, mencakup kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) yaitu: a. perencanaan; b. pelaksanaan; c. pemantauan; d. evaluasi; dan e. pelaporan. (2) Fasilitasi terhadap program Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, dilakukan melalui: a. konsultasi; b. koordinasi; dan c. diseminasi. (3) Bimbingan teknis terhadap program Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, dilakukan melalui: a. forum pakar/tenaga ahli; dan b. pendampingan. (4) Asistensi terhadap program Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e, dilakukan melalui: a. lokakarya/seminar; b. kerja sama; dan c. penyuluhan. (5) Supervisi terhadap program Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

2017, No.130-10- huruf f, dilakukan melalui: a. arahan; dan b. pembimbingan. (6) Edukasi terhadap program Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g, dilakukan melalui: a. pelatihan; dan b. bimbingan teknis. (7) Analisis dan evaluasi program pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf h, meliputi: a. perencanaan; b. pelaksanaan; c. hasil yang dicapai; d. diseminasi/publikasi; e. Penerapan; dan f. pelaporan. Pasal 11 (1) Pengembangan Iptek Keolahragaan diselenggarakan untuk kepentingan peningkatan kualitas penyelenggaraan Keolahragaan yang mencakup : a. olahraga pendidikan; b. olahraga rekreasi; dan c. olahraga prestasi. (2) Pengembangan Iptek Keolahragaan dibidang olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas program pendidikan jasmani di lingkungan sekolah, berupa penerapan prinsip : a. pembelajaran gerak; b. mekanika gerak; dan c. Penerapan Iptek Keolahragaan dan monitoring perkembangan fisik anak didik. (3) Pengembangan Iptek Keolahragaan di bidang olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap

-11-2017, No.130 peningkatan kualitas program pembinaan olahraga masyarakat dan klub olahraga, berupa: a. penerapan prinsip andragogy; b. mekanika gerak; c. hukum FIT (frequency, intensity, time, type); dan d. pengaplikasian gerak menuju bugar. (4) Pengembangan Iptek Keolahragaan di bidang olahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas pelatihan, berupa: a. penerapan prinsip-prinsip latihan; b. mekanika gerak; c. perkembangan kapasitas biomotorik; dan d. perkembangan kapasitas psikologis olahragawan. Pasal 12 (1) Pengembangan Iptek Keolahragaan dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, melalui : a. penyusunan rencana induk dan program nasional Pengembangan iptek Keolahragaan; b. Penelitian, Pengembangan, dan pengkajian; c. uji coba iptek keolahragaan; d. alih teknologi keolahragaan; e. diseminasi dan sosialisasi hasil Penelitian dan Pengembangan; f. pemanfaatan hasil Penelitian dan Pengembangan; dan g. analisis dan evaluasi program dan dampak hasil Penelitian dan Pengembangan iptek Keolahragaan. (2) Penyusunan rencana dan program nasional Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. latar belakang permasalahan dan potensi dalam Pengembangan Iptek Keolahragaan ; b. visi, misi, tujuan dan sasaran; c. arah kebijakan dan program; dan d. pelaksanaan.

2017, No.130-12- (3) Penelitian, Pengembangan dan pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. analisis permasalahan iptek Keolahragaan; b. perumusan masalah atau hipotesis; c. pelaksanaan Penelitian, Pengembangan, dan pengkajian; d. uji akurasi dan verifikasi coba hasil penelitian, pengembangan, dan pengkajian; dan e. Penerapan hasil Penelitian, Pengembangan, dan pengkajian iptek Keolahragaan. (4) Uji coba Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilaksanakan melalui kegiatan: a. uji laboratorium; b. training camp; c. try out; dan d. kompetisi. (5) Alih Teknologi Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilaksanakan dengan cara: a. mendatangkan tenaga ahli asing; b. pengiriman tenaga Keolahragaan mengikuti pelatihan, seminar dan coaching clinic ke luar negeri; c. kerja sama kemitraan dengan lembaga Penelitian dan pengembangan di dalam maupun di luar negeri; d. pertukaran data dan informasi; dan e. pengiriman tenaga ahli ke daerah-daerah sesuai dengan potensi olahraganya. (6) Diseminasi dan sosialisasi hasil Penelitian dan Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dilakukan melalui : a. publikasi dan/atau penyebarluasan kepada pelaku olahraga dan pemangku kepentingan olahraga terkait, dengan memanfaatkan media sosial dan penerbitan jurnal; b. seminar, lokakarya, bimbingan teknis, pendidikan dan latihan, konfrensi, Forum Group Discusion (FGD), dan dialog tatap muka; dan

-13-2017, No.130 c. coaching clinic ke daerah-daerah sesuai dengan potensi olahraga, tenaga Keolahragaan, dan olahragawannya. (7) Pemanfaatan hasil Penelitian dan Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf f, digunakan untuk: a. peningkatan kualitas dan kuantitas program pemasalan olahraga; b. Penerapan prinsip-prinsip latihan; c. peningkatan kapasitas pengelolaan klub dan/atau sanggar; dan d. media latihan. (8) Analisis dan evaluasi program dan dampak hasil penelitian dan pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, dilakukan dalam bentuk : a. analisis peningkatan dan penurunan hasil pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK); b. analisis peningkatan dan penurunan kebugaran masyarakat; c. analisis peningkatan dan penurunan prestasi setelah penerapan iptek; dan d. laporan dan pengembangan iptek keolahragaan. Pasal 13 (1) Masyarakat yang akan menyelenggarakan Pengembangan Iptek Keolahragaan harus memenuhi: a. persyaratan administratif; b. persyaratan teknis. (2) Persyaratan administif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. akte pendirian lembaga Pengembangan Iptek Keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. nomor pokok wajib pajak (NPWP); c. anggaraan dasar dan anggaran rumah tangga;

2017, No.130-14- d. profil lembaga Pengembangan Iptek Keolahragaan; e. program kerja; dan f. sumber pendanaan. (3) Persyaratan Teknis sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, paling sedikit terdiri atas: a. rencana kerja pelaksanaan pengembangan iptek keolahragaan; b. prasarana berupa gedung dan fasilitas pendukungnya yang memadai; c. sarana dengan spesifikasi dan jumlah yang sesuai dengan bidang Iptek Keolahragaan yang dikembangkan; dan d. sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya; Bagian Kedua Rencana Kerja Pengembangan Iptek Keolahragaan Pasal 14 (1) Satuan organisasi yang membawahi urusan Pengembangan Iptek Keolahragaan berkewajiban menyusun Rencana Kerja Pengembangan iptek Keolahragaan. (2) Rencana Kerja Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. rencana induk pengembangan Iptek Keolahragaan, untuk jangka waktu 5 (lima) tahun; dan b. rencana kerja tahunan. (3) Rencana Kerja Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus mempertimbangkan aspek: a. kebijakan dan program Keolahragaan nasional; b. kelembagaan; c. prasarana dan sarana; d. sumber daya manusia; dan e. fasilitas pendukung yang diperlukan; (4) Rencana Kerja Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan

-15-2017, No.130 memperhatikan antara lain: a. Sumber daya Keolahragaan nasional; b. sumber dana; dan c. target capaian prestasi Keolahragaan nasional. Pasal 15 (1) Rencana induk Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2 huruf a, wajib dimasukkan dan menjadi bagian dari Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga. (2) Rencana Induk Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum ditetapkannya Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga. (3) Tata cara dan sistematika penyusunan rencana induk Pengembangan Iptek Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

2017, No.130-16- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Januari 2017 MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA, ttd IMAM NAHRAWI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Januari 2017 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA